Anda di halaman 1dari 3

Nama :

Amilia Kurnia

NIM

12.484.0004

Berdasarkan OWA No.1 th.1990, obat sekretoloitik/mukolitik yang dapat digunakan ibu hamil
dan atau menyusui adalah:
Nama obat

Indikasi

Dosis/aturan pakai

Efek samping

Bromheksin

Ekspektoran

Sehari 3 x 8 mg

Mual, iritasi saluran


pencernaan,
meningkatnya
transaminase serum

Karbosistein

Gangguan saluran pernafasan


yang memerlukan pengurangan
kekentalan sekresi bronchial
sehingga mempermudah
ekspektorasi
Ajuvant untuk kondisi klinik
tertentu yang ditandai suara
serak dan mucus yang
terinfeksi
Mukolitik

Sehari:2-3 x, dapat dikurangi


sehari 4 x 1 tablet(karbosistein
375 mg)

Asetilsistein

oksalamin sitrat

Sehari:3 x 1 tablet(N-asetil
sistein 200 mg atau sehari 1 x 1
tablet forte yang dilarutkan
dalam segelas air)

Keterangan :
*)OWA adalah obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker kepada pasien.
**)Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter adalah 1.Tidak KI untuk ibu hamil,
anak < 2 th, dan Geriatri;2.Pengobatan sendiri (Swamedikasi) dgn obat tidak;3.memberikan
resiko pada kelanjutan penyakit;4.Tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yg harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan;5.Untuk penyakit yg prevalensinya tinggi di Indonesia;6.Rasio
khasiat keamanan yg dapat di pertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

Menurut United States Food and Administration (FDA)- Badan POM nya Amerika,
kategori keamanan obat berdasarkan resiko terhadap sistem reproduksi, kemungkinan timbulnya
efek samping dan perbandingan besarnya faktor resiko dengan manfaat yang diperoleh, dibagi
dalam 5 jenis, yaitu:
1. Kategori A: Studi kontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin
pada kehamilan trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester
selanjutnya), dan sangat rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin.
Contoh: ascorbic acid, colecalciferol, doxylamin, folic acid, levothyroxine sodium, nystatin
vaginal, potassium chloride, pyridoxine, riboflavin, zinc asetat.
2. Kategori B: Studi pada system reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan
adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah
dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya
efek samping obat (selain penurunan fertilitas) yang tidak diperlihatkan pada studi
terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada
trimester berikutnya).
Contoh: acarbose, acyclovir, amiloride, amoxicillin, ampicillin, azithromycine, bisacodyl,
buspirone, caffeine, cefaclor, cefadroxil, cefepime, cefixime, cefotaxime, ceftriaxone,
cetirizine, clavulanic acid, clindamycine, clopidogrel, clotrimazole, cyproheptadine,
dexchlorpheniramine oral, dicloxaciline, dobutamin, erythromycin, famotidin,
fondaparinux sodium, fosfomycin, glucagon, ibuprofen oral, insulin, kaolin, ketamine,
lansoprazole, lincomycin, loratadine, meropenem, metformin, methyldopa, metronidazole,
mupirocin, pantoprazole, paracetamol oral, ranitidine, sucralfat, terbutalin, tetracycline
topical, tranexamic acid, ursodeoxycholic acid, vancomycin oral.
Contoh obat untuk batuk/influenza: ammonium clorida, asetilsistein
3. Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada
janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi
terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat
dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi besarnya
resiko yang mungkin timbul pada janin.
Contoh: acetazolamide, albendazole, albumin, allopurinol, aminophylin, amitriptyline,
aspirin, astemizol, atropine, bacitracin, beclometasone, betacaroten, bupivacaine,
calcitriol, calcium lactate, chloramphenicol, ciprofloxacin, clidinium bromide, clobetasol
topical, clonidine, cotrimoxazole, codein + paracetamol, desoximetasone topical,
dextromethorphan, digoxin, donepezil, dopamine, enalapril, ephedrine, fluconazole,
fluocinonide topical, gabapentin, gemfibrozil, gentamycin (parenteral D), griseofulvin,
guaifenesin, haloperidol, heparin, hydrocortisone, INH, isosorbid dinitrate, ketoconazole,
lactulosa, levofloxacine, miconazole, nalidixic acid, nicotine oral, nimodipine, nystatin
(vaginal A), ofloxacin, omeprazole, perphenazine, prazosin, prednisolone, promethazine,
pseudoephedrine, pyrantel, pyrazinamide, rifampicin, risperidone, salbutamol,
scopolamine, simethicon, spiramycin, spironolactone, streptokinase, sulfacetamide opth &

topical, theophyline, thiopental sodium, timolol, tramadol, triamcinolone, trifluoperazine,


trihexyphenidil.
4. Kategori D: Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya
manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan
(misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).
Contoh: alprazolam, amikacin, amiodarone, atenolol, bleomycin, carbamazepine,
chlordiazepoxide, cisplatin, clonazepam, cyclosphosphamide, diazepam, kanamycin,
minocycline,phenytoin, povidon iodine topical, propylthiouracil, streptomycin inj,
tamoxifen, tetracycline oral dan ophthalmic, valproic acid.
5. Kategori X : Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya
abnormalitas janin dan besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas melebihi
manfaatnya. Dikontraindikasikan bagi wanita hamil atau wanita usia subur.
Contoh: alkohol (jika jumlahnya banyak & waktu penggunaan lama), amlodipin +
atorvastatin, atorvastatin, caffeine + ergotamine, na cerivastatin, chenodeoxycholic,
clomifene, coumarin, danazol, desogestrel + ethinyl estradiol, dihydroergotamine,
ergometrine, estradiol, (+ norethisterone), fluorouracil, flurazepam, misoprostol, oxytocin,
simvastatin, warfarin.

Anda mungkin juga menyukai