3.
4.
5.
6.
7.
vasi ore deposit. Beliau juga disebut sebagai BAPAK EKONOMI GEOLOGI. Buku
yang diterbitkan berjudul: De re Metallica (tahun 1556)
Nicolaus Steno pada pertengahan abad 18: memberikan pandangan mengenai
tanggung jawab dan kontribusi seorang ahli geologi yang berhubungan dengan
geologi umum harus dihubungkan dengan mineral bijih; di mana sebagai produksi/
kondensasi dari uap/gas yang naik melalui rekahan-rekahan (fisures).
Henkel (tahun 1725 dan 1727) dan Zimmerman (tahun 1746) memberi masukan
tentang pentingnya hydrothermal solution atau uap yang berasal dari bagian paling
dalam (deep seated origin) yang menghasilkan endapan bijih karena proses
metasomatisme (replacement).
Von Oppel (tahun 1749) membuat perbedaan antara urat kuarsa (vein) dan lapisan
endapan (bedded deposits), yaitu cross cutting features adalah sekunder dan open
fissure adalah origin (primer), dan kemudian menyesuaikan diri dengan lapisan
interbedded sedimen.
Delius (tahun 1770 dan 1773) mempelajari tentang alterasi batuan/bijih oleh agen
atmosfer, beliau juga mengamati perkembangan mineral sekunder pada zone
alterasi sebagai zone supergen.
Charpenter seorang profesor dari Jerman (tahun 1778 dan 1779) yakin bahwa urat
kuarsa (vein) terbentuk oleh alterasi dari batuan induk (country rock) dan memotong
batuan-batuan dinding yang di antaranya terjadi silifikasi.
Gerhard (tahun 1781) menulis bahwa urat kuarsa (vein) membuka dan terisi oleh
sisa cairan magma atau mineral-mineral yang terbawa (mineral leached) atau open
fissure fillid dari dalam bumi.
Teori lateral secretion (batuan ore deposits berasal dari mineral cucian (mineral
leached) dari wall rock oleh air (meteoric origin) dari Charpenter dan Gerhard ini
bertahan + 100 tahun (tahun 1882)
8. James Huton, a Scot dan Abraham Gottlob Wenner dari Jerman, memprediksikan pengaruh yang luas tentang ore deposits. Huton seorang plutonist (tahun
1888 dan 1895) terkenal dengan teorinya: yaitu magma yang berhubungan dengan
endapan mineral logam, berasal dari perputaran cairan sisa magma.
9. Joseph Bruneur (1801), Scipione Breaslak (1811) ahli geologi Italia menyebutkan
bahwa proses segregasi magma dapat menjelaskan bagaimana mineral hadir
terkonsentrasi dalam lapisan batuan beku.
10. Spurr (1923) memodifikasi bahwa magma bijih (ore magma) diterima sebagai
pembawa/mengandung bodi bijih (ore bodies).
11. Werner seorang Neptunist menerangkan bahwa basalt, sandstone, limestone, ore
deposit terbentuk sebagai sedimen awal dalam lautan. Dalam bukunya yang
berjudul: New teory of the formation of veins. Diterangkan bahwa vein berasal dari
dasar laut. Bermula dari terbentuknya sebagai rekahan/crack yang disebabkan oleh
slumping atau gempa bumi, kemudian crack terisi oleh proses resapan kimia.
Hutton dan Werner yang terkenal dengan plutonist dan neptunist selama bertahuntahun mengadakan observasi dan menghasilkan bahwa lava bukan suatu formasi
sedimen, karena mereka melihat bahwa terdapat mineral-mineral (termasuk mineral
bijih) larut dan tertranspot serta terendapkan dari media air/cairan. Sehingga dapat
diketahui bahwa magmatisme dan singenetis tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Sebagai contoh:
nikel selalu berasosiasi dengan norites (batuan beku basa) dan peridotit.
Kehadiran monsonit dan atau quartz monzonite stock) akan ditemukan disseminated copper.
Timah akan ditemukan berasosiasi dengan siliceous plutonic rock (granit)
Hal ini merupakan bukti dari hubungan bijih dengan aktivitas volkanik yaitu adanya
fumarol atau mataair panas/hot spring.
12. Pada abad 19 banyak ilmuan terkenal yang menyumbangkan teori tentang transportasi bijih dan pengendapannya. Di antaranya: Von Cotta, Sandberger dan
Stelzner dari Jerman, Danbree dan Launay dari Perancis, Poepny dari Bohemia,
Phillips dari Inggris, Vogt dari Norwegia dan Emmons dari amerika Serikat.
Secara umum banyak ilmu pengetahuan yang dikemukakan, tetapi para ahli geologi
masih belum mengetahui secara jelas, bahwa tidak ada teori single yang dapat
menjelaskan genesis endapan bijih secara keseluruhan.
13. Pada abad 20, klasifikasi endapan bijih sangat meningkat dengan pesat, dan
Lindgren (tahun 1907, 1913 dan 1922) mempopulerkan Genetic Classification atau
klasifikasi deposit dari produk mekanika atau konsentrasi kimia dan klasifikasi uraturat hidrotermal (hydrothermal vein). Dalam group Lindgren termasuk pirometasomatik (batuan beku metamorpik) dan deposit hidrotermal.
Berdasarkan atas proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral bijih/ore
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bijih primer = bijih hipogen
Bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses metalisasi
2. Bijih sekunder = supergen
Bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
Proses pembentukan bahan galian:
Proses terbentuknya bahan galian adalah sangat komplek. Sering lebih dari satu proses
bekerja bersama-sama.
Meskipun dari satu jenis bahan galian logam, apabila terbentuk oleh proses yang
berbeda-beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula.
Contoh endapan bijih besi dapat dihasilkan oleh:
1. Diferensiasi magmatik
2. Larutan hidrotermal
3. Proses sedimentasi
4. Proses pelapukan
Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda dalam:
1. Mutu
2. Besar cadangan
3. Jenis mineral ikutan
Mengenal proses yang membentuk endapan bahan galian akan sangat membantu
di dalam:
1. pencarian
2. Penemuan
3. Pengembangan bahan galian
No
Proses
Konsentrasi magmatik
Sublimasi
Kontak metasomatisme
Konsentrasi hidrotermal
Sedimentasi
6
7
8
Pelapukan
Metamorfisme
Hidrologi
1. Konsentrasi magmatik
Beberapa mineral dalam batuan beku mempunyai nilai ekonomis, tetapi mempunyai konsentrasi kecil. Proses konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan beku
masih berupa magma, oleh sebab itu disebut konsentrasi magmatik.
Deposit bahan galian sebagai hasil proses ini berkaitan erat dengan batuan beku
intrusif.
Konsentrasi magmatik digolongkan menjadi 2:
a. Magmatik awal
1) Kristalisasi tanpa konsentrasi: intan
2) Kristalisasi dan segregasi: kromium, platinum
b. Magmatik akhir
1) Akumulasi dan atau injeksi larutan residual: besi titan, platinum, kromium
2) Akumulasi dan pemisahan larutan: deposit nikel, tembaga
3) Pegmatit
Hasil dari proses pegmatik dibagi menjadi 4 jenis:
a. Logam tunggal (native metal): Au, Ag, Pb, Fe dan Ni.
b. Oksida: hematit (FeS, tilanit (Ti), chromite (Cr)
c. Sulfida: chalcopirit (Ni-Cu)
d. Batu mulia (gemstone): intan, garnet.
Kerap kali dijumpai satu produk bahan galian /metal berasosiasi dengan metal
yang lain, misal:
Besi dengan titan
Tembaga dengan emas
Emas dengan perak
2. Sublimasi
Proses sublimasi merupakan prose pembentukan bahan galian yang tidak begitu
berarti karena sedikit terjadi. Proses ini menyangkut perubahan langsung dari
keadaan gas atau uap ke keadaan padat tanpa melalui fase cair. Proses ini berhubungan erat dengan kegiatan gunungapi dan fumarol, tetapi sublimat yang
dihasilkan jumlahnya sedikit.
Belerang adalah sebagai salah satu contoh. Misalnya yang didapat di Gunung
Welirang Jawa Timur. Di samping belerang, juga garam-garam klorida dari besi,
tembaga zinc dan garam-garam dari logam alkali lainnya. Tetapi pada umumnya
dalam jumlah sangat kecil, sehingga kurang menguntungkan untuk ditambang.
3. Kontak metasomatisme
Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batuan, maka magma tersebut panasnya makin lama makin turun dan akhirnya hilang.
Hasil akhir akan membentuk batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada
keadaan yang dangkal, menengah ataupun dalam. Sehingga dikenal batuan beku
intrusif dangkal, menengah dan dalam,
Dalam proses tersebut akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi, terutama
pada kontak terobosannya antara magma yang masih cair dengan batuan di sekitarnya (country rocks).
Akibat dari kontak ini dapat dibagi menjadi 2 jenis:
a. Akibat dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan kimiawi, baik pada
magma maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut kontak
metamorfisme.
b. Akibat panas disertai adanya perubahan-perubahan kimiawi sebagai akibat
pertukaran ion, pertambahan ion dan sebagainya, dari magma ke batuan yang
diterobos dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut disebut kontak
metasomatisme.
Kedua jenis kontak tersebut menimbulkan hasil yang sangat berbeda:
a. Kontak metamorfisme: akan menghasilkan bahan galian yang sangat terbatas
dan bulan logam. Misalnya: silimanit, marmer
b. Kontak metasomatisme: akan menghasilkan bahan galianlogam yang sangat
bervariasi. Hal ini ini terjadi apabila batuan yang diterobos mudah bereaksi,
penerobosan terjadi cukup dalam.
Suhu di daerah kontak akan berkisar 500-1.100oC untuk magma yang bersifat
silikaan (siliceous magma) dan makin jauh dari kontak suhunya menurun.
Terdapatnya mineral-mineral tertentu akan menunjukkan suhu tertentu, di mana
mineral tersebut terbentuk misal:
Mineral wollastonite: tidaklebih 1.125oC
Mineral kuarsa: suhu di atas 573oC
Bahan galian yang terbentuk karena kontak metasomatisme, terjadi karena proses:
a. Rekristalisasi
b. Penggabungan unsur
c. Penggantian ion
4. Konsentrasi hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang
dahulunya berada dalam magma.
Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung
logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di
tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi.
Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga
dikenal:
a.
Deposit hidrotermal suhu tinggi: di tempat terdekat dengan intrusi.
b.
Deposit hidrotermal suhu menengah: di tempat-tempat yang agak jauh.
c.
Deposit hidrotermal suhu rendah: ditempat yang jauh
Deposit tersebut juga dinamakan deposit hidrotermal, mesotermal dan epitermal,
tergantung dari suhu, tekanan dan keadaan geologi di mana mereka terbentuk,
seperti yang ditunjukkan oleh mineral-mineral yang dikandungnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan
mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk
deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk
deposit pergantian (replacement deposit).
Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi,
pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit
hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan
tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari
batuan intrusifnya.
Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:
a. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.
b. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.
5. Sedimentasi
BAHAN KULIAH
GEOLOGI MINERAL LOGAM
dikumpulkan oleh
Dwi Indah Purnamawati