LANDASAN TEORI
2.1
II-2
II-3
2.2
2.2.1
Gambar Proyeksi
Cara proyeksi, digunakan untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah
bidang tiga dimensi.Gambar proyeksi ini terdiri dari ;
1
Proyeksi miring
2.2.2
1. Proyeksi aksonometri :
Gambar Aksonometri
Gambar Isonometri
2. Proyeksi Miring
3. Gambar Persepektif
Gambar Aksonometri
Pada gambar aksonometri, bentuk proyeksinya terdiri dari ;
o
Proyeksi Isometri
Proyeksi Dimetri
Gambar aksonomtri merupakan gambar obyek yang bidang-bidang atau tepitepinya dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu
akan terlihat serentak, dan gambar demikian memberikan bentuk benda
seperti sebenarnya.
II-4
Sudut
Skala Pendekatan
Proyeksi
Proyeksi
30
30
15
15
Sb X
82
73
SbY
82
73
Sb Z
82
96
35
35
86
86
71
40
20
10
10
53
64
92
83
92
97
20
15
64
86
92
30
20
72
83
89
35
25
77
85
83
40
15
65
92
86
Isometri
Dimetri
Trimetri
2.3
Fungsi Peramalan
Fungsi peramalan tidak hanya termasuk di dalamnya teknik khusus dan
model, tetapi juga termasuk input dan output dari subjek peramalan [Yamit 1999].
Pengembangan fungsi peramalan dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena
spesifikasi output dapat menyederhanakan pemilihan model peramalan,tetapi fungsi
peramalan tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan input. Data yang dibutuhkan
untuk peramalan dapat diperoleh dari sumber internal dan ekternal. Sumber ekternal
mungkin menyediakan informasi yang beharga atas
model peramalan yang membutuhkan data historis. Jika data historis tidak cukup
memadai dan tidak relevan atau menjadi penghalang, maka terdapat banyak cara
untuk mengatasinya. Semua teknik kuantitatif dalam peramalan bergantung pada
ketersediaan dan ketepatan data historis. Jika permintaan tidak stabil dan sudah lewat
waktu, maka teknik kualitatif mungkin dibutuhkan dan menjadi alternatif pilihan.
Peramalan biasanya meliputi beberapa pertimbangan, berikut ini : [Yamit 1999]
a. Item yang diramalkan
b. Teknik peramalan (kualitatif dan kuantitatif)
c. Satuan (unit, rupiah,dll)
d. Interval waktu (minggu, bulan, tahun, dll)
II-5
pada masa lalu. Penggunaan metode yang berbeda akan menghasilkan peramalan
yang berbeda pula. Yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode metode
tersebut, baik berhasil tidaknya hasilnya suatu ramalannya terhadap data aktual
ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan data
aktualnya. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi
sebagai berikut:
a.
b.
c.
Dapat diasumsikan bahwa pola yang akan berkelanjutan pada masa yang akan
datang.
2.
estimasi subjectif. Biasanya peramalan jenis ini didasarkan opini para ahli, seperti :
Delphi, S Curva, analogis dan morphological research atau didasakan atas ciri ciri
normative.
2.3.2
II-6
2.3.3
apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, berdasarkan berdasarkan data yang
relevan pada masa lalu. Pada dasarnya metoda peramalan kuantitatif ini dibedakan
atas :
1.
A. Pola Horizon (H) terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata rata yang
konstan. Deret tersebut stasioner disekitar nilai rata rata yang konstan.
II-7
II-8
2.
diramalkan diketahui.
2.3.4
1.
Metoda ini adalah merupakan prosedur prosedur statistical yang paling banyak
digunakan sebagai metoda peramalan, karena relatif lebih mudah dipahami dan hasil
peramalan dengan metoda ini lebih akurat dalam berbagai situasi. Dalam metoda ini,
pola hubungan antara satu variable yang mengpengaruhinya dapat dinyatakan dengan
suatu garis lurus. Persaman regresi linier dapat dinyatakan sebagai birikut:
F(t) = a + bt
y b x
N
N xy x y
N x2 x2
Dimana :
F(t) = besarnya nilai yang diramal atau variable tidak bebas
2.
= Unit tahun yang dihitung dari periode dasar atau variable bebas
linier karena kedua nilai perumusan tunggal dan ganda ketingalan dari data yang
sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Perbedaan antara nilai pemulusan tunggal
dan ganda dapat ditambahkan kepada nilai pemulusan tunggal dan disesuaikan untuk
trend. Persamaan yang dipakai dalam implementasi Double Exponential Smoothing
satu parameter dari Brown ditunjukan dibawah ini:
II-9
a
S ' t S "t
1 a
Ft m at bt m
Dimana m adalah jumlah periode yang diramalkan agar dapat menggunakan rumus
S 't 1
rumus tersebut, nilai
S 't 1
dan
tersebut tidak tersedia. Jadi nilai nilai ini harus ditentukan pada awal periode.
3. Metoda Double Moving Average
St '
X 1 X 2 ... Xn
n
bt =
2
( St ' St" )
k 1
Ft = at + bt (m)
e
= Xt Ft
Keterangan :
St = Peramalan untuk periode ke t+ 1
n = Jangka waktu moving average
Ft = Besarnya nilai yang diramalkan Xn
II-10
tersebut harus terukur kesalahan adalah besarnya penyimpangan antara data actual
X(t) dengan hasil peramalan F(t). rumus menghitung error adalah: [Biegel, 1992]
E(t) = X(t) F(t)
Kesalahan dalam peramalan mempengaruhi keputuan melalui dua cara: [Yamit, 1999]
a. Kesalahan dalam memilh teknik peramalan
b. Kesalahan dalam mengevaluasi penggunaan tenik peramalan
2.3.6
Market Potensial
Market Potensial adalah peluang besar yang tersedia dan potensial untuk
dikuasai sebagai tempat untuk memasarkan produk, dengan rumus seratus persen
dikurangi perbandingan atau jumlah produk pesaing terhadap jumlah permintaan
pasar di kalikan jumlah permintaan pasar dikalikan seratus persen.
MP (%) = 100 % -
jumlah Pr odukPesaing
x
JumlahPer min taanPasar
100 %
Market Share
Market share adalah kondisi pasar yang menunjukan seberapa besar pasar
MS (%) = 100 % -
100 %
II-11
ME
i 1
ei
n
MAD
i 1
MSE
i 1
ei 2
n
SDE
ei
i 1
n f
II-12
2.
3.
Satu faktor yang sering menjadi pertimbangan dalam perencanaan produksi adalah
kestabilan kemampuan kerja. Para pekerja yang mempunyai keahlian yang lebih
tinggi dapat menjadikan suatu kemampuan yang lebih stabil.
Bila permintaan hampir konstan setiap tahunnya, keperluan untuk suatu kemampuan
yang stabil menimbulkan tidak ada persoalan yang serius. Jika permintaan adalah
secara siklus, seseorang harus memilih salah satu dari variasi ukuran kekuatan kerja
atau menggunakan persediaan untuk memenuhi permintaan tersebut.
2.4.1 Kapasitas Produksi
marketShareTerbesar
jamKerja / bulan
Kapasitas Produksi
Setelah kita melakukan penelitian seberapa besar pasar yang akan kita penuhi,
selanjutnya kita harus merencanakan berapa besarnya kapasitas pabrik yang akan kita
dirikan agar dapat memenuhi kebutuhan pasar, perencanaan ini penting sekali sebab
dengan mengetahui seberapa besar kapasitas produksi yang akan kita sediakan untuk
mencapai target kapasitas tersebut dan berapa jumlah tenaga kerja yang akan kita
pakai.
2.4.2
II-13
II-14
Sebagai alat untuk malakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai
2.4.3
Assembling Chart
Assembling Chart atau Peta Rakitan merupakan metoda yang digunakan
untuk menggambarkan urutan aliran komponen dan perakitan yang terjadi pada
II-15
2.4.4
Routing Sheet
Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang akan di
butuhkan dan juga menghitung jumlah part yang harus di persiapkan dalam usaha
memperoleh produk jadi yang di dinginkan dan berapa scrap yang di perbolehkan di
samping jumlah efisiensi yang di berlakukan di perusahaan.
2.4.5
adalah pengisian tabel MPPC, dimana dalam pengisian tabel ini terlebih dahulu harus
mengetahui OPC dan routing sheetnya.
MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan proses untuk
masing-masing komponen yang akan diproduksi, informasi yang didapat dari MPPC
adalah jumlah mesin aktual yang dibutuhkan. Dengan data dari MPPC tersebut
perusahaan dapat menentukan jumlah tenaga keja yang diperlukan dan berapa biaya
yang harus dikeluarkan.
2.5
Luas Lantai
Dalam melakukan perencanaan tata letak pabrik dan perpindahan bahan,
dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan / luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik
yang akan didirikan, serta fasilitas pendukung lainnya.
Kategori luas lantai berdasar kegiatan dan pelayanannya adalah sebagai berikut :
II-16
1. Bagian produksi adalah bagian yang melayani kebutuhan fasilitas fisik contoh
(luas lantai pabrikasi, luas lantai asembling)
2. Bagian pelayaan produksi yaitu bagian yang melayani kegiatan dilantai
produksi secara langsung (luas lantai gudang)
3. Bagian pelayanan pabrik yaitu bagian yang melayani kegiatan pabrik (tempat
parkir, ruang pekakas, kantor bagian produksi, dll).
4. Bagian pelayanan administrasi dan kepegawaian, contoh perkantoran, musholla,
tolet.
2.5.1 Luas Lantai Produksi dan Pelayanan Produksi
Dengan demikian perlu di hitung berapa luas lahan yang di siapkan, terutama
untuk kegiatan bagian produksi dan pelayanan produksi, perhitungan berdasarkan
pada bahan baku yang akan di siapkan, mesin dan peralatan yang di gunakan, barang
jadi yang di hasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka akan di dapat luas lantai gudang
dan luas lantai produksi.
Adapun hal-hal yang akan mempengaruhi terhadap lahan/luas lantai tersebut, yaitu;
b. Alat angkut
d. Cara pengangkutan
e. Aliran bahan
f. Operator
f. Peralatan kerja
d. Penerimaan
e. Pengiriman
kebutuhan areal tanah yang di butuhkan, selain itu digunakan dalam perhitungan
ongkos material hending (OMH) antar department.
c.
II-17
Data yang di perlukan dalam luas lantai ini adalah : nama mesin,
jumlah mesin, dan ukuran peralatanya serta kelonggaran untuk gang dan
kebutuhan lainya.
b. Receiving / gudang bahan baku
f.
Luas Lantai gudang bahan baku ini terdiri dari model tumpukan dan
g. c. Shipping
h.
jadi antara lain, nomer komponen, nama komponen dan tipe barang jadi, atau
ukuranya.
i. d. Penerimaan
j.
l.
memenuhi
pesanan,
pengemasan
barang
atau
pengiriman
dan
II-18
p. a. Bagian umum, merupakan fungsi yang melayani seluruh pabrik, misalnya tool
room (tempat penyimpanan peralatan), tool crib (tempat penyimpanan atau
perbaikan peralatan yang rusak ), ruang rapat, ruang tunggu dsb.
q. b. Bagian produksi, merupakan bagian yang melayani organisasi produksi,
misalnya teknik industri, (standar kerja, metode, material handling, proses),
qualiti control (receiving, in proses, finished good), plan engeneering.
r. c. Bangunan fisik merupakan bagian yang berhubungan dengan fisik bangunan,
peralatan, utilitas dsb, misalnya pembangkit tenaga disel, garasi, pemadam
kebakaran, bengkel perawatan, dsb.
s. d. Bagian personil, merupakan bagian yang melayani kebutuhan orang misalnya
fasilitas kesehatan, kantin, toilet, kamar mandi, daerah rekreasi atau taman, lapang
parkir, telepon umum dll.
t. e. FasilitasAdministrasi/ perkantoaran
u. f. Departemen yang berhubungan ditetaptkan berdekatan satu sama lain.
v. g. Lebar lorong 0.9
w. h. Jenis-jenis pekerjaan yang di lakukan merupakan dasar departemetasi
x. tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4.5 s/d 25 m2
y. i. Cahaya yang datang dari kiri/kanan atau dari belakang lebih baik
z.
aa.
II-19
ac.
kondisi
perusahaan besar jelas memiliki jenis ukuran fasilitas pelayanan yang berbeda dengan
perusahaan kecil.
ad. Sebagai gambaran atau contoh, berikut ini di sajikan jenis fasilitas pelayanan :
ae. a. Ruang rapat / gedung serba guna
c. Balai pengobatan
d.
Lapangan
umum
parkir
perusahaan
ag. e. Mushola
ah. f. Kantin
h. Pos keamanan
ai.
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat atau konsumen, dengan motif untuk
mendapatkan profit. Sebagai lembaga, perusahaan merupakan suatu wadah yang
terorganisir, didirikan dan diterima dalam tatanan kehidupan masyarakat. Karena itu
perusahaan merupakan lembaga sosial yang tidak ubahnya seperti lembaga-lembaga
lainnya.
am.
tersebut, diperlukan suatu area yang relevan dan memadai, baik area untuk aktivitas
secara langsung, (dalam artian area untuk fasilitas pelayanan).
an.
ao. 2.7
ap.
bahan (Material Handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk di
II-20
perhatikan dalam praktikum PTLF ini lay-out yang digunakan adalah berdasarkan
proses yang dialami oleh produk atau komponen, yaitu dengan mengelompokan
mesin-mesin yang memproses suatu produk dalam area tertentu. Beberapa aktivitas
perpindahan bahan yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :
o Perpindahan bahan dari gudang bahan baku (receiving) menuju departemen
pabrikasi maupun departemen assembling.
o Perpindahan bahan yang terjadi di proses satu jenis mesin yang lainnya
o Perpindahan bahan dari department komponen produk menuju departemen
assembling
o Perpindahan bahan dari departeman assembling kegudang barang jadi
(shipping )
aq.
berikut ;
o Berat material disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat angkut
o Bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya di sesuaikan dengan daya
tampung alat angkut
o Sifat material, dimana harus diperhatikan kemungkinan menggunakan alat
angkut khusus
at. Beberapa Alat angkut yang di gunakan adalah:
o Alat angkut dengan mengunakan tenaga manusia ( 0 -15 kg )
II-21
pertama, pada perhitungan pertama ini jarak antara department yang mengalami
aktvitas pengangkutan di asumsikan berdampingan, selain itu untuk mengoptimalkan
jarak setiap departemen untuk sementara di asumsikan berbentuk bujur sangkar.
aw. Departemen
Departemen
Departemen
ax.
a. A
b. B
c. C
ay.
az.
dan MPPC), maka dapat ditentukan cara pengangkutan yang akan dilakukan. Pada
dasarnya ongkos setelah ditentukan alat angkut serta jarak untuk setiap pengangkutan
maka ongkos material handing dapat segera diketahui dimana;
bd. Total OMH = ongkos alat angkut per meter gerakan x jarak tempuh
pengangkutan
be. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan cara pengangkutan
adalah sebagai berikut :
bf. Telusuri OPC sejak proses yang paling awal, kemudian dapat ditentukan
urutan proses pengangkutan dari . Ke.
bg. Isi kolom dari, maka sebelum mengisi yang berikutnya terlebih dahulu diisi
kolom ke yang merupakan kelompok tujuan, sesuai dengan aliran yang
terjadi. Dalam mengisi kolom ke-
II-22
sumber (kolom dari yang diuraikan pada kolom (3) untuk nama komponen
serta kolom (4) untuk materialnya dari hal-hal tersebut di atas, maka dapat
digambarkan
mengenai
cara
pengangkutan
tersebut
yaitu;
setiap
From To Chart
From to Chart (FTC) merupakan penggambaran tentang beberapa total
OMH dari suatu bagian aktivitas dalam pabrik menuju aktivitas pabrik lainnya.
Sehingga dari peta ini dapat di lihat total ongkos material handling secara
keseluruhan, mulai dari bahan baku menuju (receiving) menuju pabrikasi, assembling
sampai terahir menuju gudang barang jadi (shipping).
bk. Cara pengisian From To Chat (FTC).
bl. 1. Perhatikan total ongkos dari total OMH, kemudian masukan nilai total ongkos
tersebut di sesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu tempat ke tempat
lainya.
bm.
2.
jumlah total ongkos setiap baris dan setiap kolom juga ongkos secara
keseluruhan.
bn.
bo. 2.9
bp.
Referensi perhitungan out flow dan in flow adalah OMH dan FTC,
yaitu ongkos yang dibutuhkan untuk material handling dari suatu departemen ke
departemen lainnya dan sebaliknya. Perhitungannya adalah :
II-23
bs.
bt. Gambar 2.1 Ongkos Out Folw- In Flow
bu. Out flow = ongkos di departemen ; ongkos yang keluar dari departemen
bv. In flow
bw.2.10
bx.
urutan perioritas antar departemen dalam suatu lintas / lay out produksi. Reperensi
TSP didapat dari perhitungan out flow dan in flow, dimana prioritas diurutkan
berdasarkan harga koefesien ongkosnya .
by. Tujuan pembuatan TSP adalah :
telah dibahas sebelumnya khusus bagian produksi saja. Dasar untuk membuat ARD
adalah TSP, jadi yang menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan
letaknya kemudian diikuti oleh prioritas selanjutnya.
ca.
cb. 2.11
cc.
atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas
tersebut saling berhubungan antar satu dengan yang lainya, dan yang paling diketahui
adalah
setiap
kegiatan
tersebut
membutuhkan
space
(tempat)
untuk
II-24
cd.
ci. TINGKAT
KEPENTINGAN
cj. K
O
D
E
ck. W
AR
NA
co. ME
RA
H
cs. KU
NI
NG
cm.MUTLAK
PENTING
cn. A
cq. PENTING
TERTENTU
cr. E
ct.
3
cu. PENTING
cv. I
cw. HIJ
AU
cx.
4
cy. BIASA
cz. O
da. BI
RU
cp.
2
db.
5
df.
6
dd. U
dg. TIDAK
DIINGINKAN
dh. X
de. PU
TI
H
di. CO
KL
AT
dj.
dk.
sebagai berikut :
1.
yang sama
Menggunakan
catatan
2.
yang sama
Menggunakan personil
II-25
3.
Menggunakan
ruang
yang sama
4.
Tingkat
hubungan
8.
Menggunakan peralatan
hubungan
kertas kerja
6.
yang sama
personil
5.
7.
10. Lain-lain
diperlukan
yang
mungkin
2.
11. A-1
E-3
12.
X
13. Sekret
aris
14. 1-4
o19. aE-3
20.
X
21. Ruang
rapat
22. 1-2,3
O-1
23.
24.
25. 2.13
26.
gabungan telah di ketahui tata letak yang harus di buat berdasarkan ARC yang telah
di ketahui kesimpulannya tingkat kepentingan antar aktivitas, dengan demikian
berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan
ada juga sebaliknya, atau dapat di katakan bahwa hubungan antar aktivitas
hanya pemanfaatan area dan informasi global lainnya seperti pola umum aliran bahan
sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat di lihat pada template yang
merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak fasilitas dan
pedetdahan bahan.
28.
29. 2.14
30.
Template
Template merupakan suatu gambaran yang lebih jelas dari tata letak
pabrik yang akan di buat dan merupakan gmabaran detail dari area allocation diagram
(AAD) yang telah di buat.
31. Informasi yang dapat dilihat dari template adalah:
32. a. Tata letak kantor dan peralatan
33. b. Tata letak peralatan (service) yang ada dipabrik, misalnya: Jalan, kantin,
dan sebagainya
34. c.
shipping
35. d.
36.
37.
38. Gambar di atas merupakan pola aliran horizontal, yaitu;
39.
40.
2. aliran L
41. 3. aliran U
42. 4. aliran O
43. 5. aliran serpantine atau S
44.
45. Gambar pola aliran vertikal adalah sebagai berikut :
46.
2.15
kekuatan dan kelemahan yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan internal terdiri
dari
keuangan
dan
Akuntansi,
SDM,
Pemasaran,
Operasi,
dan
Penelitian/Pengembangan.
B. Faktor Eksternal
49.
yaitu untuk mengerti akan apa yang telah terjadi sekarang dan prediksi masa yang
akan datang, sehingga lingkungan eksternal dapat dibagi dalam tiga wilayah utama
yaitu lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan pesaing. Enam segmen
lingkungan umum adalah: demografis, ekonomi, politik/hukum, sosiokultural,
teknologi dan globalisasi. Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor
ancaman dan pelaku bisnis baru, supplier pembeli, produk pengganti dan intensitas
persaingan diantara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan
dan tidakan dari tanggapan kompetitifnya. Lingkungan pesaing adalah lingkungan
dimana perusahaan menafsirkan informasi teantang para pesaing, sehingga perlu
dilakukan analisis pesaing
1) Analisa Strength
50. Kekuatan yang saya miliki adalah:
Berada pada desain dari meja yang akan dibuat, karena pada
pembuatan meja lipat ini akan dibuat dengan beberapa ukiran batik
dan warna atau gambar batik yang unik yang membuat meja lipat ini
55.
56.
sebagainya.
Tidak stabilnya harga bahan baku.