Anda di halaman 1dari 10

Sifat fisik kapas

Di antara serat alam, kapas merupakan serat tekstil yang paling penting di dunia.
Bahkan, kapas merupakan tulang punggung dan landasan dasar perdagangan tekstil
dunia dan industri. Kapas adalah serat nabati alami yang diproduksi di pabrik kapas di
banyak negara di dunia

Sifat kapas Serat:


Sifat serat kapas dapat dibagi menjadi dua bagian, Pertama adalah sesuai dengan
struktur fisik dan kedua berdasarkan proses.
1.

Menurut struktur fisik:


Panjang serat kapas: Secara fisik serat kapas individu terdiri dari sel tubular tunggal
yang panjang. Panjangnya sekitar 1200-1500 kali dari lebarnya. Panjang serat kapas
bervariasi dari 16 mm sampai 52 mm, tergantung pada jenis kapas.

1.

Kapas India 16-25 mm

2.

Kapas Amerika 20-30 mm

3.

Sea Island 38-52 mm

4.

Kapas Mesir 30-38 mm


Kehalusan serat kapas: Semakin panjangi serat, maka semakin halus serat dalam kasus
serat kapas, yang dinyatakan dalam nilai desiteks dan bervariasi dari 1,1 sampai 2.3
desiteks.

1.

India = 2.2-2.3dtex

2.

Amerika = 2,1-2,2 dtex

3.

Mesir = 1,2-1,8 dtex

4.

Sea Island = 1,0-1,1 dtex


Kehalusan mungkin lebih banyak berhubungan dengan tingkat kematangan serat.

Kekuatan: serat kapas memiliki kekuatan yang cukup diantara serat alam dalam dengan
nilai 3-3.5 g / dtex. Kekuatan tarik kapas ada diantara wol dan serat sutera

Sifat elastis kapas: Pemulihan dari deformasi serat kapas, benang atau kain dari beban
yang diterapkan sangat rendah. Dengan menerapkan panas pemulihan tidak dapat
dicapai. Pemulihan ini dapat dicapai dengan cara: pertama;.Chemical treatment untuk
meningkatkan crease recovery, tapi masalahnya adalah bahan menjadi lebih keras
karena penggunaan bahan kimia. Kedua;. blending atau pencampuran kapas dengan
serat elastis, misalnya poliester, rasio campuran tergantung pada penggunaan akhir
kain.
Penampang (cross section): Cross-section pada serat kapas beberapa seperti bentuk
pita. Dinding sel agak tipis dan lumen menempati sekitar dua pertiga dari seluruh luas
dan muncul sangat menonjol dalam cahaya terpolarisasi. Penampang Serat menjadi
bulat ketika proses mercerized.
Penampilan: serat kapas ini cukup pendek, halus dan berwarna putih lembut. Warna
serat tergantung pada tanah tempat pertumbuhan. Dengan menambahkan bahan kimia
dalam tanah, warna serat kapas mungkin bervariasi.
2. Menurut proses penggunaan:
Kenyamanan: Serat kapas memiliki porsi amorf yang besar dan ini menjelaskan
mengapa udara dapat masuk dan keluar melalui serat kapas. Jadi, kain yang dibuat dari
serat kapas cukup nyaman untuk digunakan.
Pegangan tangan: Jika melalui proses ginned yang benar; serat kapas dapat menjadi
yang terbaik dalam hal pegangan tangan (hand feeling) di antar serat lain.
Penyerapan: Serat kapas memiliki daya serap tinggi sehingga serat kapas dapat dicelup
zat warna dengan baik..
Retensi Warna: Jika proses printing diterapkan pada serat kapas, warna tidak akan
menyebar ke luar desain. Sehingga efisiensi printing baik pada serat kapas.
Pencucian: Tampaknya beberapa serat tidak dapat kering atau dicuci karena memiliki
sensitivitas dan sifat tahan luntur yang buruk tetapi pada serat kapas Anda akan
memiliki sejumlah besar pilihan untuk memilih. Anda dapat dengan mudah mencuci kain
katun pada mesin cuci dan bahkan Anda akan dapat mengeringkan serat ini dengan
menggunakan mesin pengering elektronik.
Kekuatan: Jika Anda ingin mencari kekuatan rata-rata yang mungkin cukup bagi Anda;
maka serat kapas bisa menjadi pilihan utama Anda. Kekuatan serat kapas cukup baik.
Drape: kemampuan drape serat kapas mengagumkan. Anda dapat menggunakan serat
kapas untuk membuat kain dalam setiap jenis pakaian yang membutuhkan lebih banyak
fleksibilitas dan drape.

Penjahitan & Penanganan: Efisiensi penjahitan pada serat Kapas membuat kain lebih
mudah dan nyaman daripada serat lainnya. Inilah sebabnya mengapa permintaan kapas
untuk membuat kain lebih tinggi di seluruh dunia.
Penggunaan Serat Kapas:
serat kapas adalah serat serbaguna yang memiliki berbagai kegunaan. Serat kapas ini
banyak digunakan pada industri Pakaian untuk membuat kain seperti Sweater, Rok,
Kemeja, Swimwear, pakaian Anak, Blus, Celana, kaus kaki dan jenis lain dari gaun.

1. MAKSUD DAN TUJUAN


1.1 MAKSUD
Mengetahui jenis kerusakan serat selulosa (kapas) yang terjadi dan penyebab
kerusakan serat tersebut dengan berbagai macam pengujian secara mikroskop dan
pewarnaan.
1.2 TUJUAN
Penggelembungan Dengan NaOH dan Pewarnaan Dengan Congo Red Untuk
membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dengan kerusakan karena
mekanika.
Uji Horrison, Uji Perak Nitrat Amoniakal, dan Uji Fehling Untuk menunjukkan
adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia.
Uji Pencelupan Tolak, uji Biru Trunbull, uji Na-Kromat, uji Metilen Biru Untuk
menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat selulosa yang rusak karena
kimia

1. TEORI DASAR
SERAT KAPAS
Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi dari elips
sampai bulat. Tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Bentuk membujur serat
kapas adalah pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk penampang melintang dan
membujur serat kapas dapat dilihat pada Gambar 2.1.

STRUKTUR MOLEKUL
Komposisi selulosa murni diketahui sebagai suatu zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n , dimana n merupakan derajat
polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul. Hubungan antara selulosa dan
glukosa telah lama dikenal yaitu pada peristiwa hidrolisa selulosa oleh asam sulfat dan
asam klorida encer, yang menghasilkan suatu hasil akhir yang memiliki bentuk glukosa.
Hal ini membuktikan bahwa selulosa terbentuk dari susunan cincin glukosa. Glukosa
diketahui sebagai turunan (derivate) pyranosa yang berarti memilki enam segi (sudut),
dan struktur kimia dari glukosa sendiri memiliki dua bentuk tautomeri yaitu -glukosa
dan -glukosa seperti pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Struktur Molekul Glukosa

Selubiosa adalah disakarida yang terdiri dari dua unit -glukosa yang dihubungkan oleh
jembatan oksigen (ikatan oksigen). Susunan dari selubiosa ini berhasil ditemukan oleh
W.N. Haworth dan K. Freudenberg dengan tata nama sebagai 1-4 anhidro--glukosa
seperti pada Gambar 2.3 berikut ini :

Gambar 2.3 Struktur Molekul Selubiosa


Setelah melalui berbagai diskusi dan penyelidikan, maka ditetapkan bahwa struktur
kimia dari selulosa adalah seperti pada Gambar 2.4 sebagai berikut

Serat kapas
Serat kapas merupakan serat alam yang dihasilkan dari tanaman gossypium. Kapas
memiliki kandungan selulosa, pektin, lilin, protein, abu dan senyawa organik. Serat
kapas memiliki penampang membujur seperti pita berpilin, dan penampang
melintangnya seperti ginjal.
Sifat fisika kapas:
1. Warna serat kapas tidak begitu putih, lebih ke arah cream
2. Dalam keadaan basah kekuatan nya lebih besar, kekuatan serat perbundelnya
adalah 70.000 sampai 96.700 pon per inci persegi
3. Mulur 4-13% dengan rata-rata 7%
4. Moisture regain, pada kondisi standar 7-8,5 %
5. Berat jenis sekitar 1.50-1,56
Sifat kimia kapas:
1) Pengaruh asam
Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan terhadap asam kuat akan
menyebabkan kerusakan. Asam kuat akan menghidrolisa selulosa yang mengambil
tempat pada jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi pemutusan rantai molekul
selulosa (hidroselulosa). Rantai molekul menjadi lebih pendek dan menyebabkan
penurunan kekuatan tarik selulosa. Reaksi hidroselulosa dapat dilihat pada Gambar 2.5
berikut ini :

Gambar 2.5 Reaksi Hidroselulosa

2) Pengaruh alkali
Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu rendah akan
menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada proses merserisasi,
sedangkan pada suhu didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan
menyebabkan terjadinya oksiselulosa.
3) Pengaruh panas
Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila dipanaskan pada suhu
120OC selama 5 jam, tapi pada suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan
kekuatan. Serat kapas kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240OC.
3) Pengaruh oksidator
Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi oksiselulosa, rantai molekul
selulosa terputus dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang
mengubah gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada oksidasi sederhana dalam
suasana asam tidak terjadi pemutusan rantai, hanya terjadi pembukaan cincin glukosa.
Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul
sehingga kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan
yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada
suhu diatas 140OC.

Gambar 2.6 Reaksi Oksiselulosa

Kerusakan serat kapas yang disebabkan oleh zat kimia dapat dilihat dari kerusakan
mekanikanya (fisik), yaitu dengan:
a.
Pengujian pewarnaan dengan zat warna Congo Red. Prinsipnya Bahwa zat
warna Congo Red dapat mewarnai selulosa pada dinding sekundernya. Caranya serat
digelembungkan dengan NaOH, kemudian diwarnai dengan Congo Red kemudian
digelembungkan lagi dengan larutan NaOH yang lebih kuat supaya bagian yang
terwarnai lebih mudah dilihat.
b.
Pengujian penggelembungan dengan NaOH. Serat kapas dipotong pendek
pendek dan direndam dalam larutan NaOH dan diamati dengan mikroskop. Apabila
dinding luar serat hanya rusak sedikit, dinding selulosa sekunder yang menggelembung
akan menonjol keluar menjadi bentuk dumbel. Kerusakan kimia akan melemahkan
dinding primer sedemikian rupa sehingga tidak dapat menahan tekanan yang
ditimbulkan oleh dinding sekunder yang menggelembung, sehingga seluruh bagian serat
menggelembung.
Serat selulosa dapat rusak karena asam maupun zat oksidator. Kerusakan karena asam
menimbulkan hidroselulosa yang mempunyai gugus pereduksi. Proses oksidasi baik
didalam suasana asam maupun basa, menimbulkan oksiselulosa yang mempunyai
gugus pereduksi dan juga gugus karboksil. Gugus pereduksi dapat ditunjukkan dengan
berbagai cara, tetapi kerena oksiselulosa mempunyai gugus pereduksi dan gugus
karboksil, sehingga agak sukar untuk menentukan apakah serat selulosa rusak karena
asam atau zat oksidator.
Cara pengujian untuk menunjukkan kerusakan kimia pada kapas, termasuk cara untuk
menunjukkan adanya gugus pereduksi, gugus karboksil dan untuk membedakan antara
hidroselulosa dan oksiselulosa. Pengujian untuk gugus pereduksi antara lain dengan
menggunakan larutan fehling, perak nitrat amoniakal dan uji Horrison. Dari uji-uji
tersebut, uji Horrison dapat menunjukkan gugus pereduksi sampai dalam jumlah terkecil
pada contoh yang rusak. Apabila bagian serat yang rusak cukup luas, kekuatan tarik
sebelum dan sesudah pendidihan didalam larutan NaOH dapat digunakan untuk
menunjukkan jenis kerusakan. Apabila kekuatan tarik tidak berubah setelah pemasakan
tersebut, maka kerusakannya disebabkan oleh asam, sedangkan apabila kekuatannya
berkurang setelah pemasakan tersebut, maka kerusakannya disebabkan oleh terjadinya
oksiselulosa.

Kerusakan Serat Selulosa


Setelah mengalami berbagai proses, ada kemungkinan selulosa mengalami kerusakan
baik secara mekanik maupun secara kimia.
Kerusakan serat Selulosa dapat dipengaruhi oleh asam kuat, oksidator, alkali kuat pekat
maupun jamur dan hama. Asam akan menghidrolisa selulosa menjadi hidroselulosa.
Oksidator akan mengoksidasi selulosa menjadi oksiselulosa. Alkali pekat akan
menggelembungkan selulosa, Jamur hama dapat memutuskan rantai-rantai selulosa.
Jenis kerusakan serat pada bahan tekstil antara lain disebabkan karena:
a. Kerusakan Mekanika, kerusakan yang menyebabkan perubahan fisik pada serat,
kerusakan tersebut disebabkan oleh:
o

Serangan serangga

Gesekan

Potongan

Tusukan

b. Kerusakan Kimia, kerusakan yang menyebabkan penurunan kekuatan, yang


disebabkan oleh:
o

Putus karena tarikan

Serangan jasad renik

Panas

Cahaya

Pengerjaan zat kimia

Anda mungkin juga menyukai