motivasi,
sikap,budaya
dan
perkiraan
masa
depan.
2.1.2. Tabungan
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk
konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan
mempunyai kesempatan untuk menabung Dalam perekonomian sederhana Pendapatan Nasional
akan digunakan untuk : Konsumsi dan Tabungan. Maka jika dirumuskan:
Y=C+S
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption( konsumsi)
S = Saving (tabungan)
Faktor yang mempengaruhi tabungan ; pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.
2.1.3. Investasi
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan.
Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa
(produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi, investasi mempunyai dampak sangat besar
terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Y=C+S
Y=C+I
Sehingga I = S
Y (yield) : pendapatan
C (consumption): konsumsi
S (saving): tabungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a) Tingkat bunga kredit
b) Jumlah permintaan barang/jasa
c) Perkembangan teknologi
d) Pajak Perseroan (perusahaan)
e) Biaya produksi
f) Kebijakan investasi & stabilitas politik
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM
Keyness dikenal dengan psychological consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a) Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan;
b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan;
c) Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
1.3. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
1.3.1. Fungsi Konsumsi
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional
kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Jika Y = 0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum (otonom)
b. Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan
c. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang lebih kecil
dibanding kenaikan pendapatan.
d. Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini disebut
Marginal Propensity to Consume (MPC)
Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi dirumuskan:
C = a + bY
Yang menunjukkan bahwa :
Y = Pendapatan (income)
C = konsumsi
a = konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan ( sama dengan nol) disebut
konsumsi otonom.
b = tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat konsumsi
marginal, merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran konsumsi dan perubahan
pendapatan.
Untuk menghitung besar a dirumuskan a = (APC MPC) Y
Dimana :
APC : average propencity to consume, rata-rata hasrat mengkonsumsi dengan membandingkan
antara besarnya konsumsi dengan pendapatan itu sendiri.
APC = C/Y
Untuk menghitung b Secara matematis dirumuskan :
MPC= C/Y
S = -a + (1-b) Y
S = -10 + (1-0,8)Y
S = -10 + 0,2 Y
3. Tingkat pendapatan BEP
Y=C
Y = 10 + 0,8 Y
0,2Y = 10
Y = 50
Jadi besarnya BEP = 50 milyar
4. Hubungan antara MPC dan MPS
MPC + MPS = 1
0,8 + 0,2 = 1 (terbukti)
1.4.
Fungsi Investasi
Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan
pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Investasi Otonom (Autonomous Investment) Investasi otonom adalah investasi yang tidak
dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi,
tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh
perusahaan.
Perhatikan kurva berikut!
Berdasarkan kurva di samping, apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang,
sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari
perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1 dan l2. Apabila suku bunga
adalah ro jumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan
pertambahan investasi menjadi l2, sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl, Pendapatan
maka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1,
b. Investasi Terpengaruh (Induced Investment)
Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan
nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat nasional turun
maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi karena
kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan
investasi
juga
bertambah.
Keseimbangan
dalam
perekonomian
terjadi
apabila: