Anda di halaman 1dari 3

FARMAKODINAMIK

Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat dalam sirkuit otak.
Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal penting di otak tampaknya
menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu neurotransmiter tersebut adalah dopamin ,
sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif dalam mesolimbic dan mesocortical jalur imbalan.
Tidak mengherankan, anatomi komponen jalur tersebut-termasuk striatum , yang nucleus
accumbens , dan ventral striatum -telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan
amfetamin.
Fakta bahwa amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat
dalam memberikan citra tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya stereotip
euforiaMekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf dipengaruhi oleh pelepasan biogenik
amine yaitu dopamin, norepinefrin, atau serotonin atau pelepasan ketiganya dari tempat
penyimpanan pada persinap yang terletak pada akhiran saraf . Pada dopamin didapati bahwa
amfetamin menghambat re- uptake dopaminergik dan sinapstosom di hipotalamus dan secara
langsung melepaskan dopamin yang baru disintesa
Pada norepinefrin, amfetamin memblok re uptake norepinefrin dan juga menyebabkan
pelepasan norepinefrin baru, penambahan atau pengurangan karbon diantara cincin fenil
dan nitrogen melemahkan efek amfetamin pada pelepasan reuptake norepinefrin .Sedangkan
pada serotonin, devirat metamafetamin dengan elektron kuat yang menarik penggantian pada
cincin fenil akan mempengaruhi sistim serotoninergik. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa ketiga kerja reseptor biogenik tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Aktivitas susunan saraf

pusat yang terjadi melalui jaras tersebut dalam otak, masing-masing

menimbulkan aktivitas serta kepribadian pada individu pengguna. Stimulasi pada pusat
motorik di daerap media otak depan (medial forebrain) menyebabkan peningkatan dari kadar
norepinefrin dalam sinaps menimbulkan euforia dan meningkatkan libido

Stimulasi pada ascending reticular activating system menimbulkan peningkatan aktivitas


motorik dan menurunkan rasa lelah. Stimulasis pada sistim dopaminergic pada otak
menimbulkan gejala yang mirip dengan skizofrenia. Kesimpulannya adalah kerja dari ketiga
reseprtor tersebut diatas, dapat menimbulkan euforia, meningkatkan libido, peningkatan aktivitas
motorik, menurunkan rasa lelah dan menimbulkan gejala yang mirip dengan skizofrenia bagi
pengguna amfetamin.

Amfetamin mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi, dan
meningkatkan mood , Kondisi intoksikasi stimulan akan menimbulkan beberapa gejala psikotik,
beberapa hari sampai beberapa minggu (Kemenkes, 2010). Gejala psikologik penggunaan
amfetamin menurut Kemenkes (2010), Hawari (2006) dan Japardi (2002), yaitu agitasi
psikomotor, rasa gembira (elation), harga diri meningkat (grandiosity), bayak bicara (melantur),
kewaspadaan meningkat (paranoid), halusinasi penglihatan (melihat bayangan/sesuatu yang
sebenarnya tidak ada), mudah tersinggung.
Gejala fisik yang ditimbulkan yaitu jantung berdebar (palpitasi), pupil melebar (dilatasi pupil),
tekanan darah naik, keringat berlebihan, mual dan muntah, nafsu makan ditekan, tingkah laku
maladaptif, sulit tidur gangguan dilusi (waham) dan semua aktivitas tubuh dipercepat.
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas pada kimiawi simpatomimetik, penyakit
kardiovaskular simtomatik, hipertiroidisme, hipertensi sedang hingga berat, glaukoma, atau
arteriosklerosis canggih, dalam waktu 14 hari dari terapi inhibitor MAO, dan pasien gelisah.
Meskipun amfetamin umumnya tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat
penyalahgunaan obat, beberapa ahli menyatakan bahwa ini bukan kontraindikasi absolut, asalkan
pasien dapat dipantau lebih cermat.

DAFTAR PUSTAKA
1.Brunton L, Chabner AB, Knollman BC. Goodman & Gilmans The pharmacological Basis of
Therapeutics 12th Edition. California: McGraw-Hill Companies; 2011

Anda mungkin juga menyukai