Pneumothorax
Pneumothorax
pleura. Penyebab lain juga bisa diakibatkan oleh penggunaan flapvalve yang tidak sesuai SOP, penggunaan ventilator mekanik yang
tidak tepat dan fraktur (patah tulang) tulang belakang thorax yang
mengalami pergeseran. Tension pneumotorax ditandai dengan nyeri
dada, sesak nagas, distress pernapasan, takikardi, hipotensi, deviasi
trakea dan hilangnya suara nafas pada satu sisi serta distensi vena
leher. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya hipersonor dan
hilangnya suara nafas pada sisi paru yang terkena. Penanganan
untuk tension pneumothorax ini harus segera karena begitu
mematikan.
Jika sudah dipastikan bahwasanya pasien mengalami tension
pnumothorax maka harus segera dilakukan tindakan darurat yakni
Needle Thoracosintesis. Tindakan needle thoracosintesis adalah
menusukkan jarum besar (ukuran 14 atau 16) pada intercostae 2
lurus dari mid clavicula. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
memasang selang dada (Chest tube) pada intercostae (sela tulang
iga) ke-5 di antara garis axillaris anterior dan midaxillaris.
c. Hematothorax Masif
Terjadinya perdarahan hebat mencapai lebih dari 1500 cc dalam
rongga dada. Penyebab utamanya tentu adanya luka tembus yang
mengoyak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada
hilus paru. Tanda dan gejala utamanya adalah tentu adanya ciri-ciri
khas shock hipovilemi dengan diiringi hilangnya suara nafas serta
perkusi redup pada thorax. Tindakan utama yang dapat
menyelamatkan pasien adalah dengan operasi. Terapi awal untuk
masalah ini adalah dengan resusitasi cairan untuk mengatasi syol
hipovolemi. Resusitasi dilakukan bersamaan dengan dekompresi
rongga pleura dan torakotomi tilakukan jika didapatkan bahwa
jumlah perdarahan mencapai lebih dari 1500 cc atau kehilangan
terus-menerus 200 cc/jam dalam waktu 2-4 jam.
d. Flail Chest
Tidak mengembangnya salah satu paru akibat dinding dada yang
mengalami fraktur. Fraktur iga (costae) yang multiple (2-3 tulang iga
atau bahkan lebih). Fraktur multiple ini mengakibatkan otot dinding
dada tidak bekerja maksimal sehingga dada tidak mampu
mengembang. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi paru sehingga
juga tak mampu mengembang. Pada saat ekspirasi, dada justru
menonjol dan saat inspirasi justru dada mengempis. Jika
diobservasi, dinding dada kanan dan kiri bergerak tidak simetris.
Pernapasan vesikuler jika dinding dada bergerak kanan-kiri secara
bersamaan dan teratur namun jika kondisi seperti di atas maka
disebut dengan pernapasan paradoksal. Terapi awal sebagai