Anda di halaman 1dari 28

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

KAYU
Disusun untuk melengkapi tugas kuliah semester III
Dosen Pengampu : Prof. Ir. I Made Anom Sutrisna Wijaya, M.App.Sc. Ph.D

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ni Komang Ayu Tryantari


I Made Yogi Supardika
I Gst. Ngr. Agung Yogi Angga D.
Komang Suteja Pramana
Kori Ardy Rahayu
I Made Prasetia Candra Andika
Gede Teguh Sigmarawan

(1411305002)
(1411305015)
(1411305016)
(1411305020)
(1411305023)
(1411305025)
(1411305031)

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sanghyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper Pengetahuan
Bahan Teknik ini dengan judul Kayu.
Kayu merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam pembuatan berbagai
furniture-furniture hingga perabotan rumah tangga. Dalam pertanianpun, kayu digunakan
untuk membuat alat-alat dan mesin pertanian. Hal inilah yang mendorong penilis untuk
mengangkat bahan Kayu sebagai judul dari paper ini.
Penulis menyadari bahwa berhasilnya penulisan paper ini tidak lepas dari pihak yang
telah memberikan bantuan kepada penulis. Bantuan baik berupa bimbingan, petunjuk,
sarana serta fasilitas yang berguna bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ir. I Made Anom Sutrisna Wijaya, M.App.Sc. Ph.D selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan Teknik di Jurusan Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
2. Gerbang14 Teknik Pertanian yang sudah memberikan motivasi kepada penulis,
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk menyempurnakan paper ini. Somoga paper ini bisa memberikan manfaat serta ilmu
pengetahuan untuk kita semua.

Jimbaran, 25 September 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.......................................................................................................... Latar Belakang
................................................................................................................................. 1
BAB II PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KAYU ..................................................... 3
2.1.........................................................................................................Pengertian Kayu
................................................................................................................................. 3
2.2.........................................................................................................Jenis-jenis Kayu
................................................................................................................................. 4
BAB III SIFAT SIFAT KAYU DAN PENGAPLIKASIANNYA ............................... 8
3.1......................................................................................................Sifat Umum Kayu
................................................................................................................................. 8
3.2.........................................................................................................Sifat Fisik Kayu
................................................................................................................................. 8
3.3...................................................................................................Sifat Mekanik Kayu
............................................................................................................................... 12
3.4.......................................................................................................Sifat Kimia Kayu
............................................................................................................................... 14
BAB IV PROSES PEMBUATAN KAYU SEBAGAI BAHAN TEKNIK .................. 15
4.1.....................................................................................Penebangan dan Pengeringan
............................................................................................................................... 15
4.2................................................................................................................Pengeringan
............................................................................................................................... 15
4.3................................................................................................................Pengawetan
............................................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kayu (Anonim.2014) .......................................................................................3
Gambar 2.2 Bagian-Bagian Kayu (Anonim.2014) ..............................................................4
Gambar 2.3 Kelas-Kelas Serat Kayu (Anonim.2014) .........................................................5
Gambar 3.1 Penampang Melintang Kayu (Anonim.2014) ..................................................9
Gambar 3.2 Keteguhan Tarik Kayu (Anonim.2014) .........................................................12
Gambar 3.3 Keteguhan Tekan Kayu (Anonim.2014) ........................................................12
Gambar 3.4 Keteguhan Lengkung Kayu (Anonim.2014) .................................................13
Gambar 3.5 Sifat Keteguhan Belah Kayu (Anonim.2014) ................................................14
Gambar 4.1 Pengeringan Menggunakan Oven dan Pengeringan Menggunakan Matahari
(Anonim.2014) ............................................................................................... 15
Gambar 4.2 Metode Pencelupan (Anonim.2014) ..............................................................17

DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.2. Jenis Jenis Kayu Berdasarkan Tekstur ........................................................ 5
Tabel 2.2.4. Jenis Jenis Kayu Berdasarkan Kekerasan ................................................... 5
Tabel 2.2.6. Jenis Jenis Kayu Berdasarkan Keputusan Mentri Kehutanan ..................... 6
Tabel 4.3. Contoh contoh Macam Pengawetan ............................................................. 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu
tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Sebagai pengguna dari kayu
yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu
harus betul-betul sesuai dengan yang dinginkan.
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam alam.
Karena itu tidak hanya merupakan salah satu bahan konstruksi pertama di dalam sejarah
umat manusia, tetapi mungkin juga menjadi yang terakhir. Perkembangan penggunaan
kayu ada yang digunakan sebagai non struktur dan ada yang digunakan sebagai struktur.
Struktur bangunan kayu dari masa yang lalu sampai masa sekarang, termasuk sistem sistem
bangunan industri sudah berkembang dari tahun ke tahun sampAi saat ini Sebagai salah
satu bahan konstruksi yang pertama sebelum jauh sebelum ilmu pengetahuan mulai
dibicarakan.
Penggunaan kayu pada suatu bangunan (rumah) di masyarakat kita sudah turun
temurun dan agaknya merupakan suatu kecintaan pula. Urat kayu yang indah sudah begitu
memesona kita, bahkan jauh sebelum masyarakat luas mengenal berbagai variasi finishing
yang membuat lebih indah tampilan kayu, semisal almari, kusen, jendela, kursi, meja
perangkat perlengkapan rumah lainnya.
Pada dasarnya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan tempat
untuk menaruh suatu barang. Dan berusaha menciptakan meja untuk meletakkan peralatan/
barangnya dalam sebuah ruangan. Dengan kayu yang mudah diperoleh dijaman dahulu,
maka kayu dijadikan bahan yang dapat digunakan. Berbagai jenis kayu yang sering diolah
menjadi perlengkapan sebuah rumah. Seperti halnya almari, kursi, meja dsb, sehingga
dengan adanya ide dalam membuat kayu maka hal ini dapat memenuhi kebutuhan manusia
itu sendiri. Semakin banyaknya pemikiran dan pengembangan seseorang, semakin
banyaknya pula kebutuhan manusia itu sendiri dalam menggunakan pemanfaatan kayu itu
sendiri.

Dalam upaya peningkatan efisiensi dan pengoptimalan penggunaan kayu, teknologi


dan rekayasa dalam bidang perkayuan sangatlah penting. Dalam pemilihan kayu yang baik
sifat mekanis atau kekuatan kayu merupakan hal yang penting. Faktor ini diperlukan
karena kayu akan digunakan untuk menahan beban dengan aman dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Sehingga perlu dilakukan pemilahan kayu dalam rangka mengetahui
kemampuan dalam menahan beban. Oleh karena itu tujuan dibuatnya paper berjudul kayu
ini adalah untuk mengetahui pengertian pengertian dari kayu, jenis kayu, sifat-sifat kayu
dan pengaplikasiannya, serta proses pembuatan kayu menjadi bahan baku teknik.

BAB II
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KAYU
2.1. Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).

Penyebab

terbentuknya

kayu

adalah

akibat

akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Selain itu, kayu
juga dapat dikatakan sebagai bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam.
Sebagai sesuatu yang hidup ia dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya yang dapat
memberikan sifat atau keadaan yang berbeda-beda dari setiap jenis kayu yang tumbuh di
berbagai tempat yang kondisinya berlainan.

Gambar 2.1 Kayu (Anonim.2008)


Dilihat dari penampakan kayu, kayu memiliki bagian-bagian penting sebagai
penyusunya. Bagian-bagian tersebut meliputi:
1. Kulit
Adalah bagian yang terluar kayu. Kulit bertugas sebagai pelindung bagian yang lebih
dalam pada kayu dari pengaruh-pengaruh seperti iklim, serangan serangga dan jamur
ataupun pengaruh dari gangguan mekanis.
2. Kambium
Merupakan jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening, yang melingkari kayu. Tugas
cambium kearah luar membentuk kulit yang baru dan kedalam membentuk kayu yang
baru.
3. Kayu gubal
Adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup dan masih berfungsi.
Karenanya tugas kayu gubal adalah menyalurkan bahan makanan dari daun ke bagianbagian yang lain.
4. Kayu teras
3

Adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati, sehingga tidak
berfungsi lagi. Kayu teras ini berfungsi sebagai pengokoh tumbuhnya pohon. Kayu teras
lebih awet dan memiliki warna lebih tua dari pada kayu gubal.
5. Hati (Empulur)
Merupakan bagian kayu yang ada di pusat. Hati ini asalnya dari kayu awal, yaitu kayu
yang pertama-tama dibentuk oleh cambium dan bersifat rapuh.
6. Jari-jari kayu
Merupakan jaringan kayu yang dibentuk dari susunan sel secara radial yaitu dari luar
menuju kepusat. Sehingga, jaringan ini disebut juga jaringan radial.
7. Lingkaran tumbuh atau tahun
Merupakan petunjuk kondisi pertumbuhan atau umur pohon yang ditentukan oleh
lingkungan tumbuh yaitu iklim.

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Kayu (Anonim.2011)


2.2. Jenis-jenis Kayu
Kayu kerap kali dijadikan untuk bahan kontruksi bangunan dan pembuatan
furniture-furniture serta perabotan rumah tangga. Dibidang teknologi pertanian, kayu kerap
kali dijadikan sebagai bahan untuk membuat alat-alat dan mesin pertanian. Kayu yang
digunakan pun harus kayu yang memiliki kreteria dan sifat yang baik sebagai bahan untuk
membuat alat-alat dan mesin pertanian.
Jenis-jenis kayu dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki kayu, sehingga
kayu dikelompokan menjadi 6 jenis, yaitu jenis kayu berdasarkan berat jenis, tekstur, serat,
kekerasan, keawetan dan menurut lampiran keputusan menteri kehutanan.
1. Berdasarkan berat jenis, kayu dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Sangat berat, dengan berat jenis lebih dari 0,90. Kayu yang digolongkan ke dalam
kelas ini diantaranya Kayu Giam dan Kayu Balau.
b. Berat, dengan berat jenis berkisar antara 0,75 hingga 0,90. Kayu yang digolongkan
ke dalam kelas ini adalah Kayu Kulim.
c. Agak berat, dengan berat jenis berkisar antara 0,60 hingga 0,75. Kayu yang
digolongkan ke dalam kelas ini adalah Kayu Bintangur.
4

d. Ringan, dengan berat jenis kurang dari 0,60. Kayu yang digolongkan ke dalam kelas
ini diantaranya adalah Kayu Pinus dan Kayu Balsa.
2. Berdasarkan tekstur, kayu dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu:
Tabel 2.2.2. Jenis Jenis Kayu Berdasarkan Tekstur
Halus
Sedang
Giam
Jati
Lara
Sonokeling
Kulim
dll
Sumber :

Kasar
Meranti
Kempas
dll

3. Berdasarkan serat, kayu dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu:


a. Serat Lurus, sel-sel kayu sejajar dengan sumbu batang.
b. Serat Berpadu, batang kayu terdiri dari lapisan yang berseling yaitu menyimpang dari
kiri ke kanan terhadap subu batang. Seperti, kayu kulim, rengas dan kayu kapur.
c. Serat Berombak, serat-serat kayu berbentuk ombak. Seperti kayu merbau.
d. Serat Terpilin, serat kayu berbentu pilin sehinga kayu nampak terpilin mengelilingi
sumbu batang. Seperti, kayu bintangur dan kayu dammar.
e. Serat Diagonal, serat kayu yang tidak sejajar arah sumbu tetapi membentuk suatu
sudut terhadap sumbu. Serat ini terdapat pada kayu yang dipotong atau papan.

Gambar 2.3 Kelas-Kelas Serat Kayu (Anonim. 2014)


4. Berdasarkan kekerasan, kayu dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
Tabel 2.2.4. Jenis jenis Kayu Berdasarkan Kekerasan
Sangat Keras
Keras
Sedang
Balau
Kulim
Mahoni
Giam
Pilang
Meranti
dll
Dll
dll
Sumber :

Lunak
Pinus
Balsa
dll

5. Berdasarkan keawetan, kayu dibedakan menjadi :


a. Kelas Awet I,
b. Kelas Awet II,
c. Kelas Awet III,
d. Kelas Awet IV,
e. Kelas Awet V,
6. Berdasarkan lampiran Keputusan Menteri Kehutanan, terdapat 121 jenis kayu yang
dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
Tabel 2.2.6. Jenis-Jenis Kayu berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
5

No

Jenis Meranti
(Komersial Satu)

Jenis Rimba
Campuran
(Komersial Dua)

Jenis Eboni

Jenis Kayu Indah

(Indah Satu)

(Indah Dua)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.

Agatis
Balau
Balau Merah
Bangkirai
Damar
Durian
Gia
Giam
Jelutung
Kapur
Kapur Petanang
Kenari
Keruing
Kulim
Malapari
Metoa
Medang
Meranti Kuning
Meranti Merah
Meranti Putih
Merawan
Merbau
Mersawa
Nyatoh
Palapi
Penjalin
Perupuk
Pinang
Pulai
Rasamala
Resak

Bakau
Bayur
Benuang
Berumbung
Bintangur
Bipai
Bowoi
Bugis
Cenge
Duabanga
Ekaliptus
Gelam
Gempol
Gopasa
Gerunggang
Jabon
Jambu-jambu
Kapas-kapasan
Kayu Kereta
Kecapi
Kedondong
Kelumpang
Kembang
Semangkok
Kempas
Kenanga
Keranji
Ketapang
Ketimunan
Lancat
Lara
Maha
Medang
Mempisang
Mendarahan
Menjalin
Mentibu
Merambung
Punak
Puspa
Rengas
Saninten
Sengon
Sepat
Sesendok
Simpur
Surian
Tembesu
Tempinis
Tepis

Eboni Bergaris
Ebonni Hitam
Eboni

Bongin
Bungur
Cempaka
Cendana
Dahu
Johar
Kuku
Kupang
Lasi
Mahoni
Melur
Membacang
Mindi
Nyirih
Pasang
Perepat Darat
Raja Bunga
Rengas
Ramin
Sawo Kecik
Salimuli
Sindur
Sonokembang
Sonokeling
Sungkai
Tanjung
Tapos
Tinjau Belukar
Torem
Trembesi
Ulin
Weru

51.
Tenggayun
52.
Terap
53.
Terentang
54.
Terentang Ayam
55.
Tusam
56.
Utup
Sumber: http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGA
N_KEHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm.

BAB III
SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGAPLIKASIANNYA
3.1. Sifat Umum Kayu
1. Bersifat anisotropic, yaitu memperlihatkan sifat yang berbeda-beda akibat jenis
kayu yang berbeda bila diuji secara longitudinal, tangensial dan radial. Hal ini
disebabkan oleh struktur selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel
kayu dan pengaturan sel kayu terhadap sumbu vertical dan horizontal pada batang
pohon sehingga terdapat kayu yang lurus sejajar dan bengkok alias meliuk.
2. Bersifat higroskopik, yaitu ketidaktetapan kelembaban kayu akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekitar lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan
bertambah atau berkurangnya kelembaban yang dimiliki kayu.
3. Dinding sel kayu tersusun atas selulosa dan hemi selulosa yang berupa karbohidrat
dan lignin yang berupa non-karbohidrat.
4. Kayu dapat rusak akibat serangan dari mikroorganisme atau rayap yang
menyebabkan kayu menjadi lapuk dan keropos. Selain itu juga, kayu dengan mudah
dapat terbakar apabila kayu dalam keadaan yang sangat kering.
3.2. Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Kayu memiliki berat yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh jumlah zat
kayu yang tersusun, rongga sel atau pori-pori sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu kayu ditunjukan dengan besarnya berat jenis kayu. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara 0,2 sampai 1,28.
Umumnya semakin tinggi berat jenis kayu, semakin berat dan semakin kuat pula
kayu tersebut. dan sebaliknya, semakin rendah berat jenis suatu kayu, semakin
ringan dan rapuh pula kayu tersebut. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan
antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu
standar.
2. Keawetan Alami Kayu
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, suhu, kelembaban udara, panas
matahari, pukulan, gesekan, tekanan, pengaruh asam, garam dan basa yang diukur
dalam waktu jangka tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif berupa asam lemak, resin, lilin dan terpena yang berada di dalam kayu
yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk
9

pada saat kayu gubal (bagian kayu yang dekat dengan tepian luar, mengandung
pembuluh yang dapat menghantarkan air dan masih hidup) berubah menjadi kayu
teras (kayu yang terbentuk diawal dan telah mati serta tidak memiliki pembuluh
angkut) sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

Empulur
Kayu Teras
Kayu Gubal

Gambar 3.1 Penampang Melintang Kayu (Anonim.2014)


3. Warna
Kayu memiliki warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda. Selain hal tersebut, warna pada kayu
disebabkan oleh beberapa faktor lain diantaranya tempatnya di dalam batang,
kelembaban udara dan umur pohon. Berdasarkan umurnya, kayu yang sejenis
memiliki warna yang lebih terang diwaktu muda dan memiliki warna yang lebih
gelap diwaktu tuanya. Berdasarkan kelembaban udaranya, kayu yang kering
memiliki warna yang lebih terang dibandingkan kayu yang basah. Sedangkan
berdasarkan tempatnya di dalam batang, kayu yang berada paling luar (kulitnya)
yang sering diterpa matahari umumnya lebih gelap dibandingkan kayu yang
berada di dalam (tidak terkena matahari).
4. Kekerasan
Kekerasan suatu jenis kayu dapat diukur dengan melihat berat ringannya suatu
jenis kayu. Hal ini disebabkan karena terdapat hubungan antara kekerasan suatu
kayu dengan berat kayu tersebut. Hal ini terlihat dari berat suatu kayu dipengaruhi
oleh jumlah zat yang tersusun, pori-pori selnya serta kadar airnya. Ini menjelaskan
bahwa semakin berat suatu kayu, semakin banyak jumlah zat yang tersusun, poripori selnya semakin rapat dan semakin banyak pula kadar airnya yang
menyebabkan kayu tersebut sangat keras dan sulit untuk dipotong. Serta
sebaliknya semakin ringan kayu tersebut menunjukan bahwa semakin sedikit
jumlah zat yang tersusun pada kayu, pori-pori selnya renggang dan kadar airnya
sangat sedikit yang menyebabkan kayu tersebut dengan mudah untuk dipotong.
5. Higroskopik
10

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya (kayu akan menyerap air). Sebaliknya,
semakin kering udara disekitar kayu akan mengakibatkan kayu dengan mudah
melepas kadar airnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kondisi
dimana kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut
kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content) kayu.
Dengan salah satu sifat yang dimiliki kayu, memudahkan kayu untuk
mengembang dan menyusut sesuai dengan keadaan sekitar.
6. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Sel-sel kayu yang dimaksud adalah
serat-serat kayu.
7. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah
serat pada kayu dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan
kayu. Misalkan, kayu dapat dikatakan berserat lurus apabila arah sel-sel kayunya
sejajar dengan sumbu batang. Sedangkan apabila arah sel-sel kayunya
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sudut panjang batang, maka dapat
dikatakan kayu tersebut berserat mencong.
8. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbedabeda tergantung dari tekstur kayu, kadar air dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Kesan halus dan licin serta berminyak pada kayu dapat dirasa akibat kayu tersebut
mengandung lilin dipermukaan kulitnya. Kesan dingin dapat dirasakan akibat dari
kayu yang mengandung kadar air terlalu banyak sedangkan kesan panas dirasa
akibat kandungan air pada kayu yang terlalu sedikit.
9. Kesan Rasa dan Bau
Kesan rasa dan bau kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Untuk dapat mengetahui bau dari suatu jenis kayu, dapat dilakukan
dengan cara membasahi kayu dengan air atau menyayat kembali kayu tersebut.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya
bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
11

10. Nilai Dekoratif


Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
11. Sifat Kayu terhadap Suara
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara. Sifat ini sangat
membantu dalam mengetahui kayu yang sudah rusak atau masih sehat. Kayu
yang sehat akan menghasilkan bunyi yang nyaring ketika dipukul. Hal ini
disebabkan kerapatan atau elastisitas kayu masih utuh. Sedangkan kayu yang
rusak akan menghasilkan bunyi yang sumbang ketika dipukul akibat dari
serangan jamur atau mikroorganisme lainnya yang menyebabkan elastisitas
kayu menurun.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Bergetarnya kayu akibat gelombang suara menunjukan kayu dapat
menyerap atau memantulkan suara. Kemampuan kayu yang satu ini
(mengabsorpsi atau memantulkan suara) bergantung pada massa dan sifat
akustik dari kayu tersebut. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat Htati (kulintang,
gitar, biola dll).
12. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek (isolator panas) sehingga kayu banyak
digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas atau untuk menyumbat panas.
13. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek (isolator listrik) untuk
aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar
air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya
boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
3.3. Sifat Mekanik Kayu
Sifat mekanik kayu merupakan sifat atau kemampuan kayu dalam menahan muatan dari
luar. Muatan yang dimaksud adalah gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi bentuk
dan besarnya benda. Berikut terdapat 8 kekuatan yang dimiliki kayu, diantaranya:
12

1.

Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu. Terdapat 2 macam keteguhan tarik yaitu :
a.

Keteguhan tarik sejajar arah serat

b.

Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Gambar 3.2 Keteguhan Tarik Kayu (Anonim. 2014)


Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
2.

Keteguhan tekan / Kompresi


Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan/beban. Terdapat 2 macam keteguhan tekan yaitu :
a.

Keteguhan tekan sejajar arah serat

b.

Keteguhan tekan tegak lurus arah serat

Gambar 3.3 Keteguhan Tekan Kayu (Anonim. 2014)

13

Keteguhan tekan tegak lurus arah serat menentukan ketahanan kayu


terhadap beban. Umumnya pada semua kayu, keteguhan tegak lurus
serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

3.

Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Terdapat 3 macam keteguhan geser, yaitu :
a.

Keteguhan geser sejajar arah serat

b.

Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan

c.

Keteguhan geser miring


Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada

keteguhan geser sejajar arah serat.


4.

Keteguhan lengkung (lentur)


Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha melengkungkan kayu. Terdapat 2 macam keteguhan yaitu :
a.

Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya


yang mengenainya secara perlahan-lahan.

b.

Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya


yang mengenainya secara mendadak.

Gambar 3.4 Keteguhan Lengkung Kayu (Anonim.2014)

14

5.

Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk
atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

6.

Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu
sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula
pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah
sebelum

bentuknya

berubah

karena

beban-beban

yang

sama

atau

mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan


dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus. Sehingga, keuletan dapat
diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan
yang

berulang-ulang

yang

melampaui

batas

proporsional

serta

mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.


7.

Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
lekukan atau kikisan (abrasi). Hal ini merupakan suatu pertimbangan yang
dilakukan dalam menentukan suatu jenis kayu yang akan digunakan sebagai
lantai rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu, dan lain-lain.

8.

Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat
baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung).

15

Gambar 3.5 Sifat Keteguhan Belah Kayu (Anonim.2014)

3.4. Sifat Kimia Kayu


Sifat yang satu ini harus kita ketahui untuk memperoleh informasi mengenai ketahanan
kayu terhadap segala jenis makluk hidup yang dapat mempercepat proses perusakan yang
terjadi pada kayu. Selain itu, dengan mengetahui sifat kimia suatu kayu, kita dapat
mengetahui kegunaan dan juga cara untuk memproses kayu tersebut menjadi kayu sebagai
bahan baku teknik. Berikut sifat kimia kayu diantaranya:
1. Tersusun atas 50% Karbon, 6% Hidrogen, 0,04% hingga 0,1% Nitrogen, 0,2% hingga
0,5% Abu dan sisanya Oksigen.
2. Memiliki Selulosa (bahan Kristal yang membangun dinding sel kayu)
3. Mengandung Hemiselulosa (semacam selulosa dengan molekul-molekul besar yang
bersifat karbohidrat.
4. Lignin (non-karbohidrat yang berbentuk amorf dan senyawanya tidak tersetruktur).
5. Memiliki Zat Ekstraktif (biasanya berupa minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, rennin,
gula, pati dan zat warna. Zat ini terdapat dalam rongga sel bukan dinding sel)
6. Abu (zat organic lainnya dengan kadar 0,2% hingga 1% dari berat kayu).

BAB IV
PROSES PEMBUATAN KAYU SEBAGAI BAHAN TEKNIK
Dalam proses pembuatan kayu yang bermula dari batang pohon menjadi kayu sebagai
bahan teknik dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: 1)Penebangan dan Pemotongan, 2)
Pengeringan, 3) Pengawetan.
4.1. Penebangan dan Pemotongan
Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan
yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien
(Suparto,1979).
Tujuan penebangan adalah untuk mendapatkan bahan baku sebagai keperluan industri
perkayuan dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Pada dasarnya, kegiatan
penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu:
1. Persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk
mempermudahkegiatan penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama
kegiatan penebangan.
16

2. Penentuan arah rebah


3. Pembuatan takik rebah dan takik balas. Tujuaannya adalah untuk menentukan arah
rebah pohon dan menghindari kerusakan bagian inti kayu yang akan dicari.
4.2. Pengeringan
Pengeringan merupakan kegiatan pengurangan kadar air yang terdapat di dalam kayu
guna menjaga kualitas kayu agar tidak mudah rusak. Pengeringan terhadap kayu dibagi
menjadi 2, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara buatan.

Gambar 4.1 Pengeringan Menggunakan Oven dan Pengeringan Menggunakan Matahari


(Anonim.2014)
Pengeringan secara alami dilakukan dengan menggunakan sinar matahari langsung
yang diarahkan secara langsung kehadapan tumpukan horizontal kayu maupun tumpukan
vertical kayu. Sedangkan, pengeringan secara buatan dilakukan dengan menggunakan uap
air yang dialiri secara langsung ke tumpukan horizontal atau vertical kayu. Adapun tujuan
dari pengeringan kayu diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.

Menghasilkan kestabilan dimensi kayu


Menambah kekuatan kayu
Membuat kayu menjadi ringan
Mencegah serangan jamur dan segala jenis mikroorganisme perusak kayu
Mempermudah dalam proses pengkerjaan selanjutnya.

4.3. Pengawetan
Pengawetan kayu dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang umur pakai kayu serta
mencegah kayu dari kerusakan yang disebabkan oleh jamur, bubuk dan mikroorganisme
lainnya. Bahan yang digunakan untuk mengawetkan kayu ada 3 jenis, yaitu Pengawet larut
air, Pengawet larut minyak dan Pengawet berupa minyak.
Tabel 4.3. Contoh-Contoh Macam Pengawet
Pengawet larut air
Pengawet larut minyak
Asam Borat
Aldrin
Borax
Restol
Boliden
Solignum

Pengawet berupa minyak


Creosot
Carbolineum
Napthaline
17

Sumber :
Dalam proses mengawetkan kayu, terdapat 2 metode pengawetan yang dapat dilakukan
yaitu:
1. Pengawetan metode sederhana
a. Metode Rendaman
Merupakan metode dengan cara merendam kayu pada bak yang sudah diisi larutan
bahan pengawet dengan konsentrasi kepekatan yang sudah ditentukan. Lamanya
waktu perendaman bisa dalam waktu singkat yaitu berkisar beberapa jam dan dalam
waktu lama berkisar beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk memudahkan kayu
menyerap larutan lebih banyak agar kayu tersebut dapat digunakan dalam waktu
yang lama.
b. Metode Pencelupan
Metode ini sama dengan metode rendaman hanya saja aktunya yang berbeda.
Waktu pencelupan berkisar hanya beberapa menit hingga beberapa jam dengan
tujuan untuk menghindari kayu dari serangan serangga penyerang kayu.

Gambar 4.2 Metode Pencelupan (Anonim.2014)


c. Metode Pemulasan
Metode ini digunakan pada kayu yang telah diserang oleh mikroorganisme dan
jamur. Namun tahap kerusakan yang diakibatkan belum terlalu parah. Sehingga,
larutan pengawet dapat masuk ke dalam pori-pori sel kayu dengan cepat akibat
kerusakan ringan yang terjadi pada kayu.
d. Metode Penyemprotan
Metode ini dilakukan pada kayu yang mengalami retak-retak. Hal ini dilakukan
agar larutan pengawet dapat dengan mudah masuk ke dalam inti kayu. Sehingga,
jamur dan serangga perusak kayu tidak dapat merusak kayu.
e. Metode Pembalutan
Metode pengawetan ini dilakukan pada kayu-kayu yang digunakan sebagai tiang.
Pengawetan dilakukan dengan menggunakan cream (cairan) pekat yang dilaburkan
atau diletakan pada permukaan kayu yang masih basah. Setelah itu, dibalut kembali
agar terjadi proses difusi pada kayu.
2. Pengawetan metode khusus
18

a. Metode Proses Sel Penuh


Metode pengawetan ini dilakukan dengan menggunakan vaccum. Dimana kayu
dimasukan ke dalam tangki kemudian ditutup rapat untuk mencegah kebocoran.
Udara dalam tangki kemudian dihisap hingga udara dalam tangki habis sambil
dimasukan larutan pengawet ke dalam tangki hingga penuh. Kemudian dilakukan
proses tekanan dengan menggunakan tekanan 8 hingga 15 atm dalam waktu 2 jam.
Proses penekanan selesai dan dilanjutkan dengan pengembalian larutan ke dalam
wadah larutan dan kayu kembali di vaccum selama 10 hingga 15 menit untuk
membersihkan kayu dari sisa larutan pengawet.
b. Metode Proses Sel Kosong
Pada metode ini, proses vaccum hanya dilakukan setelah larutan kembali ke
wadah larutan. Pada awalnya kayu dimasukan ke dalam tangki yang ditutup tanpa
proses vaccum dan langsung diisi dengan larutan pengawet hingga keadaan tangki
penuh. Kemudian, dilakukan proses penekanan dengan tekanan 7 hingga 8 atm
selama beberapa jam. Setelahnya baru dilakukan vaccum untuk membersihkan kayu
dari sisa pengawet selama 10 menit.
Kayu yang telah melalui tahap pengawetan selanjutnya dapat digunakan ke dalam
proses lanjutan sebagai bahan baku teknik.

19

20

BAB V
PENUTUP
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Bagian-bagian kayu meliputi kulit, cambium, kayu
gubal, kayu teras, empulur, jari-jari dan lingkaran tahun. Jenis-jenis kayu dibedakan
berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki kayu, sehingga kayu dikelompokan menjadi 6 jenis,
yaitu jenis kayu berdasarkan berat jenis, tekstur, serat, kekerasan, keawetan dan menurut
lampiran keputusan menteri kehutanan.
Kayu memiliki 4 sifat yaitu sifat umum, sifat fisik, sifat mekanik dan sifat kimia. Sifat
umum kayu yaitu 1) Anisotropic, 2) Higroskopik, 3)Dinding selna tersusun atas lignin,
selulosa dan hemiselulosa, 4) Dapat rusak akibat terserang mikroorganisme dan jamur.
Sifat fisik kayu yaitu: Berat jenis, keawetan alami, warna, tekstur, serat, kekerasan, kesan
raba, kesan bau, nilai dekoratif, daya hantar panas dan daya hantar listrik. Sifat mekanik
kayu yaitu: Keteguhan tarik, keteguhan kompresi, keteguhan geser, keteguhan lengkung,
kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan belah. Sifat kimia kayu yaitu: 1) Tersusun
atas 50% Karbon, 6% Hidrogen, 0,04% hingga 0,1% Nitrogen, 0,2% hingga 0,5% Abu dan
sisanya Oksigen. 2) Memiliki Selulosa (bahan Kristal yang membangun dinding sel kayu)
3) Mengandung Hemiselulosa (semacam selulosa dengan molekul-molekul besar yang
bersifat karbohidrat. 4) Lignin (non-karbohidrat yang berbentuk amorf dan senyawanya
tidak tersetruktur). 5) Memiliki Zat Ekstraktif (biasanya berupa minyak-minyakan, resin,
lilin, lemak, rennin, gula, pati dan zat warna. Zat ini terdapat dalam rongga sel bukan
dinding sel). 6) Abu (zat organic lainnya dengan kadar 0,2% hingga 1% dari berat kayu).
Proses pembuatan kayu menjadi bahan baku teknik dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu
penebangan dan pemotongan, pengeringan serta pengawetan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Tentang Kayu [online]. Tersedia pada http://www.tentangkayu.com.
Diakses tanggal 1 Oktober 2015
_______ 2011. Mengenal Tentang Kayu [online]. Tersedia pada
https://books.google.co.id/books?
id=DrlfK3UCYlwC&pg=PA13&lpg=PA13&dq=bagianbagian+kayu&source=bl&ots=A5KUOsMNfs&sig=Sek0O4LXTsXla BuGT9x_dwq
Y7OE&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=bagian-bagian%20kayu&f=false.
Diakses tanggal 1 oktober 2015
21

Athif, Muhammad. 2014. Jenis-Jenis Kayu [online]. Tersedia pada


http://www.slideshare.net/Athif1995/jenis-jenis-kayu-kelas. Diakses tanggal 1 Oktober
2015
Departemen Kehutanan. 2014. Sifat-Sifat Kayu dan Pengaplikasiannya [online].tersedia
pada http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEH
UTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm. Diakses tanggal 1 Oktober 2015
Wikipedia. 2010. Daftar Kayu di Indonesia [online]. https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_k
ayu_di_Indonesia. Diakses tanggal 1 Oktober 2015
Wikipedia. 2010. Kayu [online]. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu. Diakses
tanggal 1 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai