Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN

CLUSTER KNALPOT KABUPATEN PURBALINGGA DAN


CLUSTER LOGAM KABUPATEN BOYOLALI
DI SMK TUNAS HARAPAN PATI
JUNI 2009
WORKSHOP MANUAL (PANDUAN KERJA)

SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING)


(LAS BUSUR MANUAL)

Oleh : BAUD WIDODO, S.Pd


SMK TUNAS HARAPAN PATI
JL RAYA PATI TRANGKIL KM 4 PATI
JAWA TENGAH

2009

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

PRAKATA
Buku pedoman Mengelas dengan proses las busur manual ini digunakan
sebagai panduan kegiatan pelatihan untuk membentuk salah satu kompetensi
dasar las busur. Buku pedoman ini dapat digunakan untuk peserta diklat yang
ingin belajar las busur pada tingkat dasar.
Buku pedoman pelatihan ini disusun untuk digunakan dalam pelatihan
praktik dari peserta pelatihan tidak trampil pada cluster knalpot Kabupaten
Purbalingga dan cluster logam Kabupaten Boyolali dimana isinya mencakup
materi pelatihan khusus (dasar 3 hari) yang dirancang oleh SMK Tunas
Harapan Pati.
Judul buku petunjuk ini adalah :

SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING)


(LAS BUSUR MANUAL)
Kegiatan belajar yang tertuang dalam buku ini meliputi penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), penjelasan prinsip pengelasan las
busur manual, pemeriksaan sambungan mesin las busur manual, penyetelan
mesin las busur manual, pemilihan elektroda, pengelasan rigi-rigi, pengelasan
sambungan tumpul I joint, pengelasan sambungan sudut dalam dan
pengujian hasil pengelasan secara visual.
Buku ini disusun berdasarkan pola teori dan praktik. Peserta dalam
mempelajarinya harus menempuh teori yang diberikan terlebih dahulu sebelum
melakukan praktik. Peserta dalam praktik yang dilakukan disediakan tabeltabel, gambar maupun data-data yang lain sehingga peserta diklat akan mudah
dalam belajar modul las gas tungsten ini.

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

DAFTAR ISI
Halaman judul...........................................................................................
Prakata......................................................................................................
Daftat isi....................................................................................................
Deskripsi...................................................................................................
Prasarat....................................................................................................
Petunjuk penggunaan modul....................................................................
Tujuan akhir..............................................................................................
Kompetensi...............................................................................................
Kegiatan belajar........................................................................................
K3 Keselamatan dan kesehatan kerja .....................................................
Pemeriksaan sambungan mesin las SMAW............................................
Pengelasan jalur-lajur las.........................................................................
Pengelasan sambungan tumpul I-joint.....................................................
Pengelasan sambungan sudut dalam......................................................

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

1
2
3
4
4
4
5
5
6
4
10
12
14
16

DESKRIPSI
Modul mengelas dengan proses las busur ini membahas dasar-dasar
pengetahuan las busur, praktik pengelasan dan pengetahuan tentang
pemeriksaan hasil pengelasan. Aspek-aspek yang dibahas meliputi prinsip
pengelasan busur, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), prosedur
pemasangan perlengkapan, distorsi dan pencegahannya, latihan
pengelasan jalur-jalur las, pengelasan kampuh I dan pengelasan sudut
dalam.

PRASYARAT
Modul ini akan mudah dikuasai oleh peserta yang telah menguasai
kompetensi mengelasa dengan las oksi asetilen. Kompetensi las asetilen
diperlukan dalam hal pembuatan rigi-rigi las tanpa bahan tambah. Secara
ditail pada proses pencairan logam terkait dengan lebar jalur las, kelurusan
dan gerakan-gerakan pengelasan.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Bagi peserta diklat
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan agar peserta
dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan
modul ini adalah :
- bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada. Materi
yang kurang jelas dapat ditanyakan pada instruktur
- kerjakan tugas-tugas yang diberikan pada setiap kegiatan belajar
- jangan berpindah pada kegiatan belajar berikutnya jika penguasaan
materi pada kegiatan yang sedang dilakukan belum dikuasai dengan
benar (belum memenuhi kriteria yang ada dengan melakukan
pengulangan-pengulangan tugas yang ada sampai mencapai
kriteria).
2. Bagi instruktur
Peran instruktur adalah sangat penting dalam keberhasilan penguasaan
materi yang ada oleh peserta, untuk itu instruktur memiliki peran :
- membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
- membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap pembelajaran.
- Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumbersumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
- Melaksanakan penilaian
Mencatata pencapaian kemajuan peserta diklat

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari keseluruhan materi kegiatan ini peserta diklat
diharapkan :
1. menjelaskan prinsip-prinsip pengelasan dengan las busur manual, dan
prosedur pemasangan peralatan
2. peserta dapat menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3. peserta dapat melaksanakan pengelasan standar

KOMPETENSI
Kompetensi : mengelas dengan proses las busur
SUB KOMPETENSI
Mengidentifikasi,
mengklasifikasi dan
memilih penggunaan
elektroda las busur
Menyiapkan material
untuk pengelasan

UNJUK KERJA
menyebutkan
menjelaskan
elektroda
-

Mengidentifikasi
posisi pengelasan
Mengeset mesin las
dan
barang-barang
yang digunakan

Mengidentifikasi
metode pencegahan
distorsi
Mengelas
dengan
proses las TIG

Memeriksa
pengelasan

hasil

LINGKUP BELAJAR
Elektroda las busur manual

WAKTU (JAM)
2

memahami
persyaratan
pengelasan
menyiapkan
material
menggunakan perkakas dan
teknik dengan benar
menyebutkan
posisi
pengelasan secara umum
Mengidentifikasi mesin las
dan barang-barang yang
digunakan
berdasarkan
persyaratan pengelasan
Menentukan
pencegahan
distorsi

Persiapan pengelasan las


busur

Posisi pengelasan

Peralatan las gas tungsten


dan prosedur operasional
standar

Distorsi dan pencegahannya

Melakukan
pengelasan
sesuai dengan standar yang
berlaku
Memeriksa secara visual
hasil
pengelasan
dibandingkan
dengan
standar yang berlaku

Pengelasan yang memenuhi


standar

Pemeriksaan
pengelasan

dan
klasifikasi

hasil

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

KEGIATAN BELAJAR
1. Pengertian
Las busur menggunakan panas yang berasal dari proses loncatan listrik
karena jarak antara satu konduktor listrik ke lainnya. Loncatan listrik ini
terkonsentrasi secara terus menerus dan menimbulkan panas sebesar
6500O 7000O F. Panas ini mencairkan elektroda dan menyatu dengan
bahan dasar dalam kondisi fusi.
2. Elektroda
Elektroda las busur adalah elektroda batangan yang tergolong elektroda
terumpan (concumable electrode). Elektroda terdiri dari dua unsur, yaitu
kawat logam dan flux. Kawat berfungsi sebagai bahan pengisi/tambah,
sedang flux berfungsi sebagai pemantap busur, pelindung deposit logam
dari pengaruh udara luar, pengatur penggunaan dan sebagai sumber
paduan.
Penggunaan elektroda disesuaikan dengan keperluannya seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :
Klasifikasi
AWS/ASTM
E 6010
E 6011
E 6012
E 6013
E 6020
E 6027
E 7014
E 7015
E 7016
E 7018
E 7024
E 7028

Jenis Fluks

Posisi

Natrium Selulosa tinggi


Lakium selulosa tinggi
Natrium titania tinggi
Kalium titania tinggi
Oksida besi tinggi
Serbuk besi, Oksida tinggi
Serbuk besi titania
Natrium hidrogen rendah
Kalium hidrogen rendah
Serbuk besi hidrogen
rendah
Serbuk besi, titania
Serbuk besi, hidrogen
rendah

F, V, OH,
F, V, OH,
F, V, OH,
F, V, OH,
H-S, F
H-S, F
F, V, OH,
F, V, OH,
F, V, OH,
F, V, OH,
H-S, F
H-S, F

Jenis Listrik
H
H
H
H
H
H
H
H

DC+
AC / DC+
AC / DCAC
/ DC
AC / DC- / DC
AC / DC- / DC
AC / DC
DC+
AC / DC+
AC / DC+
AC / DC
AC / DC+

3. Penentuan arus AC/DC


Arus AC maupun DC digunakan di dalam pengelasan denngan
mempertimbangkan jenis logam, dan kedalaman penetrasi yang
diharapkan.

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

K3

(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Tujuan :
- Peserta dapat menyebutkan penyebab terjadinya gangguan kesehatan
dan kecelakaan kerja
- Peserta dapat menyebutkan alat pelindung diri
- Peserta dapat menggunakan alat pelindung diri
Bahan :
Peralatan dan Perkakas :
- 1 set alat keselamatan kerja
- 1 set alat las
Pekerjaan las busur manual adalah salah satu jenis pekerjaan pengelasan
yang cukup berpotensi menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan
atau bahkan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Gangguan
kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. operator atau teknisi itu sendiri
2. mesin dan alat-alat las
3. lingkungan kerja.
Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Operator atau Teknisi
Operator atau teknisi merupakan subyek dalam kegiatan produksi.
Segala kegiatan yang dilakukannya dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan dan bahkan kecelakaan kerja baik yang menimpa
diri mereka maupun orang lain. Hal ini dapat terjadi mana kala operator
atau teknisi mengabaikan segala hal prosedur yang terkait dengan K3.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh operator atau
teknisi agar terhindar dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja
antara lain:
a. gunakan alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan pekerjaannya
b. operasikan mesin atau alat-alat las sesuai dengan standar
operasional prosedure
c. kembalikan peralatan dan perlengkapan las dengan rapi sesuai
dengan tempatnya
d. Bekerjalah dengan cepat, tepat, akurat, dan selamat
e. Buanglah sampah pada tempatnya
f. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari sumber api
2. Mesin dan alat-alat las
Mesin dan alat-alat las dapat pula mengakibatkan terjadinya gangguan
pada kesehatan dan kecelakaan kerja. Sebagai contoh adalah instalasi
SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan
Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

listrik yang tidak baik pada mesin las, penempatan peralatan yang tidak
sesuai, pengoperasian mesin las dan alat-alat las yang tidak mengacu
pada SOP serta peralatan yang tidak memenuhi K3.
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak kondusif sebagai tempat bekerja akan
menyebabkan terjadinya gangguan pada kesehatan dan terjadinya
kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut antara lain :
a. Penerangan
b. ventilasi
c. tata ruang
Secara umum resiko yang dapat terjadi pada pekerjaan las busur manual
adalah sebagiberikut :
1. Kejutan listrik
2. Sinar las
3. Debu dan asap las
4. Luka bakar dan kebakaran
Penjelasan dari masalah di atas yaitu:
1. Kejutan listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat. Akibat dari
kecelakaan ini dapat menyebabkan seseorang luka bakar, kebakaran
dan bahkan kematian.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh kejutan listrik ini dapat dihindarkan
dengan cara :
a.
Gunakan
alat
keselamatan kerja las (sarung
tangan, pakaian kerja, dan sepatu
kerja) untuk menghindarkan kontak
langsung dengan listrik.

b.

Pasanglah
mesin las dengan benar

instalasi

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

c.

Mematikan stop kontak


(switch
off)
setiap
selesai
menggunakan
peralatan
yang
terhubung dengan listrik

d.

Kontrol
setiap
saat
instalasi listrik yang terdapat di
tempat kerja

e.

Periksa dan rapikan


instalasi listrik yang terhubung
dengan mesin

Cara penanganan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan akibat

sengatan listrik :
a. tarik penderita dengan benda kering yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik (karet, plastik, kayu dan sejenisnya) pada
bagian-bagian kain yang kering
b. penolong berdiri pada lantai yang bersifat konduktor (papan kayu
dan bersepatu karet)
c. bawalah ke rumah sakit dengan segera

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

10

2. Sinar las
Sinar las yang ditimbulkan dari proses pengelasan SMAW sangat
membahayakan bagi operator maupun pekerja lain yang berada pada
radius 10m. Sinar las tersebut mengandung tiga jenis sinar yang
membahayakan, yaitu :
a. Cahaya tampak
b. Sinar infra merah
c. Sinar ultra violet
Penjelasan :
a. Cahaya tampak
Cahaya tampak yang muncul dari sinar las memiliki kekuatan yang
dapat menyilaukan mata. Sinar ini masuk ke dalam mata dan
diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Cahaya ini
akan mengakibatkan mata cepat lelah dan lama kelamaan akan
menjadikan sakit. Rasa lelah dan sakit ini sifatnya hanya sementara
tetapi dapat mengurangi kenyamanan dalam melihat dan
produktivitas kerja.
b. Sinar infra merah
Sinar infra merah tidak tampak oleh mata. Sinar ini muncul
bersamaan terjadinya sinar las yang menyilaukan. Dampak dari sinar
ini tidak segera terasa oleh mata dan tubuh kita yang terkena. Sifat
dari sinar ini adalah merusak dan dengan demikian sangat berbahaya
bagi kesehatan.
Pengaruh dari sinar ini adalah terjadinya pembengkakan pada
kelopak mata, dan pada gilirannya akan mengakibatkan penyakit
kornea dan kerabunan.

Sedangkan pada kulit tubuh mula-mula akan terjadi kemerahan,


kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan
(akibat kulit terbakar oleh sinar infra merah)

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

11

c. Sinar ultra violet


Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran sinar yang mudah
terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Sinar ultra violet
yang terserap oleh sinar mata pada jumlah tertentu, maka pada mata
terasa seakan-akan ada benda asing di dalam mata atau bahkan
kebutaan.

Sedangkan sinar yang diserap oleh tubuh akan mengakibatkan


kelainan-kelainan pada organ dalam tubuh kita, baik pada paru-paru,
jantung dan lain sebagainya.

Region Also known as *Range in nm

Hazard
Potential

Damage Mechanism (High


Exposures)

UV-A

near UV

320-400

lowest

Cataracts

UV-B

mid UV

290-320

mid to high

**skin or eye burns

UV-C

Far UV

190-290

highest

Skin or eye burns

UV = (ultra violet)
Pencegahan dari bahaya ini adalah dengan :
a. memakai pelindung mata dan muka
ukuran kaca las seperti tabel di bawah :
AMPER
UKURAN
PENYARING
Sampai dengan 150 Amper
10
150 250 Amper
11
250 300 Amper
12
300 400 Amper
13
Lebih dari 400 Amper
14
b. memakai pakaian pelindung
SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan
Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

12

c. pengelasan dilakukan di dalam daerah yang dibatasi oleh sekat/tabir

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

13

3. Debu dan asap las


Debu yang terbawa bersama dengan asap las yang membumbung dan
beterbangan memiliki ukurang antara 0,2 m 3m. Jenis debu ini
adalah eternit dan hidrogen rendah. Butir debu ini dapat terhisap masuk
ke dalam paru-paru dan sebagian tersaring oleh bulu hidung dan bulu
pipa pernapasan.
Debu yang terhisap dan tertinggal di dalam kantong paru-paru akan
menimbulkan penyakit, seperti sesak napas, flek dan lain sebagainya.
Pencegahannya adalah dengan :
a. Adanya ventilasi yang cukup.
b. Menggunakan kedok/helm las
c. Menggunakan masker atau penutup hidung
d. Menggunakan penghisap asap dan debu
4. Luka bakar dan kebakaran
Luka bakar dapat terjadi karena :
a. Logam panas
b. Radiasi panas las
c. Loncatan bunga api
Luka bakar yang diakibatkan oleh logam panas, radiasi dan loncatan
bunga api dapat berbentuk kulit melepuh/terkelupas, dan yang sangat
fatal dapat mengakibatkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi (terasa pedih) yang dapat
mengakibatkan katarak.

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

14

EMERIKSAAN SAMBUNGAN MESIN LAS SMAW

Tujuan :
-

Peserta dapat menyebutkan bagian-bagian peralatan las


Peserta dapat melakukan pemeriksaan sambungan mesin
las busur manual
Peserta dapat memasang bagian-bagian peralatan las
busur manual dengan benar

Bahan :
Peralatan dan Perkakas :
- Kunci pas
- Obeng
- Volt meter
- Isolasi
- 1 set pelindung diri
Alat utama las busur manual yaitu
:
1. kabel tenaga (kabel power)
2. kabel massa
3. penjepit massa
4. mesin las
5. kabel elektroda
6. penjepit elekroda

Periksa sambungan kabel utama


yang
menghubungkan
mesin
dengan sumber tenaga (sumber
listrik). Kabel ini harus terikat
dengan kuat dan aman (terisolasi)

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

15

Kabel-kabel massa dan kabel


torch terhubung dengan kuat
dengan aman pada mesin las.
Terhubung
dengan kuat
dan aman

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

16

ENGELASAN JALUR-LAJUR LAS

Tujuan :

Peserta dapat menyiapkan material pengelasan


Peserta dapat menyalakan elektroda
Peserta dapat menentukan arus pengelasan
Peserta dapat melakukan pengelasan jalur-jalur las

Bahan :

Elektroda diameter 2,6mm


Baja 4 x 50 x 100mm
Peralatan dan Perkakas :
- 1 set mesin las busur manual
- 1 set pelindung diri
- 1 set perkakas pembersih

1.

gunakan
alat-alat
keselamatan kerja las
2.
periksa instalasi listrik las
busur manual
3.
periksa instalasi las (kabel
elektroda, kabel masa, penjepit elektroda
dan penjepit massa)
4.
pasanglah kabel massa dan
kabel elektroda sesuai dengan kebutuhan
dengan berpedoman pada tabel berikut :
Polaritas
AC
DC +
DC

5.

Penempatan
Kabel
Elekt. Massa
NA
NA
+

Distribus
Panas
Elekt. Massa

2/3
1/3
1/3
2/3

Penembusan
Sedang
Dangkal
Dalam

persiapkan material untuk


pengelasan sesuai permintaan

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

17

6.

berilah
garis-garis
jalur
pengelasan pada benda kerja dengan
penggores

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

18

110
80

7.

atur
arus
pengelasan
berdasarkan daftar tabel berikut

140

DIAMETER ELEKTRODA
170

50
20

1/16 Inchi
5/64 Inchi
3/32 Inchi
1/8 Inchi
5/32 Inchi
3/16 Inchi
1/4 Inchi

200

8.

OFF

OFF

1,5 mm
2,0 mm
2,5 mm
3,2 mm
4,0 mm
4,8 mm
6,4 mm

BESAR ARUS
20 40 Amper
30 60 Amper
40 80 Amper
70 120 Amper
120 170 Amper
140 240 Amper
200 350 Amper

hidupkan saklar utama dan


saklar mesin las

OFF

9.

lakukan
percobaan
penyalaan pada benda yang tidak
terpakai untuk pengelasan dengan teknik
goresan
10.
setabilkan
jarak
busur
terhadap benda kerja 0,8 x diameter
elektroda.
11.
jika arus yang dikehendaki
sesuai, hentikan percobaan penyalaan
dan lakukan pengelasan pada benda
kerja.
12.
lakukan pengelasan pada
benda kerja jalur pertama.
13.
perhatikan lebar cairan las +
10mm dan kelurusan hasil pengelasan
terhadap garis yang dibentuk
14.
gerakan elektroda lurus
beraturan.
15.

periksa hasil pengelasan


dengan seksama. (ketinggian, kelurusan,
lebar jalur las, kerataan, kehalusan
manik-manik las

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

19

ENGELASAN SAMBUNGAN TUMPUL I-JOINT

Tujuan :

Peserta dapat menyiapkan material pengelasan


Peserta dapat memilih arus pengelasan
Peserta dapat melakukan pengelasan kampuh I bolak balik

Elektroda diameter 2,6mm


Baja 4 x 50 x 100mm dua buah

Bahan :

Peralatan dan Perkakas :


- 1 set mesin las busur manual
- 1 set pelindung diri
- 1 set perkakas pembersih

1.

pergunakan alat keselamatan


kerja las
2.
periksa instalasi listrik las busur
manual
3.
periksa instalasi kabel massa,
kabel elektroda las busur manual
4.
pasanglah kabel massa dan
kabel elektroda sesuai dengan
kebutuhan
5.

siapkan bahan sesuai dengan


ketentuhan sebayak dua buah
6.
bersihkan permukaan benda
kerja dengan menggunakan sikat
baja dari kotoran/debu/karat

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

20

7.

tempatkan benda kerja pada


meja las sesuai ketentuan

8.

lakukan pengelasan ikat pada


ujung-ujung sambungan las
9.
panjang las ikat 3 4 kali tebal
bahan. Jika tebal bahan 4mm,
maka panjang las ikat adalah 12
16mm
10.
lakukan pengelasan sepanjang
jalur
pengelasan
dengan
memperhatikan : (lebar jalur lasan
harus sama, jalur lasan harus lurus,
tinggi lasan rata antara 1 .1,5 mm
11.
bersihkan hasil pengelasan
permukaan pertama,
12.
baliklah benda tersebut dan
lakukan pengelasan pada bagian
jalur las seperti yang dilakukan
pada bagian pertama
13.
bersihkan hasil pengelasan
dengan menggunakan palu perak
dan sikat baja

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

21

ENGELASAN SAMBUNGAN SUDUT DALAM

Tujuan :

Peserta dapat menyiapkan material pengelasan


Peserta dapat memilih arus pengelasan
Peserta dapat melakukan pengelasan kampuh sudut dalam

Elektroda diameter 2,6mm


Baja 4 x 50 x 100mm dua buah

Bahan :

Peralatan dan Perkakas :


- 1 set mesin las busur manual
- 1 set pelindung diri
- 1 set perkakas pembersih

Siapkan benda kerja sesuai ketentuan


Bersihkan permukaan
dengan sukat baja

benda

kerja

Persiapkan benda kerja seperti


gambar di samping. Salah satu ujung
benda kerja ditempatkan di tengah
bidang datar benda kerja ke dua
membentuk sudut dalam 90O.
Sambungan-T

Buatlan las ikat pada ujung-ujung dan


tengah sambungan dengan langkah :
1. atur arus pengelasan 70 90
ampere
2. nyalakan saklar mesin las
3. lakukan las ikat pada ujung
sambungan dan tambahkan
4. buat las ikat 3 4 kali tebal
bahan (jika tebal bahan 4 mm,
maka panjang las ikat 12 16
SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan
Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

22

mm)
1. tempatkan benda kerja pada
posisi 1F seperti gambar di
samping pada meja las
2. buat las ikat pada benda kerja
dengan meja las

Meja las

700
0

90

700

3
2

1 2mm

1
ELEKTRODA

Lakukan pengelasan dari ujung kiri


ke arah ujung kanan (arah mundur)
dengan posisi elektroda seperti
gambar di samping
1. pengelasan jalur pertama sudut
elektroda membagi dua sama
besar sudut kampuh dengan
gerakan lurus
2. bersihkan jalur pertama dan
kemudian lanjutkan pengelasan
jalur ke dua,
3. setelah jalur ke dua selesai,
bersihkan dari kotoran dan terak
dan
kemudian
lanjutkan
pengelasan jalur ke tiga
4. setelah
selesai,
bersihkan
semua kotoran yang melekat
pada lasan dan benda kerja

700

Hasil pengelasan
gambar di samping

akan

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

seperti

23

ENGUJIAN HASIL PENGELASAN

Pengujian hasil pengelasan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu pengujian


merusak (DT/Distructive Test) dan pengujian tidak merusak (NDT/Non
Distructive Test).
Pengujian merusak terdiri atas pengujian tekuk, pengujian tarik,
pengujian kekerasan, pengujian etsa, pengujian pukul takik dan lain-lain.
Pengujian ini memiliki ciri bahwa benda uji sengaja dirusak dengan teknik tekuk,
tarik dan lain-lain dengan tujuan untuk membandingkan kekuatan basil lasan
dengan kekuatan material dasar. Jika hasil pengujian menyimpang dari standar
yang berlaku, maka hasil pengelasan dinyatakan gagal uji.
Pengujian tidak merusak terdiri atas pengujian visual, radiography, day
penetrant, serbuk magnit, ultrasonic dll. Pengujian ini memiliki ciri bahwa benda
uji tidak mengalami kerusakan sedikitpun pada saat dilakukan pengujian.
Contoh cacat las dapat didefinisikan antara lain :
1. undercut
Penyebab : kelebihan panas, kelebihan kecepatan pengelasan,
kelebihan kecepatan ayunan, sudut elektroda tidak benar, jarak busur
terlalu jauh
Pencegahan : kurangi arus pengelasan, kecepatan pengelasan
diperlambat, periksa sudut elektroda, perdekat busur nyala
2. incomplate fusion
Penyebab : kelebihan kecepatan pengelasan, arus terlalu kecil,
persiapan pengelasan kurang baik/buruk.
Pencegahan : naikkan arus pengelasan, kecepatan pengelasan
diperlambat, perhatikan jalur pengelasan pada saat menata cairan.
3. overlap
Penyebab : kecepatan pengelasan terlalu lambat, api terlalu kecil, sudut
tidak benar
Pencegahan : kecepatan pengelasan dipercepat, pergunakan sudut
yang benar.

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

24

Contoh format pengujian visual hasil pengelas TIG (pelelehan dan I joint)
seperti di bawah :
PEMERIKSAAN VISUAL
Lebar jalur las
Tinggi jalur las
Sambungan jalur las

Permukaan jalur las


Kelurusan jalur las
Undercut

Overlap
Porosity
Terak terperangkap
Porosity
Bekas gerinda
Bekas pukulan
Percikan terak

STANDAR

Hasil Pemeriksaan *)
Remidi
Ukuran
L/TL
L/TL

5 mm : +1mm, -0mm
1 mm
Berpadu dan sama rata.
Beda
ketinggian
sambungan
maksimal
0,5mm
90 % rata dan halus
90% lurus
Maksimum
0,1
mm,
panjang maksimum 10%
dari
panjang
lasan
150mm
Tidak ada overlap
Maksimal 2 buah
Maksimal 2mm2
Tidak ada porosity
Tidak ada bekas gerinda
Tidak ada bekas pukulan
Tidak ada percikan terak
Skor **)

Keterangan :
L
= Lulus
TL
= Tidak Lulus

SMK Tunas Harapan Pati/Pelatihan Cluster Knalpot Purbalingga dan


Logam Boyolali 2009
Oleh Baud Widodo, S.Pd

25

Anda mungkin juga menyukai