Anda di halaman 1dari 7

Subscribe

Newsleer Sign In
#Tax Amnesty

#Gross Split

#AJB Bumiputera

Makro

Menkeu: Skema Kerjasama


Pemerintah-Swasta Bisa
Kurangi Beban APBN
Sejak dikenalkan pada 2005 hingga sekarang baru
sembilan proyek infrastruktur yang
menggunakan skema KPBU.

ARIEF KAMALUDIN|KATADATA

Kamis 24/11/2016, 15.38 WIB

Miah Ardhian

SHARE

KOMENTAR

8
TERBACA

1.2K

Pemerintah menilai Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan


Usaha (KPBU) merupakan salah satu solusi tepat dalam
pembangunan infrastruktur. Skema ini juga merupakan cara
yang tepat mengurangi beban Anggaran Pendapatan Nelanja
Negara (APBN) ditengah perlambatan ekonomi global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan skema KPBU
sebenarnya sudah diperkenalkan pemerintah sejak tahun 2005
silam. Namun, skema ini baru dikembangkan lagi dengan
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38
Tahun 2015.
Dia menganggap, skema ini harus digunakan dan terus
dikembangkan. Ini penting dalam rangka mengejar
ketertinggalan pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang
sebesar 1,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per
tahun. (Baca: Pemerintah Klaim Berhasil Memulai Proyek
Kerja Sama dengan Swasta)
Satu hal yang terpenting dalam penerapan skema KPBU ini
adalah pembiayaan pembangunan yang tidak terlalu
mengandalkan anggaran negara. Swasta juga berperan bukan
hanya dalam hal pembiayaan hingga pembangunan. Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019,
kebutuhan dana untuk membiayai proyek infrastruktur
mencapai Rp 4.796 triliun. Sementara kemampuan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara hanya Rp 1.500 triliun.
Masalahnya, belum tentu swasta juga mau membangun
proyek-proyek infrastruktur ini. Makanya, skema KPBU
menjadi sangat penting. Selain dapat mengurangi beban APBN,
skema ini juga dianggap bisa memudahkan dan membuat
swasta tertarik membangun infrastruktur.

"Saat keuangan pemerintah tidak mampu memenuhi. Bahkan


di negara maju sekalipun tidak seutuhnya dilakukan
pemerintah. Maka pembangunan infrastruktur dengan
mobilisasi swasta itu sudah dikenal sejak sangat lama," ujar Sri
dalam acara Indonesia PPP Day 2016 Innovative Fiscal Support
for Beer Public Services di Hotel Westin, Jakarta, Kamis
(24/11).
Untuk mendukung penerapan KPBU, Kementerian Keuangan
telah melakukan inovasi pembiayaan dengan menyediakan
berbagai fasilitas penyiapan proyek, dukungan kelayakan, dan
penjaminan infrastruktur. Kemenkeu juga mengenalkan skema
pengembalian investasi, salah satunya dengan skema
pembayaran berdasarkan ketersediaan layanan atau
Availability Payment (AP). Swasta tak perlu lagi khawatir
dengan risiko permintaan (demand risk), karena ada kepastian
pengembalian investasi.
(Baca: Pemerintah Tawarkan 8 Proyek Infrastruktur Besar ke
Asing)
Meski demikian, Sri mengaku, masih menyayangkan dalam 10
tahun terakhir, tercatat baru sembilan proyek yang
menggunakan skema KPBU. Proyek tersebut yaitu, proyek
PLTU Batang 2x1000 MW, Palapa Ring Paket Barat, Palapa Ring
Paket Tengah, Palapa Ring Paket Timur, Spam Umbulan, Tol
Manado-Bitung, Tol Balikpapan-Samarinda, Tol BatangSemarang, dan Tol Pandaan-Malang. Dengan total investasi
sebesar Rp 81,79 triliun.

Dari Sembilan proyek ini belum ada satu pun yang memasuki
tahap konstruksi. Hingga saat ini proyek-proyek tersebut baru
masuk pada tahap kepastian pendanaan atau nancial close.
"Saya ingin yang sembilan itu nancial close dan itu benarbenar dieksekusi. Jadi, bukan setelah nancial close menjadi
benar-benar closed," ujar Sri.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan skema
ini bukanlah strategi pemerintah untuk menunggalkan
kewajiban dalam pembangunan infrastruktur. Namun, dengan
adanya skema ini menjadikan pembangunan infrastruktur di
Indonesia menjadi lebih cepat, efektif, dan esien.
"Ini model yang sukses dan mendukung kita untuk ke
depannya. Kami apresiasi komitmen PJPK selaku penyedia
proyek dan kami juga sangat apresiasi swasta dalam kerjaaama
proyek KPBU di Indonesia," ujarnya.
(Baca: Beri Kemudahan, Menkeu Dorong Swasta Garap
Infrastruktur)

(Kementerian Keuangan)

Tags:

Infrastruktur

Kementerian Keuangan

proyek pemerintah

APBN

Sri Mulyani

anggaran negara

swasta

Share (8)

Artikel Terkait
Tax Amnesty Tahap III, Pemerintah
Ancam Periksa Harta Wajib Pajak

Sri Mulyani: Produktivitas SDM


Rendah, Upahnya Kemahalan

Revisi Perpres, Proyek Strategis Bisa


Dibiayai Dana Non-APBN

Baca juga

DonangWahyu|KATADATA

Chevron

AriefKamaludin|KATADATA

AriefKamaludin(Katadata)

INDUSTRI

ENERGI

KEUANGAN

KEUANGAN

Perempuan Ini
Dulang Ratusan Juta
Rupiah dari Roti
Bekatul

Pengeboran Sumur
Blok South A
Terhenti Akibat
Gempa Aceh

Tax Amnesty Tahap


III, Pemerintah
Ancam Periksa
Harta Wajib Pajak

Pertebal Dana
Penjaminan, LPS
Kaji Penerbitan
Obligasi

Infomark

Katadata

Katadata

Katadata

Katadata

Infomark

Infomark

Infomark

Infomark

Potensi Pasar
Alutsista Asia
Tenggara

Contact Center PLN


123

Potret, Tantangan
dan Peluang
Industri Otomotif
Indonesia

PLN Akselerasi
Program 35.000 MW

Kembalikeatas

Anda mungkin juga menyukai