Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FILARIASIS

(KAKI GAJAH)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medical Bedah yang
diampu oleh Ibu Juliana,S.,SST

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dinda Indah Noviany. H


Hesti Intan Sari
Like Safaatun
Nia Fajar Meirawati
Riska Destriana
Tatang Hendra Kurniawan
Wenni Wira Wijayanti
Bagas Arya Wicaksana

(2520142432)
(2520142438)
(2520142444)
(2520142450)
(2520142456)
(2520142462)
(2520142468)
(2420132211)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

tugas Keperawatan Medical Bedah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Filariasis (Kaki Gajah) yang dapat dipakai sebagai acuan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan dan evaluasi
sangat kami harapkan . Semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional.
Yogyakarta, 6 November 2015
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan
kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif serta ditujukan kepada individu keluarga masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencangkup seluruh siklus kehidupan manusia. Pelayanan

keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan,


pencegahan penyakit, (Perry, Potter. 2005)
Filariasis atau yang dikenal dengan penyakit kaki gajah mulai ramai
diberitakan sejak akhir tahun 2009, akibat terjadinya kematian pada beberapa
orang. Sebenarnya penyakit ini sudah mulai dikenal sejak 1500 tahun oleh
masyarakat, dan mulai diselidik lebih mendalam ditahun 1800 untuk
mengetahui penyebaran, gejala serta upaya mengatasinya. Baru ditahun 1970,
obat yang lebih tepat untuk mengobati filaria ditemukan.Rubrikini berusaha
menjelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi dan mengapa penanggulangan
penyakit kaki gajah harus segera dilaksanakan. Penyakit filaria yang
disebabkan oleh cacing khusus cukup banyak ditemui di negeri ini dan cacing
yang paling ganas ialah Wuchereriabancrofti, Brugia, malayi, Brugiatimori.
Penelitian di Indonesia menemukan bahwa cacing jenis Brugia dan
Wuchereria merupakan jenis terbanyak yang ditemukan di Indonesia,
sementara cacing jenis Brugiatimori hanya didapatkan di Nusa Tenggara
Timur, khususnya di pulau Timor. Di dunia, penyakit ini diperkirakan
mengenai sekitar 115 juta manusia, terutama di Asia Pasifik, Afrika, Amerika
Selatan dan kepulauan Karibia. Penularan cacing Filaria terjadi melalui
nyamuk dengan periodisitas subperiodik (kapan saja terdapat di darah tepi)
ditemukan di Indonesia sebagian besar lainnya memiliki periodisitas nokturnal
dengan nyamuk Culex, nyamuk Aedes dan pada jenis nyamuk Anopheles.
Nyamuk Culex juga biasanya ditemukan di daerah-daerah urban, sedangkan
Nyamuk Aedesdan Anopheles dapat ditemukan di daerah-daerah

rural.

(riyanto,harun.2010).
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang
disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun, dan bila tidak dapat pengobatan dapat
menimbulakan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat
bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga menjadi beban keluarga. Berdasarkan laporan dari hasil survey pada
tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 puskesmas tersebar

di 231 kabupaten sebagai lokasi endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233
orang. Hasil survey laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata
mikro filaria rate (Mf Rate) 3,1% berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi
cacing filarial dan sekitar 100 juta orang memepunyai resiko tinggi untuk
ketularan karena nyamuk penularannya tersebar luas. Untuk memberantas
penyakit ini sampai tuntas. (chairufatah,alex.2009)
WHO sudah menetapkan kesepakatan global (The Global Goal of
Elimination of lymphatic filariasis as a public Health Problem by the year
2020).Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan missal dengan
DEC dan albendazol setahun sekali selama 5 tahun di lokasi yang endemis
dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah
kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan
eliminasi penyakit gajah secara berthap dimulai pada tahun 2002 di 5
kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan 5 tahun. Dari
uraian diatas dapat kita simpulkan penyakit filariasis adalah penyakit endemis
yang apa tidak ditangani secara cepat akan memperluas penyebaran dan
penularannya kepada manusia. Oleh Karena itu kita perlu mengetahui apa itu
filariasis, serta hal-hal yang terkait dengannya. Berdasarkan paparan dari fakta
inilah maka kami selaku penulis tertarik untuk membahas kasus mengenai
penyakit filariasis ini dan sebagai pemenuhan tugas pada blok sistem imun
dan hematologi. (riyanto, harun.2005).
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang di angkat pada makalah ini adalah
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan filariasis.
C Tujuan
1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dan melaksanakan Asuhan
2

Keperawatan pada Pasien dengan Penyakit Filariasis.


Tujuan Khusus
a Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
penyakit filariasis.

Mahasiswa mampu menganalisa data sesuai dengan pengkajian pada

pasien dengan penyakit filariasis.


Mahasiswa mampu membuat diagnose keperawatan pada pasien

dengan penyakit filariasis.


Mahasiswa mampu membuat

pasien dengan penyakit filariasis.


Mahasiswa mampu melakukan Implementasi Asuhan Keperawatan

pada pasien dengan penyakit filariasis.


Mahasiswa mampu mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah

rencana Asuhan Keperawatan pada

dilakukan pada pasien dengan penyakit filariasis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang
disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar/saluran getah bening,
menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar/
saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis.
B. Penyebab
Dalam musim hujan biasanya nyamuk dapat berkebang biak dengan
sangat cepat. Banyak sekali penyakit yang dapat di tularkan oleh hewan kecil
yang satu ini. Salah satunya penyakit filariasis atau penyakit kaki gajah .
Penyakit ini di sebabkan oleh cacing dan cacing ini dapat ditularkan melalui
berbagai gigitan nyamuk kecuali nyamuk mansoni.
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria, yaitu
1. Wuchereria bancrofti,
2. Brugia malayi
3. Brugia timori

Yang masing-masing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis


malayi dan filariasis timori. Beragam spesies nyamuk dapat berperan sebagai
penular (vektor) penyakit tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan apabila tidak mendapatkan
pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembengkakan kaki,
lengan dan alat kelamin baik pada pria maupun wanita. Akibatnya, penderita
penyakit kaki gajah tidak dapat bekerja secara optimal, bahkan hidupnya harus
selalu tergantung pada orang lain.

Siklus Hidup Cacing Filaria


Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila
nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang
filariasis, sehingga mikro filaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap
kedalam tubuh nyamuk. Mikro filaria tersebut masuk kedalam tubuh nyamuk,
kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot otot dada
(Toraksi).
Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I.
Dalam waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh
menjadi lebih gemuk dan panjang yang yang disebut larva stadiun II. Pada
hari kesepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk kedua kalinya,
sehingga menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva stadium III. Gerak
larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi mula mula
ke rongga perut (Abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk
nyamuk.
Apabila nyamuk mikrofilaria ini menggigit manuisa maka mikrofilaria
yang sudah berbentuk larva infektif (Larva stadium III) secara aktif ikut
masuk kedalam tubuh manusia (Hospes),bersama sama dengan aliran darah
dalam tubuh manusia.Larva keluar dari pembuluh darah dan masuk ke

pembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe larva mengalamidua kali pergantian


kulit dan tumbuh menjadi dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan
larva stadium V. Cacing filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh
limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi
pembengkakan.
Cacing filaria sendiri memiliki ciri sebagai berikut :

Cacing dewasa (makrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih


kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria (kirofilaria berbentuk seperti

benang berwarna putih susu..


Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65-100mm dan
ekornya lurus berujung tumpul. Untuk makro filaria yang jantan memiliki
panjang kurang lebih 40mm dan ekor melingkar.Sedangkan mikrofilaria

memilki panjang kurang labih 250 mikron, bersarung pucat


Tempat hidup makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe. Tetapi pada
malam hari mikrofilaria terdapat didalam darah tepi sedangkan pada siang
hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat- alat dalam seperti paru- paru,
jantung, dan hati.

1. Cara Penularan
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah
seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan
mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk
yang terinfeksi menggigit dan menghipas darah orang tersebut.Tidak
seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23
spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes &
Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
Penyakit kaki gajah / filariasis ini ditularkan melalui nyamuk yang
menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang
terinfeksi yang mengandung larva dan di tularkan ke orang lain.
Pada nyamuk yang terinfeksi, kemudian menggigit / menghisap
darah orang tersebut. Adapun tanda-tanda dan gejalanya (symtom) pada

orang yang telah terinfeksi penyakit filariasis ini,gejala filariasis akut


dapat berupa :
a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari ,demam dapat hilang bila
istirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat.
b. b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah
lipatan paha

(lymphadenitis) yang tampak kemerahan ketiak

(Lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit


c. Panas dan sakit , saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan
sakit yang menjalar dari pangkal kaki / pangkal lengan kearah ujung
(Retrograde lymphangitis)
d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Filariasis abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar
getah bening

dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah,

pembesaran tungkai, lengan, buah dada (Mamae), buah zakar yang terlihat
agak kemerahan dan terasa panas (Early lymphodema).
Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap
(Elephantrasis) pada tungkai, lengan, buah dada (Mamae), buah zakar
(Elephantiasis skroti).Tidak Seperti malaria, dan demam berdarah,
filariasis dapat ditularkan oleh berbagi jenis nyamuk diantaranya spesies
nyamuk dari genus anopheles, culex, mansonia, aedes dan arnigeres.
Karna inilah yang menyebabkan filariasis dapat menular dengan cepat.
2. Patofisiologi

3. Tanda dan Gejala Klinis


Umumnya, filariasis akan bersifat mikro filaremia subklinis.
Apalagi kebanyakan penderita penyakit ini merupakan masyarakat
pedesaan hingga sama sekali tidak terdeteksi oleh pranata kesehatan yang
berada di lingkungan tersebut. Namun demikian, jika telah parah dan
kronis dapat menimbulkan hidrokel, acute adenolymphangytis (ADL),
serta kelainan pembuluh limfe yang kronis. Di daerah-daerah yang
endemis W.bancrofti juga sudah banyak orang yang kebal sehingga jika
ada satu atau dua orang yang skrotumnya tiba-tiba sudah besar,
kemungkinan sudah banyak sekali laki-laki yang terinfeksi parasitini.
Meski demikian, jika ingin mendeteksi secara dini, dalam fase subklinis
penderita filariasis bancrofti

akan mengalami hematuria dan atau

proteinuria mikroskopik, pembuluh limfe yang melebar dan berkelokkelok dideteksi dengan flebografi , serta limfangiektasis skrotum dideteksi

dengan USG. Namun tentu saja gejala-gejala yang disebutkan terakhir


jarang sekali terdeteksi karena terjadi di pedalaman-pedalaman desa.
ADL ditandai dengan demam tinggi, peradangan limfe (limfangitis
dan limfadenitis), serta edema lokal yang bersifat sementara. Limfangitis
ini bersifat retrograd, menyebar secara perifer dari KGB menuju arah
sentral. Sepanjang perjalanan ini, KGB regional akan ikut membesar atau
sekedar memerah dan meradang. Bisa juga terjadi tromboflebitis di
sepanjang jalur limfe tersebut. Limfadenitis dan limfangitis dapat terjadi
pada KGB ekstremitas bawah dan atas akibat infeksi W.bancrofti dan
Brugia.
Namun khas untuk W.bancrofti, biasanya akan terjadi lesi di daerah
genital terlebih dahulu. Lesi di derah genital ini meliputi funikulitis,
epididimitis, dan rasa sakit pada skrotum. Nantinya lesi ini juga bisa
menjadi limfedema hingga menjadi elephantiasis skrotalis yang sangat
khas akibat infeksi W.bancrofti. Lebih jauh, edema ini juga bisa mendesak
rongga peritoneal hingga menyebabkan rupture limfe di daerah renal dan
menyebabkan chiluria, terutama waktu pagi. Pada daerah yang endemis
infeksi filaria, terdapat tipe onset penyakit akut yang dinamakan
dermatolymphangioadenitis (DLA). Sedikit berbeda dengan ADL, DLA
merupakan sindrom yang meliputi demam tinggi, menggigil, myalgia,
serta sakit kepala.Plak edem akibat peradangan membentuk demarkasi
yang jelas dari kulit yang normal. Pada sindrom ini juga terdapat vesikel,
ulkus, serta hiperpigmentasi. Kadang-kadang dapat ditemui riwayat
trauma, gigitan serangga, terbakar, radiasi, lesi akibat pungsi, serta
kecelakaan akibat bahan kimia. Biasanya port dentre dari filaria tersebut
terletak di daerah interdigital. Karena bentuknya yang tidak terlalu khas,
sindrom ini sering juga didiagnosis sebagai selulitis.

ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS


A. Pengakajian
Riwayat kesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat
kelainan imun. Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk
infektif yang mengandung larva stadium III.Gejala yang timbul berupa demam
berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat.
Pemeriksaanfisik (Objektif) dan Keluhan (Sujektif)
Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi

aktivitas ( Perubahan TD, frekuensi jantung).


Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.
Integritasdan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan
penampilan, putus asa dan sebagianya .
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.
Tanda : Turgor kulitburuk, edema.
Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.

Neurosensoris
Gejala : Pusing,perubahan status mental, kerusakan status indera peraba,
kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, reflex tidak normal
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, rentang gerak .
Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun,
demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.

Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.


Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat
menggunakan ELISA dan rapid test dengan teknik imuno kromato grafik
assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik,
penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan
cacing dewasa di talis perma pria atau kelenjer mammae wanita.
B. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar
getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada
anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisitimun, lesi
pada kulit
C. Intervensi keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
peradangan pada kelenjar getah bening.
Hasil yang diharapkan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
No. Intervensi Rasional
a. Berikan kompres pada daerah frontalis dan axial
b. Monitor vital sign, terutama suhu tubuh
c. Pantau suhu lingkungan dan modifikasi lingkungan sesuai kebutuhan,
misalnya sediakan selimut yang tipis
d. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih
e. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat jika
f.

panas tinggi
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan
(anti piretik).

Rasionalisai :

a. Mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, mengurangi panas


tubuh yang mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga pengeluaran
panas secara konduksi
b. Untuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda vital
c. Dapat membantu dalam mempertahankan / menstabilkan suhu tubuh
pasien.
d. Diharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat terpenuhi
e. Dengan pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi
penguapan
f. Diharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi
2 Diagnosa Keperawatan :Nyeri berhubungan dengan pembengkakan
kelenjar limfe
Hasil yang diharapkan : Nyeri hilang
Intervensi :
a. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan / aturposisi), ajarkan teknik
relaksasi.
b. Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).
c. Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan
(obat anelgetik).
Rasional :
a. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dapat
meningkatkan koping.
b. Menentukan intervensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri
c. Nyeriberat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem
syaraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjutan
d. Diberikan untuk menghilangkan nyeri.
3

Diagnosa keperawatan

: Harga Diri Rendah berhubungan dengan

perubahan fisik
Hasil yang diharapkan :
a. Menyatakan gambaran diri lebih nyata
b. Menunjukan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealism
c. Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab
sendiri
Intervensi :
a. Akui kenormalan perasaan

b. Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan tanggapannya mengenai


keadaan yang dialami
c. Perhatikan perilaku

menarik

diri,

menganggap

diri

negatif,

penggunaan penolakan atau tidak terlalu menpermasalahkan perubahan


actual
d. Anjurkan kepada orang terdekat untuk memperlakukan pasien secara
normal (bercerita tentang keluarga)
e. Terima keadaan pasien, perlihatkan perhatian kepada pasien sebagai
individu
f. Berikan informasi yang akurat. Diskusikan pengobatan dan prognosa
dengan jujur jika pasien sudah berada pada fase menerima
Kolaborasi :
Rujuk untuk berkonsultasi atau psikoterapi sesuai dengan indikasi
pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien untuk
menerima dan mengatasinya secara efektif.
Rasional
a. Memberi petunjuk bagi pasien dalam memandang dirinya, adanya
perubahan peran dan kebutuhan, dan berguna untuk memberikan
informasi pada saat tahap penerimaan
b. Mengidentifikasi tahap kehilangan / kebutuhan intervensi.
c. Melihat pasien dalam keluarga, mengurangi perasaan tidak berguna,
tidak berdaya, dan persaan terisolasi dari lingkungan dan dapat pula
memberikan kesempatan pada orang terdekat

untuk meningkatkan

kesejahteraan.
d. Membina suasana teraupetik pada pasien untuk memulai penerimaan
diri
e. Fokus informasi harus diberikan pada kebutuhan kebutuhan sekarang
dan segera lebih dulu, dan dimasukkan dalam tujuan rehabilitasi
jangka panjang.
f. Mungkin diperlukan sebagai tambahan untuk menyesuaikan pada
4

perubahan gambaran diri.


Diagnosa keperawatan : Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan
pembengkakan pada anggota tubuh.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan perilaku yang mampu kembali
melakukan aktivitas

Intervensi :
a.
b.
c.
d.
e.

Lakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS)


Tingkatkan tirah baring / duduk
Berikan lingkungan yang tenang
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas

Rasionalisi
a. Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi
b. Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan enegi untuk
penyembuhan
c. tirah baring lama dapat meningkatkan kemampuan
d. Menetapkan kemampuan / kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi
e. Kelelahan dan membantuk keseimbangan
5. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
bakteri, defisitimun, lesi pada kulit.
Hasil yang diharapkan : Mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit
dapat hilang.
Intervensi:
a. Ubah posisi di tempat tidur dan kursi sesering mungkin (tiap 2 jam
sekali).
Gunakan pelindung kaki, bantalan busa/air pada waktu berada di
tempat tidur dan pada waktu duduk di kursi.
b. Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan rentang gerak.
d. Kolaborasi :Rujuk pada ahli kulit. Meningkatkan sirkulasi, dan
mencegah terjadinya dekubitus.
Rasionalisasai ;
a. Mengurangi resiko abrasi kulit dan penurunan tekanan yang dapat
menyebabkan kerusakan aliran darah seluler.
b. Tingkatkan sirkulasi udara pada permukaan kulit untuk mengurangi
panas/ kelembaban.
c. Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada daerah daerah yang
beresiko terinfeksi dan nekrotik.
d. Meningkatkan sirkulasi, dan meningkatkan partisipasi pasien.

e. Mungkin membutuhkan perawatan profesional untuk masalah kulit


yang dialami.
D. Implementasi
1. Melakukan kompres pada daerah frontalis dan axial
2. Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih
3. Melakukan tindakan kenyamanan (pijatan/aturposisi), ajarkan teknik
relaksasi.
4. Melakukan RetangPergerakanSendi (RPS)
5. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas
6. Memeriksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin.
E. Evaluasi
Setelah melakukan tidakan keperawatan diharapkan klien akan
mendapatkan perubahan yang lebih baik, jika tidak ada hasil yang didapatkan
maka tindakan akan dihentikan dan mengkaji kembali keadaan klien dengan
membuat intervensi baru

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang
disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar/saluran getah bening,
menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar/
saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis.
Di Indonesia ditemukan 3 spesies cacing filaria, yaitu
1. Wuchereria bancrofti,
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Yang masing-masing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis
malayi dan filariasis timori. Beragam spesies nyamuk dapat berperan sebagai
penular (vektor) penyakit tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan apabila tidak mendapatkan
pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembengkakan kaki,
lengan dan alat kelamin baik pada pria maupun wanita. Akibatnya, penderita
penyakit kaki gajah tidak dapat bekerja secara optimal, bahkan hidupnya harus
selalu tergantung pada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Widoyono.

Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan Pencegahan


Pemberantasannya. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dan

Behrman RE, HB Jenson, RM Kliegman. Lymphatic Filariasis (Brugria Malayi,


Brugria timori, Wuchereria Bancrofti) in Nelson Textbook of
Pediatric.18thEd.2007: 1502-1503
Padila,2014, Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam,Yogyakarta,Nuha Medika
Basundari Sri Utami,1990, Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian
dan Penembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • HDDG
    HDDG
    Dokumen8 halaman
    HDDG
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • BZZZZ
    BZZZZ
    Dokumen22 halaman
    BZZZZ
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Jsjdsajbchjs
    Jsjdsajbchjs
    Dokumen1 halaman
    Jsjdsajbchjs
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 2
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Bhsdhabghdv
    Bhsdhabghdv
    Dokumen8 halaman
    Bhsdhabghdv
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Hdgfyugfsdh
    Hdgfyugfsdh
    Dokumen5 halaman
    Hdgfyugfsdh
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • BLAKKKKJJAGHJG
    BLAKKKKJJAGHJG
    Dokumen2 halaman
    BLAKKKKJJAGHJG
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • HHHGFHBH
    HHHGFHBH
    Dokumen6 halaman
    HHHGFHBH
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen13 halaman
    HIPERTENSI
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • YEYEYYEYEY
    YEYEYYEYEY
    Dokumen8 halaman
    YEYEYYEYEY
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • NJHJXCHJZXB
    NJHJXCHJZXB
    Dokumen9 halaman
    NJHJXCHJZXB
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia
    Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia
    Dokumen28 halaman
    Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • JJJKK
    JJJKK
    Dokumen5 halaman
    JJJKK
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Soal Mat 9 UAS1
    Soal Mat 9 UAS1
    Dokumen5 halaman
    Soal Mat 9 UAS1
    beny
    Belum ada peringkat
  • GHJGJJN
    GHJGJJN
    Dokumen37 halaman
    GHJGJJN
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen8 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga
    Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga
    Dokumen13 halaman
    Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga New
    Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga New
    Dokumen16 halaman
    Status Ekonomi Dan Mobilitas Sosial Di Keluarga New
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Anak
    Format Pengkajian Anak
    Dokumen4 halaman
    Format Pengkajian Anak
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • 0000234
    0000234
    Dokumen31 halaman
    0000234
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • HMNBJHSV
    HMNBJHSV
    Dokumen18 halaman
    HMNBJHSV
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Asripkhgf
    Asripkhgf
    Dokumen27 halaman
    Asripkhgf
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • BZZZZ
    BZZZZ
    Dokumen22 halaman
    BZZZZ
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Askep Diabetik Ketoasidosis
    Askep Diabetik Ketoasidosis
    Dokumen9 halaman
    Askep Diabetik Ketoasidosis
    Dwiputri Astuti Fajrianti
    Belum ada peringkat
  • Korupsi Di Sektor Kesehatan
    Korupsi Di Sektor Kesehatan
    Dokumen7 halaman
    Korupsi Di Sektor Kesehatan
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 2
    Like Safa Atun
    Belum ada peringkat
  • Askep Cva Infark
    Askep Cva Infark
    Dokumen17 halaman
    Askep Cva Infark
    Uda Yengki
    Belum ada peringkat
  • Document 1
    Document 1
    Dokumen5 halaman
    Document 1
    Erna Ensiska
    Belum ada peringkat