dengan berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
hidup. Salah satu contoh evaporasi untuk pengawetan adalah susu kental manis.
Pada evaporator menaikkan konsentrasi dari fraksi padatan didalam produk bahan
makanan cair dilakukan dengan menguapkan air bebas yang ada di dalam produk. Proses
penguapan ini dilakukan dengan menaikkan temperatur produk sampai titik didih dan
menjaganya untuk beberapa waktu sampai konsentrasi yang diinginkan.
Ada 4 komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan :
1) Sebuah tabung penguapan
2) Alat pemindah panas
3) Sebuah kondensor
4) Sebuah metode untuk menjaga tekanan pada vakum
Keempat komponen diatas merupakan komponen utama dalam sebuah evaporator.
Keempat komponen utama ini harus diperhatikan dalam pembuatan suatu evaporator.
Sistem tekanan vakumnya harus mampu mengalirkan gas yang tidak terkondensasi agar
bisa menjaga tekanan vakum yang diinginkan di dalam tabung penguapan.
Berdasarkan prinsip kerjanya evaporator dibagi menjadi tiga yang meliputi :
1. Open Kettle
Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka
dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam
selubung (jaket) atau dalam pipa spiral yang dicelupkan. Kadang-kadang ketel
dipanasi api langsung. Pengaduk dapat ditempatkan didalamnya. Evaporator
ini murah dan operasinya sederhana.
2. Evaporator dengan pemanas shall and tube
Evaporator ini berupa bejana selinder besar. Bejana silinder besartersebut
dilengkapi dengan pemanas tipe shell and tube heat exchanger. Pemanas yang
berupa steam ataupun medium lainnya dapat berada dalam shell dan larutan berada
dalam tube atau sebaliknya.
3. Evaporator dengan sirkulasi paksa
Pada evaporator jenis ini cairan yang mendidih di dalam pipa dapat bersirkulasi
dengan sendirinya karena perbedaan kerapatan. Cairan dalam pipa bercampur
dengan gelembung-gelembung uap sehingga kerapatannya ringan dan
bergerak keatas.Di dalam pipa panjang (3-10m) gerakan cairan keatas
lebih cepat dibandingkan pada pipa pendek. Gerakan yang cepat ini
memperbesar koefisien pindah panas sehingga perpindahan panas dapat
berjalan lebih baik.
inti dengan acuan susu komersial yaitu kadar protein 20%, kadar lemak 18%
Pembuatan gula aren
Tiga proses penting yang terjadi di dalam Evaporator adalah pemanasan, penguapan
dan pendinginan. Peralatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah gelas ukur,
evaporator,buret, statif, gelas kimia, timbangan, oven, kolom yang berdiameter 2,5
cm dan panjang 9,7 cm, pH meter, desikator dan HPLC. Nira segar yang diperoleh
dievaporasi dengan menggunakan destilator hingga diperoleh kondensat. Kemudian
kondensat ditampung untuk digunakan dalam eksperimen pemurnian. Arang Aktif
sebelum digunakan, dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam,
kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Arang aktif kemudian
dimasukkan ke dalam kolom yang berdiameter 1,5 cm. Sebelum kondensat
dilewatkan pada kolom, terlebih dahulu diukur pH awalnya. Selanjutnya kondensat
dilewatkan melalui kolom yang berisi arang aktif tersebut sampai arang aktif menjadi
jenuh. Penentuan kejenuhan arang aktif dilakukan dengan memeriksa filtrat, yaitu
dengan cara mencium bila filtrat. Jika fitrat mulai berbau berarti arang aktif telah
jenuh. Arang aktif yang telah jenuh,diganti dengan arang yang baru sampai filtrat
tidak berbau lagi.Hasil filtrat kemudian di tampung dalam gelas kimia, untuk dilihat
berapa banyak volume kondensat yang terjerap setelah arang aktif menjadi jenuh.
Setelah arang menjadi jenuh, pH kondensatnya di ukur lagi sebagai pH akhir.
Kondensat sebelum dan sesudah dilewatkan dalam kolom yang merupakan gabungan
dari satu filtrat yang sama untuk semua daya jerap arang aktif (sampel komposit)
dianalisis di Laboratorium Terpadu IPB, Bogor dengan menggunakan teknik HPLC.
4. Contoh Pabrik yang Menggunakan Mesin Evaporator Sesuai Laporan PKL
- Neraca massa pada proses pemurnian Nira mentah di Pabrik Gula Gempolkrep
PG Gempolkrep memiliki 7buah evaporator yaitu 6 buah evaporator Robert dan
1buah (Falling Film Plate Evaporator) FFPE. Pada proses penguapan Nila encer
ditampung dalam tangki (Falling Film Plate Evaporator) FFPE pada suhu 112C-115C.
Jika dilakukan cleaning (pencucian) pada Falling Film Evaporator , maka pemanasan
dilakukan pada PP III, begitupula sebaliknya jika FFE dibersihkan maka pemanasan nila
jernih dilakukan pada PP III.
Selanjutnya, nila masuk ke dalam badan penguap I dan II melalui pipa pemasukan
dan selanjutnya melalui pipa-pipa sirkulasi dan mendapatkan pemanasan, sehingga
temperaturnya naik. Nira dapat mengalir dengan sendirinya dari badan pengup I dan II ke
badan penguap III. Pada badan penguap terakhir,nila dikeluarkan dengan menggunakan
pompa, kemudian dialirkan ke Peti Sulfitasi Nira kental untuk ditambahkan gas SO 2. Nira
kental yang telah disulfitasi ditampung dalam tangki nila kental untuk dijadikan bahan
pada stasiun masakan.
- Tata letak fasilitas produksi gula di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun
PG Rejo Agung memiliki 2seri evaporator yang masing-masing seri terdiri dari
5buah tangki evaporator. Proses pemanasan nira sampai suhu tertentu yaitu 120C dan
bertekanan 0,2-0,3 kg/cm2. Pengoperasian evaporator ini menggunakan system
Quadraple Effect Evaporator yaitu memanfaatkan empat kali evaporasi secara seri atau
kontinyu. Nira yang keluar dari Voorkoker akan masuk ke tangki evaporator I kemudian
mengalir ke tangki II lalu mengalir ke tangki III dan terakhir ke tangki IV. Nira yang
keluar diharapkan memiliki kekentalan mencapai 30 Be.
Mesin yang terakhir yang digunakan stasiun penguapan adalah tangki sultifasi II.
Pada tangki sultifasi II ini, nira ditambahkan gas SO 2 yang berfungsi untuk memucatkan
warna gula yang akan terbentuk. Proses ini dilakukan sampai pH mencapai 5,5.
- Pengendalian kualitas pada proses produksi gula di Pabrik Gula Madukismo
Yogyakarta
Tujuan dari stasiun penguapan adalah menghilangkan sebagian besar air yang
terdapat dalam nira dengan biaya yang sekecil-kecilnya dan kehilangan gula sekecil
mungkin. Nila encer dengan suhu 110C yang keluar dari PP II selanjutnya dipompa
masuk ke evaporator I. Agar tidak terjadi karamelisasi gula, maka pipa-pipa calandria
dalam evaporator harus terendam dalam nira.
Pada proses ini, nira encer yang telah dipanaskan di PP III masih mengandung
banyak air. Oleh karena itu, dilakukan proses penguapan air dalam nira. Sasarannya
adalah terjadi pemekatan nira encer dari kurang lebih 15brix menjadi 60brix. PG
Madukismo menggunakan sistem Quadruple Effect Evaporator dalam stasiun
penguapannya. Maksudnya adalah sistem penguapan menggunakan 4badan evaporator
yang bekerja secara seri dari evaporator I sampai ke evaporator II.
- Manajemen sumber daya manusia di PT Rajawali II Unit Pabrik Gula Tersana
Baru Cirebon Jawa Barat
Penguapan nira digunakan untuk mengurangi kadar air dalam nira dengan
kekentalan tertentu. Peguapan ini dilakukan pada kondisi vacuum, agar sukrosa yang
terkandung dalam nira tidak rusak atau pecah. Nira encer yang memiliki 12-14%
dikentalkan sehingga mencapai nilai brix 60-65% sehingga air yang diuapkan 50 %.
Penguapan dilakukan dengan sistem Quadruple Effect yang dalam hal ini uap dari
evaporator terdahulu digunakan sebagai pemanas bagi evaporator selanjutnya. Setiap 1kg
uap yang digunakan dapat menguapkan 4kg air yang terkandung dalam nira.proses
penguapan dilakukan secara kontinyu dari evaporator I sampai evaporator IV dan nira
keluar sebagai nira kental. Pengisian nira ke dalam evaporator hanya mencapai sepertiga
tinggi pipa pemanas.
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, Danis Alfiana. 2012. Pengendalian Kualitas pada Proses Produksi Gula do PG.
Madukismo, Yogyakarta. Laporan Praktek Kerja Lapang. Jurusan TIP, FTP,UB. Hal.
45-46
Nasor, Atqo Samsiar. 2010. Tata Letak Fasilitas Produksi Gula di Pabrik Gula Rejo Agung
Madiun. Laporan Praktek Kerja Lapang. Jurusan TIP, FTP,UB. Hal. 48-51
Prasetyo, Gunawan. 2007. Neraca Massa pada Proses Pemurnian Nira Mentah di Pabrik
Gula Gempolkrep. Laporan Praktek Kerja Lapang. Jurusan TIP, FTP,UB. Hal. 26-28
Tidore, Rosdiana, dkk. 2012. Pemurnian Kondensat Hasil Pembuatan Gula Aren (Arenga
pinnata) dengan Menggunakan Arang Aktif. JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE.
Vol. 1, No.1, Hal. 33-36
Ukhisia, Bella Gloria. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia di PT PG Rajawali II Unit
Pabrik Gula Tersana Baru Cirebon- Jawa Barat. Laporan Praktek Kerja Lapang.
Jurusan TIP, FTP,UB.Hal 58-60
Y. Marsono, dkk. 2007. Substitusi Minyak Jagung Dengan Minyak Sawit Merah Dalam
Produksi Susu Bubuk Rekombinasi : Pengaruhnya Pada Sifat Fisik Dan Gizi.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. Vol. 6, No. 2, Hal. 41-48
TUGAS BESAR
SATUAN OPERASI DAN PROSES
EVAPORASI
Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
115100701111002
115100700111004
115100701111010
115100700111016
115100301111008