Oleh :
Hendra Wahyu
Nim.131158003
1.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan Umum
belum lama ini.
Disebutkan Grand Design normalisasi Citarum berikut anak sungainya itu
sebagai upaya yang akan dilakukan pemerintah pusat, Provinsi Jabar dan Kabupaten
Bandung mengatasi banjir di Kabupaten Bandung. "Ini merupakan grand design
yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat yang pembicaraannya telah kami lakukan
bersama beberapa Waktu lalu, Banjir di Bandung, Ribuan Rumah Terendam 2 Meter
BANDUNG (Pos Kota) Amukan banjir yang melanda di kampung
Cieunteung, Baleendah Kabupaten Bandung masih belum mereda. Sudah hampir
sepekan ribuan rumah warga terendam banjir hingga, Minggu warga punmasih
berjubel di beberapa tempat pengungsian yang ada di wilayah tersebut. Di kabarkan,
buntut banjir setinggi 2 meter itu pun merobohkan enam rumah.
Berdasar catatan di kantor Kecamatan Baleendah enam rumah yang ronoh
Minggu akibat tak tahan terendam air. Rumah itu ambruk akibat lapuknya kayu-kayu
setelah direndam banjir hampir sepekan. Untuk menyelamatkan warga, pihak Pemda
Kabupaten Sumedang sudah memerintahkan warga supaya mengungsi hingga waktu
yang belum ditentukan. Ribuan pengungsi kini di tampung, di mesjid, kantor
kelurahan, kecamatan, dan gedung serba guna milik PDI-P Kecamatan Baleendah.
Di sisi lain dadang pun menyoroti, kondisi perekonomian di baleendah kini
mengalami kelumpuhan. Ribuan warga sama sekali tak bisa beraktifitas lantaran
rendaman air masih tinggi. Akibatnya, kebutuhan makanan dan minuman praktis
morat-marit. Sudah semingngu warga berdiam di pengungsian. Semua aktifitas
warga lumpuh,.
Berdasar pemantauan, lanjutnya, air banjir kini masih tetap menduduki semua
wilayah di Kampung Cieunteung. Kabupaten Bandung. Dia belum bisa
memperediksi kapan banjir itu surut, pasalnya hujan deras setiap hari masih terus
turun di Bandung.
2.
Pada setiap aliran sungai dengan waktu tertentu akan terjadi pendangkalan
dasar sungai dikarenakan banyaknya sedimen-sedimen yang menumpuk.
Dengan terjadinya pendangkalan daya tampung sungai semakin kecil, maka
sungai perlu dinormalisasikan dengan cara mengeruk sedimen-sedimen yang
mengendap didasar sungai.
c. Memelihara Hutan
Hutan boleh berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air
hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. didaerah
bandung yang hutan banyak dijadikan proyek properti, pembangunan
perumahan yang dilegalkan oleh pemerintah, sehingga hutan semakin
berkurang, akibatnya daya serap tanah berkurang dan aliran air (run off)
semakin besar, untuk itu perlu kerja sama pemerintah dan masyarakat untk
menjaga kelestarian hutan.
d. Mengawal Aktiviti Manusia
Dari artikel Artikel diatas ada beberapa Solusi dan komentar dari Pembaca
1.
Meninjau
Informasi
Bandung
bebas
banjir
Membuat
rencana
cakupan
Life Cycle
Management
Strategis
Rencana Anggaran
Biaya
Design dan
RAB
Pelaksanaan
O/M
2.
terutama daerah Cieunteung, dengan titik tertinggi sungai citarum 2000 m diatas
permukaan air laut dan titik terendah 600m dpl. Curah hujan dikota bandung
mencapai 1500-2000 mm pertahun.
Banjir yang terjadi diwilayah Cieunten merupakan akumulasi dari berbagai faktor
diatas sehingga perlu penanganan khusus diwiliyah tersebut, diwiliyah sungai
citarum tepatnya di pertemuan sungai citarum dengan cisangkui banyak sudetan pada
belokan sungai menjadi aliran sungai lurus sehingga banyak terjadi sungai-sungai
mati. Untuk mengurangi hal tersebut perlu mengkatifkan kembali sungai-sungai mati
tersebut dan membuat folder-folder pada pertemuan dua sungai.
3.
C rata -rata
0.614728
0.604648
0.55882074
0.5383512
0.445142
0.55783464
0.57949351
0.62173981
0.5691107
0.623653
0.6533647
0.5354859
0.623653
Salah satu dari mekanisme intensif adalah kemudahan bagi kegiatan pertanian yang
sesuai kaidah konservasi. Luas areal pertanian pada Q25 adalah 45,7 ha, berupa
kebun campuran 32,19 ha, tegal/ladang 13,28 ha dan persawahan 655,45 ha.
Kemudahan dapat dilakukan pihak Pemda dengan menyediakan varietas tanaman
yang tahan genangan, berupa tanaman perkebunan seperti tanaman karet, kelapa,
kopi dan cengkeh juga berupa tanaman pangan seperti padi varietas Siak Raya,
Dendang, Lambur, Inpara-1, Inpara 2 (sumber : Varietas Padi Rawa Adaptif Pada
Lahan Banjir Dan Rendaman, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi).
3.2 Strategi Jangka Menengah
1. Pengelolaan DAS Berwawasan Konservasi Dengan Mekanisme Jasa Lingkungan
Pengelolaan DAS berwawasan konservasi merupakan upaya untuk menahan laju
deforestasi yang dilakukan oleh masyarakat daerah hulu DAS dengan membangun
hubungan hulu hilir dengan mekanisme jasa lingkungan. Mekanisme diterapkan
untuk membuat masyarakat di hulu menyadari dampak yang ada di bagian hilir.
mekanisme ini mengembangkan hubungan antara masyarakat di hulu dan yang
tinggal di hilir melalui sistem transaksional.
2. Pembatasan dan Pengendalian Ruang Sempadan Sungai dan Dataran Banjir
Dengan Pengembangan Kawasan Secara Vertikal. Untuk kawasan yang telah
terbangun (built up area) : Kawasan terbangun di lokasi kajian pada Q25 adalah
berupa kawasan permukiman seluas 171,46 ha, kawasan industri seluas 44,81 ha dan
area persawahan 655,45 ha . Pengendalian ruang sempadan sungai dan dataran banjir
pada kawasan yang telah terbangun dilakukan dengan upaya untuk mengembalikan
fungsi kawasan terbangun di area sempadan sungai secara bertahap kembali ke
fungsi semula, yaitu untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai, sesuai kriteria
dan standar teknisnya, dengan cara peningkatan fungsi hidrologis daerah sempadan
sungai dan tidak diperkenankan adanya pendirian bangunan baru pada kawasan
tersebut, agar tidak berkembang lebih lanjut kecuali bangunan lama yang
dikembangkan secara vertikal dan bangunan yang menunjang fungsi kawasan dan
merupakan bangunan bagi kepentingan umum dan pariwisata. Dengan dilakukannya
pengembangan kawasan terbangun secara vertikal maka diharapkan tersedia lahan
sebagai lahan terbuka hijau (RTH).
Untuk kawasan pengembangan baru (development area) : untuk kawasan
pengembangan baru pengendalian ruang dilakukan dengan cara melindungi kawasan
sempadan sungai dan dataran banjir dari alih fungsi lahan dan pembatasan kegiatan
tegal/ladang, peternakan dan perkebunan. Dari hasil simulasi pada Q25 luas kegiatan
tegal/ladang 13,8 ha dan kebun campur 32,19 ha. sedangkan warga yang bermata
pencaharian
dari
sektor
peternakan
sebanyak
729
orang.
Pengembangan