Anda di halaman 1dari 47

AIN F.

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan dan Persalinan
1.1 Menjelaskan Fertilisasi, Nidasi, Pembentukan Plasenta
1.2 Menjelaskan Fisiologi Ibu Hamil
1.3 Menjelaskan Fisiologi Janin
1.4 Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal
1.5 Menjelaskan Pimpinan Persalinan Normal
2 Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan
2.1 Menjelaskan Definisi
2.2 Menjelaskan Fisiologi
2.3 Menjelaskan Dampak pada Ibu dan Janin
2.4 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.5 Tatalaksana
3 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Puasa Pada Ibu Hamil

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan dan Persalinan
1.1 Menjelaskan Fertilisasi, Nidasi, Pembentukan Plasenta
Pengangkutan ovum ke oviduktus
Pada ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi langsung
diambil oleh oviduktus, ditangkap fimbrie. Fimbrie dilapisi oleh silia yaitu
tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang bergetar seperti gelombang ke arah
interior oviduktus.
Pengangkutan sperma ke oviduktus
Setelah ditaruh di vagina saat ejakulasi, sperma-sperma tersebut harus berjalan
melewati kanalis servikalis, uterus dan kemudian menuju telur di sepertiga atas
oviduktus. Rintangan pertama adalah melewati kanalis servikalis. Sewaktu kadar
estrogen tinggi seperti yang terjadi saat folikel matang akan berovulasi, mucus
serviks menjadi cukup tipis dan encer untuk dapat ditembus oleh sperma. Setelah
sampai uterus, kontraksi miometrium akan mengaduk sperma, saat mencapai
oviduktus sperma harus bergerak melawan silia, gerak ini dipermudah oleh
kontraksi antipristaltik otot polos oviduktus.
Fertilisasi

ds

www.bio.davi
on.edu

Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati


korona radiata dan zona pelusida. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan saat
membran akrosom rusak saat sperma berkontak dengan korona radiata,
memungkinkan sperma membuat terowongan menembus sawar-sawar protektif
tersebut. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan
membran plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus sperma lain
(Fenomena Black To Polyspermy).
Kepala sperma yang berfusi tertarik dan ekor lenyap. Penetrasi sperma ke
dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir oosit sekunder. Nucleus
sperma dan ovum menyatu membentuk zigot lalu menjadi morula dan masuk
uterus setelah uterus sudah bisa dimasuki oleh morula, lalu manjadi blastokista
dan terjadi implantasi di dinding endometrium.
Fertilisasi berlangsung di oviduktus ketika telur yang dilepaskan dan sperma
yang diletakkan di vagina bertemu di tempat ini. Ovum yang telah dibuahi mulai
2

membelah diri secara mitosis. Dalam waktu seminggu ovum tumbuh dan
berdiferensiasi menjadi sebuah blastokista yang dapat melakukan implantasi.
Sementara itu, endometrium telah mengalami peningkatan vaskularisasi dan
dipenuhi oleh simpanan glikogen di bawah pengaruh progesterone fase luteal.
Blastokista terbenam di lapisan yang telah dipersiapkan tersebut melalui kerja
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh lapisan luar blastokista. Enzim ini
mencernakan jaringan endometrium kaya nutrient, melaksanakan dua fungsi yaitu
membuat lubang di endometrium untuk implantasi blastokista sementara pada saat
yang sama membebaskan nutrient dari sel endometrium agar dapat digunakan oleh
mudigah yang sedang berkembang.
Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat selama perjalannya dalam
tuba falopii.

Bila kelompok sel yang dsebut sebagai morula mencapai cavum uteri maka
terbentuklah inner cell mass.
Pada stadium Blastosis , mass tersebut di bungkus dengan sel trofoblas
primitif. Didalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal
kehamilan dan juga membentuk EPF ( early pregnancy factor ) yang mencegah
rejeksi hasil konsepsi .

Pada stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi untuk memperoleh


nutrisi dan oksigen yang memadai. Terjadi perkembangan inner cell mass
kedalam lapisan ektodermal dan endodermal. Diantara kedua lapisan tersebut
terbentuk lapisan mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk
mesoderm ekstra embrionik.

Pada stadium ini terbentuk 2 rongga yaitu yolc sac dan cavum amnion.
Kantung amnion berasal dari ektoderm dan yolc sac dari endoderm. Pada stadium
ini, cavum amnion masih amat kecil.

2 rongga yang terbungkus oleh mesoderm bergerak kearah blastosis. Batang


mesodermal akan membentuk talipusat. Area embrionik yang terdiri dari ektoderm
endoderm dan mesoderm akan membentuk janin
Cavum anion semakin berkembang sehingga mencapai sampai mencapai
dinding blastosis. Bagian dari Yolc sac tertutup dalam embrio dan sisanya
membentuk tabung yang akan menyatu dengan tangkai mesodermal.

Plasentasi
Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian membesarnya
blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan dan kehamilan
akan semakin mengembang ke arah dalam cavum uteri.

Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang


melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang
bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut
Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan
pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya
ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum
uteri menjadi obliterasi
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses
ini, kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan
mengalami dilatasi membentuk sinusoid.
Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan
lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi
chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut,
struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat
untuk membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis
membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel
trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi
terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan
terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat
pada jaringan maternal dan disebut sebagai anchoring villi .
6

Struktur
dan
hubungan
villi
terminalis
dapat
dipelajari
dengan
melihat
gambar
penampangnya.
Dengan
semakin
lajutnya kehamilan,
hubungan
antara
vaskularisasi
trofoblas
dan
maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal
yang berasal dari ruang intervillous
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam
miometrium. Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta
kedalam vaskularisasi yang bersifat low resistance high flow vascular bed
yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien sisa


metabolisme hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana
struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis.
Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan placental
barrier pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang
memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya,
sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus
mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna
merah dengan tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm 500
gram.
Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat Wharton
Jellyyang bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak
mudah tertekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

1.2 Menjelaskan Fisiologi Ibu Hamil


Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan
ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama
kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output,
curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena

curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat
(dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80 90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena
rahim yang membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah
jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali
ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya
perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih
banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari
seluruh darah ibu.
Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan
laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam
jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama
jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi
beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan
khusus.Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali
normal pada trimester ketiga.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi
jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.
Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi
tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari
setelah persalinan, agak meningkat.

PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI


Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterine. Estrogen menyebabkan hiperpliasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas atau kelenturan uterus.
a Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut serabut kolagennya menjadi higroskopik
endometrium menjadi desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20
cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc. Taksiran kasar pembesaran uterus pada
perabaan fundus:
Tidak hamil: sebesar telur ayam (+ 30 g)
Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa
Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis pubis
Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
9

Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat


Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid
Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid

b Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
c Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada
kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim
yang kira kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek
dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus
rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa
lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar.
Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding
rahim terasa tipis, karena itu bagian bagian janin dapat diraba melalui dinding
perut dan dinding rahim
d Posisi Rahim
1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri. Rustam Mochtar, 1998 : 36)

e
f

Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak anak
cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah
Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1) Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana
desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi
fundus uteri terletak antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah
terbentuk seluruhnya.
10

2)Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 3 jari di bawah pusat.
3)Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
4)Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 3 jari di atas pusat.
Menurut Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari smpisis adalah
26,7 cm diatas smpisis.
5)Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus
xiphoideus.
6)Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi
melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus
xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen


dan perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium (Kantong Telur)
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/beristirahat.Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara.Hormon
laktogenik
plasenta
(diantaranya
somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan
kolostrum.Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh
melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
Sistem respirasi/Pernapasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan)
juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah
yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

11

Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah
BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi
peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntahmuntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :
1 retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2 anemia relatif
3 tekanan darah arterial menurun
4 curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
5 volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6 volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik
yang terjadi pada kehamilan.Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3.Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin
penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan.Fibrinogen juga
meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl).Laju endap darah
meningkat.Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena
terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1,
alfa-2 dan beta.Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui).Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan
janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium,
fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg,
untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1 ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2 produksi glukosa dari hati menurun
3 produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4 aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5 efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth
factors, dsb).
Traktus urinarius/saluran kemih
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen
dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat
dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
12

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan


berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae
pada perut, dsb.Terdapat linea nigra dibagian perut.
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi
konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus
+ 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1
kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
1.3 Menjelaskan Fisiologi Janin
Minggu pertama 8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini
mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di
dalam rahim.
Minggu ke-2 Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan
terbahagi kira-kira 2 kali sehari sehinggalah pada hari yang ke-12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada
endometrium.
Minggu ke-3 Saiz embrio terbentuk dan saiznya hanyalah sepanjang 0.08 inci/2
mm. Gen janin mula hendak membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ
badan yang akan bergabung.
Minggu ke-4 - Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel
mula bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci
(6 mm = sebesar biji tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan
tulang belakang serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru
dan aorta (urat besar yang membawa darah daripada jantung).
Minggu ke-5 - Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm,
mesoderm dan dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan
membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit serta rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada
lapisan tengah akan membentuk organ penting yang asas iaitu jantung, buah
pinggang, tulang dan organ reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang pertama
terbentuk dan berfungsi. Akhir sekali ialah lapisan endoderm iaitu lapisan paling
dalam yang akan membentuk organ dalaman seperti usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
Minggu ke-6 - Sekiranya pemeriksaan secara ultrasound dilakukan, kita akan
dapat melihat janin sudah membentuk kepada dan badan. Biasanya getaran
jantungnya juga sudah dapat dikesan.
Minggu ke-7 Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolaholah tertunduk dan berada dalam cecair (air ketuban atau amnotic sac) yang akan
memberikan keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.
Janin usia 8 Minggu

13

Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang
sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan
ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.
Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari
kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya.
Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya
sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

Minggu ke-10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak
meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia
mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan
kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.

14

Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan
tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah
bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah
jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri.

Janin usia 12 Minggu


Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi
menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan kaki
terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan
lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.

Minggu ke-13 :
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen ,
nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi
mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19
gram.
Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga
semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14 :
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram.
Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh
tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi lakilaki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.Detak jantung
bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi
Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit
bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini,
beratnya 49 gram dan panjang 113 mm
15

Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak
matanya
masih
tertutup
Janin usia 16 Minggu
Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan
bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya
bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang
dan menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi.
Rasanya seperti ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu
khawatir jika belum dapat merasakan gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama,
biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan gerakannya.

Minggu ke-17 :
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak
cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah
Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.
Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai
terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun
bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan
mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut.
Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram.
Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon
Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit
dari luka. Otak bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu
membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.
Janin usia 20 Minggu
Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat,
baik dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu
separuh dari panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340
gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu
memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat lain di mana
ia melakukan banyak gerak.

16

Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau
menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus
besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya
20 cm
Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap
minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional
Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur
sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan
lemak. Ia memiliki kebiasaaan berolahraga, menggerakkan otot jari-jari tangan dan
kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi
telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
Janin usia 24 Minggu
Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan
bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya.
Otot rahim ibu meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.

Minggu ke-25 :
Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan
bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan
terlalu banyak, ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran
darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah
mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman
bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils)
sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan
34-37 cm.
17

Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai
terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram,
sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh
masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk
bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan
menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890
gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin
berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya
terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas
karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip
bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke
bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil
kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan
estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu
sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan
suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan
mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai
seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Janin usia 30 Minggu
Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin
mengalami tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700
gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml
sehari di dalam air ketuban
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan
bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah
dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras,
berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi,
fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang
dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan
musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43
cm.
Minggu ke-32 :

18

Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis
dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi
mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan
berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim
sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki
si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin
panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi .
Minggu ke-33 :Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan
ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah
mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa
menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi
belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun
nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai
turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi
badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34 :
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila
mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda
sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang
berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus
berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi
2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah
mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk
memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah
mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini
testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan
sekitar 45-47 cm.
Janin usia 36 Minggu
Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat turun ke
rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok. Apabila ia
bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap. Sekarang
panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.
Janin usia 37 hingga 42 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya
menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku
terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim.
Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga
sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan
di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu
yang telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang
diperkirakan.
1.4 Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal

19

Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan presentasi
kepala ini ditemukan kurang lebih 58% ubun-ubun kecil terletak terletak di kiri depan,
kurang lebih 23% di kanan depan, kurang lebih 11% di kanan belakang, dan kurang
lebih 18% di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di
sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoit dan rektrum.
Seperti telah dijelaskan terdahulu 3 (tiga) faktor penting yang memegang peranan
pada persalinan, ialah : 1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his
dan kekuatan mengedan; 2) keadaan jalan lahir; 3) janinnya sendiri.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan mulai turun dan masuk kedala rongga
panggul.
Masuknya kepala melalui pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus,
ialah bila arah sumbu kepala tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula
kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring
dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut naegele ialah
apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip kedepan dengan pintu atas pinggul.
Dapat pula asinklitismus posterior menurut litzman : keadaan adalah sebaliknya dari
asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme
turunnyakepala dengan turunnya asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di
daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah
anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih
mendekati siboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang
akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi didalam rongga
panggul menurut hukum Koppel : a kali b = c kali d. Pergeseran di titik B lebih besar
dari titik A. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar
panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang
turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intreuterin disebabkan oleh
his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam.
Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun dibawah simfisis, maka dengan
suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih dan kepala janin makin tampak bregma, dahi,
muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi,
yang disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi,
untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang akan dilaluinya,
sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam
posisi depan belakang. Demikian pula dilahirkan irokanter depan terlebih dahulu, baru
kemudian trokanter belakang, kemudian, bayi lahir seluruhnya.
Bila mekanisme partus yang fisiologik ini difahami dengan sungguh-sungguh,
maka pada hal-hal yang menyimpang dapat segera dikoreksi secara manual jika
mungkin, sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan.

20

Apabila bayi telah lahir, segera jalan nafas di bersihkan. Tali pusar di jepit antara 2
cunam pada jarak 5 dan 10 cm. Kemudian di gunting antara kedua cunam tersebut,
lalu di ikat. Tunggul tali pusat dibei anti-septika. Umumnya bila telah lahir lengkap,
bayi akan segera menarik nafas dan menangis.
Resuitasi dengan jalan membersihkan dan menghisap lendir pada jalan nafas harus
segera di kerjakan. Pula cairan di dalam lambung hendaknya di isap untuk
mencegahnya masuk ke paru-paru ketika bayi muntah dan muntahnya terhisap masuk
ke paru-parunya.
Bila bayi telah lahir, uterus mengecil. Partus berada dalam kala III (kala uri).
Walaupun bayi telah lahir, kala uri tidak kalah pentingnya dari pada kala I dan II.
Kematian ibu karena pendarahan pada kala uri tidak jarang terjadi sebab pimpinan
kala III kurang crmat di kerjakan. Seperti telah di kemukakan, segera setelah bayi
lahir, his mempunyai amplitude yang kira-kira sama tingginya hanya frekuensinya
berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil, sehingga pelekatan plasenta dengan
dinding uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta dari dinding uterus ini dapat di
mulai dari 1) tengah 2) (sentral menurut schultze); 2) pinggir (marginal menurut
Mathews Duncan); 3 kombinasi 1 dan 2. Yang terbanyak ialah menurut schultze.
Umumnya kala III berlangsung selama 6 sampai 15 menit. Tinggi fundus uteri setelah
kala III kira-kira 2 jari di bawah pusat

21

22

1.1 Menjelaskan Tahapan dan Tindakan Persalian Normal


Pembagian fase/kala persalinan menurut WIknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai
berikut:
1 Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
2 Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
3 Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
4 Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
Periode tahap-tahap persalinan normal menurut Kampono dan M. Moegni (1999)
sebagai berikut : Tabel 2.1. Periode Tahap-tahap Persalinan Normal
Tahap
Nullipara
Multipara
Persalinan
Kala 1 fase laten
Kurang dari 20 jam
Kurang dari 14 jam
Fase aktif
5 8 jam
2 5 jam
Pembukaan serviks
Rata-rata 1,2 cm/jam
Rata-rata 1,5 cm/jam
Kala 2
Kurang dari 2 jam
Kurang dari 1 jam
Kala 3
Kurang dari 30 menit Kurang dari 30 menit
1

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal


Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks
Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi
uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala
1 berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
23

1
2
3
1

2
3

1
2

porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6
jam.
Fase aktif terbagi atas :
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah
dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida
berbeda dengan pada multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) - pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti garis lebar).
Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
His ssesungguhnya dan his palsu
His Sesunggunya
1. Rasa sakit :
teratursemakin
sering,
berlangsung selama 30-70 detik
- Interval makin pendek
- semakin lama semakin kuat
- dirasakan paling sakit di
daerah punggung
- intensitas makin kuat kalau
penderita berjalan.
2. Keluar show
3. Serviks membuka dan
menipis.

His Palsu
1. Rasa sakit :
- tidak teratur dan tidak sering
(kontraksi Braxton Hicks)
- interval panjang
- kekuatan tetap
- dirasakan kuat di daerah
perut
- tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan
2. Tidak keluar show
3.Serviks tertutup dan tak ada
pembukaan.

Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi

24

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5

Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama,
sangat kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah :
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan
lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.

Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1 Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior/posterior).
2 Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
3 Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipitobregmatikus (belakang kepala).
4 Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubunubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5 Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati
bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
6 Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7 Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor
Risiko Anestetik, Medis atau Obstetris
Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.
Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik
povidon-iodin dan heksaklorofen.
Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit
dan memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan
memanjang.
Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I.
Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.

25

Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta


Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan
lahirnya plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan
plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar /
di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi
sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat
obstetrik).

Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan


Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Ada 7 (tujuh) pokok
penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
kontraksi uterus harus baik,
tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,

1
2
3

26

4
5
6
7

kandung kencing harus kosong,


luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
resume keadaan umum bayi,
resume keadaan umum ibu.
Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa si ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu
ke dunia luar.Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan
bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk
melakukan stabilisasi.
Penanganan
1 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan
pasca persalinan.
2 Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
4 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5 Biarkan ibu beristirahat ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada
posisi yang nyaman.
6 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya.
7 Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai
memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
8 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air
kecil dalam 3 jam
9 pascapersalinan.
10 Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
a bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Nilai Apgar
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai
Apgar merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera
diberikan kepada bayi baru lahir.
Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan
otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai
0, 1 atau 2:
Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian
yang paling penting.
- Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
- Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
- Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
Usaha untuk bernafas
- Jika tidak bernafas : 0

27

- Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1


- Jika bayi menangis : 2
Ketegangan otot
- Jika otot lembek : 0
- Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
- Jika bayi bergerak aktif : 2
Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
- Jika tidak timbul refleks : 0
- Jika wajahnya menyeringai : 1
- Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
Warna kulit
- Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
- Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.
Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan
yang baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1
nilai karena kaki dan tangannya yang berwarna kebiruan. Nilai Apgar yang kurang
dari 8 menunjukkan bahwa bayi memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di
lingkungan yang baru. Nilai Apgar 0-3 menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan
resusitasi.
Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan
kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian. Nilai Apgar 1 menit menunjukkan
toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi
bayi terhadap lingkungan barunya. Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa
kembali dilakukan pada menit ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar
masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko tinggi terjadinya kematian atau penyakit.

2. Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan


2.1 Menjelaskan Definisi
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin
yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.
Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal
kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar
wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan
tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari
10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi
dalam tubuh, sehingga kebutuhan zatbesi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang
ditandai dengan gambaran seldarah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum
(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron
Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta
ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang
dapatmenyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan
zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi di usus, perdarahan
akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil,
masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang
ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin
28

yang rendah dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun. Pada
kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhannya dapat mencapai angka 900mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh
karena sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi
rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi.
ETIOLOGI

Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah

Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma

Kurangnya zat besi dalam makanan(diit)

Kebutuhan zat besi meningkat

Gangguan pencernaan dan absorbsi(malabsorbsi)


Status sosial ekonomi keluarga yang minim menyebabkan asupan gizi kurang
Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan
Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun
Malabsorpsi
Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
a.
Anemia Defisiensi Besi
Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena
kurang asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan,
atau karena pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan.
Jika terjadi defisiensi besi, maka suplai ke sumsum tulang juga berkurang
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini
menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk mengandung sedikit Hb
sehingga menjadi mikrositosis dan hipokrom. Proliferasi prekursor eritroid juga
terhambat pada saat defisiensi besi.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi
defisiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah
khatulistiwa besi lebih banyak ke luar melalui air peluh dan kulit. Di Indonesia
asupan besi per hari untuk wanita tidak hamil (12 mg), wanita hamil (17 mg),
wanita menyusui (17 mg).
Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan
anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau
komplikasi. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat
menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama,
perdarahan postpartum, dan infeksi. Walaupun bayi yang dilahirkan tidak
menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang sehingga
beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.
b. Anemia Megaloblastik
29

Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin
B12. Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam
darah atau sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom
tidak selalu dijumpai kecuali anemia berat. Seringkali anemia bersifat normositer
dan normokrom karena defisiensi asam folat sering berdampingan dengan
defisiensi besi dalam kehamilan. Perubahan-perubahan dalam leukopoesis seperti
metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang-kadang disertai vakuolisasi
dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada defisiensi asam folat dan
vitamin B12 bahkan sebelum terdapat megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat
dibuat dengan percobaan penyerapan dan pengeluaran asam folik. Pada
pengobatan percobaan asam folat menunjukkan naiknya jumlah retikulosit dan
kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel
yang tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA
tidak terpengaruh. Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin
disintesis dalam jumlah berlebihan selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya
terjadi peningkatan dalam ukuran sel.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis yang
cukup baik. Pengobatan dengan asam folat hampir selalu berhasil. Apabila
penderita mencapai masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan
maka anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan
karena dengan lahirnya anak keperluan akan asam folik jauh berkurang.
Sebaliknya anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus-menerus juga di luar
kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat tidak diobati
mempunyai prognosis kurang baik. Angka kematian bagi ibu mendekati 50% dan
anak 90%.
2.2 Menjelaskan Fisiologi
Pada kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma darah dan seritrosit
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi lebih besar
jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi Hb akibat hemodilusi.
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada
kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan Ht, Hb, tetapi tidak
menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Mekanisme
perubahan ini belum jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan untuk menurunkan viskositas darah maternal sehingga
meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi
ke janin.
Ekspansi volume plasma mulai paada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat hingga
minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume pasma sekitar 40% lebih tinggi pada
ibu hamil dibantingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan Ht dan
konsentrasi Hb biasanya tampak pada minggu ke 16-22 ketika titik keseimbangan
tercapai.
2.3 Menjelaskan Dampak pada Ibu dan Janin

30

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil,
1

Trimester I akan dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus dan kelainan


kongenital.

Trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum,


gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai
kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan
bisa mengakibatkan kematian.

Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan
yang disebabkan karena ibu cepat lelah.

Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta,
pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan
involusio uteri.

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian
bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah
lebih hebat pada kehamilan muda.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Poedji Rochjati).
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (Nelson, 2000).
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,
sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
1. Bahaya Pada Trimester I
31

Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan


congenital, abortus / keguguran.
2. Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante
partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu
3. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin
lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah
dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
2.4 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding
ANAMNESIS
Keluhan : lekas lelah, kurang konsentrasi, sulit bernafas, mengantuk
Anamnesis makanan : anemia nutrisional.
Pekerjaan pasien : kontak dengan zat-zat kimia, pekerja tani, penyemprot hama,
daerah malaria, alat-alat keselamatan kerja, lingkungan kerja dsb.
Riwayat ikterus ringan sampai kencing berwarna teh pekat, untuk mengetahui apakah
pasien mengalami anemia hemolitik.
Riwayat memakai obat-obatan tertentu, makan jamu, zat-zat pembersih rumah tangga.
Riwayat penyakit seperti apakah menderita penyakit kronik seperti penyakit ginjal,
hati, tuberkulosis, diabetes.
Apakah ada penyakit-penyakit tertentu didalam keluarga seperti talasemia dan
penyakit-penyakit genetik lain.
Suku bangsa dan tradisi-tradisi tertentu.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda pucat, memar, bintik-bintik merah/biru dibeberapa bagian tubuh.
Kuku dapat dijumpai Koilonychia ( sudah jarang )
Perdarahan gusi, perdarahan gastrointestinal, respiratoar, urogenital. Wajah tampak
pucat, konjungtiva pucat.
Pemeriksaan limpa, hati dan ginjal.
Pemeriksaan gastrointestinal, apakah ada teraba massa.
Pemeriksaan thorax.
Apakah ada ulkus-ulkus kronik pada tungkai, tanda adanya penyakit talasemia,
anemia sel sabit dan adanya pembengkakan tanda trombosis vena dalam.
Keluhan-keluhan seperti kebas-kebas atau tanda-tanda neurologis yang jelas seperti
kelainan refleks yang dapat merupakan tanda kurangnya vitamin B12.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terdapat 3 tahap diagnosis ADB:
Menentukan adanya anemia dengan mgnukur kadar hemoglobin atau hematokrit
Memastikan adanya defisiensi besi
Menentukan penyebab dari defisiensi besi yang terjadi
32

Anemia hipokromik makrositer pada hapusna darah tepi, atau MCV <80 fl dan MCHC ,31%
dengan salah satu dari a,b,c,d:
Dua dari tiga parameter dibawah ini:
o Besi serum <50mg/dl
o TIBC >350mg/dl
o Saturasi transferin <15%
o Feritin serum <20mg/l
o Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perls stain) menunjukan
cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif
o Pemberian sulfas ferosus 3x200mg/hari selama 4 minggu disertai kenaikan
kadar hemoglobin lebih dari 2gr/dl.
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas
yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO tahun
1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a. Normal > 11gr%
b. Ringan 8-11gr%
c. Berat <8gr%
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan mudah
pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto, Achmad, 2011 : 37).
Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:
a. Merasa lelah atau lemah
b. Kulit pucat progresif
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak napas
e. Konsentrasi terganggu
2.5 Tatalaksana
ADB
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada
kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua dan
ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada
trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi.
Pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang
tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1
tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan
sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin.
Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb
1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian
ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan
secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih
cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai
indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana
parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan (2003), dijelaskan bahwa :
Pada kehamilan dengan janin tunggal kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk
memenuhi peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang bergantung
33

pada berat lahirnya, 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat
dan plasenta, 90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan.
Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 440-1050
mg dan 580-1340 mg dimana kebutuhan tersebut akan hilang 200 mg (Walsh V, 2007)
melalui ekskresi kulit, usus, urinarius. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil
memerlukan rata-rata 30,00-40,00 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat
secara signifikan pada trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg / hari pada akhir
kehamilan menjadi 60,00 mg / hari. Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar 6,00
sampai 9,00 mg / hari, ketersediaan ini bergantung pada cakupan diet. Karena itu,
pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan
peningkatan absorbsi.
Anemia Megaloblastik
Asam folik 15 30 mg per hari
b.
Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c.
Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d.
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
Dalam pengobatan anemia megalioblastik dalam kehamilan sebaiknya bersama- sama
dengan asam folik diberikan pula besi. Tablet asam folik diberikan dalam dosis 1530 mg
sehari. Jikalu perlu, asam folik diberikan dengan suntikan dalam dosis yang sama.
Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 ( anemia
pernisiosa Addison Biermer ), makapenderita harus diobati dengan vitamin B12 dengan
dosis 100 -1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.
Karena anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat dan kadang
kadang degil sifatnya, maka transfusi darah kadang - kadang diperlukan apabila tidak
cukup waktu karena kehamilan dekat aterm, atau apabila pengobatan dengan pelbagai
obat penambah darah bisa tidak berhasil.
GIZI
Pada kehamilan trimester I (minggu 1-13), kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa. Pada
kehamilan trimester II (minggu 13-26), dimana pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan
tambahan kalori 285 dan protein lebih tinggi dari biasa menjadi 1,5 g/kg bb. Pada
kehamilan trimester III (minggu 27-lahir), kalori sama dengan trimester II tetapi protein
menjadi 2 g/kg bb.
Kalori (energi)
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini
digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan
jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses
metabolisme jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak
lantas menjadi kanan daterlalu banyak makan. Tubuh anda memerlukan sekitar 80.000
tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar 300
tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk mengetahui berapa
kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka pendek, gunakanlah rasa lapar
anda sebagai panduan kebutuhan kalori. Monitorlah berat badan anda untuk membantu
menilai apakah anda mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja
34

anda membutuhkan bantuan dokter atau pun ahli gizi untuk membantu anda dalam
mencukupi kebutuhan kalori selama kehamilan.
Protein
Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu
lain di seluruh hidup anda.Hal inidikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih
banyak 25 gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke dalam makanan
merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan
protein. Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan
sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan seperti kacangkacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan lainnya.
Folat (asamfolat)
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan
embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan
tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur
(prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan
pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama
sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan
konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari
suplementasi asam folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk,
buncis, kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung
folat.
ZatBesi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah
yang berperan membawa oksigen kejaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah
bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini
menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi
tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi
tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan
zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa
didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang telah
difortifikasi zatbesi, dan kacang-kacangan.
Zinc
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng rendah
dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah. Sedangkan uji klinis suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai
keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi
zat seng dalam jumlah cukup bagi merupakan langka hantisipatif yang dapat dilakukan.
35

Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacangkacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada
umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen. Namun anda dapat
mengkonsumsi suplemen (sekitar 25 mg zat seng sehari) jika anda dalam kondisi yang
kurang sehat.
Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak
ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk
menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk
mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulangibu.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari. Sumber kalsium dari
makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga
merupakan sumber kalsium yang baik.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C
merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk
membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya
disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah
mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan
brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan,
imunitas, serta pertumbuhan dan perkembanga nembrio. Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan
pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur,
dan lainnya.

36

Hubungan antara status gizi dengan pertumbuhan janin


Asupan zat besi
inadekuat

Penggunaan zat gizi


buruk

Malnutrisi ibu

Kenaikan curah
jantung

Penurunan suplai
darah & Zat gizi ke
janin
Ukuran plasenta kecil

transfer zat
gizi

pertumbuhan
janin terhambat

Peningkatan kebutuhan zat gizi selama kehamilan


1. Kalori (energy)

2. Protein

3. Mineral kalsium

4. Fosfor

5. Yodium

6. Magnesium

Peningkatan rata-rata metabolism basal


Pertambahan kebutuhan
Sparing protein
Bagian pertumbuhan janin, plasenta,
cairan
amnion,
jaringan
uterus,
mammae, peningkatan volume darah
Cadangan maternal untuk partus dan
laktasi
Pembentukan tulang dan gigi janin serta
peningkatan metabolism kalsium ibu
Volume dan sirkulasi darah ibu
bertambah
Cadangan besi janin
Cadangan partus dan menyusui
Metabolic basal meningkat
Produksi tiroksin meningkat
Koenzim untuk metabolism energy dan
protein
Activator enzim
Pertumbuhan jaringan dan metabolism
37

7. Zn (seng)

8. Vitamin A

9. Vitamin D
10. Vitamin C

11. Asam folat

sel
Fungsi otot optimal
Mencegah kelainan congenital
Untuk perkembangan otot normal
Mencegah retardasi pertumbuhan janin
Esensial untuk tumbuh sel dan jaringan
Pertumbuhan tulang dan gigi
Mencegah kelainan bawaan
Perbaikan absorpsi kalsium dan fosfor
Proses mineralisasi tulang dan gigi
Perbaikan dan integrias jaringan
Zat semen dalam jaringan ikat dan
vaskularisasi
Peningkatan penyerapan besi
Penngkatan kebutuhan metabolic
Mencegah anemia megaloblastik
Produksi heme untuk hemoglobin
Produksi materi sel inti (RNA- DNA)

Menu seimbang pada kehamilan


Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari menu sebelum
hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan
selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari:
Kelompok bahan makanan:
roti, serealia, nasi dan mi
sayuran
buah
susu, yogurt, dan atau keju
daging, ayam, ikan, telur dan kacangkacangan
lemak, minyak
gula

Porsi:
6 piring/porsi
3 mangkuk
4 potong
2 gelas
3 potong
5 sendok the
2 sendok makan

Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan
makanan
Nasi
Sayuran
Buah
Tempe
Daging
Susu

Porsi
hidangan
sehari
5 + 1 porsi
3 mangkuk
4 potong
3 potong
3 potong
2 gelas

Jenis hidangan
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/
daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1
potong sedang
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong
sedang
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk,
38

Minyak

5 sendok the

Gula

2
sendok
makan

sayur dan buah sama dengan pagi


Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan
Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:
* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:
Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah
besar (50 gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram),
jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135
gram).
* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong
sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam
negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan
lainnya.
* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang,
wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
* 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2
buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka
(180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1
jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75
gram),
2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram),
dan lainnya.
* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang
hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang
merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan
kacang mete (15 gram), dan lainnya.
* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil
keju (35 gram), dan lainnya.
* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan
kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:
1 sendok makan madu (15 gram)
Rekomendasi rentang pertambahan berat badan total pada wanita hamil menurut BMI.
Rendah, BMI < 19,8
39

Normal, BMI 19,8-26


Tinggi, BMI > 26-29,0
Suplemen-suplemen yang dapat di berikan pada wanita hamil, sebagai berikut:
Suplemen Zat Besi.
Jika diperlukan pada wanita pada saat kehamilan adalah 150mg besi sulfat / 300mg besi
glukonat / 100mg besi fumarat.
Zat besi nonheme terdapat pada sebagian besar diet besi.
Hindari konsumsi teh, kopi, susu karena dapat mengurangi absorbsi besi.
Suplemen Asam Folat.
Jumlah dari preparat yang dapat diberikan adalah 0,4 0,8 mg/hari.
Pemberian suplemen ini dapat mencegah anemia megaloblastik.
Pada wanita hamil yang sudah mengalami anemia dapat diberikan suplemen ini bersama
dengan zat besi.
Suplemen Vitamin C.
Suplemen vitamin C dapat dikonsumsi sebanyak 250mg/hari bersamaan dengan konsumsi
makanan.
Pemberian suplemen ini dapat meningkatkan absorbsi besi nonheme.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Beberapa jenis makanan sebaiknya tidak dikonsumsi ibu hamil:


Hati dan produk hati mengandung dosis vitamin A tinggi yang bersifat teratogenik dapat
menyebabkan cacat pada janin.
Makanan mentah atau setengah matang (daging, seafood) kerena risiko toxoplasma.
Ikan yang mengandung metilmerkuri dalam kadar tinggi sepeti hiu, martin, yang dapat
menggangu sistim syaraf janin.
Kafein yang terkandung dalam kopi, teh dibatasi 200mg/hari. Efek yang terjadi adalah
insomnia, refluks, dan frekuensi berkemih meningkat.
Vitamin A dosis > 20.000 IU-50.000 IU/ hari menyebabkan kelainan bawaan.
Susu atau produk susu yang tidak di pasteurisasikan.
Keju lunak seperti brie, camembert, roquefort, dan feta.
Toxoplasmosis juga dapat melekat pada kotoran kucing, sebaiknya ibu meminta orang lain
untuk membersihkan kotoran kucing selama ibu hamil. Pastikan ibu memasak matang
semua makanan, mencuci sayuran, dan buah, menghindari kotoran kucing, dan memakai
sarunga tangan jika bekerja dengan tanah.
3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Puasa Pada Ibu Hamil
1

Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya


Saja Bila Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari
yang lain ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan
keadaan dirinya. Sebagaimana dalam ayat,

40

Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain.(Qs. Al Baqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami
tidak mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena
keduanya seperti orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni:
4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya
dan Buah Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha
(saja) sebanyak hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup
melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah)
mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan
puasanya dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak
ada fidyah karena dia seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan
(di antara Syafiiyyah). Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan
puasanya akan membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian pula
(hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada perselisihan (di antara
Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah
Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena
itulah, kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah
hati bukan berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan
membahayakan atau telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu
akan membahayakan. Patokan lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya
bahwa puasa bisa membahayakan anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al
Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran
puasa sang ibu. Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni
sang wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit.
Pendapat ini dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang
mewajibkan qadha dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu,
Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka
berbuka dan memberi makan seorang miskin. ( HR. Abu Dawud)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang
miskin. (Qs. Al-Baqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya
dianggap sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
41

Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali
Hasan hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai
membayar fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama
dan kedua, yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari
lain ketika telah memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya
mengqadha puasa ini karena tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha
bagi orang yang mampu mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini
termasuk dalam keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. AlBaqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil
dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan
memberi makan seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al
Bani
dalam
Irwaul
Ghalil).
Begitu
pula
jawaban
Ibnu
Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang khawatir
terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan
seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahuanhuma yang hanya
menyatakan untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal
tersebut (mengqadha) sudah lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat
Ramadhan
Secara medis ibu hamil boleh-boleh saja puasa. Apalagi jika ibu sehat-sehat saja. Pada
kehamilan sehat, puasa tidak menimbulkan dampak negatif pada janin maupun pada ibu
hamil. Sehat yang dimaksud secara medis adalah calon ibu tidak mengalami keluhan selama
hamil dan tidak mengalami komplikasi dari penyakit yang diderita semisal hipertensi,
diabetes ataupun muntah-muntah.
Hamil muda seringkali menjadi penghalang ibu untuk berpuasa. Umumnya ada asumsi bahwa
janin masih sangat muda dan lemah. Jika sedang hamil muda dan mengalami mual, pusing
atau susah makan selama hamil, maka keinginan untuk berpuasa sebaiknya memang
dipertimbangkan lagi. Alasannya, supaya kondisi tubuh ibu yang lemah tidak semakin lemah
karena berpuasa.
Pada kehamilan trimester pertama, beberapa ibu mengalami mual dan muntah-muntah.
Memaksakan berpuasa hanya akan mengganggu perkembangan janin. Dalam keadaan mual
hanya sedikit sekali makanan yang bisa masuk. Ibu nyaris tidak mungkin mengimbangi
kebutuhan janin hanya dengan makan sore (berbuka) dan malam hari (sahur). Apalagi kalau
di waktu sahur selera makan tidak ada sama sekali. Ini akan menimbulkan kesulitan untuk
memenuhi kuantitas dan kualitas gizi yang dianjurkan.

42

Namun apabila kehamilan muda tidak disertai masalah: nafsu makan tetap seperti sedia kala,
tidak merasa mual, muntah dan Anda memang merasa siap berpuasa, silahkan berpuasa!
Sebab, kondisi janin pada awal kehamilan belum banyak terpengaruh oleh masukan makanan
karena masih tertutup ari-ari.
Menjaga menu seimbang saat hamil
Bila toh Anda akhirnya memilih puasa, harus lebih memperhatikan makanan yang dimakan
saat sahur dan berbuka. Yaitu harus betul-betul bergizi dan seimbang agar pertumbuhan janin
tidak bermasalah. Di antaranya, harus tetap mengkonsumsi susu setiap harinya, disesuaikan
dengan waktu buka dan sahur. Buka satu gelas, dan sahur satu gelas.Ibu hamil yang berpuasa
sebaiknya juga memakan kurma. Karena setelah diteliti, ternyata kandungan karbohidrat
kurma tergolong tinggi.
Intinya, berpuasa pada saat hamil sebenarnya tidak mengganggu pertumbuhan janin.
Sepanjang menu sahur dan menu berbuka diatur baik-baik, bayi mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan pola makan ibu. Sekali lagi secara syariat Islam ibu hamil dan menyusui
termasuk kelompok yang diperbolehkan meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan, namun
diperbolehkan meninggalkan puasa bukan berarti dilarang melaksanakan ya (kharisma.de)
Tidak terasa, dalam beberapa hari kedepan kita akan
bulan yang penuh rahmat, ampunan, dan berkah.
Ramadhan bagi ibu hamil atau menyusui ? Apakah
hamil/menyusui ? Apakah ada resiko-resiko kesehatan
diperhatikan ibu hamil/menyusui jika berpuasa?

segera memasuki puasa Ramadhan,


Lalu, bagaimanakah hukum puasa
aman untuk berpuasa pada kondisi
terhadap bayi ? Hal apa yang harus

Hukum puasa Ramadhan bagi ibu hamil atau menyusui


Menurut ulama Yusuf Qardhawi bahwa apabila wanita hamil/menyusui khawatir akan
keselamatan dirinya (tidak termasuk anaknya) maka kebanyakan ulama berpendapat bahwa
mereka boleh untuk tidak berpuasa tetapi wajib mengqadhanya (tanpa membayar fidyah).
Sedangkan jika khawatir akan keselamatan si bayi, maka ulama sepakat bahwa ia boleh tidak
puasa, sedangkan didalam hal fidyah dan qadha mereka berbeda pendapat. Untuk masalah ini
silahkan konsultasikan langsung dengan ustadz anda.
Apakah aman untuk berpuasa pada kondisi hamil ?
Walaupun secara hukum diperbolehkan untuk tidak berpuasa, akan tetapi banyak wanita
hamil atau menyusui yang memilih untuk tetap berpuasa. Jika anda atau istreri anda yang
sedang hamil/menyusui berencana untuk menjalankan puasa Ramadhan seperti biasa, maka
sebaiknya periksakan dahulu kehamilan tersebut ke dokter kandungan sehingga mereka bisa
meninjau riwayat kesehatan anda untuk memastikan bahwa anda cukup sehat dan
memungkinkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Apakah ada resiko-resiko kesehatan terhadap janin jika ibu hamil berpuasa?
43

Idealnya, ibu hamil, selama kehamilannya tidak boleh merasa lapar untuk jangka waktu yang
cukup lama, karena kondisi ini mungkin bisa mengakibatkan sang ibu hamil merasa kurang
sehat. Kadang beberapa orang bisa menderita sakit kepala, kelelahan, pingsan, pusing atau
sakit mag ketika mereka merasakan lapar untuk jangka waktu yang lama. Jika Anda memilih
untuk berpuasa, dan mengalami gejala-gejala tersebut, maka segeralah menghubungi dokter
kandungan.
Menurut Dr Anik Suryaningsih SpOG, Ahli kebidanan dan penyakit kandungan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta, sebagaimana dikutip dari selasi.net, bahwa ibu hamil dan ibu
menyusui tidak masalah untuk berpuasa selama mereka merasa mampu, hanya saja, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan terutama masalah sanitasi dan nutrisi yang diperlukan
selama berpuasa harus sama dengan jumlah nutrisi pada hari biasa. Hal ini dapat terpenuhi
dengan mengkonsumsi empat sehat lima sempurna saat sahur dan ketika berbuka, ditambah
suplemen vitamin yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Dengan cara tersebut, kebutuhan
nutrisi selama berpuasa akan terpenuhi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ibu hamil yang berpuasa

Hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang digoreng karena hanya


menambah kalori yang tidak perlu.

Hindari makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan minuman berkafein seperti
kopi dan teh selama berpuasa.

Saat cuaca panas dan lembab, pastikan Anda tinggal di dalam rumah, terlebih saat
jam-jam puncaknya panas.

Tidak melakukan pekerjaan berat maupun berolahraga, beristirahatlah selama siang


hari.

Puasa memperlambat sistem pencernaan Anda, jadi ingatlah untuk berbuka dengan
perlahan-lahan. Minum segelas kecil jus atau air baru kemudian melanjutkannya
dengan makanan ringan.

Jika Anda merasakan kelelahan yang ekstrem, lemas, jantung berdebar, kram perut
atau mual, berat badan menurun, segera berkonsultasi dengan dokter. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa jumlah nutrisi yang diperlukan tidak tercukupi dengan baik,
sehingga ibu hamil dan menyusui sebaiknya segera menghentikan puasanya.

Intinya, ibu hamil/menyusui sebaiknya tetap berpuasa selama kondisi kesehatannya baik
dan tidak akan menggangu janin atau bayi. Sebaliknya, ibu hamil/menyusui sebaiknya
jangan berpuasa jika kondisi kesehatannya kurang memungkinkan atau sekiranya bisa
mengganggu janin/bayi, dan anda bisa mengganti puasa anda dengan qadha atau fidyah.
Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja
Bila
Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang
lain ketika telah sanggup berpuasa.
44

Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan mengkhawatirkan keadaan
dirinya. Sebagaimana dalam ayat,
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang
lain. (Qs. Al Baqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, Kami tidak
mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya
seperti orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan
Buah Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha (saja)
sebanyak hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup
melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama Syafiiyah)
mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan
puasanya dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada
fidyah karena dia seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara
Syafiiyyah). Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan
membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan
mengqadha, tanpa ada perselisihan (di antara Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil
dari majalah Al Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati
saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena itulah,
kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati bukan
berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan
atau telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan.
Patokan lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa puasa bisa
membahayakan anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran puasa sang
ibu. Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang
wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat
ini dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
45

Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan
qadha dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan
menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. ( HR. Abu Dawud)
dan perkataan Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang seorang wanita hamil
yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, Berbuka dan gantinya memberi
makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi dalam
Sunan dari jalan Imam Syafii, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin.
(Qs. Al-Baqarah [2]: 184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya
dianggap sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim dan Syaikh Ali Hasan
hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan disertai
membayar fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan
kedua, yaitu wajibnya bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain
ketika telah memiliki kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha
puasa ini karena tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi orang yang
mampu mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk
dalam keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan
menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul
Ghalil). Begitu pula jawaban Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang wanita
hamil yang khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, Hendaklah berbuka dan
memberi makan seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.

46

Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahuanhuma yang hanya
menyatakan untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut
(mengqadha) sudah lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.
Demikian pembahasan tentang qadha dan fidyah yang dapat kami bawakan. Semoga
dapat menjadi landasan bagi kita untuk beramal. Adapun ketika ada perbedaan pendapat
dikalangan ulama, maka ketika saudari kita menjalankan salah satu pendapat ulama
tersebut dan berbeda dengan pendapat yang kita pilih, kita tidak berhak memaksakan
atau menganggap saudari kita tersebut melakukan suatu kesalahan.
Semoga Allah memberikan kesabaran dan kekuatan bagi para Ibu untuk tetap
melaksanakan puasa ataupun ketika membayar puasa dan membayar fidyah tersebut di
hari-hari lain sambil merawat para buah hati tercinta. Wallahu aalam.
Maraji:
Majalah
As
Sunnah
Edisi
Khusus
Tahun
IX/1426H/2005M
Majalah
Al
Furqon
Edisi
1
Tahun
VII
1428/2008
Majalah
Al
Furqon
Edisi
Khusus
Tahun
VIII
1429/2008
Kajian Manhajus Salikin, 11 Desember 2006 bersama Ust. Aris Munandar hafidzahullah
Panduan dan Koreksi Ibadah-Ibadah di Bulan Ramadhan, Arif Fathul Ulum bin Ahmad
Saifullah. Majelis Ilmu. Cet 1 2008
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko V P. 2014. Atlas histologi diFiore: dengan korelasi fungsional ed. 11. Jakarta
: EGC.
Langman (2014). Embriologi Kedokteran ed. 10. Jakarta: EGC
Luis, Juncqueira, Jose Carneiro, 2014. Histologi Dasar. Jakarta:EGC.
Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Muslimah.or.id/fikih/antara-qadha-dan-fidyah-bagi-ibu-hamil-dan-menyusui.html
Prawirohardjo, S. 20014. Ilmu Kebidanan ed. 4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem ed. 8. Jakarta: Penerbit
Buku kedokteran EGC
Sofwan, A. 2016. Sistem Reproduksi. Jakarta : Bagian Anatomi FKUY.
www.litbang.depkes.go.id

47

Anda mungkin juga menyukai