Anda di halaman 1dari 1

Pasien yang menderita malaria berat memerlukan rawat yang intensif dan lebih baik bila

ditangai oleh Intensive Care Unit (ICU). Observasi klinis harus dilakukan lebih sering dan
yang dimonitor adalah tanda vital, skor coma dan urine output. Gula darah harus imonitor
setiap 4 jam, kalau dapat dilakukan terutamanya pada pasien, jika memungkinkan terutama
pada pasien yang tidak sadar. Kebutuhan cairan dinilai secara individual serta orang dewasa
dengan malaria berat adalah lebih sering terjadi overload cairan dan anak-anak lebih sering
terjadi dehidrasi antimalarial. Jika gula darah dibawah 40mg/dl, hipoglikemia harus ditangani
dengan segera (0,3-0,5g/kg BB glukosa). Hipoglikemia harus dicurigakan pada
pasien yang mengalami penurunana kesadaraan dengan tiba-tiba. Pada pasiens yang
disertai malaria berat dengan ada tanda-tanda DIC harus diberi tranfusi fresh whole blood dan
vitamin K. Pasien yang disertai pneumonia atau ada bukti aspirasi pneumonia harus diberi
terapi empirik dengan sefalosprin generasi ketiga atau antibodi yang
mempunyai
sensitivitas yang tinggi terhadap kuman tersebut. Peran transfusi tukar pada malaria berat
belum terbukti dan masih diperdebatkan kegunaannya. Banyak yang menggunakannya pada
pasien dengan manifestasi malaria berat dan jumlah parasit yang tinggi (> 10% sel darah
merah terinfeksi) (Patrick, 2005).
a. Perawatan di unit perawatan intensif.
b. Mengukur berat badan untuk menetukan dosis obat antimalaria.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit serta kebutuhan kalori secara i.v,
dan jika diperlukan dapat dipasang kateter vena sentral untuk monitoring cairan.
d. Memasang kateter urin untuk monitoring produksi urin.
e. Mobilisasi pasien secara bertahap untuk mencegah ulkus dekubitus.
f. Memasang sonde lambung untuk mencegah aspirasi. g. Memberikan antikonvulsan
jika pasien kejang (diazepam 10-20 mg i.v, Phenobarbital 100 mg i.m).
(Siregar, 2015).
Siregar, Masra Lena, 2015, Malaria Berat dengan Berbagai Komplikasi, Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala, Vol 15 (3).
Patrick, Davey, 2005, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai