Anda di halaman 1dari 13

BAB I

ANATOMY PHYSIOLOGY CEREBRAL CORTEX

1.1 Definisi Cerebral Cortex


Korteks serebri merupakan lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh
substansia grisea. Korteks serebri tampak berlipat-lipat,lipatan ini di sebut girus dan
terdapat celah yang dalam diantara dua diantara dua lekukan yang disebut sulkus/fissuura.

Gambar 1.1

1.2 Anatomi Fisiologi Cerebral Cortex


Terdiri dari sel glia, soma sel, dendrite, dan interneuron. Warnanya abu-abu karena
sebagian besar isinya adalah soma sel. Warna bagian bawah cortex cenderung nampak
keputihan (seperti substansi alba pada tulang belakang) karena pada bagian ini terdapat
jutaan akson yang diseliputi oleh myelin.
Lapisan korteks serebri terdiri dari :
a. Layer 1: Lamina molekularis, lapisan yang mengandung sedikit sel yang berjalan secara
horizontal dengan permukaan korteks, memiliki percabangan akhir dendrit dari lapisan
yang lebih dalam.
b. Layer 2: Lamina granularis eksterna, lapisan yang mengandung sel neuron dan
berbentuk segitiga.
c. Layer 3: Lamina piramidalis, lapisan yang mengandung sel-sel pyramid terdapat sel-sel
granular dengan akson yang berjalan naik kearah lapisan superficial.

d. Layer 4: Lapisan granularis interna, terdiri dari sel neuron yang berbentuk bintang,
berukuran kecil, dengan akson yang pendek mencapai lapisan superficial.
e. Layer 5: Lamina ganglionaris, sel neuron granular dan merupakan sel neuron yang naik
mencapai lamina molekularis. Akson dari sel ini memasuki substansi alba.
f. Layer 6: Lamina Multiformis, sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang
tegak lurus terhadap permukaan kortek

Gambar 1.2

Bagian-bagian Korteks Selebri


Pembagian area pada korteks selebri dapat didasarkan pada letaknya sesuai dengan tulang
tengkkorak yang melindunginya atau berdasarkan pembagian menurut broadman yang

didasarkan pada struktur fungsional selluler. Bagian-bagian tersebut adalah :

Gambar 1.3

a) Lobus frontalis
Lobus frontalis terletak di depan serebrum dan sulkus sentralis, dibawah tulang
frontal, bagian belakangnya dibatasi oleh sulkus sentralis, dibawah tulang frontal, bagian
belakangnya dibatasi oleh sulkus sentralis rolandi. Menurut Broadman pada lobus frontalis
ini terdapat beberapa area, yaitu :
Area 4 : merupakan area motorik primer, yang bertanggung jawab untuk proses
pergerakan/motorik.

Area 6 : merupakan area pre motorik yang mengatur gerakan motorik dan pre motorik
serta proses berfikir.
Area 8 : berpran dalam mengatur gerakan mata dan perubahan iklim.
Area 9,10, 11, 12 : merupakan area asosiasi frontalis.
b)

Lobus farietalis
Terletak dibelakang sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis. Lobus ini
terletak dibawah tulang pariental. Menurut Broadman pada lobus parientalis ini terdapat area:
Area 3, 1, dan 2 : sebagai area sensorik primerArea 5 dan 7 : sebagai area asosiasi somato
sens dengan demikian fungsi utama lobus frontalis ini adalah untuk penerimaan dan
persepsi rangsangan sensoris.
c) Lobus oksipitalis
Terletak dibagian belakang dari serebro dan dibawah tulang oksipital. Menurut
Broadman pada lobus oksipitalis ini terdapat :
Area 17 : merupakan korteks visual primer
Area 18, 19 : merupakan area asosiasi visual. Letaknya sejajar dengan area 17 yang
meluas sampai permukaan lateral lobus oksipitalis. Dengan demikian fungsi utama lobus

d)

oksipitalis adalah untuk penerimaan dan persepsi penglihatan.


Lobus temporalis
Letaknya terdapat dibawah lateral dari fissure serebralis dan didepan lobus oksivitalis
serta berada dibawah tulang temporal.
Menurut Broadman pada lobus ini terdapat area :
Area 41 : sebagai korteks auditorik primer.
Area 42 : sebagai area asosiasi aoditorik.
Area 38, 40, 20, 21, 22 : sebagai area asosiasi.
e) Area broca (area bicara motorik): terletak di atas sulkus lateralis berfungsi mengatur gerakan
berbicara.
4

f) Area visualis: terdapat pada lobus posterior dan aspek medial hemisfer serebri di daerah
sulkus kalkaneus yang merupakan daerah penerima visual. Gangguan dalam ingatan untuk
peristiwa yang belum lama.
g)Insula of Reil: bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang terdapat di antara
lobus frontalis, lobus parietalis, dan lobus oksipitalis. Bagian otak ini ditutupi oleh girus
temporalis dan girus frontalis inferior.
h)Girus singuli: bagian medial hemisfer, terletak di atas korpus kolosum.
BAB II
FUNGSI SPESIFIK CEREBRAL CORTEX
2.1 Korteks Motorik Primer (area 4, 6, dan 8)
Mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral. Impulsnya
berjalan melalui akson-akson dalam traktus kortiko bulber dan kortiko spinal menuju
nukleinsaraf serebrospinal. Proyeksi motorik dari berbagai bagian tubuh terutama daerah
kaki terletak di atas, sedangkan daerah wajah bilateral terletak di bawah. Daerah unilateral
lain dari berbagai bagian tubuh akan mempunyai gambaran sesuai dengan tingkat
perbandingan ketrampilan. Apabila mempunyai ketrampilan yang tinggi akan mempunyai
gambaran yang luas.
a. Lesi area 4, akan mengakibatkan paralisi kontralateral dari kumpulan otot yang
dipersarafi.
b. Area 6 dan 8, pada perangsangan akan timbul gerakan mata dan kepala.
2.2 Korteks sensorik primer (area 3, 4, dan 5)
Merupakan penerima sensasi umum (area somesthesia) dan penerima serabut saraf
radiasi talamikus yang membawa impuls sensoris dari kulit, otot sendi, dan tendon di sisi
kontralateral. Apabila terjadi lesi pada daerah ini akan menimbulkan gangguan sensasi pada
sisi tubuh kontralateral. Pada bagian ini terdapat homonkulus (homonculus) sensorik yang
menggambarkan luas daerah proyeksi sensorik dari bagian-bagian tubuh di sisi tubuh
kontralateral. Luasnya daerah sensorik suatubagian tubuh pada daerah ini sebanding dengan
jumlah reseptor di bagian tubuh tersebut.
2.3 Korteks visual (penglihatan; area 17)
Terlatak di lobus oksipitalis pada fisura kalkarina. Apabila terjadi lesi iritatif akan
menimbulkan halusinasi visual, sedangkan lesi destruktif akan menimbulkan gangguan
lapangan pandang. Korteks ini menerima impuls dari radio optika.
5

2.4 Korteks auditorik (pendengaran; primer area 41)


Terletak pada transverse temporal gyrus di dasar fisura lateralis serebri. Korteks ini
menerima impuls dari radio auditorik yang berasal dari korpus genikulatum medialis
(corpus geniculatum mediale). Apabila terjadi lesi pada area ini hanya menimbulkan
kehilangan pendengaran ringan kecuali bila lesinys terjadi bilateral.
2.5 Area penghidu (Olfactory Reseptive Area)
Terletak di unkus (uncus) dan daerah yang berdekatan dengan girus parahipokampus
(gyrus parahippocampalis) lobus temporalis. Kerusakan pada jalur olfaktorius akan
menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu). Apabila terjadi lesi iritasi menimbulkan
halusinasi olfaktorius (uncinate fits). Pada keadaan ini penderita dapat menghidu bau-bau
yang aneh atau mengecap rasa yang aneh.
2.6 Area asosiasi
Korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik mupun motorik,
dihubungkan oleh serabut asosiasi. Pada manusia penting untuk beraktivitas mental yang
tinggi, seperti berbicara, menuliskan kata-kata, dan sebagainya. Pada manusia terdapat
daerah asosiasi yang penting yaitu: 1) daerah frontal (di depan korteks motorik), 2) daerah
temporal (antara girus temporalis superior dan korteks limbik), dan 3) daerah
pariotooksipital (antara korteks somastetik dan korteks visual).
Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan dengan gejala yang sesuai
dengan tempat kerusakan, misanya pada area 5 dan 7 akan menimbulkan astereognosis
(tidak mampu mengenali bentuk benda yang diletakkan di tangan dengan mata tertutup).
Hal ini karena area ini merupakan pusat asosiasi sensasi (indra) kulit.
2.7 Korpus kallosum (corpus callosum)
Pemotongan total korpus kallosum pada manusia menimbulkan:
a) Tidak dapat memasangkan obyek pada satu tangan dengan pasangan tangan yang lain,
b)Tidak dapat mencocokkan obyek yang terlihat oleh lapang pandang salah satu mata dengan
obyek yang sama tetap terlihat oleh lapang pandang mata lainnya,
c) Tidak mampu melakukan kegiatan dengan ekstremitas kiri (misalnya bila diperintah secara
verbal) dan tidak dapat mengenali benda yang diletakkan pada tangan kiri,
d)Apraxia yaitu ketidakmampuan menjalankan perintah untuk melakukan gerakan terampil,
tetapi bukan disebabkan oleh paralisis, ataxia, dari gangguan sensorik ataupun tidak
mengerti.

BAB III
DAERAH ASOSIASI CEREBRAL CORTEX
3.1 Area Asosiasi
Korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik mupun motorik,
dihubungkan oleh serabut asosiasi. Pada manusia penting untuk beraktivitas mental yang
tinggi, seperti berbicara, menuliskan kata-kata, dan sebagainya. Pada manusia terdapat 3
daerah asosiasi yang penting yaitu:
1) daerah frontal (di depan korteks motorik),
2) daerah temporal (antara girus temporalis superior dan korteks limbik), dan
3) daerah pariotooksipital (antara korteks somastetik dan korteks visual).
Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan dengan gejala yang sesuai
dengan tempat kerusakan, misanya pada area 5 dan 7 akan menimbulkan astereognosis
(tidak mampu mengenali bentuk benda yang diletakkan di tangan dengan mata tertutup).
Hal ini karena area ini merupakan pusat asosiasi sensasi (indra) kulit.
3.2 Area Brodmann Pada Manusia

1, 2, dan 3 - Korteks Somatosensorik (sering disebut area 3, 1, 2).

4 - Korteks Motorik Primer

5 - Korteks Asosiasi Somatosensorik

6 - Korteks Pra-motorik dan Motorik Suplementaris

7 - Korteks Asosiasi Somatosensorik

8 - Daerah Mata Frontal

9 - Korteks Prafrontal Dorsolateralis

10 - Area Frontopolar

11 - Area Orbitofrontal

12 - Area Orbitofrontal (sering disebut area 11A)

13 - Korteks Insularis

17 - Korteks Visual Primer

18 - Korteks Asosiasi Visual

19 - Korteks Asosiasi Visual

20 - Gyrus Temporalis Inferior

21 - Gyrus Temporalis Media

22 - Gyrus Temporalis Superior

23 - Korteks Cinguli Posterior Ventral

24 - Korteks Cunguli Anterior Ventral

25 - Korteks Subgenualis

26 - Area Ektosplenialis

28 - Korteks Entorhinalis Posterior

29 - Koreks Cinguli Retrosplenialis

30 - Bagian dari korteks cinguli

31 - Korteks Cinguli Posterior Dorsal

32 - Korteks Cinguli Anterior Dorsal

34 - Korteks Entorhinalis Anterior

35 - Korteks Perirhinalis

36 - Korteks Parahippocampalis (di gyrus parahippocampal)

37 - Gyrus Fusiformis

38 - Area Temporopolar

39 - Gyrus Angularis (bagian dari Area Wernicke)

40 - Gyrus Supramarginalis (bagian dari Area Wernicke)

41, 42 - Korteks Asosiasi Primer dan Auditorius

43 - Area subcentral

44 - Pars Triangularis dari Area Broca

45 - Pars Opercularis dari Area Broca

46 - Korteks Prefrontalis Dorsolateral

47 - Gyrus Prefrontalis Inferior

48 - Area Retrosubicularis

10

11

Gambar 3.1

DAFTAR PUSTAKA

Gibson,John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku


Kedokteran.EGC:Jakarta
Ganong,W.F.2005.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta

12

13

Anda mungkin juga menyukai