Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrosefalus adalah terjadinya penimbunan cairan selebropinalis pada
ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran
sutura-sutura

dan

ubun-ubun

yang

tertimbun.Insidensi

hidrosefalus

antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus kongenital


adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh
stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi
untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus
dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering
disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat
abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid
dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyakit hidrosefalus
beserta pengobatan dan perawatannya.

2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian,etiologi,patofisiologi,manifestasi klinik, komplikasi
hidrosefalus
2. Mengetahui cara pengobatan atau penatalaksanaan medis hidrosefalus
3. Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada anak Hidrosefalus
4. Menetukan diagnosa secara sistematis melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

C. Ruang Lingkup
Makalah ini berisi tentang konsep dasar hidrosefalus beserta
komplikasi

penyakit

hidrosefalus,penatalaksanaan
1

medis,pemeriksaan diagnostik dan asuhan keperawatan pada


hidrosefalus.Sumber yang kami peroleh adalah dari buku pedoman
klinis

keperawatan

pediatrik,keperawatan

anak

sakit,asuhan

keperawatan pada anak,serta dari browsing internet.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi,adapun teknik
yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku,browsing
internet dan sumber lain untuk mendapatkan data dasar ilmiah yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan anak dengan hidrosefalus.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 4 Bab yang disusun secara sistematika dengan urutan
sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan

Latar belakang,Tujuan penulisan,Ruang lingkup


penulisan,Metode penulisan,Sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Teori

Konsep dasar penyakit


hidrosefalus:pengertian,etiologi,patofisiologi,manifesta
si klinik,komplokasi,pemeriksaan
penunjang,penatalaksanaan medis,Asuhan
Keperawatan: pengkajian,diagnosa,intervensi,evaluasi

Bab III Pembahasan

Perawatan di rumah anak dengan dengan Hidrosefalus,


cara Perawatan sebelum dan sesudah pasca shunt

Bab IV Penutupan

Kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar penyakit
1. Pengertian

Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel


serebral,ruang

subarachnoid,atau

ruang

subdural.(Suriadi&Rita

Yuliani,2001)
Hidrosefalus

adalah

kelainan

patologis

otak

yang

mengakibatkan

bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan


intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
(Darsono, 2005:209).
Hidocefalus

adalah

keadaan

patologik

otak

yang

mengakibatkan

bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial


(TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989)
Hidrosefalus adalah akumulasi berlebihan dari cairan serebro spinal (CSS)
dalam

sistem

ventrikel,yang

mengakibatkan

dilatasi

positif

pada

ventrikel.(Wong,1996)

2. Klasifikasi
3. Etiologi
Penyebab hidrosefalus terbagi dua,yaitu :
1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim
(misalnya Malformasi Arnold-Chairi) atau infeksi intrauterine
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan,
sehingga ;
- Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil
- Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya
tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Didapat : disebabkan oleh infeksi,tumor,malformasi
vaskuler,abses,kista intraventrikuler,meningitis,neoplasma,perdarahan
intraventrikuler,meningitis,stenosis aqueduktus,dan trauma serebri
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan
penyebabnya adalah penyakit penyakit tertentu misalnya trauma,
TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi
kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan
intrakranial.Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital dengan di
dapat terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan
kemungkinan prognosanya.
Penyebab sumbatan ;
Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat pada bayi dan
anak anak ;
1. Kelainan congenital
2. Infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat
terjadi pelebaran ventrikel pada masa akut ( misal ; Meningitis )
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan
ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma
yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
4

disebabkan kraniofaringioma.
4. Perdarahan , misalnya perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga
terbagi dalam dua bagian yaitu :
1.) Hidrosefalus komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga
terdapat aliran bebas CSF dal;am sistem ventrikel sampai ke tempat
sumbatan.
2.) Hidrosefalus non komunikan
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSF.
Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah
pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.

4. Patofisiologi

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas


yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus influenza atau
karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan dengan
gambaran sebagai berikut:
a. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan
alveoli
b. Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya
peningkatan flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus
mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko
terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Manifestasi klinis
1.

Perubahan tanda-tanda vital (penurunan denyut apeks,penurunan


frekuensi pernapasan,peningkatan tekanan darah)

2.

Muntah

3.

Peningkatan lingkar kepala

4.

Iritabilitas

5.

Letargi atau keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk
melakukan kegiatan

6.

Perubahan suara tangisan (bernada tinggi)

7.

Aktivitas kejang
BAYI

1.

Pembesaran kepala secara progresif ( diatas persentil ke-95)

2.

Bagian frontal tengkorak menonjol

3.

Fontanel tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut)

4.

Distensi vena supervisial kulit kepala

5.

Transiluminasi melalui tengkorak meningkat secara simetris

6.

Mata ke turun bawah (sunset eyes)

7.

Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh pembuluh darah


terlihat jelas.

8.

Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah olah di
atas iris.

9.
10.

Strabismus, nystagmus, atropi optik


Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
ANAK LEBIH BESAR

1.

Sakit kepala di dahi,mual,dan muntah

2.

Anoreksia
3. Ataksia atau bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan
mengalami kerusakan.

4.

Kekakuan ektremitas bawah

5.

Kemerosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak


Tanda dan gejala yang terjadi disebabkan oleh peningkatan tekanan
intrakranial

(TIK)

dan

bervariasi

berdasarkan

anak

dan

kemampuan tengkorak untuk mengembang


6

Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10


tahun.

7.

Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer

8.

Strabismus

9.

usia

Perubahan pupil

6. Pemeriksaan Diagnostik
6

a. Pemindai

CT

cara

paling

baik

untuk

mendiagnosis

hidrosefalus
b. Pungsi langsung ke dalam ventrikel melalui fontanel anterior
untuk memantau tekanan CSS
c. Magnetik resonance imaging (MRI) dapat digunakan untuk
lesi kompleks

7. Penatalaksanaan Medis

Non Pembedahan: pemberian acetazolamide dan isosorbide atau

furosemid mengurangi produksi cairan serebrospinal


Pembedahan : pengangkatan penyebab obstruksi misalnya
neoplasma,kista,atau hematoma ; pemasangan shunt(sebuah
katup satu arah digunakan untuk mengalirkan kelebihan cairan
cerebrospinal dari otak dan membawanya ke bagian lain dari
tubuh) yang bertujuan untuk mengalirkan cairan serebrospinal
yang berlebihan dari ventrikel ke ruang ekstra kranial,misalnya ke
rongga peritonium,atrium kanan, dan rongga pleural.

8. Komplikasi
1) Peningkatan tekanan intrakranial
2) Kerusakan otak
3) Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksi
luka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses otak.
4) Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
5) Hematomi subdural,peritonitis,abses abdomen,perforasi organ
6)
7)
8)
9)

dalam rongga abdomen,fistula,hernia,dan ileus


Kematian
Malfungsi pirau (keruskan pirau atau shunt)
Keterlambatan kognitif,psikososial,dan fisik
IQ menurun

B. Konsep tumbuh kembang anak


1. Konsep Tumbuh Kembang Anak pada Usia 0-12 bulan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja.
Hal inilah yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak
bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil.
Ilmu Pertumbuhan (Growth) dan Perkembangan (Development)
7

merupakan dasar Ilmu Tumbuh-Kembang oleh karena meskipun


merupakan proses yang berbeda, keduanya tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan satu sama lain.
Pertumbuhan dan perkembangan dianggap sebagai satu kesatuan
yang mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama hidup
seseorang. Seluruh perubahan tersebut merupakan proses dinamis
yang menekankan beberapa dimensi yang saling terkait (Narendra,
dkk.2002), Pertumbuhan (growth) merupakan masalah perubahan
dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimesi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilogram), ukuran panjang (centi meter, meter). Perkembangan
(development) merupakan bertambahnya kemampuan
(skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. (Riyadi dan Sukarmin, 2009),
a. Pertumbuhan pada usia anak 6 bulan.
1) Berat badan
Perkiraan berat badan dalam kilogram usia 3-12 bulan
Umur (bulan)+9
2
2) Tinggi badan
Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan yaitu :
usia 1 tahun = 1,5 x Tinggi badan lahir.
3 ) Lingkar kepala
Lingkar kepala mencerminkan volum intracranial, dipakai untuk
menaksir pertumbuhan otak. Laju tumbuh pesat pada enam bulan
pertama bayi, dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada 6 bulan.
4) Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan
cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. Dapat dipakai
untuk menilai keadaan gizi/keadaan tumbuh kembang pada
kelompok usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada
saat lahir menjadi 16 cm pada usia1 tahun. Selanjutnya tidak
banyak berubah selama 1-3 tahun.

b. Perkembangan pada usia anak 4-8 bulan.


Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga
8

perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia.


Pada usia anak 4-8 bulan perkembangan yang dapat di perhatikan
diantaranya yaitu :
Motorik kasar
1) Menahan kepala tegak tanpa bantuan
2) Berayun kedepan dan kebelakang
3) Berguling dari telentang ketengkurap
4) Dapat duduk dengan bantuan selama interval singkat.
Motorik halus
5) Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang
6) Mengeksplorasikan benda yang sedang dipegang.
7) Menggunakan bahu dan tangan sebagai unit tunggal
8) Mengambil obyek dengan tangan tengkurap
9) Mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan
10) Memindahkan objek dari satu tangan ketangan yang lain.
Sensorik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Berespon terhadap perubahan warna


Mengikuti objek dari garis tengah ke samping
Mengikuti objek dalam berbagai arah
Mencoba mencari sumber bunyi
Berusaha mengordinasikan tangan-mata
Indra penciuman sudah berkembang dengan baik
Mencapai batas ketajaman penglihatan dewasa
Bersespon terhadap suara yang tidak terlihat.
Menunjukan pilihan rasa.

Sosialisasi
1) Sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan yang
tidak dikenalnya
2) Jika bersama dengan orang yang belum dikenalnya bayi akan
merasa cemas.
3) Sudah bisa mengeluarkan suara em..em..em
4) Bayi biasanya cepat menangis jika terdapat hal-hal yang tidak
disenanginya akan tetapi akan cepat tertawa lagi.
Bahasa
1) Dapat menirukan suara bunyi atau kata-kata.
2) Menoleh kearah suara atau sumber bunyi.
3) Tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak.
4) Serta menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat
membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba.
9

5) Mulai mengikuti bunyi-bunyian


6) Ungkapan satu suku kata ma, mu, da, di, li
7) Memvoklisasi terhadap mainan, bayangan cermin.
8) Menikmati mendengarkan suara sendiri (penguatan diri).
Adaptasi Sosial.
1) Anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang
asing,
2) Mulai bermain dengan mainan,
3) Mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang
kesal.
4) Senang mendengarkan langkah kaki.
5) Tertawa bila kepala disembunyikan di handuk.

C. Konsep dasar asuhan keperawatan


1. Pengkajian
1.1 Anamnese
1. Riwayat penyakit / keluhan utama
10

Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda,


perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
2. Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir
menangis keras atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
3. Dapatkan riwayat kesehatan,khususnya mengenai cedera kepala atau
infeksi serebral
1.2. Lakukan pengkajian fisik
khususnya untuk bukti-bukti perbaikan mielomeningokel,pengukuran
lingkar oksipitofrontal.
1) Inspeksi :
Anak dapat melihat keatas atau tidak.
Pembesaran kepala.
Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.
2) Palpasi
Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga
fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
3) Pemeriksaan Mata
Akomodasi.
Gerakan bola mata.
Luas lapang pandang
Konvergensi.
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas.
Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
1.3Observasi Tanda tanda vital
Didapatkan data data sebagai berikut :
Peningkatan sistole tekanan darah.
Penurunan nadi / Bradicardia.
Peningkatan frekwensi pernapasan.
11

1.4Diagnosa Klinis :
Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi
dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )
Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi Crakedpot
(Mercewens Sign)
Opthalmoscopy : Edema Pupil.
CT Scan Memperlihatkan (non invasive) type hidrocephalus dengan
nalisisi komputer.
Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

2. Perencanaan
3. Pelaksanaan

4. Evaluasi

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.
B.
C.
D.
E.

Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi

BAB IV
12

PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Bets,Cecily L.2002.Keperawatan Pediatri.Jakarta:EGC.
Suriadi,Rita.2001.Asuhan Keperawatan Pada Anak.Jakarta:EGC.
Wong,Donna L.2003.Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik.Jakarta:EGC.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Buku kedokteran EGC, Jakarta.
DeVito EE, Salmond CH, Owler BK, Sahakian BJ, Pickard JD. 2007. Caudate
structural abnormalities in idiopathic normal pressure
hydrocephalus. Acta Neurol Scand 2007: 116: pages 328332.
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM.
2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
http://www.ninds.nih.gov/disorders/hydrocephalus/hydrocephalus.htm
http://ns-nining.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-anakdengan.html
http://moveamura.wordpress.com/medical-surgical-nursing/askephidrocephalus/

13

Anda mungkin juga menyukai