Bab Vi Transistor
Bab Vi Transistor
Kompetensi dasar :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar
mengenai karakteristil dan prinsip kerja transistor Bipolar maupun FET , pembiasan dan
daerah kerja transistor ,transistor sebagat penguat maupun transistor sebagai saklar dan
sekaligus dapat mendesain rangkaian penguat sinyal, saklar transistor baik untuk
transistor Bipolar maupun Transistor Efek Medan (FET) dengan tepat.
Indikator
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat memahami dengan benar mengenai :
- Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (FET)
- Karakteristik dan primsip kerja transistor BJT maupun FET
- Pembiasan maupun daerah kerja transistor
- Transistor sebagai saklar
6.1. TRANSISTOR DUA KUTUB ( Bipolar Junction Transistor / BJT )
Penemuan transistor telah membuat sebuah revolusi pada industri elektronik. Sejak
dibuat pertama pada 1948 oleh pemenang hadiah Nobel Bardeen, Brittain dan Shockley,
ribuan transistor telah diproduksi untuk perdagangan dunia dan pada hakekatnya dapat
ditemukan di setiap jenis peralatan elektronik yang berfungsi sebagai penguat dan atau
sakelar.
Istilah transistor diambil dari kata transfer resistor, karena alat semi-konduktor dengan
tiga terminal ini menunjukkan perubahan pada resistansi terminal dalam kondisi tegangan
tertentu.
Beberapa tipe transistor telah dikembangkan. Yang paling umum digunakan mungkin
bipolar junction transistor (BJT) dan dinamakan demikian karena transistor ini memiliki
dua pertemuan PN. Dalam bentuknya yang paling sederhana, BJT dapat dianggap sebagai
dua dioda pertemuan yang terhubung saling membelakangi seperti Gambar dibawah
99
Pertemuan PN 1
Pertemuan PN 2
Emitor
Kolektor
Basis
dan
Emitor
Basis
K
Dikotori ringan
100
BJT tersebut dinamakan tipe NPN (Gambar a) dan tipe PNP (Gambar b). walaupun kedua
K
dioda memiliki tipe yang sama dengan masing-masing BJT, ketika dioda dihubungkan
seperti yang terlihat pada gambar, dioda tidak akan berfungsi sebagai transistor.
B
Kedua rangkaian dioda yang sama tersebut bermanfaat ketika menentukan polaritas yang
benar dan pada saat menguji transistor tersebut dengan ohmmeter standar.
Gambar 6.4. Transistor PNP dan NPN
Gambar a
Tipe NPN
Gambar b
Tipe PNP
101
Kedua tipe tersebut sangat mirip cara kerjanya, perbedaannya, dalam tipe NPN, pembawa
arus mayoritas adalah negatif (elektron) dan untuk tipe PNP, pembawa arus mayoritas
adalah positif (lubang).
Kedua tipe transistor banyak diproduksi tetapi NPN lebih mudah dibuat dan mungkin
lebih umum dari pada tipe PNP. BJT digunakan dalam aplikasi penguatan dan
pensakelaran.
6.3. PEMBIASAN TRANSISTOR
Bias yang benar
Apapun tipe BJT, untuk pengoperasian yang benar, BJT harus dihubungkan dengan
pencatu sehingga:
Pertemuan basis dengan emitor terbias maju
Pertemuan basis dengan kolektor terbias mundur.
Cara kerja dasar
Seperti halnya dioda pertemuan PN, antarmuka bahan P dan N dalam transistor
menghasilkan wilayah kosong (lihat gambar daerah pengosongan ). Lebar wilayah ini
tergantung pada tingkat pengotoran terhadap kedua tipe bahannya.
Wilayah kosong
K
B
Pertemuan emitor basis dibias maju sehingga pembawa mayoritas dilepaskan dari
emitor dan bergerak menuju wilayah basis. Karena basis ini sangat tipis dan dikotori
102
Vcb
Vcb
Vbe
Vbe
sangat sedikit, hampir semua gerakan pembawa yang disuntikkan bergerak (menyebar)
melewati basis dan dipercepat menuju kolektor. Gambar a dan gambar b menggambarkan
dua tipe bias transistor.
Gambar 6.6.Aliran
Biaslubang
transistor tipe N-P-N
Aliran Elektron
103
Pencatu Daya
DC
Cara kerja kedua tipe (NPN dan PNP) adalah serupa, kecuali bahwa semua polaritas
tegangannya terbalik. Perbedaan lain antara keduanya adalah:
Tipe PNP, pembawa mayoritas adalah lubang (hole)
Tipe NPN, pembawa mayoritas adalah elektron (elektron bebas)
Kolektor
Dalam kedua kasus tersebut, pembawa mayoritas berasal dari emitor dan disuntikkan ke
dalam basis.
Mari kita amati apa yang terjadi ketika potensial tertentu diberikan pada ketiga
terminal ini.
Basis
Emitor
104
Lampu MENYA
Pencatu Daya
DC
Kolektor
Basis
Emitor
Pencatu Daya
DC
Sekarang kita lihat, basis dibias nol (transistor dibias mundur), maka ketika dihubungkan
seperti gambar dibawah ini, transistor MATI (OFF)
106
Jika Basis dihubungkan dengan penggeser dari potensiometer, maka potensial pada
emitor dan kolektor dapat dikendalikan (Gambar 38). Hal ini menyebabkan keterangan
lampu bervariasi dari MATI sepenuhnya sampai MENYALA sepenuhnya.
107
Output
(Pengeras suara)
adalah factor penguat transistor disebut juga H FE, , untuk BJT diproduksi
I E IC I B
IC / I B
-
+
-
(Mikropon)
108
6.4.1 Junction F E T :
JFET kanal N ( N channel ): mempunyai tiga terminal yaitu Drain , Source dan Gate
109
Untuk VGS
111
V
I D I DSS 1 GS
V p
KARAKTERISTIK TRANSFER :
112
V
I D I DSS 1 GS
V p
Dengan rumus
Dengan memasukan harga VGS mulai dari 0 Volt sampai -6 volt, seperti :
VGS = 0 V
ID = 12 mA
VGS = -6 V
ID = 0 mA
VGS = =3 V
ID = 3 mA dan seterusnya ,
Maka akan didapat kurva karakteristik dari JFET tersebut seperti terlihat pada gambar
berikut :
113
114
V
I D I DSS 1 GS
V p
115
116
I D ( on)
GS ( on)
VT
I D k (VGS VT ) 2
Dimana ,
Cobalah , gambarkan kurva dari MOSFET type enhancement kanal N ( N-channel) yang :
ID (ON) = 10 mA
VGS (ON) = 8 Volt
VT = 2 Volt
117
6.5. RANGKUMAN
1. Daftar tipe transistor ditunjukkan dalam tabel berikut.
Transistor
BJT
IGBT
FET
VFET
MOSFET
ditambahkan melalui proses yang disebut pengotoran. Atom pengotoran ini disebut
donor.
Jika bahan donor memiliki lima elektron valensi, semi-konduktor yang dikotori akan
memiliki akses elektron dan menjadi semi-konduktor tipe-N.
118
Jika bahan donor memiliki tiga elektron valensi, semi-konduktor yang dikotori akan
memiliki akses lubang dan menjadi semi-konduktor tipe-P.
Pertemuan PN terbentuk ketika sepotong bahan semi-konduktor murni dikotori tiap
ujungnya dengan masing-masing tipe atom donor.
Perpindahan muatan melewati pertemuan PN menyebabkan terjadinya wilayah
kosong. Wilayah ini tidak memiliki pembawa muatan tetapi membentuk potential
barrierf. Tingkat potensial barrier ini menunjukkan apakah semi-konduktor tersebut
terbuat dari silikon atau germanium.
Transistor pertemuan dua kutub (BJT) memiliki dua pertemuan PN dan tiga terminal
yaitu basis, kolektor dan emitor.
Untuk pengujian, BJT dapat dilihat sebagai dua dioda pertemuan PN yang
dihubungkan saling membelakangi.
Apabila resistansi antara emitor dan kolektor BJT tiba-tiba jatuh ketika arus mengalir
pada rangkaian basis, transistor tersebut terbias maju dan HIDUP.
Bias terbalik pada sebuah BJT akan menyebabkan BJT MATI dan menghalangi arus
mengalir antara emitor dan kolektor .
BJT dapat digunakan untuk menguatkan sinyal kecil yang dikenakan di antara basis
dan emitornya untuk menghasilkan sinyal yang jauh lebih besar di antara kolektor dan
emitor.
3. Field Effect Transistor ( F E T )
Field Effect Transistor ( F E T ) adalah piranti tiga terminal seperti halnya transistor BJT.
Perbedaan utama dari kedua transistor ini adalah bahwa BJT adalah piranti yang
dikontrol oleh arus, sedangkan FET adalah piranti yang dikontrol tegangan.
119
I
(kontro
I BC
l arus)
B
J
T
I
+
FD
V -E
(ko
ntrG T
olS
teg
Gambar 6.26. Perbandingan
ang BJT dan FET
an)
Satu carrier :
elektron (n-channel)
atau holes (p-channel)
120
121