Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG KELUARGA

BERENCANA (KB),EFEK SAMPING KB DAN


PENANGANANNYA
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah KeperawatanMaternitas

DISUSUN OLEH :
AfifahNurul Zahra

220112160002

WindaRiska

220112160029

Ira Tuti

220112160039

GilangPurnama
NendenTejaningsih
Hanifah

Shalihah A

220112160050
220112160060
220112160076

MirzaLina

220112160086

NeniMulyani

220112160105

Amelia Rienna H

220112160121

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(PENDIDIKAN KESEHATAN)
Judul

:KeluargaBerencana (KB), EfekSamping KB danPenanganannya

Sasaran

: Pasiendan keluargapasien di ruangAlamanda

Hari/tgl

: Selasa, 20Desember 2016

Pelaksana

: Mahasiswa PPN 32 UNPAD

Waktu

: 09.00-10.00 WIB

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, pasiendankeluargapasienmampu
memahami tentang keluargaberencana, efeksamping KB danpenanganannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x60 menit di harapkan
pasiendankeluargapasien dapat :
a. Memahami pengertian KB
b. Mengetahui jenis-jenis KB
c. Memahami efeksampingdarijenis-jenis KB
d. Memahami penanganandariefeksamping KB
MATERI
1.
2.
3.
4.

Definisi KeluargaBerencana (KB)


Jenis-jenis KB
Efeksampingdarijenis-jenis KB
Penanganandariefeksamping KB

METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
MEDIA
Powerpoint (PPT), Leaflet

RENCANA KEGIATAN
No
.
1.

Tahap dan Waktu


10 menit sebelum
acara dimulai

2.

Kegiatan Pendidikan
1. Petugas menyiapkan daftar
hadir untuk peserta penyuluhan

Pendahuluan 5

Pembukaan :

menit

1. Mengucapkan salam dan

1. Peserta penyuluhan
mengisi daftar hadir
2. Peserta penyuluhan
menerima leaftlet
1. Menjawab salam dan
memfokuskan perhatian

memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kontrak waktu dan

pada pembawa acara.


2. Mendengarkan kontrak

mekanisme kegiatan
3. Menyampaikan tujuan dan

pembelajaran
3. Mendengarkan tujuan

maksud dari penyuluhan


4. Menyebutkan materi

dari penyuluhan
4. Mendengarkan materi

penyuluhan yang akan


3.

Kegiatan Peserta

Kegiatan inti 20

diberikan
Pelaksanaan :

menit

1. Menggali pengetahuan dan


pengalaman sasaran
penyuluhan mengenai KB,
jenis-jenis KB, efeksamping
KB danpenanganannya.
2. Menjelaskan materi :
a. Menjelaskan pengertian,
KeluargaBerencana (KB),
jenis-jenis KB
b. EfeksampingKB

penyuluhan
1. Memberikan pendapat
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Peserta mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang kurang
dipahami
4. Mendengarkan,
memperhatikan, dan
dapat memahami
penjelasan.

danpenanganannya
3. Memberikan kesempatan untuk
peserta mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum di
pahami
4. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh sasaran
4.

Penutup 5 menit

penyuluhan
Evaluasi :

1. Para peserta menjawab

1. Menanyakan kembali materi


yang telah disampaikan
2. Penyuluh menyimpulkan materi

pertanyaan yang
diberikan penyuluh
2. Para peserta

yang sudah disampaikan


3. Ucapan terima kasih
4. Salam

mendengarkan
kesimpulan materi yang
disampaikan

PENGORGANISASIAN
Penyaji

: GilangPurnamaNendenTejaningsih, MirzaLina,

Moderator

: WindaRiska, NeniMulyani

Observer dan Notulen

: Afifah, Amelia Rienna

Fasilitator

: Ira Tuti, Hanifah S

Pembimbing

: AnitaSetyawati, S.Kep., Ners, M.Kep

JOB DESKRIPSI
1. Penyaji
2.
3.
4.
5.

: Menyampaikan materi tentang KeluargaBerencana (KB),

efeksampingdari KB danpenanganannya
Moderator
: Memandu jalannya penyuluhan
Observer
: Memandu jalannya penyuluhan
Notulen
: Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan berjalan
Fasilitator
: Memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan

EVALUASI
1. Evaluasi Isi
a. Seluruh materi tersampaikan kepada peserta
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai rundown
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Evaluasi Hasil
a. 90% peserta hadir mengikuti penyuluhan
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Pesertamengulangkembalimateri yang telahdijelaskan

MATERI PENYULUHAN
PENYULUHAN TENTANG KELUARGA BERENCANA (KB) DAN EFEK
SAMPING KB DAN PENANGANANNYA
1

KeluargaBerencana
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk
memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknis kontrasepsi yang digunakan
untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan. Jika pasangan
yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam
satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997).
Oleh karena itu, untuk pengaturan waktu kehamilan tidak terlepas dari peran alat
kontrasepsi. Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor didalam

kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.
Jenis-jenis KeluargaBerencana (KB)
1) Metoda biologis/alamiah
a) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode amenorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila :
Menyususi secara penuh (full breast feeding)
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Efektif sampai 6 bulan
Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya
Cara Kerja Penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi:

Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan I pasca persalinan)


Segera efektif
Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping sistemik
Tidak perlu pengawasan medik
Tidak perlu obat atau alat
Tanpa biaya

b) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)


Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika
ibu tersebut dapat menjadi hamil), atau senggama pada masa subur untuk
mencapai kehamilan. Metode keluarga berencana alamiah berdasarkan kesadaran
penuh dari siklus reproduksi Ibu tersebut.
(1) Catatan suhu basal lengkap

Ukur suhu Ibu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangkit
dari tempat tidur) dan catat suhu Ibu pada kartu yang disediakan oleh
instruktur KBA Ibu.
(2) Metode Simtomtermal
Ibu dapat menentukan masa subur Ibu dengan mengamati suhu tubuh dan
lendir serviks.
(3) Senggama Terputus (Coitus Interruptus)
Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi.
Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan
kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan.
Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga
mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi. Cara
kerjanya yaitu penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak
masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
2) Metode Mekanik
a) Kondom
Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis salama hubungan seksual. Kondom
terbuat dari karet sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu.
Kondom dapat digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu,
kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk
AIDS.
Cara kerja kondom adalah menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran reproduksi wanita.
Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan
ke pasangan lain.
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.Jenis-jenis diafragma:
Flat spring (flat metal band)
Coil spring (coiled wire)
Arching spring (kombinasi metal spring)

Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
Manfaat: Efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak mempunyai pengaruh
sistemik.
c) Cap Serviks/ IUD (AKDR)
Bentuk dan cara penggunaan cap serviks sama dengan diafragma tapi
memiliki ukuran yang lebih kecil. Karena ukurannya yang lebih kecil dari
diafragma, cap serviks ini tidak menyebabkan tekanan pada VU sehingga cap ini
dapat dipakai selama 48 jam dan tambahan ulang spermisida tidak dibutuhkan.
Cap ini tidak harus dilepas selama 6 jam setelah hubungan seksual terakhir.
Manfaat: Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, dapat
dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh wanita
yang terpapar IMS.
Jenis:
Inert, dari plastik ( lippes loop ) atau baja anti karat ( the chinese ring)
Mengandung tembaga seperti CuT 380A, CuT 200C, dll
Mengadung hormon steroid
Cara kerja: Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara
pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang pada
endometrium dengan serbukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yg mencapai tuba falopii, dan menginaktifkan sperma.
AKDR yang mengeluarkan horman juga menebalkan lendir serviks hingga
menghalangi pergerakan sperma.
Keuntungan:

Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun

pertama
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metoda jangka panjang (CuT 380A mempunyai jangka proteksi 10 tahun)
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil

Tidak ada efek samping hormonal terhadap CuT 380A


Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah abortus atau melahirkan
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Metode Pembedahan/ Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) terdapat pada pria dan wanita merupakan metoda KB paling
efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.
a) Tubektomi
Adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan
angka kegagalankurang dari 1% (Kapita Selekta, FKUI 2001). Teknik operasi yang
digunakan biasanya minilaparotomi dan laparoskopi.
Keuntungan:
Sangat efektif dan bersifat permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor senggama
Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
Berkurangnya resiko kanker ovarium
b) Vasektomi
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vas deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi. Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya

serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.


Metode Kimiawi
a) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Spermisida ini dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal; suposituria; dissolvable film, dan krim. Spermisida ini menyebabkan sel
membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Manfaat: Efektif seketika (busa dan krim), tidak mengganggu produksi ASI
dan mampu melindungi dari IMS, bisa digunakan sebagai pendukung metoda lain,
tidak mengaggu kesehatan klien, tidak memiliki pengaruh sistemik, mudah
digunakan, meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual, tidak perlu resep dokter
atau pemeriksaan kesehatan khusus.
b) Pil KB

Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari
secara teratur. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin ini mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung
telur) dan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim.
Pil KB tidak menggugurkan kehamilan yang telah terjadi.
Indikasi: Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB,
sangat efektif pada masa laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi ASI, tidak
memberikan efek samping estrogen, efek samping utama adalah gangguan
perdarahan, perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur, dapat dipakai sebagai
kontrasepsi darurat.
Jenis Minipil : Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g
noretindron, kemasan dengan isi 28 pil: 75 g norgestrel.
Cara Keja Minipil :

Menekan sekresi godanotropin dan sintesi steroid seks di ovarium (tidak begitu
kuat)

Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetras sperma.

Mengubah motilitas tuba sehingga transfortasi sperma terganggu

Efektifitas:Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa


satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointerstinal (muntah,diare),
karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat
mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil pelu dihindari karena mukolitik
jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari
minipil dapat terganggu. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka jangan
sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari),
senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
Keuntungan Kontrasepsi Pil KB:

Sangat efektif bila digunakan secara benar

Tidak mengganggu hubungan seksual

Tidak mempengaruhi ASI

Kesuburan cepat kembali

Nyaman dan mudah digunakan

Sedikit efek samping dan tidak mengandung estrogen

c) Kontrasepsi Suntik

Wanita yang ingin memakai KB suntik mendapat suntikan periodik untuk


mencegah kehamilan. Ada bermacam KB suntik yang dipasarkan di Indonesia yakni:

Depo Provera (suntikan setiap 3 bulan sekali)

Noristerat (suntikan setiap 2 bulan sekali) dan

Cyclofem (suntikan 1 bulan sekali)

Bagaimana cara kerja KB suntik mencegah kehamilan:

Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari indung telur.

Membuat sperma sulit memasuki rahim karena mengentalkan lendir mulut rahim
(serviks).

Tidak dapat mengeluarkan/ menghentikan kehamilan yang sudah terjadi.

Efektivitas KB suntik: Sangat efektif, kegagalan pada pemakai KB suntik hanya


sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian (1 dari 333
pemakai masih bisa hamil).

Keuntungan memakai KB suntik:

Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka


panjang dan kesuburan dapat pulih kembali

Tidak terpengaruh faktor lupa dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)

Tidak mengganggu hubungan suami istri

Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif

Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas

Dapat dipakai segera setelah masa nifas

Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap


resiko kehamilan

Dapat dipakai segera setelah keguguran

Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan

Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)

Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)

Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)

Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi

Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.

d) Kontrasepsi Implant

Keuntungan: Nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi,
pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah
implant dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak dan amenorea, aman dipakai pada masa laktasi.
Jenis:

Norplant,terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4


cm,dengan diameter 2,4 mm,yang diisi dengn 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.

Implanon,terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.

Jadena dan indoplan , terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun

Cara kerja:

Lendir servik menjadi kental

Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

Mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi

Efektivitas:
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
Keuntungan kontrasepsi:
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak
mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorea

serta

timbulnya

keluhan-keluhan,

seperti

nyeri

kepala,

peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, kepala pusing,


perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness), membutuhkan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS, klien tidak dapat menghentikan

sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan, efektivitasnya menurun bila menggunakannya obat-obat
tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat), terjadinya
kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
Yang boleh menggunakan implant:
Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun yang belum, menghendaki kontrasepsi
yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, pascaperslinan dan tidak
menyusui, pasca keguguran, tidak menginginkn anak lagi tetepi menolak sterilisasi,
riwayat kehamilan ektopik, tekanan darah<180/110mmHg, tidak boleh menggunakan
kontrasepsi hormonal yg mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil.
5

Efeksamping KB dan Penanganannya


1) Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Kondom
Efek Samping

Kondom rusak/diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)

Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

Dicurigai adanya reaksi alergi (spermasida)

Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Penanganan

Buang dan pakai kondom baru/pakai spermasida digabung kondom

Jika dicurigai ada kebocoran,pertimbangkan pemberian Morning After Pill (kontrasepsi


dearurat)

Reaksi alergi,meskipun jarang,dapat mengganggu dan bisa berabahaya. Jika keluhan


menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS,berikan kondom alami (produk
hewani: lamb skin/gut) atau bantu klien memeilih metode lain

Jika penurunan kepekaan tidak bisa di tolerir biarpun dengan kondom yang lebih

tipis,anjurkan pemakaian metode lain


2) Efek Samping dan Penanganan Pil Kombinasi
Efek Samping

Amenorea (tidak ada perdarahan atau Spotting)

Mual,pusing atau muntah (akibat reaksi anafilatik

Perdarahan pervaginam/spooting

Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)

Peningkatan/ penurunan berat badan

Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama

Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar

Payudara menjadi lebih tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat

Resiko kehamilan ektopik cukup tingggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil

Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsy

Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS

Hirsutisme (tunbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang
terjadi.

Penanganan

Periksa dalam/tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar,
tenanglah. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen
5og atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil
hentikan pil dan yakinkan pasien bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek
pada janin

Tes kehamilan/pemeriksaan genekologik. Bila tidak hamil,sarankan minum pil saat


makan malam,atau sebelum tidur.

Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting


merupakan hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama,dan lambat laun akan
berhenti.Bila tetap terjadi,ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50g) sampai
perdarahan teratasi. Bila timbul lagi lanjutkan lagi dengan dosis yang sama atau ganti

kontrasepsi lain
3) Efek Samping dan Penanganan Pil Progestin
Efek Samping

Amenorea

Perdarahan tidak teratur/spotting

Penanganan

Pastikan hamil/tidak,bila tidak hamil tidak perlu tindakan khusus,cukup konseling,bila


amenorea berlanjut rujuk,bila hamil hentikan pil

Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan /tidak hamil,tidak perlu tindakan khusus.

Bila klien tidak dapat menerima ganti metode kontrasepsi


4) Efek Samping dan Penanganan Suntikan Kombinasi
Efek samping

Amenorea

Mual/pusing/muntah

Perdaran/spotting

Penanganan

Pastikan tidak hamil,bila tidak hamil tidak perlu pengobatan khusus dan jelaskan
bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.Bila hamil hentikan penyuntikan

Pastikan tidak hamil,bila tidak hamil, informasikan bahwa ini adalah hal biasa dan akan
hilang dalam waktu dekat.

Cari penyebab perdarahan dan jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal
yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, sarankan

penggantian kontrasepsi
5) Efek Samping dan Penanganan Suntikan Progestin
Efek Samping

Amenorrea

Perdarahan/spotting

Meningkat/menurun barat badan

Penanganan

Bila tidak hamil tidak perlu pengobatan khusus,bila hamil hentikan penyuntikan.

Bila klien tidak dapat menerima perdarahan,dan ingin melanjutkan suntikan maka
disarankan 2 pilihan pengobatan :
-

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35g etinilestradiol),ibuprofen (sampai 800

mg,3x/hr untuk 5 hari)


Bila terjadi perdarahan banyak selam pemberian suntikan,ditangani dengan

pemberian 2 tablet pil kombinasi /hari selama 3-7 hari


Dilanjutkan dengan satu siklus pil atau diberi 50g etinilestradiol/1,25 mg estrogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari.

Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja


terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok.Bila BB

berlebihan,hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.


6) Efek Samping dan Penanganan IUD/AKDR
Efek Samping

Amenorea

Kejang

Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

Benang yang hilang

Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan I dan akan berkurang setelah 3 bulan)
Haid lebih lama dan banyak
Spotting antar menstruasi
Haid terasa lebih sakit
Merasakan sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan
Perdarahan berat waktu haid atau diantaranya dapat memungkinkan terjadinya anemia
Perforasi dinding uterus

Penanganan

Periksa hamil/tidak,bila tidak hamil AKDR jangan dilepas,lakukan konseling dan


selidiki penyebab amenorea,bila hamil sarankan untuk melepaskan AKDR apabila
talinya terlihat dan hamil lebih dari 13 minggu. Bila benang tidak terlihat dan
kehamilan lebih dari 13 minggu AKDR jangan dilepas.

Pastikan penyebab kekejangan,PRP atau penyebab lain.Tanggulangi penyebabnya


apabila ditemukan berikan analgesik untuk sedikit meringankan ,bila kejangnya berat
lepaskan AKDR ganti kontrasepsi lain

Pastikan adanya infeksi/KET. Bila tidak ada kelainan patologis,perdarahan belanjut dan
hebat lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg,3x1 sehari dalam 1
minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tab setiap hari selama
1-3 bulan). Bila pengguna IUD/AKDR dalam 3 bulan lebih menderita anemi (Hb<7 gr
%) lepas IUD/AKDR ganti kontrasepsi lain

Pastikan hamil/tidak,tanyakan apakah AKDR terlepas,Periksa talinya di dalam saluran


endoserviks dan kavum uteri,bila tidak ditemukan rujuk ke dokter untuk USG

Pastikan klien tidak terkena IMS,lepas AKDR bila ditemukan atau dicurigai menderita
gonorhoe atau infeksi klamedia,Lakukan pengobatan memadai.Bila PRP obati dan
lepas AKDR sesudah 48 jam, dan kemudian ganti metode lain

Pertimbangan Dalam Memilih Kontrasepsi


a. Keamanan
Keamanan metode kontrasepsi merupakan pertimbangan utama dalam penggunaanya.
Status kesehatan yang berbeda beda terkadang menyebabkan beberapa alat kontrasepsi
tidak aman digunakan. Contohnya oral kontrasepsi tidak dianjurkan pada wanita
dengan tromboplebitis atau stroke karena hormon yang dikandungnya dapat
meningkatkan resiko keparahan penyakit tersebut dan diafragma (cap servix) tidak
aman digunakan pada wanita dengan riwayat toxic shock syndome.
b. Perlindungan terhadap penyakit menular seksual
Tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif mencegah Penyakit Menular Seksual. Resiko
paparan terhadap Penyakit Menular Seksual harus dipertimbangkan dalam memberikan
konseling tentang pilihan alat kontrasepsi. Kondom pria memberikan perlindungan
yang baik terhadap penularan Penyakit Menular Seksual. Kondom ini harus dupakai
jika salah satu pasangan mengidap Penyakit Menular Seksual meskipun pasangan
tersebut telah menggunakan alat kontrasepsi lain.
c. Efektifitas
Efektifitas suatu alat kontrasepsi ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat
kontrasepsi tersebut melindungi seseorang wanita dari kehamilan. Metoda sterilisasi
dianggap yang paling efektif namun tidak dapat digunakan pada pasangan yang ingin
anak lagi dikemudian hari. IUD juga merupakan metoda yang efektif tapi terkadang
tidak menjadi pilihan karena efek samping atau kepercayaan yang dianut oleh
pasangan.
d. Pilihan pribadi dan kecendrungan
Pilihan pribadi dan kecendrungan juga merupakan hal penting dalam memilih metode
kontraseps. Jika seorang wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang dipilih terlalu sulit

digunakan, menghabiskan banyak waktu atau terlalu banyak aturan akan menurunkan
motifasi dan kekonsistenan pasangan tersebut untuk menggunakannya. Pendidikan
yang diterima tentang metode kontrasepsi akan mempengaruhi persepsi pasangan
terhadap kontrasepsi.
e. Education needed
Beberapa metoda kontrasepsi tidak membutuhkan pendidikan khusus, seperti kondom.
Namun ada beberapa metode yang membutuhkan informasi lengkap agar metode
tersebut menjadi efektif.
f. Efek samping
Efek samping penggunaan metoda kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap kepada
pasangan. Jika pasangan sudah mengetahui efek sampingnya lalu kemudian tetap
memilih kontrasepsi tersebut, mereka akan lebih dapat bertoleransi pada efek samping
yang ditimbulkan daripada pasangan yang tidak mengetahui efek samping sama sekali.
g. Pengaruh pada kepuasan seksual
Metode coitus related contraceptive, seperti spermisida dan metoda barrier, harus
digunakan sebelum berhubungan seksual. Hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual
dan meningkatkan resiko penurunan minat terhadap metoda tersebut.
h. Ketersediaan
Kondom dan spermisida dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pasangan dapat memiliki
bahan ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu. Hal ini penting dipertimbangkan
pada pasangan yang tidak dapat terbuka pada tenaga kesehatan tentang aktivitas
seksual.
i. Biaya
Pada pasangan berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam
pemilihan metoda kontrasepsi. Pasangan tersebut mungkin akan lebih suka memilih
menggunakan kondom daripada metoda sterilisasi yang relatif lebih mahal.
j. Agama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaan akan mempengaruhi pilihan. Penganut katolik roma tidak
memperkenankan metoda kontrasepsi apapun selain metoda alamiah.
k. Budaya
Budaya juga mempengaruhi pemilihan metoda kontrasepsi. Keturunan afrika-amerika
banyak memilih sterilisasi pada wanita daripada sterilisasi pria, sedangkan pria latin
tidak berminat tehadap penggunaan kondom dan menganut kebudayaan memiliki
banyak keturunan. Pada beberapa daerah, kontrasepsi tidak akan pernah digunakan
sampai pasangan tersebut berhasil memperoleh anak laki-laki.
l. Informed consent

Beberapa meroda kontrasepsi memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, informed
consent perlu disertakan untuk menyatakan bahwa pasangan mengerti resiko dan
keuntungan dari metoda yang mereka pilih sehingga dapat menjadi aspek legal perawat.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Asuhan Kebidabanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Bobak. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Doenges, Marylinn E. 2000. Rencana Asuhan Keprawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai