DISUSUN OLEH :
AfifahNurul Zahra
220112160002
WindaRiska
220112160029
Ira Tuti
220112160039
GilangPurnama
NendenTejaningsih
Hanifah
Shalihah A
220112160050
220112160060
220112160076
MirzaLina
220112160086
NeniMulyani
220112160105
Amelia Rienna H
220112160121
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(PENDIDIKAN KESEHATAN)
Judul
Sasaran
Hari/tgl
Pelaksana
Waktu
: 09.00-10.00 WIB
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, pasiendankeluargapasienmampu
memahami tentang keluargaberencana, efeksamping KB danpenanganannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x60 menit di harapkan
pasiendankeluargapasien dapat :
a. Memahami pengertian KB
b. Mengetahui jenis-jenis KB
c. Memahami efeksampingdarijenis-jenis KB
d. Memahami penanganandariefeksamping KB
MATERI
1.
2.
3.
4.
METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
MEDIA
Powerpoint (PPT), Leaflet
RENCANA KEGIATAN
No
.
1.
2.
Kegiatan Pendidikan
1. Petugas menyiapkan daftar
hadir untuk peserta penyuluhan
Pendahuluan 5
Pembukaan :
menit
1. Peserta penyuluhan
mengisi daftar hadir
2. Peserta penyuluhan
menerima leaftlet
1. Menjawab salam dan
memfokuskan perhatian
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kontrak waktu dan
mekanisme kegiatan
3. Menyampaikan tujuan dan
pembelajaran
3. Mendengarkan tujuan
dari penyuluhan
4. Mendengarkan materi
Kegiatan Peserta
Kegiatan inti 20
diberikan
Pelaksanaan :
menit
penyuluhan
1. Memberikan pendapat
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Peserta mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang kurang
dipahami
4. Mendengarkan,
memperhatikan, dan
dapat memahami
penjelasan.
danpenanganannya
3. Memberikan kesempatan untuk
peserta mengajukan pertanyaan
untuk materi yang belum di
pahami
4. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh sasaran
4.
Penutup 5 menit
penyuluhan
Evaluasi :
pertanyaan yang
diberikan penyuluh
2. Para peserta
mendengarkan
kesimpulan materi yang
disampaikan
PENGORGANISASIAN
Penyaji
: GilangPurnamaNendenTejaningsih, MirzaLina,
Moderator
: WindaRiska, NeniMulyani
Fasilitator
Pembimbing
JOB DESKRIPSI
1. Penyaji
2.
3.
4.
5.
efeksampingdari KB danpenanganannya
Moderator
: Memandu jalannya penyuluhan
Observer
: Memandu jalannya penyuluhan
Notulen
: Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan berjalan
Fasilitator
: Memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan
EVALUASI
1. Evaluasi Isi
a. Seluruh materi tersampaikan kepada peserta
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai rundown
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Evaluasi Hasil
a. 90% peserta hadir mengikuti penyuluhan
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Pesertamengulangkembalimateri yang telahdijelaskan
MATERI PENYULUHAN
PENYULUHAN TENTANG KELUARGA BERENCANA (KB) DAN EFEK
SAMPING KB DAN PENANGANANNYA
1
KeluargaBerencana
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk
memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknis kontrasepsi yang digunakan
untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur kehamilan. Jika pasangan
yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam
satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997).
Oleh karena itu, untuk pengaturan waktu kehamilan tidak terlepas dari peran alat
kontrasepsi. Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan mayor didalam
kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.
Jenis-jenis KeluargaBerencana (KB)
1) Metoda biologis/alamiah
a) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode amenorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila :
Menyususi secara penuh (full breast feeding)
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Efektif sampai 6 bulan
Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya
Cara Kerja Penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi:
Ukur suhu Ibu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangkit
dari tempat tidur) dan catat suhu Ibu pada kartu yang disediakan oleh
instruktur KBA Ibu.
(2) Metode Simtomtermal
Ibu dapat menentukan masa subur Ibu dengan mengamati suhu tubuh dan
lendir serviks.
(3) Senggama Terputus (Coitus Interruptus)
Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi.
Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan
kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan.
Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga
mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi. Cara
kerjanya yaitu penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak
masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
2) Metode Mekanik
a) Kondom
Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis salama hubungan seksual. Kondom
terbuat dari karet sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu.
Kondom dapat digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu,
kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk
AIDS.
Cara kerja kondom adalah menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran reproduksi wanita.
Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan
ke pasangan lain.
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.Jenis-jenis diafragma:
Flat spring (flat metal band)
Coil spring (coiled wire)
Arching spring (kombinasi metal spring)
Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
Manfaat: Efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak mempunyai pengaruh
sistemik.
c) Cap Serviks/ IUD (AKDR)
Bentuk dan cara penggunaan cap serviks sama dengan diafragma tapi
memiliki ukuran yang lebih kecil. Karena ukurannya yang lebih kecil dari
diafragma, cap serviks ini tidak menyebabkan tekanan pada VU sehingga cap ini
dapat dipakai selama 48 jam dan tambahan ulang spermisida tidak dibutuhkan.
Cap ini tidak harus dilepas selama 6 jam setelah hubungan seksual terakhir.
Manfaat: Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, dapat
dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh wanita
yang terpapar IMS.
Jenis:
Inert, dari plastik ( lippes loop ) atau baja anti karat ( the chinese ring)
Mengandung tembaga seperti CuT 380A, CuT 200C, dll
Mengadung hormon steroid
Cara kerja: Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara
pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang pada
endometrium dengan serbukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yg mencapai tuba falopii, dan menginaktifkan sperma.
AKDR yang mengeluarkan horman juga menebalkan lendir serviks hingga
menghalangi pergerakan sperma.
Keuntungan:
pertama
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metoda jangka panjang (CuT 380A mempunyai jangka proteksi 10 tahun)
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari
secara teratur. Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin ini mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung
telur) dan mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim.
Pil KB tidak menggugurkan kehamilan yang telah terjadi.
Indikasi: Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB,
sangat efektif pada masa laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi ASI, tidak
memberikan efek samping estrogen, efek samping utama adalah gangguan
perdarahan, perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur, dapat dipakai sebagai
kontrasepsi darurat.
Jenis Minipil : Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g
noretindron, kemasan dengan isi 28 pil: 75 g norgestrel.
Cara Keja Minipil :
Menekan sekresi godanotropin dan sintesi steroid seks di ovarium (tidak begitu
kuat)
c) Kontrasepsi Suntik
Membuat sperma sulit memasuki rahim karena mengentalkan lendir mulut rahim
(serviks).
Tidak terpengaruh faktor lupa dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)
Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas
d) Kontrasepsi Implant
Keuntungan: Nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi,
pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah
implant dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak dan amenorea, aman dipakai pada masa laktasi.
Jenis:
Implanon,terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
Jadena dan indoplan , terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Cara kerja:
Efektivitas:
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
Keuntungan kontrasepsi:
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak
mengganggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorea
serta
timbulnya
keluhan-keluhan,
seperti
nyeri
kepala,
sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan, efektivitasnya menurun bila menggunakannya obat-obat
tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat), terjadinya
kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
Yang boleh menggunakan implant:
Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun yang belum, menghendaki kontrasepsi
yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, pascaperslinan dan tidak
menyusui, pasca keguguran, tidak menginginkn anak lagi tetepi menolak sterilisasi,
riwayat kehamilan ektopik, tekanan darah<180/110mmHg, tidak boleh menggunakan
kontrasepsi hormonal yg mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil.
5
Penanganan
Jika penurunan kepekaan tidak bisa di tolerir biarpun dengan kondom yang lebih
Perdarahan pervaginam/spooting
Resiko kehamilan ektopik cukup tingggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsy
Hirsutisme (tunbuh rambut/ bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang
terjadi.
Penanganan
Periksa dalam/tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar,
tenanglah. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen
5og atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil
hentikan pil dan yakinkan pasien bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek
pada janin
kontrasepsi lain
3) Efek Samping dan Penanganan Pil Progestin
Efek Samping
Amenorea
Penanganan
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan /tidak hamil,tidak perlu tindakan khusus.
Amenorea
Mual/pusing/muntah
Perdaran/spotting
Penanganan
Pastikan tidak hamil,bila tidak hamil tidak perlu pengobatan khusus dan jelaskan
bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.Bila hamil hentikan penyuntikan
Pastikan tidak hamil,bila tidak hamil, informasikan bahwa ini adalah hal biasa dan akan
hilang dalam waktu dekat.
Cari penyebab perdarahan dan jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal
yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, sarankan
penggantian kontrasepsi
5) Efek Samping dan Penanganan Suntikan Progestin
Efek Samping
Amenorrea
Perdarahan/spotting
Penanganan
Bila tidak hamil tidak perlu pengobatan khusus,bila hamil hentikan penyuntikan.
Bila klien tidak dapat menerima perdarahan,dan ingin melanjutkan suntikan maka
disarankan 2 pilihan pengobatan :
-
Amenorea
Kejang
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan I dan akan berkurang setelah 3 bulan)
Haid lebih lama dan banyak
Spotting antar menstruasi
Haid terasa lebih sakit
Merasakan sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan
Perdarahan berat waktu haid atau diantaranya dapat memungkinkan terjadinya anemia
Perforasi dinding uterus
Penanganan
Pastikan adanya infeksi/KET. Bila tidak ada kelainan patologis,perdarahan belanjut dan
hebat lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg,3x1 sehari dalam 1
minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tab setiap hari selama
1-3 bulan). Bila pengguna IUD/AKDR dalam 3 bulan lebih menderita anemi (Hb<7 gr
%) lepas IUD/AKDR ganti kontrasepsi lain
Pastikan klien tidak terkena IMS,lepas AKDR bila ditemukan atau dicurigai menderita
gonorhoe atau infeksi klamedia,Lakukan pengobatan memadai.Bila PRP obati dan
lepas AKDR sesudah 48 jam, dan kemudian ganti metode lain
digunakan, menghabiskan banyak waktu atau terlalu banyak aturan akan menurunkan
motifasi dan kekonsistenan pasangan tersebut untuk menggunakannya. Pendidikan
yang diterima tentang metode kontrasepsi akan mempengaruhi persepsi pasangan
terhadap kontrasepsi.
e. Education needed
Beberapa metoda kontrasepsi tidak membutuhkan pendidikan khusus, seperti kondom.
Namun ada beberapa metode yang membutuhkan informasi lengkap agar metode
tersebut menjadi efektif.
f. Efek samping
Efek samping penggunaan metoda kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap kepada
pasangan. Jika pasangan sudah mengetahui efek sampingnya lalu kemudian tetap
memilih kontrasepsi tersebut, mereka akan lebih dapat bertoleransi pada efek samping
yang ditimbulkan daripada pasangan yang tidak mengetahui efek samping sama sekali.
g. Pengaruh pada kepuasan seksual
Metode coitus related contraceptive, seperti spermisida dan metoda barrier, harus
digunakan sebelum berhubungan seksual. Hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual
dan meningkatkan resiko penurunan minat terhadap metoda tersebut.
h. Ketersediaan
Kondom dan spermisida dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pasangan dapat memiliki
bahan ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu. Hal ini penting dipertimbangkan
pada pasangan yang tidak dapat terbuka pada tenaga kesehatan tentang aktivitas
seksual.
i. Biaya
Pada pasangan berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam
pemilihan metoda kontrasepsi. Pasangan tersebut mungkin akan lebih suka memilih
menggunakan kondom daripada metoda sterilisasi yang relatif lebih mahal.
j. Agama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaan akan mempengaruhi pilihan. Penganut katolik roma tidak
memperkenankan metoda kontrasepsi apapun selain metoda alamiah.
k. Budaya
Budaya juga mempengaruhi pemilihan metoda kontrasepsi. Keturunan afrika-amerika
banyak memilih sterilisasi pada wanita daripada sterilisasi pria, sedangkan pria latin
tidak berminat tehadap penggunaan kondom dan menganut kebudayaan memiliki
banyak keturunan. Pada beberapa daerah, kontrasepsi tidak akan pernah digunakan
sampai pasangan tersebut berhasil memperoleh anak laki-laki.
l. Informed consent
Beberapa meroda kontrasepsi memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, informed
consent perlu disertakan untuk menyatakan bahwa pasangan mengerti resiko dan
keuntungan dari metoda yang mereka pilih sehingga dapat menjadi aspek legal perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Asuhan Kebidabanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Bobak. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Doenges, Marylinn E. 2000. Rencana Asuhan Keprawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.