Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu topik utama dalam konteks perekonomian suatu negara adalah pertumbuhan
ekonomi. Meskipun terdapat beberapa bahasan yang tidak kalah penting seperti inflasi,
pengangguran, kemiskinan, maupun pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi selalu
menjadi concern utama. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi sering dijadikan sebagai
salah satu tolak ukur utama dari perkembangan maupun pencapaian perekonomian suatu negara.
Menurut Salvatore (2004), salah satu motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara
adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional yang terdiri dari aktifitas ekspor
dan impor dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara (trade as engine of
growth).
Perdagangan internasional sendiri sejatinya telah terjadi ribuan tahun yang lalu sebelum
masehi. Beberapa bukti yang menguatkan telah ditemukan diantaranya penemuan barang-barang
buatan Sumeria di Mesir maupun alat-alat dari Babilonia di pesisir Laut Tengah. Pada masa itu,
wilayah perdagangan internasional masih sangat terbatas. Alasan utamanya tentu saja
keterbatasan alat transportasi dan teknologi yang digunakan untuk menempuh jarak yang jauh
dan penuh resiko. Seiring berjalannya waktu, masalah jarak bukan lagi kendala untuk melakukan
transaksi perdagangan internasional. Hal ini tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi
informasi yang membuat dunia saat ini seolah tidak terbatas oleh jarak maupun waktu.
Dalam mekanisme perdagangan internasional diperlukan pembentukan suatu pasar bersama
dalam arti kata peluasan pasar secara geografis dari pasar nasional menjadi pasar multinasional
dalam suatu wilayah tertentu, baik yang didirikan dalam bentuk pasar bersama (common market),
maupun dalam bentuk kawasan perdagangan bebas (free trade area). Pada dasarnya, kawasan
perdagangan bebas dapat diartikan sebagai kawasan ekonomi di antara dua negara atau lebih
yang bersepakat untuk menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif dalam praktek perdagangan.
Akan tetapi, negara anggota masih diperkenankan untuk mempertahankan tarif yang berlaku
terhadap barang-barang yang berasal dari negara di lingkungan mereka. Setiap pembentukan
kawasan perdagangan bebas didasari oleh sebuah perjanjian internasional. Saat ini, banyak sekali
perjanjian kerjasama ekonomi regional untuk membentuk kawasan perdagangan bebas. Salah

satu perjanjian pembentukan kawasan bebas yang ditandatangani oleh Indonesia adalah ACFTA
(ASEAN-China Free Trade Area)
Kawasan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) terbentuk berdasarkan hukum
internasional yaitu Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation between
ASEAN and the Peoples Republic of China yang ditandatangani pada 4 November 2002 di
Phnom Penh, Kamboja oleh para kepala pemerintahan negara-negara ASEAN bersama kepala
pemerintahan Republik Rakyat China (RRC). Dalam Pasal 8 disebutkan bahwa kawasan
perdagangan bebas ASEAN-China diberlakukan secara resmi pada tahun 2010. Ketentuan
mengenai pengurangan ataupun penghapusan tariff dan hal-hal lainnya dimulai pada tahun 2003
awal dan diselesaikan pada tanggal 30 Juni 2004 dalam rangka pembentukan kawasan
perdagangan bebas ASEAN-China.
Kesepakatan ACFTA memberikan dampak postif dan negatif dengan implikasi yang cukup
luas di bidang ekonomi, industri, dan perdagangan. Dari sisi konsumen kesepakatan ini disambut
dengan suka cita karena pasar akan dibanjiri dengan produk dengan harga yang murah serta
pilihan yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Di sisi lain,
kesepakatan tersebut bias mengancam keberadaan industri lokal, hal ini karena industri lokal
dinilai belum cukup siap untuk menghadapi produk China yang sangat terjangkau dari segi
harga. Hal ini dikhawatirkan akan memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat ditutupnya
perusahaan dalam negeri karena kalah bersaing. Kekhawatiran lain dari kesepakatan ini adalah
pengaruh ACFTA terhadap keberlangsungan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berkonsentrasi
pada pasar dalam negeri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sejarah yang melatarbelakangi pembentukan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)
2. Bagaimana pengaruh pembentukan ACFTA terhadap perekonomian nasional serta hubungan
ekonomi Indonesia-China?
3. Permasalahan apa yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia pasca penerapan ACFTA?
4. Bagaimana viabilitas (keberlangsungan) ACFTA atas segala permasalahan yang dihadapi
pemerintah Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai