Anda di halaman 1dari 13

IV.

RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

1.

Tanaman

2. Kultur Teknis
1.1. Pembibitan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang letaknya di tengah areal
proyek yang akan ditanami, sehingga biaya transport bibit dapat
ditekan serendah mungkin. Syarat lokasi pembibitan: datar, dekat
sumber air dan mudah diawasi.
Bahan tanaman yang digunakan adalah bibit unggul yang
dihasilkan dari berbagai sumber benih di Indonsia, antara lain tipe
Tenera yaitu hasil persilangan Dura dan Pisifera. Polybag yang
digunakan berukuran 37 x 50 cm dengan ketebalan 0,3 mm, diisi
campuran tanah subur dan pasir sebagai media. Benih kelapa sawit
yang sudah berkecambah (setelah 3 bulan) dipindahkan ke polybag.
Jarak antara polybag 75 x 75 cm segitiga sama sisi. Untuk 1 Ha
lahan pembibitan diproyeksikan menghasilkan 11.200 bibit siap
tanam atau equivalent untuk 70 Ha kebun.
Penyiraman dilakukan secara teratur terutama pada masa tidak
ada hujan. Untuk menghindari padatnya media akibat penyiraman.
Maka di atas permukaan media diberi mulsa. Bibit siap tanam setelah
berumur 10 12 bulan.
1.2. Persiapan Lahan Pertanaman
Perencanaan persiapan lahan akan dilakukan secara teliti
karena biayanya 2/3 dari jumlah biaya sampai selesai penanaman
di pertanaman. Persiapan lahan harus selaras dengan jadwal
pembibitan sehingga tepat pada umur bibit siap tanam, lahan
pertanaman sudah siap ditanami. Pembukaan lahan pada umumnya
dilakukan pada musim kemarau tanpa ada pembakaran yang
meliputi tahap pekerjaan sebagai berikut:
a. Pembuatan rintisan untuk memudahkan perencanaan pembagian
blok, afdeling dan sebagainya.
b. Pembabatan semak belukar.
c. Penebangan pohon,
d. Pencincangan batang dan cabang kayu.
IV-1
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

e. Pembuatan gulutan yaitu menumpuk potongan pohon searah


garis kontur atau dapat pula untuk penguat terassering.
f. Daerah yang tertutup oleh alang-alang, pembukaan lahan akan
dilakukan secara mekanis, tetapi bila topografi berlereng akan
dilakukan secara kimiawi.
g. Pembuatan teras pada lahan yang miring.
h. Pembuatan jalan yang meliputi jalan utama (main road) untuk
mengangkut sarana produksi dan produksi setelah tanaman
menghasilkan, serta jalan blok.
i. Penanaman kacangan penutup tanah (LCC) berupa campuran
Pueraria javanica (PJ), Calopogonium mucunoides (CM) dan
Centrosema pubescens (CP) dengan perbandingan 1 : 4 : 5.
Tiap hektar diperlukan campuran benih kacangan penutup tanah
20 Kg. Sebelum benih disebar, pada larikan diberi pupuk dasar
fosfat alam (FA). Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman
kacangan penutup tanah, dilakukan penginokulasian dengan
Rhizobium Compost.
1.3. Penanaman
Jarak tanam kelapa sawit 9 x 9 m dengan segitiga sama sisi,
sahingga populasi tanaman 143 pohon/Ha dengan barisan arah
utara-selatan. Ukuran lubang tanam 45 x 45 x 45 cm, disiapkan
beberapa minggu sebelum tanam. Bibit ditanam jangan terlalu
dangkal karena dapat menyebabkan tanaman mudah tumbang
diterpa angin.
1.4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan:
a. Penyiangan
Dilakukan untuk mengendalikan persaingan antara tanaman
utama dengan gulma dalam memperoleh unsur hara. Penyiangan
umumnya dilakukan dengan sistem piringan (Circle Weeding).
b. Pengendalian Hama dan Penyakit
Berbagai macam hama dan penyakit dapat menyerang
tanaman kelapa sawit. Hama yang sering menyerang antara lain:
tikus, ulat kantong, ulat api, kumbang dan sebagainya. Penyakit
yang dewasa ini paling banyak dijumpai pada tanaman kelapa
sawit adalah busuk pucuk, penyakit tajuk, penyakit busuk tandan
dan penyakit fisiologi yang disebabkan kurang berkembangnya
pengisapan unsur hara di dalam tubuh tanaman. Sistem
pengendalian hama dan penyakit terpadu yang didahului dengan
IV-2
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

pengamatan secara kontinyu merupakan alternatif terbaik dalam


pengendalian hama dan penyakit.
c. Pemupukan
Untuk mencapai produksi yang tinggi, pemupukan mutlak
diperlukan terutama terhadap tanah yang memiliki tingkat
kesuburan potensial rendah seperti halnya tanah jenis podsolik
merah kuning yang mendominasi wilayah proyek. Dosis, jenis dan
frekuensi pemupukan harus berpedoman pada hasil analisis
tanah dan analisis daun.
d. Kastrasi
Yaitu kegiatan pembuangan semua bunga pada tanaman
masih muda. Umumnya bunga pertama akan menghasilkan buah
yang lebih kecil serta rendemen minyaknya sangat rendah,
sedang dampaknya cukup besar terhadap pertumbuhan vegetatif
tanaman. Kastrasi biasanya dilakukan selama 15 bulan sejak
tanaman mulai berbunga sampai nampak bunga yang
diperkirakan cukup ekonomis untuk menjadi buah.
e. Penyerbukan Buatan
Setelah masa kastrasi, biasanya tanaman menghasilkan
bunga betina jauh lebih banyak daripada bunga jantan, akibatnya
banyak bunga betina yang tidak menjadi buah karena kekurangan
tepung sari untuk proses penyerbukan. Untuk meningkatkan
proses penyerbukan setelah masa kastrasi dihentikan, perlu
dilakukan bantuan penyerbukan dengan memanfaatkan tepung
sari bunga jantan kelapa sawit yang telah dikumpulkan dengan
suatu metode khusus. Waktu penyerbukan dilakukan setelah 2
bulan masa kastrasi.
f. Pemangkasan Daun Tua
Daun tua kelapa sawit tidak dapat tanggal sendiri seperti
halnya kelapa pada umumnya, untuk itu perlu dilakukan
pemangkasan tetapi tidak boleh terlalu banyak karena justru akan
mengurangi produksi. Pemangkasan daun tua dilakukan 1 atau 2
kali setahun pada awal musim kemarau.

1.5. Pemungutan Hasil


Penentuan waktu memtik buah mempengaruhi kuantitas dan
kualitas minyak yang dihasilkan. Proses pembentukan minyak dalam
IV-3
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

buah berlangsung selama 24 hari sebelum masa panen. Oleh karena


itu pemetikan sebelum atau sesudah masa 24 hari tersebut akan
menurunkan kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan. Setiap
pekerja yang sudah mahir dapat memungut 600 1.000 Kg tandan
buah segar (TBS)/hari, tergantung luasan tanaman.
3. Rencana Penggunaan Lahan
Dari laus areal yang dicadangkan sebesar 13.500 Ha,
direncanakan penggunaannya sebagai berikut:
a. Lahan untuk pembangunan kebun seluas 12.000 Ha.
b. Lahan untuk pembangunan perumahan, kantor, pabrik, jalan dan
lain-lain termasuk tanah tidak produktif seluas 1.500 Ha.
4. Rencana Penanaman
Kegiatan penanaman direncanakan mulai Tahun 2007 dan
diharapkan seluruh areal untuk kebun seluas 12.000 Ha sudah
tertanami pada Tahun 2012, data dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.1 Rencana Tambang Batu Bara seluas 12.000 Ha
(2007 s/d 2012)
No.
Tahun
Luas Kebun (Ha)
1.
2007
2.000
2.
2008
2.000
3.
2009
2.000
4.
2010
2.000
5.
2011
2.000
6.
2012
2.000
Jumlah
12.000
Adapun urutan kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman
adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pemantapan lokasi.
Merintis untuk memudahkan perencanaan pembagian blok,
afdeling dan sebagainya.
Mengimas/membuat semak belukar.
Menebang pohon
Mencincang batang dan cabang.
Membuat gulutan dari potongan pohon menjadi tanggul.
Membuat jalan, parit drainase, dan teras bila diperlukan.
Menanam kacangan penutup lahan (LCC).
Mengajir dan membuat lubang tanam.
Pemupukan dasar ke lubang tanam.
Menanam bibit di lapangan.
IV-4

Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.

Penyiangan.
Pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan.
Penyulaman.
Kastrasi.
Penyerbukan buatan.
Pemangkasan daun.

Produksi dan Produktifitas

Tanaman kelapa sawit yang terpelihara dengan baik mulai


menghasilkan buah pada umur 2,5 3 tahun sesudah ditanam di
lapangan. Tanaman akan menghasilkan buah sampai mencapai umur
ekonomis 25 tahun, karena setelah umur 25 tahun akan sulit melakukan
pemanenan.
Produksi pada tahun ke-3 6,8 ton TBS/Ha/tahun. Selanjutnya
akan mencapai produksi puncak pada umur 9 s/d 13 tahun, yang dapat
menghasilkan
26 ton TBS/Ha/tahun. Rata-rata produksi tanaman
selama jangka usia ekonomis adalah 20,1 ton TBS/Ha/tahun. Pada tabel
4.2 dapat dilihat proyeksi produksi pada Tahun 2009 s/d 2037.
Tabel 4.2 Proyeksi Produksi Kebun Kelapa Sawit seluas 12.000 Ha
(2009 s/d 2037)
No.
Tahun
Luas Kebun (Ha)
Produksi TBS (Ton)
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

13
14
15
16
17
18

2019
2020
2021
2022
2023
2024

2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
3

13.600
36.387
63.095
95.305
139.137
189.347
228.158
256.263
280.421
4

12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000

299.842
308.684
310.105
307.263
302.526
294.947
IV-5

Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
Jumlah

12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
-

285.158
273.316
261.474
248.368
235.263
223.263
211.263
199.263
160.938
124.615
90.300
58.000
28.000
5.524.303

Pengolahan Hasil

5. Kapasitas Pabrik
Kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) ditentukan oleh faktorfaktor berikut:
a. Produksi tandan buah segar (TBS) tertinggi dalam setahun.
b. Produksi TBS pada bulan panen puncak (Peak Month).
c. Jam kerja pabrik pada bulan panen puncak.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka kapasitas pabrik yang
diperlukan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kapasitas Pabrik =

AxB
C

Dengan perhitungan tersebut di atas, maka akan dibangun


pabrik dengan kapasitas 60 ton TBS/jam sebanyak 2 buah secara
bertahap sesuai dengan perkembangan produksi.
Adapun kebutuhan kapasitas olah adalah sebagai berikut:
Tahun ke-4
:
30 ton TBS/jam
Tahun ke-7
:
60 ton TBS/jam
Tahun ke-9
:
90 ton TBS/jam
Tahun ke-11
: 120 ton TBS/jam
Pabrik kelapa sawit akan dilengkapi fasilitas laboratorium
untuk pengawasan dan pengendalian mutu minyak sawit dan inti sawit
serta pengawasan tentang mutu limbah. Pabrik juga dilengkapi dengan
unit pengendalian limbah (effluent treatment) dan limbah yang diolah
sampai pada tingkat langsung dipergunakan sebagai pupuk tanaman.
Untuk menjamin pemeliharaan (maintenance) pabrik secara
teratur, maka dibangun juga sebuah bengkel (workshop) dengan
peralatan memadai.
IV-6
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

6. Lokasi Pabrik
Letak lokasi pabrik (unit pengolahan) ditentukan berdasarkan
beberapa pertimbangan:
a. Dekat dengan sumber air yang mempunyai debit cukup untuk
proses pengolahan.
b. Harus di atas tanah yang padat sehingga mampu menahan beban
pabrik.
c. Berada dalam lokasi kebun.
d. Limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dikelola baik,
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk itu sebelum pembangunan pabrik akan dilakukan AMDAL.
7. Jenis Produksi
Jenis produksi sebagai hasil akhir dari pabrik kelapa sawit
adalah minyak sawit (CPO = Crude Palm Oil) yang berasal dari
pericarp buah, dan inti sawit (kernel). Apabila memungkinkan,
direncanakan membangun industri hilir sehingga produk akhirnya
adalah minyak goreng dan margarin.
Pada tabel 4.3. berikut dapat dilihat proyeksi produksi minyak
sawit (CPO) dan inti sawit dari luasan kebun 12.000 Ha.

IV-7
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

Tabel 4.3. Proyeksi Produksi Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit
(Kernel)
Kebun Kelapa Sawit seluas 12.000 Ha
No.
Tahun
Produksi TBS
CPO (Ton)
Inti Sawit
(Ton)
(Ton)
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
Jumlah

13.600
36.387
63.095
95.305
139.137
189.347
228.158
256.263
280.421
299.842
308.684
310.105
307.263
302.526
294.947
285.158
273.316
261.474
248.368
235.263
223.263
211.263
199.263
160.938
124.615
90.300
58.000
28.000
5.524.303

1.700
5.129
9.692
15.812
24.834
35.847
45.831
53.956
61.050
66.735
69.454
69.774
69.135
68.068
66.363
64.232
61.496
58.832
55.883
52.935
50.235
47.535
44.835
36.211
28.039
20.318
13.050
6.300
1.203.277

476
1.320
2.391
3.680
5.547
7.777
9.897
11.593
13.073
14.381
15.164
15.505
15.363
15.126
14.747
14.247
13.666
13.074
12.419
11.763
11.163
10.563
9.963
8.047
6.231
4.515
2.900
1.400
266.018

IV-8
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

8. Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil dari tandan buah segar (TBS) menjadi
minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel), dapat dijelaskan secara
garis besar sebagai berikut:
a. Strerilisasi
Tandan buah segar dipanasi dengan uap air pada tekanan biasa
(1 atmosfer) dengan tujuan:

Membekukan zat putih telur yang terdapat dalam bagian buah


sehingga zat ini tidak akan keluar bersama minyak pada
proses pemerasan.

Membunuh mikro-organisme yang dengan enzimnya dapat


menguraikan sebagian dari minyak menjadi zat asam bebas
yang dapat menyebabkan penurunan kualitas minyak.

Menguraikan zat-zat lendir dari daging buah yang dapat


menghambat proses pemisahan minyak dan air (proses
clarifikasi).

Menurunkan kadar air daging buah.

Inti sawit dapat lepas dari kulit biji (tempurung atau cangkang).

Buah akan mudah lepas dari tandan.


b. Melepas Buah dari Tandan
Untuk melepas buah dari tandan digunakan mesin pelepas
buah.
c. Memeras Buah
Buah terdiri dari pericarp dan biji yang satu sama lain mulai
terlepas dimasukkan ke dalam mesin pres sehingga akan keluar
minyak, air dan kotoran.
d. Memisahkan Biji
Ampas dari mesin pres dimasukkan ke dalam mesin separator
yang akan memisahkan biji dengan ampas pericarp.
e. Ampas pericarp yang sudah tidak mengandung biji kemudian dipres
sekali lagi. Sebelum dipres ampas dikeringkan terlebih dahulu
sehingga kandungan air tinggal 10%.
f. Biji yang memiliki sedikit pericarp dimasukkan ke dalam suatu
pengering untuk melepas pericarp yang masih melekat. Salah satu
maksud lain memasukkan biji ke dalam pengering agar inti biji lebih
kering sehingga mudah lepas dari tempurung.
g. Menjernihkan dan Memurnikan Minyak Sawit
IV-9
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

Minyak Sawit yang masih bercampur air dan kotoran dimurnikan


melalui beberapa tahap sebagai berikut:
-

Klarifikasi Tahap Pertama


Minyak sawit yang masih bercampur dengan air dan kotoran
dimurnikan dalam tangki Clarifikasi yang berbentuk silindris dan
bagian bawahnya berbentuk kerucut. Minyak sawit tersebut
diaduk dengan cara menghembuskan uap air selama 30 menit,
kemudian dibiarkan tenang dengan temperatur tetap 90 0C yang
dilakukan dengan jalan mengalirkan air panas pada pipa uap
yang dipasang melingkar di sebelah bawah tangki. Secara
berangsur-angsur minyak akan terpisah dalam 3 (tiga) lapisan:
i.
ii.
iii.

Lapisan dasar, mengandung kotoran yang telah mengendap.


Lapisan tengah, merupakan air yang masih keruh.
Lapisan atas, adalah minyak sawit.

Minyak sawit pada lapisan atas, melalui pipa dimasukkan ke


dalam bak penampung.
-

Klarifikasi Tahap Kedua


Dalam tangki tahap kedua yang dipasang di bawah tangki tahap
pertama, minyak sawit diproses seperti pada klarifikasi tahap
pertama.

h. Penampung Minyak
Minyak sawit yang dikumpulkan dalam bak penampungan masih
mengandung air 0,5 1% dan kotoran 0,1 0,2%.
i. Penyaringan Minyak Sawit
Minyak sawit kemudian disaring dengan menggunakan filter
pres. Setelah itu minyak disimpan dalam tangki penyimpanan.
j. Penegeringan Biji
Biji yang sudah dikeringkan, disimpan selama 1 (satu) malam
dalam ruangan khusus agar kering merata, setelah itu biji dipecah
untuk mengeluarkan intinya. Pemisahan inti sawit dari tempurung
dilakukan dengan menggunakan perbedaan berat jenis (BJ). BJ inti
sawit 1,07 sedangkan tempurung 1,03.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan cairan yang BJ-nya
antara 1,03 1,07. dalam cairan tersebut tempurung akan
tenggelam, sedangkan inti sawit akan mengapung. Inti sawit yang
IV-10
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

sudah terpisah dicuci kemudian dikeringkan dengan panas 65 0 C.


Setelah pengeringan, inti sawit dipak/dikemas dalam karung.
9.

Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pembangunan


proyek yang telah disusun diperlukan berbagai sarana dan prasarana
yang memadai, antara lain:
10. Bangunan Kantor, Perumahan, Laboratorium, Sarana Peribadatan,
Sarana Kesehatan, Sarana Olahraga dan Keamanan.
11. Prasarana Jalan dan Jembatan, pembangunannya dilaksanakan
secara bertahap mulai Tahun 2007 s/d 2012.
12. Untuk keperluan ekspor akan dibangun tangki timbun di pelabuhan
dengan instalasi pemompaan.

Rencana dan Sumber Pembiayaan

Direncanakan jumlah biaya yang diperlukan untuk pembangunan


proyek dari awal Tahun 2007 sampai Tahun 2037 seperti daftar terlampir,
meliputi biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan, manajemen
fee 10% dari biaya pokok, serta biaya tak terduga (fisicial contingencies)
10%.
13. Biaya Investasi
Adalah semua biaya yang diperlukan sebelum tanaman menghasilkan,
yang terdiri dari biaya: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, serta
pemeliharaan tanaman sampai berumur 3 tahun setelah tanam (TBM).
Demikian juga dengan biaya pembangunan berbagai fasilitas
pendukung, biaya pembangunan jalan dan jembatan, pabrik, kantor
dan perumahan, dan yang lainnya.
Rincian biaya investasi yang diperlukan secara bertahap sejak awal
pembangunan proyek, dapat dilihat pada lampiran 7.
14. Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Meliputi semua biaya pemeliharaan tanaman mulai saat panen sampai
masa akhir tanaman berproduksi (setelah umur tanaman 26 tahun),
termasuk upah dan gaji karyawan. Jumlah biaya operasional dan
pemeliharaan yang digunakan secara bertahap dapat dilihat pada
lampiran 7.
15. Sumber Pembiayaan
Biaya proyek tidak seluruhnya akan diperoleh dari fasilitas kredit,
karena biaya tersebut juga termasuk biaya pemeliharaan tanaman
setelah menghasilkan.
IV-11
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

Selain dibiayai dengan modal dasar perusahaan, pada saat proyek


sudah berjalan 10 tahun (pada Tahun 2016) penghasilan perusahaan
sudah surplus, sehingga biaya proyek dapat dibiayai dengan
penghasilan yang diterima.
Kredit investasi yang diharapkan merupakan pinjaman jangka panjang
untuk masa 20 25 tahun dengan Grace Periode 5 tahun.
Biaya operasional dan manajemen merupakan biaya perusahaan yang
diperoleh dari hasil pemasaran CPO dan Inti Sawit sejak Tahun 2010.
16. Analisa Ekonomi dan Keuangan
Melalui analisis ekonomi dan keuangan, maka pembangunan
perkebunan kelapa sawit oleh PT. Vijae Makmur Pratama akan dilihat
eksistensinya dari sudut ekonomi secara keseluruhan masuk dalam
kriteria layak diusahakan.
Sebagai indikator kelayakan proyek, dalam analisis ekonominya
dipergunakan 3 (tiga) kriteria investasi, yaitu:
a. Net Present Value (NVP) 18%
b. Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
c. Internal Rate of Return (IRR)
Hasil analisis yang diperoleh adalah:
a. Selisih antara biaya bersih dan penerimaan bersih menunjukkan
bahwa proyek dapat memberikan keuntungan bersih (NVP 18%)
sebesar Rp. 257.973.193.000,-.
b. Net Benefit Cost Ratio pada faktor penurunan (Discount Faktor
18%) menghasilkan nilai 1,06% yang artinya pada tingkat bunga
18% proyek masih memperoleh penerimaan 1,06 kali dari biaya
yang dipergunakan.
c. Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai 19,91 %, menunjukkan
tingkat keuntungan atas investasi yang dipergunakan untuk
pembangunan proyek.

Kemitraan

17. Pengertian
Kemitraan berarti bekerja sama antara dua atau lebih kegiatan
usaha dalam satu jenis kegiatan yang sama untuk saling
menguntungkan satu sama lain. Bagi anggota yang bermitra
mempunyai kedudukan yang sama dalam berusaha, dalam arti tidak
ada yang satu dibawah kekuasaan yang lain.
IV-12
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

IV. RENCANA PENGEMBANGAN FISIK


DAN KEUANGAN

18. Tujuan
1. Untuk meningkatkan produktifitas lahan petani yang saat ini masih
terlantar.
2. Memberdayakan petani agar dapat mengusahakan lahannya guna
meningkatkan taraf hidup mereka.
3. Menguatkan status tanah petani karena sampai saat ini sebagian
besar belum mempunyai status tanah yang kuat (sertifikat tanah).
4. Memberikan keterampilan dan teknologi bertani yang baik untuk
meningkatkan sumber daya manusia (alih teknologi).
19. Pola Kemitraan
Beberapa alternatif dalam pelaksanaan pola kemitraan adalah:
1. Tanah petani diinvestarisir, kemudian diukur luasan tertentu,
selanjutnya dimasukkan ke dalam areal perkebunan. Semua
kegiatan perkebunan dilaksanakan oleh perusahaan mitranya.
Petani dapat bekerja sebagai buruh biasa. Hasil bagi petani pemilik
lahan akan diperhitungkan setelah kebun berproduksi, dan petani
mendapat hasil sesuai prosentase luas lahan yang dimitrakan atau
sesuai dengan kesepakatan yang telah diatur pada saat kemitraan
disepakati.
2. Tanah petani berada di luar areal perusahaan. Petani mengerjakan
sendiri, sedangkan perusahaan membantu bibit, pupuk, pestisida
serta bimbingan dalam usaha berkebun. Perhitungan biaya dan
pengembaliannya diperhitungkan setelah kebun berproduksi.
Besarnya potongan diatur dalam kesepakatan bersama.
3. Atau cara lain yang dianggap lebih baik.

IV-13
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima

Anda mungkin juga menyukai