1.
Tanaman
2. Kultur Teknis
1.1. Pembibitan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang letaknya di tengah areal
proyek yang akan ditanami, sehingga biaya transport bibit dapat
ditekan serendah mungkin. Syarat lokasi pembibitan: datar, dekat
sumber air dan mudah diawasi.
Bahan tanaman yang digunakan adalah bibit unggul yang
dihasilkan dari berbagai sumber benih di Indonsia, antara lain tipe
Tenera yaitu hasil persilangan Dura dan Pisifera. Polybag yang
digunakan berukuran 37 x 50 cm dengan ketebalan 0,3 mm, diisi
campuran tanah subur dan pasir sebagai media. Benih kelapa sawit
yang sudah berkecambah (setelah 3 bulan) dipindahkan ke polybag.
Jarak antara polybag 75 x 75 cm segitiga sama sisi. Untuk 1 Ha
lahan pembibitan diproyeksikan menghasilkan 11.200 bibit siap
tanam atau equivalent untuk 70 Ha kebun.
Penyiraman dilakukan secara teratur terutama pada masa tidak
ada hujan. Untuk menghindari padatnya media akibat penyiraman.
Maka di atas permukaan media diberi mulsa. Bibit siap tanam setelah
berumur 10 12 bulan.
1.2. Persiapan Lahan Pertanaman
Perencanaan persiapan lahan akan dilakukan secara teliti
karena biayanya 2/3 dari jumlah biaya sampai selesai penanaman
di pertanaman. Persiapan lahan harus selaras dengan jadwal
pembibitan sehingga tepat pada umur bibit siap tanam, lahan
pertanaman sudah siap ditanami. Pembukaan lahan pada umumnya
dilakukan pada musim kemarau tanpa ada pembakaran yang
meliputi tahap pekerjaan sebagai berikut:
a. Pembuatan rintisan untuk memudahkan perencanaan pembagian
blok, afdeling dan sebagainya.
b. Pembabatan semak belukar.
c. Penebangan pohon,
d. Pencincangan batang dan cabang kayu.
IV-1
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima
Pemantapan lokasi.
Merintis untuk memudahkan perencanaan pembagian blok,
afdeling dan sebagainya.
Mengimas/membuat semak belukar.
Menebang pohon
Mencincang batang dan cabang.
Membuat gulutan dari potongan pohon menjadi tanggul.
Membuat jalan, parit drainase, dan teras bila diperlukan.
Menanam kacangan penutup lahan (LCC).
Mengajir dan membuat lubang tanam.
Pemupukan dasar ke lubang tanam.
Menanam bibit di lapangan.
IV-4
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
Penyiangan.
Pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan.
Penyulaman.
Kastrasi.
Penyerbukan buatan.
Pemangkasan daun.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
13
14
15
16
17
18
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
3
13.600
36.387
63.095
95.305
139.137
189.347
228.158
256.263
280.421
4
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
299.842
308.684
310.105
307.263
302.526
294.947
IV-5
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
Jumlah
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
-
285.158
273.316
261.474
248.368
235.263
223.263
211.263
199.263
160.938
124.615
90.300
58.000
28.000
5.524.303
Pengolahan Hasil
5. Kapasitas Pabrik
Kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) ditentukan oleh faktorfaktor berikut:
a. Produksi tandan buah segar (TBS) tertinggi dalam setahun.
b. Produksi TBS pada bulan panen puncak (Peak Month).
c. Jam kerja pabrik pada bulan panen puncak.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka kapasitas pabrik yang
diperlukan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kapasitas Pabrik =
AxB
C
6. Lokasi Pabrik
Letak lokasi pabrik (unit pengolahan) ditentukan berdasarkan
beberapa pertimbangan:
a. Dekat dengan sumber air yang mempunyai debit cukup untuk
proses pengolahan.
b. Harus di atas tanah yang padat sehingga mampu menahan beban
pabrik.
c. Berada dalam lokasi kebun.
d. Limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dikelola baik,
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk itu sebelum pembangunan pabrik akan dilakukan AMDAL.
7. Jenis Produksi
Jenis produksi sebagai hasil akhir dari pabrik kelapa sawit
adalah minyak sawit (CPO = Crude Palm Oil) yang berasal dari
pericarp buah, dan inti sawit (kernel). Apabila memungkinkan,
direncanakan membangun industri hilir sehingga produk akhirnya
adalah minyak goreng dan margarin.
Pada tabel 4.3. berikut dapat dilihat proyeksi produksi minyak
sawit (CPO) dan inti sawit dari luasan kebun 12.000 Ha.
IV-7
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima
Tabel 4.3. Proyeksi Produksi Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit
(Kernel)
Kebun Kelapa Sawit seluas 12.000 Ha
No.
Tahun
Produksi TBS
CPO (Ton)
Inti Sawit
(Ton)
(Ton)
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
Jumlah
13.600
36.387
63.095
95.305
139.137
189.347
228.158
256.263
280.421
299.842
308.684
310.105
307.263
302.526
294.947
285.158
273.316
261.474
248.368
235.263
223.263
211.263
199.263
160.938
124.615
90.300
58.000
28.000
5.524.303
1.700
5.129
9.692
15.812
24.834
35.847
45.831
53.956
61.050
66.735
69.454
69.774
69.135
68.068
66.363
64.232
61.496
58.832
55.883
52.935
50.235
47.535
44.835
36.211
28.039
20.318
13.050
6.300
1.203.277
476
1.320
2.391
3.680
5.547
7.777
9.897
11.593
13.073
14.381
15.164
15.505
15.363
15.126
14.747
14.247
13.666
13.074
12.419
11.763
11.163
10.563
9.963
8.047
6.231
4.515
2.900
1.400
266.018
IV-8
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima
8. Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil dari tandan buah segar (TBS) menjadi
minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel), dapat dijelaskan secara
garis besar sebagai berikut:
a. Strerilisasi
Tandan buah segar dipanasi dengan uap air pada tekanan biasa
(1 atmosfer) dengan tujuan:
Inti sawit dapat lepas dari kulit biji (tempurung atau cangkang).
h. Penampung Minyak
Minyak sawit yang dikumpulkan dalam bak penampungan masih
mengandung air 0,5 1% dan kotoran 0,1 0,2%.
i. Penyaringan Minyak Sawit
Minyak sawit kemudian disaring dengan menggunakan filter
pres. Setelah itu minyak disimpan dalam tangki penyimpanan.
j. Penegeringan Biji
Biji yang sudah dikeringkan, disimpan selama 1 (satu) malam
dalam ruangan khusus agar kering merata, setelah itu biji dipecah
untuk mengeluarkan intinya. Pemisahan inti sawit dari tempurung
dilakukan dengan menggunakan perbedaan berat jenis (BJ). BJ inti
sawit 1,07 sedangkan tempurung 1,03.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan cairan yang BJ-nya
antara 1,03 1,07. dalam cairan tersebut tempurung akan
tenggelam, sedangkan inti sawit akan mengapung. Inti sawit yang
IV-10
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima
Kemitraan
17. Pengertian
Kemitraan berarti bekerja sama antara dua atau lebih kegiatan
usaha dalam satu jenis kegiatan yang sama untuk saling
menguntungkan satu sama lain. Bagi anggota yang bermitra
mempunyai kedudukan yang sama dalam berusaha, dalam arti tidak
ada yang satu dibawah kekuasaan yang lain.
IV-12
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima
18. Tujuan
1. Untuk meningkatkan produktifitas lahan petani yang saat ini masih
terlantar.
2. Memberdayakan petani agar dapat mengusahakan lahannya guna
meningkatkan taraf hidup mereka.
3. Menguatkan status tanah petani karena sampai saat ini sebagian
besar belum mempunyai status tanah yang kuat (sertifikat tanah).
4. Memberikan keterampilan dan teknologi bertani yang baik untuk
meningkatkan sumber daya manusia (alih teknologi).
19. Pola Kemitraan
Beberapa alternatif dalam pelaksanaan pola kemitraan adalah:
1. Tanah petani diinvestarisir, kemudian diukur luasan tertentu,
selanjutnya dimasukkan ke dalam areal perkebunan. Semua
kegiatan perkebunan dilaksanakan oleh perusahaan mitranya.
Petani dapat bekerja sebagai buruh biasa. Hasil bagi petani pemilik
lahan akan diperhitungkan setelah kebun berproduksi, dan petani
mendapat hasil sesuai prosentase luas lahan yang dimitrakan atau
sesuai dengan kesepakatan yang telah diatur pada saat kemitraan
disepakati.
2. Tanah petani berada di luar areal perusahaan. Petani mengerjakan
sendiri, sedangkan perusahaan membantu bibit, pupuk, pestisida
serta bimbingan dalam usaha berkebun. Perhitungan biaya dan
pengembaliannya diperhitungkan setelah kebun berproduksi.
Besarnya potongan diatur dalam kesepakatan bersama.
3. Atau cara lain yang dianggap lebih baik.
IV-13
Proposal Tambang Batu Bara PT. Fajar Sakti Prima