Parameter
Perubahan
Neurologis
MAC
40%
Respirasi
Konsumsi Oksigen
+20 to 50%
35%
FRC
20%
Menit Ventilasi
+50%
Tidal volume
+40%
Frekwensi Respirasi
+15%
PaO2
+10%
PaCO2
15%
HCO3
15%
Kardiovascular
Volume Darah
+35%
Volume Plasma
+45%
Kardiak output
+40%
Stroke volume
+30%
Parameter
Perubahan
Heart rate
+20%
5%
15%
Resistensi Perifer
15%
Resistensi Pulmonal
30%
Hematologis
Hemoglobin
20%
Trombosit
10%
Faktor Pembekuan
+30 to 250%
Renal
GFR
+50%
I.
sebanyak 40 % untuk semua agen anestesi umum. MAC kembali normal setelah hari
ketiga post partum. Ini adalah efek dari progesteron yang bersifat sedasi meningkat 20
kali dari normal saat 9 bulan. Peningkatan B-endorfin selama persalinan dan kelahiran
juga berperan.
Obat anestesi local juga dapat dikurangi selama kehamilan sebanyak 30 %,
ini akibat dari hormon dan pelebaran pembuluh darah epidural. Blok syaraf terlihat
pada konsentrasi rendah dari anestesi lokal. Konsentrasi analgesi lokal minimal
(MLAC) digunakan pada anestesi obstetri untuk membandingkan potensi relatif dari
anestesi lokal dan efek penambahan. MLAC didefinisikan sebagai Konsentrasi analgesi
efektif median (EC50) pada 20 mL volume dari analgesi epidural pada tahap pertama
persalinan. Namun ada juga penelitian yang menyebutkan hal tersebut tidak benar.
Obstruksi vena kava inferior oleh uterus menyebabkan pelebaran pleksus vena epidural
dan peningkatan volume darah epidural. Efek pembendungan vena kava inferior adalah
1. penurunan volume cairan serebrospinal, 2. menurunkan volume ruang epidural dan
3. meningkatkan tekanan rongga epidural. Kedua efek pertama menguatkan
penyebaran cephalad, namun efek ketiga bisa menyebabkan penembusan dura pada
epidural anestesi. Tekanan epidural positif terjadi pada pasien bersalin dan susahnya
menentukan landmark untuk penusukan. Pelebaran vena epidural juga meningkatkan
kejadian masuknya jarum epidural ke dalam vena, sehingga terjadi intravaskular
injeksi.
II.
EFEK RESPIRASI
Konsumsi oksigen meningkat 20-50 % dan ventilasi per menit meningkat
bisa
meningkatkan
PaO2
sedikit.
Peningkatan
level
2,3-
III.
EFEK KARDIOVASKULAR
Kardiak output dan volume darah meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik maternal dan fetal. Terjadi penambahan plasma (45%) sehingga terjadi
anemia dan penurunan viskositas darah. Konsentrasi hemoglobin biasanya lebih besar
dari 11 gr/dl. Namun delivery oksigen
kardiak output dan pergeseran ke kanan pada kurva disosiasi hemoglobin. Penurunan
sistemik vaskular resisten akan menurunkan diastol dan sedikit sistolik mulai pada
trimester kedua. Respon terhadap agen adrenergik dan vasokonstriktor menumpul.
Saat aterm volume darah meningkat 1000 1500 ml sehingga dapat mentoleransi
kehilangan darah saat melahirkan, total volume darah 90 ml/kgbb. Kehilangan darah
rata-rata selama persalinan pervaginam adalah 400-500 mL dibandingkan dengan 8001000 mL untuk SC. Volume darah tidak kembali normal sampai 1-2 minggu setelah
melahirkan.
Kardiak output meningkat 40% aterm karena denyut jantung meningkat 15-20%
dan stroke volume 30%. Kardiak output tidak kembali normal sampai 2 minggu setelah
bersalin. Penurunan kardiak output terjadi saat posisi supine setelah kehamilan 28
minggu. Penurunan tersebut akibat obstruksi vena cava inferior. Kontraksi uterus
menyebabkan hilangnya konpresi cava tapi menyebabkan komprasi aorta. Saat aterm
pada 20% wanita hamil terjadi supine hypotension syndrome.
Kompresi aortocaval bisa menyebabkan fetal distress namun dapat dicegah.
Kombinasi dari sistemik hipotensi, peningkatan tekanan vena uterus, dan hipoperfusi
uterus menyebabkan perburukan uterus. Jika dikombinasi dengan efek hipotensi
anestesi regional dapat menyebabkan asfeksi janin maka pasien > 28 minggu jika harus
terlentang harus diganjal dibawah panggul kanan sebesar >15 derajat. Obstruksi vena
kava juga menyebabkan stasis vena, phlebitis dan edema ekstrimitas bawah. Kompresi
vena cava inferior dibawah diafragma dan peningkatan aliran darah melalui drainsi
vena kolateral, Pelksus vena paravertebral ke derajat terendah dinding abdomen.
Elevasi difragma menggeser posisi jantung sehingga terlihat pembesaran jantung
pada thoraks foto, left axis deviasi dan perubahan gelombang T pada EKG. Bisa juga
terdengar murmur sistolik grade 1-2 dan splitting bunyi jantung S1 dan S3, kadang
terjadi asimtomatik pericardial efusi.
IV.
EFEK RENAL
Terjadi renal vasodilatasi tapi autoregulasi tetap terjaga. Ginjal membesar.
Peningkatan renin dan aldosteron menyebabkan retensi sodium. Aliran plasma renal,
dan GFR meningkat sebanyak 50% saat trimester pertama. Menjadi normal pada
trimester ketiga. Serum kreatinin dan BUN menurun menjadi 0,5-0,6 mg/dL dan 8-9
mg/dL, kadang terjadi glycosuria (1-10 g/d) dan proteinuria (<300 mg/d). Osmolaritas
plasma menurun sampai 8-10 mOsm/kg.
V.
EFEK GASTROINTESTINAL
Refluks gastroesofageal dan esophagitis kadang terjadi. Penurunan tonus spincter
VI.
EFEK HEPAR
Fungsi hepar dan aliran darah tidak berubah. Peningkatan fosfatase serum alkalin
VII.
EFEK HEMATOLOGIS
Kehamilan berhubungan dengan keadaan hiperkoagulasi. Semua faktor
IX.
EFEK MUSKULOSKELETAL
Peningkatan
relaksin
memudahkan
persalinan.
Perubahan
ligamen
SIRKULASI UTEROPLASENTAL
Tergantung dari uterine blood flow dan fungsi plasenta. Uterine blood flow 10% dari kardiak output
atau 600-700 ml/min. 80 % masuk ke plasenta sisanya ke miometrium. Yang menyebabkan penurunan
uterin blood flow 1. sistemik hipotensi 2. vasokonstriksi uterus, 3. kontraksi uterus. Efedrin adalah
vasokonstriktor terpilih pada kehamilan. Kontraksi uterus menurunkan aliran darah dengan peningkatan
uterin tekanan vena dan jika terlalu, menekan pembuluh arteri yang memalui myometrium.
Figure 421.
FUNGSI PLASENTA
Mempunyai sisi maternal dan fetal, memiliki 2 arteri dan satu vena umbilikalis. Pertukaran plasenta
melalui difusi (semua zat dengan berat dibawah 1000), bulk flow (air), transport aktif (asam amino,
vitamin dan kalsium, besi), pinositosis (molekul besar seperti imunoglobulin), pemecahan (pemecahan
membran plasenta dan pencampuran darah maternal dan fetal bertanggung jawab atas Rh sensitisasi)
Figure 422.
The placenta.
Tergantung ratio vena umbilikalis dan vena maternal (UV/UM), sedangkan uptake-nya tergantung
ratio umbilikal arteri fetus ke umbilikal vena (UA/UV). Semua agen inhalasi dan semua agen intravena
dapat melewati plasenta, obat inhalasi dapat sedikit menyebabkan fetal depresi jika <1 MAC dan
persalinan < 10 menit. Efek opioid bervariasi, bisa memperlambat persalinan. Fentanyl kurang
menyebabkan depresi fetal. Transfer plasenta tergantung 1. pKa, 2. maternal dan fetal pH dan, 3. Protein
binding
Barbiturat dan propofol berhubungan dengan reduksi ringan pada uterin blood flow. Midazolam
hipotensi sementara jika digunakan untuk induksi, volatile menurunkan tekanan darah dan aktivitas
uterus.
Efek persalinan terhadap ibu adalah hiperventilasi yang menyebebkan PaCO2 dibawah 20 mmHg, juga
dapat menyebabkan penurunan uterin blood flow dan fetal asidosis.
Oksotosin jika infus cepat bisa menyebabkan hipotensi, ergot alkaloid dapat menyebabkan hipertensi
jadi dimasukkan secara perlahan, magnesium berguna untuk tokolisis dan mencegah kejang eklamsi 4 gr
i.v, lalu 2 gr i.v/jam, efek samping hipotensi, blok jantung dan sedasi.
FISIOLOGI FETUS
Setengah kardiak output fetus menuju plasenta
1. Darah mengandung oksigen dari plasenta bercampur dengan darah vena dari tubuh bagian
bawah dan ke inferior vena kava ke atrium kanan.
2. dari atrium kanan melalui foramen ovale ke atrium kiri.
3. lalu ke ventrikel kiri ke bagian tubuh atas
4.
darah dari tubuh bagian atas dengan sedikit oksigen masuk ke superior vena kava ke atrium
kanan
5. Dari atrium kanan ke ventrikel kanan lalu ke arteri pulmonal
6. Tapi karena resistensi besar darah masuk ke aorta melalui duktus arteriosus lalu kembali ke
plasenta dan tubuh bagian bawah.
Bayi dapat hidup diluar setelah 24-26 minggu karena kapiler paru baru terbentuk.
Surfaktan terbentuk minggu ke 34. Ketika bayi keluar pervaginam cairan di paru diperas keluar saat
dada melewati pelvis, bayi yang dilahirkan secara SC tidak mengalami ini sehingga dapat terjadi
takipnea sementara post partum.
Hipoksia dan asidosis selama hari2 pertama post partum bisa merubah perubahan fisiologis
fetus, lingkaran setan terjadi jika right to left shunt terjadi post partum bisa menambah besarnya
shunt itu sendiri.
Figure 424.
Figure 425.
Figure 426.