Disusun Oleh :
Siti suhartini S.Napu
471415007
Dosen Pengampuh
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Page 1
Page 2
KATA PENGANTAR
dapat
Penyusun
Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.3. Tujuan
2.2. Stratigrafi
10
3.2. Bahan
12
3.3. Prosedur
12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Batuan Beku Intrusi dan Struktur Geologi
16
18
19
20
21
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
24
5.2. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Praktikum dilengkapi titik setiap pos
Lampiran 2. Peta Geomorfologi dan Penampang Topografi
Lampiran 3. Gambar sketsa pada setiap pos
Lampiran 4. Foto Bentang alam dan kegiatan
Page 4
BAB 1
PENDAHULUAN
Page 5
1.3 Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mendisikripsikan batuan beku intrusi dan struktur geologi.
2. Mengetahui proses terjadinya unconformity pada batuan beku dan
sedimen.
3. Mengidentifikasi perlapisan batuan sedimen klastik dan non klastik.
4. Mengidentifikasi batuan sedimen klastik dan struktur perlapisannya.
5. Mengetahui cara menentukan geomorfologi lokasi praktikum.
Page 6
BAB 2
GEOLOGI REGIONAL LOKASI PRAKTIKUM
Gambar 1. Peta geologi regional kotamobagu oleh T Apandi fan s bachry (1997)
2.1 Geomorfologi
Pada dasarnya terdapat 4 aspek besar dalam geomorfologi yaitu :
1. Studi bentuk lahan
2. Studi proses
3. Studi cara terbentuk
4. Studi lingkungan
Geomorfologi pada pulau sulawesi itu memiliki bentuk yang berbeda
dengan pulau yang lainnya. Karena memilki konvaxnya yang menghadap ke asia
dan terbuka kearah pasifik, oleh karena itu pulau sulawesi sering disebut berpola
terbalik berpola terbalik atau inverted arc. (Pramono, 2003)
Pada bagian lengan utara terdapat seksi Gorontalo dimana merupakan
bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun
aktifitas vulkanisnya sudah padam yang lebar daratannya sekitar 35 110 km,
tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan
tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang
Page 7
memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan
pegunungan
di
pantai
selatan
yang
disebut
zone
limboto.
Page 8
Page 9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah :
1. Kompas Geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur strike/dip, Mengukur
arah foto,dan Arah aliran.
2. Palu Geologi
Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan
Page 10
4. Kamera
Kamera
berfungsi
mendokumentasikan
hasil
penelitian
di
lapangan.
5. Peta topografi
Berfungsi untuk menentukan lokasi praktikum.
6. Papan pengalas
Untuk jadi pengalas saat menulis data praktikum.
7. Topi Lapangan
Melindungi kepala dari teriknya panas matahari.
Page 11
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan selama praktikum
1. Kantung sampel
Kantung sampel digunakan untuk mengambil sampel penelitian di
lapangan.
2. Kertas Hvs
Digunakan pada saat mensketsa lokasi praktikum pada setiap pos.
3. Hcl
Digunakan untuk mengetahui batuan yang mengandung karbonat.
Page 12
- Kompas geologi
- Palu geologi
- Kamera
- Peta
- Papan pengalas
b. Bahan
- Kertas hvs
- Kabtung sampel
- Konsumsi
- Hcl
c. Transportasi
Bukan hanya itu, 2 atau 1 hari sebelum praktikum kita juga harus
menyediakan beberapa unit alat transportasi seperti mikrolet, dengan
catatan jika lokasi praktikumnya jauh dari kampus, harus lengkap dengan
administrasinya.
2. Tahap praktikum
a. Pos 1
Saat setelah sampai di lokasi praktikum yang pertama dilakukan
adalah melakukan SOP. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan
sketsa pada pos 1 yaitu mensketsa batuan intrusif dan sesar normal.
Kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan serta memahami
penjelasan yang diberikan oleh asisten. Dimana pada pos 1 asisten Ka
Djamal Adi Nugroho Uno menjelaskan tentang bagaimana cara
melihat batuan secara umum, mulai dari warnanya, tekstur, dan
struktur mineral dimana ada unsur kekar atau sesar pada batuan. Pada
tahap akhir yaitu mengambil sampel untuk data dalam membuat
dokumentasi.
Page 13
b. Pos 2
Saat setelah sampai di lokasi praktikum yang pertama dilakukan
adalah melakukan SOP. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan
sketsa yaitu mensketsa batuan vulkanik dan batuan karbonat.
Kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan serta memahami
penjelasan yang diberikan oleh asisten. Dimana pada pos ini ka asisten
Alifia widya warapsari Badaru menjelaskan tentang perbedaan warna
pada singkapan, pada pos ini terdapat lapisan batuan yang tersusun
atas batuan vulkanik, sedimen, sedimen karbonat. Pada tahap akhir
mengambil sampel untuk data membuat dokumentasi.
c. Pos 3
Saat setelah sampai di lokasi praktikum yang pertama dilakukan
adalah melakukan SOP. Setelah itu dilanjutkan dengan mensketsa
batuan vulkanik, intrusif dan karbonat. Kemudian dilanjutkan dengan
mendengarkan serta memahani penjelasan yang diberikan oleh asisten.
Pada pos ini ka asisten Nurfauziah Kadir menjelasakn tentang batuan
sedimen. Di tempat ini juga terdapat lapisan batuan sedimen yang
tersusun dari bawah ke atas yaitu batu pasir gamping, lempung, pasir
gamping, gamping, pasir gamping, pasir dan gamping. Sedimen
terbagi atas 2 yaitu klastik dan non klastik. Pada tahap akhir
mengambil sampel untuk data dalam pembuatan dokumentsasi.
d. Pos 4
Saat setelah sampai di lokasi praktikum yang pertama dilakukan
adalah melakukan SOP. Setelah itu dilanjutkan dengan mensketsa
perlapisan
sedimen
karbonat.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
Page 14
e. Pos 5
Saat setelah sampai di lokasi praktikum yang pertama dilakukan
adalah melakukan SOP. Berhubung lokasinya bertempat di kampus
maka tidak melakukan sketsa lokasi. Tetapi mendapat penjelasan
tentang cara observasi geologi, pengenalan peta topgrafi, cara
membuat penampang peta topografi.
Dan setelah kegiatan praktikum selesai, di akhiri dengan evaluasi
fieldtrip.
3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini, data hasil praktikum geologi fidik dan dinamik di
olah dalam bentuk data laporan sementara.
4. Tahap Pembuatan Laporan
Selanjutnya, laporan yang sudah dibuat pada sebelumnya di olah
lagi sesuai dengan sistematika laporan yang di kasih.
5. Diagram alir prosedur
TAHAP PERSIAPAN
Alat Transportasi.
TAHAP PRAKTIKUM
pengambilan sampel
Pembuatan Laporan
PEMBAHASA
Pembuatan Diagram
Page 15
BAB IV
PEMBAHASAN
xenolit
Page 16
Ciri-cirinya :
1. Warna
: Cerah
2. Tekstur
: Kasar
3. Komposisi mineral
: Kuarsa, plagioklas,hornblen,piroksin,orthoklas.
Pada pos 1 ini terdapat batuan beku intrusi. Dimana batuan beku intrusif
adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan
bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan. Batuan beku intrusif yang ada di pos ini di tinjau dari ciri-ciri yang ada
pada batuan tersebut, dimana memiliki struktur vanerik, warnanya cerah (putih),
teksturnya kasar, mineral yang ada dapat dilihat dengan mata telanjang (
maksroskopis) jadi batuan beku pada pos ini termasuk pada jenis tekstur faneritik.
Fanerik adalah ( firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat
terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan
antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca).
Singkatnya,
batuan
beku
mempunyai
tekstur
fanerik
apabila
mineral
penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas atau kaca, dapat diamati. Bukan
hanya itu di sekitar batuan beku itrusif terdapat batuan mafik, dimana batuan
mafik ini lebih dulu ada dari pada batuan beku intrusi. Hal ini disebabkan oleh
intrusi magma yang menerobos masuk kedalam batuan basement sehingga batuan
yang diterobos mengalami perpecahan dan jatuh dalam magma yang bersifat
asam, pada saat megma mengalami pembekuan magma yang ada di dalamnya ikut
membeku tetapi batuan yang membeku ini tidak ikut tercampur dengan batuan
lain yang sudah membeku.
Struktur geologi adalah semua unsur bumi yang di akibatkan oleh gaya
endogen dari bumi, pada pos 1 struktur geologinya terdapat sesar, yaitu berupa
rekahan yang terjadi pergeseran yang terlihat jelas, namun pergeserannya hanya
terjadi beberapa milimeter sampai ratusan, sehinnga panjangnya dapat mencapai
beberapa sampai ribuan desimeter. Sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan.
Page 17
Jadi dapat disimpulkan batuan yang terdapat di tempat ini adalah batuan beku
intrusi dan struktur geologi.
4.2 Unconformity Batuan Beku dan Batuan Sedimen ( Pos 2)
Lokasi penelitian pada pos 2 terdapat di Desa Buliide, pada hari minggu,
15 november 2015. Pada pukul 11.05 wita dan cuacanya cerah.
Page 18
yang mendingin dan dan mengeras dengan proses atau tanpa proses
kristalisasi. Sedangkan batuan sedimen terbrntuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau dari hasil aktivitas
kimia maupun organisme yang diendepkan lapis demi lapis pada permukaan
bumi. Batuan vulkanik yang terdapat di daerah ini merupakan hasil dari
aktivitas gunung api, sedangkan batuan konglomeratnya terdapat pada bagian
aliran sungai dimana dulunya, daerah ini merupakan sungai.
Pada daerah ini kita juga dapat melihat adanya batas yang terjadi antara
batuan vulkanik dan konglomerat, jelas kedua batuan ini berbeda, sehingga
dapat disimpulkan bahwa yang terjadi di antara 2 jenis batuan ini adalah
unconformity yaitu ketidak selarasan yang terjadi pada jenis batuan yang
berbeda.
Page 19
Pada lokasi ini terdapat lapisan sedimen. Pada umumnya batuan sedimen
terrbagi atas batuan sedimen klastik dan non-klastik. Sedimen klastik terbentuk
dari pengendapan kembali pecahan batuan asal (detritus). Batuan asal ini dapat
berupa batuan beku, metamorf, dan sedimen itu sendiri. Batuan ini diendapkan
dengan proses mekanis. Sedangkan sedimen non-klastik terbentuk dari hasil kimia
atau hasil dari kegiatan organisme. Pada pos ini lapisan terbawahnya sampai atas
adalah lapisan batupasir gampingan, batu lempung, batupasir gampingan,
batugamping, batupasir gampingan, batupasir, dan yang terakhir lapisan
batugamping. Singkapan pada pos ini tingginya sekitar 17 meter dan lebarnya 30
meter. Dari lapisan-lapisan yang ada, dapat dikatakan dulunya tempat ini
merupakan laut dangkal. Karena batupasir gampingang adalah batuan reservoir
dari batugamping (non-klastik) dimana fragmen yang halus terendapakan menjadi
batu lempung, setelah itu batu gamping yang terendapkan, terus terendapkan
sampai pada batupasir gampingan, terendapkan lagi batupasir dan yang terakhir
terendapkan batugamping. Sehingga singkapan tersebut terangkat ke permukaan
setelah lama mengalami proses pengendapan di daerah laut dangkal.
Page 20
dan batuan
gamping. Lapisan singkapan pada lokasi ini terdiri dari lapisan konglomerat,
gamping, batu pasir, sill dan kalkarenit. Tetapi pada lokasi ini batuan
gampingnya ada yang terbentuk secara kompaksi dan ada yang tidak. Batu
gamping yang kompaksi itu adalah batu gamping yang dari segi
pelapukannya sudah tidak ada.
Pada lokasi juga terdapat batuan konglomerat. Yang bisa dilihat dari ciriciri fragmen yang ada (pecahan) batuannya yang bulat dan tersementasi.
Dari hal ini dapat didefinisikan bahwa daerah ini dulunya merupakan aliran
sungai karena batuan konglomerat umumya berada pada daerah aliran sungai.
Batugamping yang biasanya dapat ditemukan didaerah perairan air
dangkal juga terdapat pada singkapan di daerah ini. Ciri- ciri yang
mendukung bahwa batu tersebut adalah batugamping yang merupakan fosil
dari cangkang kerang laut. Jadi dapat disimpulkan bahwa daerah ini dulunya
berada pada daerah perairan laut dangkal dan kemungkinan mengalami
pengangkatan.
Batupasir gampingan juga terdapat di daerah ini dengan adanya hasil
pemadatan (kompaksi) dari butiran-butiran pasir yang mengandung karbonat
(CO32-) yang telah ditetesi larutan HCl dan hasilnya batuan tersebut berbuih.
Pada lokasi ini juga terdapat batuan beku, dengan warna yang kelabu
tidak gelap juga tidak terang, melihat ciri-ciri ini bahwa batuan ini
mengandung besi-magnesium sehingga diperkirakan daerah ini merupakan
derah yang banyak batuan diorit. Serta terdapat batuan konglomerat yang
dapat dilihat dari ciri-cirinya dimana terdapat fragmen ( pecahan ) pada
batuan.
Page 21
Sedangkan desa Iluta dilihat dari segi geomorfologi termasuk daerah yang
merupakan derah pesisir pantai yang dilihat dari singkpan batu pasir, batu
gamping berlapis yang ada di daerah tersebut.
Praktikum geomorfologi dilaksanakan di Kampus ( Lab Geologi Jhon Ario
Katili ). Pada hari kamis, 19 november 2015. Pada pukul 19.00 wita.
Pada praktikum yang ke 5 berlokasi di area kampus, tepatnya di Lab
Geologi. Disini asisten kak Febriyant Masulili dan ka Nurfauziah Kadir
memberikan penjelasan tentang cara observasi geologi, pengenalan peta
topgrafi, dan cara membuat penampang peta topografi. Asisten juga
menjelaskan bagaimana cara menentukan dan melihat kontur pada peta
topgrafi. Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan pada peta
topogarafi terdapat perbedaan kontur, dimana semakin renggang konturnya
itu berarti daerahnya landai, sedangkan semakin rapat konturnya itu berarti
daerahnya semakin curam.
Berdasarkan interpretasi peta topografi dan pengamatan dalam lapangan
didapatkan beberapa unit, yaitu :
Page 22
Page 23
BAB V PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakasnakan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada lokasi praktikum 1 ( Desa Biau )
Terdapat batuan beku intrusif . Batuan beku intrusif adalah batuan
beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan
dan diskordan. Pada pos ini juga terdapat batuan mafik hasil dari intrusi
magma yang menerobos masuk kedalam batuan basement serta terdapat
senolit didalam batuan beku intrusif.
Page 24
batuan termudah adalah batu vulkanik atau basement dan yang tertua
adalah batu gamping.
Page 25
unit
geomorfologi
perbukitan
bergelombang,
unit
geomorfologi
5.2 Saran
Banyak yang kita dapat ketahui dan ambil dari pelajaran geologi ini, bukan
hanya materinya tetapi semua bahan alam dapat kita nikmati. Oleh karena itu
pada dasarnya kita mempunyai kewajiban yang sangat penting dalam
menjaga bumi ini. Sehingga semua mahluk ciptaan Allah dapat menikmati
dan memanfaatkan bumi ini sebaik-baiknya. Diharapkan untuk praktikum
kedepannya agar lebih baik dari sebelumnya, perencanan tersusun secara baik
dan teratur, dan semoga waktu untuk praktikum lebih lama lagi agar lebih
bisa mengerti apa yag diberikan.
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Page 27