I DENGAN
DENGUE HAEMORAGIK FEVER DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT
RADEN SAID SUKANTO
JAKARTA
DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
Pengertian
Dengue Haemoragik Fever ( DHF ) merupakan penyakit yang
disebabkan karena virus dengue termasuk golongan Arbovirus
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih
dikenal dengan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) ( A. Aziz
Alimul Hidayat, 2006 ).
Penyebab
virus dengue ( group B Arthropodborne virus) ( Sri rezeki H.
Hadinegoro, dkk, 2005 ).
Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti lalu bereaksi dengan antibodi sehingga klien mengalami
gejala viremia seperti demam, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati dan nyeri otot, manifestasi perdarahan terjadi
pembesaran hati (hepatomegali) dan trombositopenia. Adanya reaksi
imunologi maka terbentuklah kompleks virus antibodi dalam sirkulasi
dan akan mengaktivasi sistem komplemen melepas antihistamin yang
dapat menyebabkan permeabilitas membran meningkat yang akan
menimbulkan kebocoran plasma. Kebocoran plasma dan perdarahan
dapat menimbulkan hipovolemik, apabila hipovolemia berlangsung
lama dapat menyebabkan hipotensi, syok, hipoksia jaringan, dan
kematian bila tidak segera diatasi dengan baik (Suriadi, dkk, 2006).
.
Manifestasi Klinik
demam mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas disertai
lemah
nafsu makan berkurang, muntah
nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut.
Komplikasi
edema paru dan gagal jantung
syok
Diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, tidak nafsu makan
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Identitas :
Klien bernama An. I lahir 22 Oktober 2008, saat ini berusia 7
tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, Suku bangsa
Jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari Indonesia, Pendidikan
sekolah dasar (SD). Klien tinggal di Kp. Petanian Rt 06/03 No.
16 Klender, Jakarta Timur.
Pengkajian Keperawatan
Data Subjektif
Klien mengatakan
lemas
umum lemah
kesadaran
komposmentis
observasi
88 x/menit, Sh : 36 o C,Rr : 22
x/menit
Klien mengatakan
Klien mengatakan
BB
makan
temannya
Data Objektif
Keadaan
habis porsi
Ibu klien
mukosa
bibir
unemis
kering,
konjungtiva
klien diam
lidah kotor
hasil
uji
IVFD RL 18 tetes/menit di
tangan sebelah kiri, balutan
infus kotor
diit makan
lunak
Diagnosa keperawatan
Kurang
volume
cairan
berhubungan
dengan
peningkatan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian Keperawatan
Tanda dan gejala pada kasus tetapi tidak pada teori yaitu : mukosa
bibir kering, tidak timbul ptechie, uji tourniquet ( - ), intake dan
output tidak seimbang. Mukosa bibir kering, intake dan output tidak
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa pada teori tetapi tidak pada kasus : Perubahan perfusi
Perencanaan Keperawatan
Pada kasus diagnosa prioritas kedua : gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
sedangkan pada teori perencanaan keperawatan diagnosa prioritas
kedua: perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.
Diagnosa ini muncul karena data yang mendukung BB klien 17 kg,
sedangkan BB N 22 kg, keadaan umum lemah, nafsu makan menurun,
Pelaksanaan Keperawatan
Untuk diagnosa kurang volume cairan berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas dinding kapiler, dlakukan observasi TTV
dengan mengukur suhu tubuh klien. Sesudah pemakaian thermometer
sebaiknya dibersihkan dengan menggunakan air sabun, air bersih dan
air lysol agar tidak terjadi infeksi silang, tetapi pelaksanaannya
pemakaian thermometer dipakai dari satu pasien ke pasien lain tanpa
dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan keterbatasan
thermometer dan juga keterbatasan tenaga perawat diruangan.
faktor penghambat :
keterbatasan penulis tidak berada di ruangan
selama 24 jam
Evaluasi Keperawatan
Dari 5 diagnosa keperawatan yang muncul masalah sudah teratasi
sesuai dengan rencana tujuan dan masalah dapat di evaluasi dengan
efektif.
faktor pendukung
kerjasama yang baik antara penulis dengan perawat ruangan dan
yang utama antara penulis dengan klien dan keluarga .
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Tanda dan gejala pada kasus tetapi tidak pada teori data yang
didapat yaitu : mukosa bibir kering, tidak timbul ptechie, uji
tourniquet ( - ), intake dan output tidak seimbang
Diagnosa
Saran
Untuk perawat :
Dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
perawat
sebaiknya