Anda di halaman 1dari 4

Bocah Disiram Air Keras di Magetan Jalani Operasi Skin Graft

By on Jul 11, 2014 at 02:28 WIB


Liputan6.com, Surabaya - Samuel Kristian bocah 6 tahun asal Desa Patihan, Kecamatan
Karang Rejo, Magetan, Jawa Timur kembali dirawat di rumah sakit. Dengan infus di
tangannya, ia yang ditemani ibunda Ismiatun bersiap menjalani bedah plastik setelah disiram

air keras oleh ayah tirinya 7 bulan silam.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (10/7/2014), tak hanya disiram, Samuel
juga sempat dipaksa minum atau dicekoki air aki oleh ayah tirinya itu. Akibatnya, ia
mengalami luka bakar serius pada mulut, hidung, rahang, dagu dan tenggorokan.

Kini tim dokter akan melakukan skin graft atau cangkok jaringan kulit. Hidung, dagu hingga
tenggorokan yang kulitnya telah rusak akan diganti dengan kulit yang diambil dari pahanya.
Cara skin graft ini akan membebaskan gangguan fungsi akibat jaringan yang mati tersiram air
keras.

Samuel Kristian mengalami luka bakar akibat di siram dan dipaksa minum air keras oleh
Hariyanto ayah tirinya pada 12 Desember 2013 silam. Buruh pabrik gula musiman itu
mengaku gelap mata karena kesal setelah ditanya soal gaji oleh ibu korban.
b
Abbkibat perbuatan kejinya itu, Hariyanto kini telah mendekam di sel tahanan Polres
Magetan untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.

Bocah Disiram Air Keras di Magetan Jalani Operasi Skin Graft

1. Pelaku ;laki-laki(hariyanto)
Korbanlaki-laki(samuek kristian)
Penyebab konflik: Hariyanto kesal karena ditanyai soal gaji oleh ibu korban
Penyelesaian konflik :Hariyanto di serahkan kepada polres magetan untuk di hukum
dengan hukuman yang sesuai perbuatanya.
2. Motivasi yang melatar belakangi:
Situasional : Hariyanto kesal karena ditanyai soal gaji oleh ibu korban
3. Stimulus: sang ibu korban sudah bertanya berkali-kali, dan mungkin sang ibu korban
menggunakan komunikasi non-verbal seperti membentak,intonasi, dan raut wajah.
Persepsi:dia menganggapi sang ibu korban curiga
Memory :sang pelaku merasa ibu korban berubah,yang dulunya tidak pernah
permasalahkan tentang gaji dan sekarang bertanya-tanya tentang gaji
Berpikir : Karena sebagai pelampiasan emosi, karena ayah ditanya terus-menerus
sehingga Ia mengungkapkan melalui kekerasan terhadap anaknya.

Istri Minta Uang Sarapan, Dwi Malah Beri Pukulan


Istri Minta Uang Sarapan, Dwi Malah Beri Pukulan
Syahrul Munir
Wihayati (20) warga lingkungan Junggul, Bandungan melaporkan suaminya, Dwi Nuryanto
(33) dan kedua mertuanya atas tudingan penganiayaan ke Mapolres Semarang, jUmat
(23/1/2015).

TRIBUNNEWS.COM, AMBARAWA - Seorang ibu rumah tangga di Bandungan, Kabupaten


Semarang, melaporkan suami, ibu mertua dan bapak mertuanya atas tuduhan penganiayaan
dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
(PPA) Polres Semarang, Jumat (22/1/2015) siang.
Wihayati (20) melaporkan Dwi Nuryanto (33), warga lingkungan Junggul, Bandungan, dan
orangtua Dwi, Sri Wahyuni dan Momot, gara-gara tak diberi uang sarapan.
Kejadian bermula saat Wihayati meminta uang kepada Dwi untuk membelikan sarapan
anaknya, Alzie (1,5). Bukannya memberi, Dwi yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan hotel
tersebut malah memaki-maki Wihayati. Dwi juga memukul istrinya di bagian kepala.
"Kamu kan dapat arisan, kok masih minta? Lalu dia memaki saya dengan kata-kata kotor,"
ungkap Wihayati.
Cekcok keluarga muda itu lantas didengar oleh Sri Wahyuni dan Momot, mertuanya.
Bukannya melerai, keduanya malah ikut menganiaya Wihayati. Bahkan Momot sempat
menggampar mulut Wihayati hingga lebam.
"Ibu mertua mendorong saya, lalu saya bilang 'Kok ikut-ikutan masalah keluarga saya?'
Mendengar itu, bapak mertua menggampar mulut saya," lanjutnya.
Tak tahan dengan perlakuan suami dan keluarganya, wanita asal Ciamis itu memberanikan
diri melaporkan kejadian itu ke polisi. Apalagi kekerasan yang dialaminya sudah berlangsung
sejak lama.

Istri Minta Uang Sarapan, Dwi Malah Beri Pukulan

1.Pelaku: laki-laki Dwi Nuryanto, perempuan Sri Wahyuni, laki-laki Momot


Korban: perempuan wahayati
Penyebab konflik: ketika korban tidak diberi uang untuk membeli sarapan anaknya.
Penyelesaian konflik: di serahkan ke pihak kepolisian untuk diproses sesuai hukuman y ang
berlaku
2. Motivasi yang melatar belakangi:
Personal : karena Dwi merasa istrinya masih memiliki uang yang di dapat oleh arisan,
tetapi malah meminta ke pelaku.
3. stimulus: karena Dwi merasa istrinya uang dari uang arisan, sehingga dia tidak mau m
ember uang kepada istrinya.
Persepsi: pelaku merasa dirinya tidak perlu memberi uang untuk membeli sarapan kep ada
istrinya, karena istrinya memiliki uang sendiri, yaitu uang hasil dari arisan.
Memory: pelaku merasa istrinya yang sebenarnya mampu membeli keperluannya dari dulu
dengann uangnya sendiri, tapi malah meminta uang pada suami.

Berpikir: karena di tanya terus oleh istri, suami ini merasa emosi dan mengambil
keputusan untuk melakukan kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai