Askep Demam Berdarah
Askep Demam Berdarah
denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a.
arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis
tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah
rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya
tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat
darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b.
Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan
dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada
arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang
gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler.
c.
Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan
endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan
tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan
mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan
bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang
banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa
terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter.
Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur,
pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah:
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.
C. Etiologi
Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah
virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada
4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi
sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai
pada pendarahan kelenjar adrenalin .
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke
darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga
serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.
Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia
jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
E. Klasifikasi
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan
pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:
1.
derajat 1
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.
2.
Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.
3.
Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.
4.
Derajat 4
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
F. Manifestasi klinik
Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak
yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam,
sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau
seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya
berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau
juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka,
sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih
lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti
pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali
ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat
diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya
penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.
Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan
kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila
dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada
rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:
1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
juga hemokonsentrasi yang berlebihan
2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik
untuk menurunkan demam (paracetamol)
3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah
5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun
6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.
H. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan
menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :
1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
I. Pemeriksaan penunjang
1.
2.
Darah
a.
Trombosit menurun
b.
c.
d.
e.
f.
g.
NA dan CL rendah
J. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan melalui infuse
e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
f. Antikonulsi jika terjadi kejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut
j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari
Mengigit manusia
Terjadi veremia
Suhu
meningkat
Hipertermi
Keringat
berlebihan
Dehidrasi
Defisit
volume
cairan dan
elektrolit
tubuh
Nyeri
otot
Hepatomegali
Depresi sumsum
tulang
malaise
Trombosit
menurun
Gangguan rasa
nyaman
Trombositopenia
Anoreksia
Mual,
muntah
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Kekurangan
volume cairan
tubuh
Pendarahan
Hipovolemia
Resiko syok
Syok
ASKEP TEORI
A. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.
Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,
pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,
diagnose medis.
b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat
dating ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan
klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.
d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita
sekarang.
e. 11 pola pengkajian Gordon:
Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan
dan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang,
riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu
tertentu
Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
suplemen, vitamin makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas
diperut, lapar dan haus berlebihan.
Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
Aktivitas Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,
atau tempat sakit.
Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode
istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,
masalah yang dirasakan saat tidur.
Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan
nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan
pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau
koping terhadap stress
Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.
B. Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,
keluarga dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan
potensial. Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.
Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang
dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose yang ditemukan dan
merencanakan tindakan berdasarkan kebutuhan pasien.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimana
rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama
harus mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang continyu
yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang diberikan. Yang
dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Pemeriksaan
Kimia Klinik
GDS
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Natrium
Kalium
Chlorida
Serologi
Salmonela Typhi H
Salmonela Typhi H
Salmonela parayphi AH
Salmonela paratyphi BH
Salmonela paratyphi CH
Salmonela Typhi O
Salmonela paratyphi AO
Salmonela paratyphi BD
Salmonela paratyphi CD
Hasil
Normal
67
20
0.78
15
12
144
3.7
105
70-140
10-50
0.7-1.3
0-37
0-42
135-155
5.5-3.6
108-95
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
/80
/80
1
/80
1
/80
1
/80
1
/80
1
/80
1
/80
1
/80
1
Satuan
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
U/L
U/L
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Pemeriksaan
Hematologi
WBC
RBC
HGB
HGT
MCV
MCH
MCHC
PLT
LYM %
MXD %
NEUT %
Hasil
52
4.54
12.2
38.2
84.1
26.7
37.2
222
30.4
10.9
58.7
Normal
4-10
4.5-5.5
14-18
40-48
76-96
27-32
32-37
100-450
Satuan
Sel/mm3
Sel/mm3
Gr/dl
Vol %
%
%
Sel/mm3
%
%
%
: Natalia Sumihe
NRP
: 10061107
Unit
Tanggal Pengkajian
:19-06-2012
Ruang Kamar
: Cendana
Waktu Pengkajian
:13.30 Wita
Tanggal Masuk RS
: 18-06-2012
Auto Anamnese
A. IDENTIFIKASI
1. Klien
Nama Initial
: Tn.B
: 16 Agustus 1987
Jenis Kelamin
: Laki
Status Perkawinan
: Kawin
Jumlah Anak
:1
Agama/Suku
: Kristen
Warga Negara
: Indonesia
: Daerah Manado
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: PNS
Alamat Rumah
2. Penanggung Jawab
Nama
: Ny. L
Alamat
: Keluarga
B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama
2. Diagnosa Medik
Saat Masuk
: Dengue Fever
Saat Pengkajian
: Dengue Fever
C. Keadaan Umum
1. Keadaan sakit
Alasan
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran
: Composmentis
b. Tekanan darah
: 120/80 mmhg
c. Suhu
: 36.8oC
d. Nadi
:72x/menit
e. Pernafasan Frekwensi
3. Genogram
: 20x/menit
Irama
: Teratur
Jenis
: Perut
Keterangan:
B = Klien
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal bersama
: kebersihan rambut
: bersih
Kebersihan kepala
: bersih
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak mengeluh karena tidak BAB
Pemeriksaan fisik
nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negative
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak menunjukkan muka mengantuk tidak sering menguap, tidak
menunjukkan warna gelap pada palpebrae inferior.
N II
N V Sensorik
N VII Sensorik
2. Data Obyektif
Observasi
Klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga mendapat kadang mendapat
kunjungan dari keluarga dan teman
IX.
X.
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, Berbaring : 120/80 mmhg
Kulit. Keringat dingin : tidak ada, Basah : Tidak ada
XI.
( Natalia Sumihe )
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. B
Umur
: 24 Tahun
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
tubuh
lalu
Do: Badan klien teraba
Mengigit manusia
panas
TTV. TD: 120/80 mmhg
R : 20x/menit
N : 72 /menit
S : 36.80C
Terjadi veremia
Suhu meningkat
2.
-klien mengatakan
kurang
nafsu
Mengigit manusia
makan
Do: Klien terlihat lemah
KU: Sedang
Terjadi veremia
Suhu meningkat
Hipertermia
Nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh
dari
Anoreksia
Mual, muntah
3.
Ds:
klien
mengatakan
perut
Do:
Klien
terlihat
Mengigit manusia
menahan sakit
Virus dengue masuk dalam
aliran darah
Terjadi veremia
Nyeri Otot
Malaise
Ruang : Cendana
No. RM
: 02-47-12
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
1
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan
intake
yang
tidak
adekuat
Ds: -klien mengatakan
merasa mual,
-klien
mengatakan
kurang nafsu
makan
Do: Klien terlihat
lemah
Resiko
peningkatan
suhu
tubuh
berhubungan dengan
reaksi proses infeksi
virus dengue
Ds: Klien mengatakan
Panas sejak 2
hari lalu
Do: Badan klien teraba
panas
1. Untuk mengetahui
tanda vital klien
2.
Membantu
meningkatkan
asupan makanan
3. Untuk mencegah
atau
menghindari
rasa mual
4. untuk mengetahui
jumlah nutrisi yang
masuk dalam tubuh
5. Untuk mengetahui
terapi yang tepat
untuk digunakan
1. Untuk mengetahui
TTV klien juga
tindakan yang tepat
dilakukan
2.Untuk menurunkan
suhu
tubuh
dan
mencegah terjadinya
dehidrasi
3.
Untuk
menurunkan
suhu
tubuh
dan
menghindari
timbulnya penyakit
lain
TTV.TD:120/80mmhg
R:16- 20x/menit
N:80-100x/menit
S : 360C
4.kolaborasi
dalam
pemberian terapi
obat dan cairan
4. Untuk mengganti
cairan yang keluar
dari keringat dan
menurunkan panas
1. Untuk mengetahui
seberapa berat nyeri
yang dirasakan klien
2. Untuk mengurangi
rasa nyeri
3.
Dengan
melakukan tindakan
lain, rasa nyeri dapat
dilupakan
4. menentukan terapi
obat yang dapat
menghilangkan nyeri
11.00
11.05
Diagnosa
Keperawatan
1. Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
yang
tidak
adekuat
Ruang : Cendana
Implementasi
Nama Jelas
menghabiskan
porsi makanan dari
rumah sakit)
12.10
5.
Setelah
berkolaborasi
cairan
yang
digunakan
IVFD
Ringer
Laktat
20gtt/m
2.
Resiko 1.Memantau TTV:
peningkatan
TD: 120/80 mmhg
suhu
tubuh
R : 20x/menit
berhubungan
N : 72x/menit
dengan reaksi
S : 36.80C
proses infeksi
virus dengue
2. Menganjurkan
klien meminum air
banyak.
(klien
kurang
mengikuti anjuran)
08.30
Evaluasi
: 02-47-12
1.mengkaji TTV:
TD: 120/80 mmhg
R : 20x/menit
N : 72x/menit
S : 36.80C
11.20
08.00
No. RM
09.00
3.
menganjurkan
klien menggunakan
baju
tipis
dan
menyerap keringat.
(klien
mengikuti
anjuran)
12.10
4.
setelah
berkolaborasi,
diberikan
terapi
obat PCT 3x500
mg
08.15
08.20
3. Gangguan
rasa nyaman
berhubungan
dengan nyeri
pada perut
1. mengkaji tingkat
nyeri.
(skala nyeri 1-10
adalah 4 = skala
sedang)
10.00
3.
menganjurkan
klien
melakukan
kegiatan lain.
(Klien
memilih
tidur
untuk
melupakan
nyeri
yang dirasakannya)
12.10
4.
Setelah
berkolaborasi
dengan
dokter
maka terapi obat
yang
diberikan
Omeprazole
2x1
caps AC
20-06-2012
11.00
12.00
12.10
08.00
08.30
12.10
1. Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
yang
tidak
adekuat
1.
Memberikan
Makanan kepada
klien.
(memberikan
bubur)
3.
Setelah
berkolaborasi
dengan
dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole
2x1
Cap AC
Mengganti cairan
IVFD RL 20gtt/m
2.
Resiko 1.Mengkaji TTV:
peningkatan
TD: 110/90 mmhg
suhu
tubuh
R : 20x/menit
berhubungan
N : 72x/menit
dengan reaksi
S : 36.60C
proses infeksi
virus dengue
2. Menganjurkan
klien meminum air
banyak.
(klien
mulai
mengikuti anjuran
dengan meminum
air meski hanya
sedikit)
3.
Setelah
berkolaborasi
dengan
dokter
maka memberikan
terapi obat:
PCT 3x500mg
Omeprazole
2x1
Cap AC
09.00
3. Gangguan
rasa nyaman
berhubungan
dengan nyeri
pada perut
1. mengkaji tingkat
nyeri.
(skala nyeri 1-10
adalah 4 = skala
sedang)
1. Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
yang
tidak
adekuat
1.
Memberikan
Makanan kepada
klien.
(memberikan
bubur)
12.10
21-06-2012
11.00
12.30
20.00
2. mencatat jumlah
porsi
makanan
yang
dihabiskan.
(klien
menghabiskan
1
porsi
piring
makanan
yang
diberikan
rumah
sakit)
3.
Setelah
berkolaborasi
dengan
dokter
maka melepaskan
cairan
IVFD RL 20gtt/m
14.00
2.
Resiko 1.Mengkaji TTV:
peningkatan
TD: 110/80 mmhg
suhu
tubuh
R : 20x/menit
berhubungan
N : 68x/menit
dengan reaksi
S : 36.30C
proses infeksi
virus dengue
2. Menganjurkan
klien untuk tetap
meminum
air
banyak.
(klien sepenuhnya
mengikuti anjuran
yang disampaikan)
3.
Menghentikan
atau
melepaskan
cairan IVFD RL
20gtt/m dan terapi
obat