Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar.
Tersusunnya makalah Launching Ship and Sea Trial ini tak terlepas dari
dukungan semua pihak. Untuk itu, dalam kesempatan yang istimewa ini penulis
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Dalam menulis makalah ini penulis menyadari masih ada kekurangan yang
terdapat didalamnya. Maka dari itu saya berharap mendapat kritik dan saran dari
para pembaca.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga
penulis, sehinggga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II ISI ......................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Peluncuran Kapal .................................................................... 3
2.2. Yang Perlu Diperhatikan dalam Peluncuran Kapal .................................. 6
2.3. Peluncuran dengan Metode Turun Naik Kapal Boat ................................ 7
2.4. Perbedaan Jenis Metode Peluncuran Kapal ............................................... 12
2.4.1. Gravititional Type Launching ...................................................... 13
2.4.2. Foating- Out Type Launcing ........................................................ 17
2.4.3. Mechanical Type Launching ........................................................ 17
2.4.4. Air bags Launcing ........................................................................ 18
2.5. Sea Trial Process ........................................................................................ 19
2.5.1. Function Test ................................................................................ 19
2.5.2. Inclining Test ................................................................................ 21
2.5.3. Sea Treal Process .......................................................................... 21
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 25
3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 25
3.2. Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum, kapal berfungsi sebagai alat transportasi dalam melakukan
kegiatan perekonomian antar daerah. Pembuatan kapal dilakukan dalam sebuah
galangan. Mutu dan kualitas kapal yang dibangun dalam sebuah galangan
dipengaruhi beberapa faktor seperti keahlian para pekerja, peralatan yang dimiliki
galangan kapal, kemudahan untuk memperoleh bahan material, dan lain-lainnya.
Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat dan seiring dengan
perubahan zaman memacu perusahan-perusahan di bidang perkapalan untuk bisa
bersaing menjadi yang terbaik. Untuk meningkatkan daya saing tersebut maka di
perlukan pengelolaan yang baik pula terhadap semua komponen yang terdapat
dalam perusahaan.
Salah satu proses dalam pembuatan kapal Bangunan Baru memerlukan fasilitas
yang baik adalah Peluncuran (Launching). Peluncuran kapal di lakukan setelah
pekerjaan konstruksi badan kapal, pemasangan instalasi permesinan kapal dan
pekerjaan di bawah garis air harus sudah selesai. Peluncuran adalah suatu tahapan
dari proses pembangunan kapal yang secara potensial berbahaya (penuh resiko)
sehingga harus di rencanakan dan dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu perilaku
gerakan kapal selama peluncuran perlu di ketahui untuk menjamin bahwa
peluncuran tersebut dapat berlangsung dengan baik dan aman. Sistem peluncuran
yang di gunakan pun tergantung pada fasilitas yang tersedia pada galangan kapal
(Shipyard).
Sejalan dengan tuntutan pasar yang semakin berkembang untuk dapat
melakukan peluncuran kapal-kapal dengan ukuran sedang ataupun besar, maka di
perlukan adanya sarana tambahan untuk dapat mengakomodir aktivitas peluncuran
untuk kapal yang akan di luncurkan.
Salah satu hal yang penting dipertimbangkan pada proses peluncuran kapal
adalah bagaimana mempersiapkan kapasitas landasan peluncuran berikut
pengaturan dan penempatan sejumlah keel block (profil baja) dan balok-balok
ganjal. Sebab jika pengaturan peralatan peluncuran tersebut tidak sedemikian rupa
sehingga jarak antara balok-balok ganjal (jarak tumpuan) cukup besar atau bahkan
buritan atau haluan kapal yang tidak tersangga cukup panjang, maka pembebanan
yang bekerja menjadi semakin besar.
Hal ini tentu saja akan sangat beresiko baik bagi landasan peluncuran maupun
bagi kapal yang disangganya jika konstruksi yang digunakan secara keseluruhan
tidak mampu mengatasi tegangan yang terjadi. Namun demikian, dalam fungsinya
untuk menyangga konstruksi bangunan kapal dan menahan gaya berat kapal yang
bekerja, selain pemenuhan kapasitas landasan itu sendiri, ukuran dari landasan
peluncuran berikut kedudukan kapal di atas landasan tersebut sangat penting untuk
dipertimbangkan.
b.
1.3. Tujuan
a.
b.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Peluncuran Kapal
Peluncuran adalah menurunkan kapal dari landasan peluncuran dengan
menggunakan gaya berat kapal atau dengan memberikan gaya dorong tambahan
yang bekerja pada bidang miring kapal. Perhitungan-perhitungan ini dipergunakan
untuk menghindari kapal dari bahaya-bahaya yang tidak dikehendaki seperti kapal
tenggelam ketika diluncurkan, dropping, tipping, dan lifting. Peluncuran kapal pada
umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Peluncuran memanjang adalah peluncuran dimana sumbu memanjang
kapal terletak tegak lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan
dengan buritan terlebih dahulu.
2. Peluncuran melintang adalah peluncuran dengan sumbu memanjang
kapal sejajar dengan garis pantai.
Di dalam peluncuran kapal, biasanya digunakan peluncuran memanjang.
Peluncuran melintang biasanya hanya digunakan apabila dalam keadaan terpaksa,
seperti bila permukaan air (water front) di depan landasan sempit. Seperti misalnya
di perairan sungai. Sehingga dalam Tugas Produksi Kapal ini, dipilih jenis
peluncuran memanjang atau End Launching. Pada peluncuran memanjang, buritan
kapal diarahkan ke air sehingga buritan akan terkena air terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan tujuan supaya agar linggi belakang tidak terbentur pada landasan,
pada waktu kapal masuk ke air maka dapat mengurangi laju kecepatan meluncurnya
kapal, menambah gaya angkat keatas pad waktu kapal diluncurkan.
Di dalam proses peluncuran kapal, maka untuk mengurangi terjadinya
gesekan antara peluncuran dengan landasan diberikan bahan pelumas yang terdiri
dari bahan campuran kapur, gemuk, dan parafon. Besarnya tahanan yang
disebabkan oleh gesekan ini tergantung dari:
1.
2.
3.
4.
3. Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat air di
ujung landasan luncur kurang dalam, maka bagian bawah haluan kapal
dapat membentur ujung landasan atau dasar laut dengan keras dan mungkin
rusak.
Karena itu perlu dilakukan perhitungan-perhitungan supaya gangguan atau
kegagalan di atas tidak terjadi. Biasanya kapal meluncur sendiri karena landasannya
miring ke bawah. Karena kapal bergerak selama proses ini, sebenarnya harus
dianalisa sebagai proses dinamis, tetapi penyelesaian secara dinamis sulit. Maka di
sini proses peluncuran dianalisa secara statis.
Salah satu hal yang penting dipertimbangkan pada proses peluncuran kapal
adalah bagaimana mempersiapkan kapasitas landasan peluncuran berikut
pengaturan dan penempatan sejumlah keel block (profil baja) dan balok-balok
ganjal. Sebab jika pengaturan peralatan peluncuran tersebut tidak sedemikian rupa
sehingga jarak antara balok-balok ganjal (jarak tumpuan) cukup besar atau bahkan
buritan atau haluan kapal yang tidak tersangga cukup panjang, maka pembebanan
yang bekerja menjadi semakin besar.
Hal ini tentu saja akan sangat beresiko baik bagi landasan peluncuran maupun
bagi kapal yang disangganya jika konstruksi yang digunakan secara keseluruhan
tidak mampu mengatasi tegangan yang terjadi.
Namun demikian, dalam fungsinya untuk menyangga konstruksi bangunan
kapal dan menahan gaya berat kapal yang bekerja, selain pemenuhan kapasitas
landasan itu sendiri, ukuran dari landasan peluncuran berikut kedudukan kapal di
atas landasan tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan.
Selain itu perlu diketahui atau diprediksi kondisi-kondisi yang akan terjadi
selama proses peluncuran tersebut. Oleh karena itu, sebelum meluncurkan sebuah
kapal perlu dilakukan perhitungan peluncuran, karena hal ini akan memberikan
kepada kita gambaran mengenai kondisi-kondisi yang terjadi selama peluncuran,
dan apabila dalam perhitungan peluncuran ditemukan hal-hal yang tidak
diinginkan, dapat segera di antisipasi.
Peluncuran; ini adalah proses dimana kapal yang sedang atau sudah selesai
diproduksi (dibangun atau dikonversi) dipindahkan dari darat ke air. Di
galangan kapal boat, kapal boat yang belum selesai 100% bisa saja diluncurkan
kalau semua pekerjaan bagian bawah garis air telah rampung. Pekerjaan bagian
atas air bisa dikerjakan ketika kapal terapung. Dengan peluncuran awal ini,
lahan di darat di galangan tersebut bisa digunakan untuk proses produksi kapal
selanjutnya.
Docking; ini adalah proses dimana kapal yang akan direparasi dipindahkan dari
air ke lahan kering. Lahan kering ini tidak selalu harus di darat, melainkan bisa
di atas dok apung.
Kapal boat mempunyai ukuran yang relaitf kecil dari segi volume dan juga
beratnya. Untuk itu, dibanding dengan kapal-kapal besar, ada lebih banyak
alternatif untuk proses peluncuran maupun docking kapal boat seperti dijelaskan di
bawah:
a. Beaching (Turun Naik ke dan dari Pantai)
Cara ini adalah cara yang paling sederhana dengan memanfaatkan pasang
surut air laut dan lahan tepi perairan yang memungkinkan. Beaching ini
melibatkan proses penarikan oleh winch atau tackle dengan kapasitas
sesuai. Pada saat air pasang, kapal didekatkan ke pantai dan dikandaskan atau
ditarik ke pantai dengan menggunakan semacam rel untuk kemudian
dikerjakan di pantai yang kering.
d. Crane Lift
Ini adalah cara yang sangat sederhana dimana kapal boat dinaikan ke darat
atau diturunkan ke air dengan menggunakan crane darat. Crane ini bisa fixed
crane atau mobile crane. Di darat, kapal boat tersebut bisa diletakan di atas
dudukan (cradle) yang bisa dipindah-pindahkan atau dudukan tetap (foto
menyusul).
e. Travel Lift
Cara ini adalah dengan menggunakan alat pengangkat mekanis yang dibuat
bisa bergerak secara bebas (independen) dan mempunyai sumber tenaga sendiri
(power pack). Kapal boat digendong dengan menggunakan sabuk pengangkat
(lifting belt). Alat ini memerlukan dermaga dengan bentuk khusus agar untuk
bisa menyediakan jalur pergerakan alat travel lift tersebut. Travel lift ini bisa
bergerak bebas membawa kapal ke posisi parkir di dalam suatu lahan kering.
dengan bentuk
lambung kapal
yang akan
dinaikkan. Dudukan tersebut berada di atas rel dimana ketika posisi kapal boat
sudah berada di dudukannya lalu dudukan tersebut ditarik dengan
menggunakan winch ke atas slipway sampai keseluruhan kapal boat berada di
atas air. Setelah kapal boat sudah di atas air dan dudukan sudah diposisi yang
sesuai maka dudukan tersebut dikunci rodanya sehingga tidak bisa meluncur
ke air kembali secara tidak sengaja. Dengan metode docking ini, posisi kapal
di atas slipway akan selalu dalam kondisi miring.
10
slipway ini
mempunyai
prinsip
kerja
yang
sama
dengan slipway miring, hanya saja posisi kapal terakhir setelah sampai ke darat
adalah dalam posisi rata sejajar dengan permukaan air. Curved slipway ini
mempunyai panjang yang lebih menjorok ke laut dibanding slipway miring
karena lengkungan kurva harus mempunyai sudut yang landai agar landasan
rel dapat mengakomodasi pergerakan dudukan kapal yang dasarnya lurus.
11
Kondisi landasan (luas, kontur tanah, kekerasan, dll.) lahan tepi air (water
front).
12
13
Jaring dipasang di ujung lintasan supaya steel balls tidak hilang dan bisa
digunakan kembali. Teknik ini adalah yang paling efektif dan paking mudah
untuk dimulai. Meskipun demikian, harga pemasanganya lumayan mahal.
14
15
keadaan lebih tegang daripada long side launching ataupun end launching,
karena emang agak nyaris terbalik kapalnya.
kapal
adalah
gaya
berat dan reaksi landasan. Kapal bergerak dengan kecepatan sebanding dengan
kemiringan landasan.
b. Fase Kedua
Dimulai dengan berakhirnya fase pertama dan berakhir saat badan kapal
tepat menyentuh air. Gaya yang bekerja pada kapal adalah tetap gaya berat
kapal dan gaya reaksi landasan. Kapal melakukan gerak lurus sepanjang
landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar. Jika
ujung landasan berada dibawah permukaan air, mungkin fase kedua ini tidak
ada.
c. Fase Ketiga
Dimulai dengan berakhirnya fase kedua dan berakhir saat saptu luncur
meninggalkan landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah gaya berat,
reaksi landasan dan gaya apung serta hambatan air. Kapal tetap melakukan
16
gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai
sumbu putar.
d. Fase Keempat
Dimulai dengan berakhirnya fase ketiga dan berakhir saat kapal berhenti
bergerak. Gaya yang bekerja adalah gaya berat kapal, gaya apung dan
hambatan air. Kapal melakukan gerak lurus dan gerak ayun maupun putar
(rolling) dengan redaman.
17
18
19
20
21
2. Komandan kapal
Bertugas untuk mengatur semua olah gerak kpal pada saat test, mengatur
tata tertib personel di dalam kapal, member informasi kalau terjadi keadaan
darurat.
3. Leader of Test and Trial
Bertugas mengatur item-item pengetesan dan memgkonfirmasikan dengan
pihak terkait.
4. Operatof of Equipment
Bertugas mengoperasikan dan menjaga peralan selam pelayaran.
5. Test Executor
Bertugas untuk melaksankan test dan percobaan sesuai dengan petunjuk
pelasanaan.
Selain itu terdapat peralatan yg harus dipenuhi sebelum sea trial dilakukan
yaitu:
1.
2.
3.
Windlass
4.
5.
Peralatan navigasi
6.
7.
8.
9.
Speed trial
Pada test ini kapal dimuati beban tertentu untuk sebuah sarat yang
di tentukan dan tenaga mesin yang di atur sampai maksimal kecepatan
kapal. Biasanya diambil presentasi kecepatan maksimun continue rating
misalny 95 % MCR. Selama test ini kapal akan diuji beberapa kecepatan
yang selalu ditambah dan didata dengan menggunakan GPS. Setelah itu
kapal akan dirubah arahya hingga 180o dan kembali menggunakan
22
Vibration test
Pengujian ini mengukur berapa getaran yang di hasilkan saat kapal
berlayar,
Noise test
Pengujian ini mengukur kebisingan yang dihasilkan kapal, tingkat
kebisingan ini di ukur pada semua tempat yang ada di kapal meliputi,
engine room, kamr tidur dan lain-lain. Standard untuk tigkat kebisingan di
masing- masing ruangan berbeda
Endurance test
Pada test ini yang direkam adalh aliran bahan bakar, pembuangan mesin,
suhu air pendingin dan kecepatan kapal. Test ini bertujuan untuk menguji
ketahanan main engine
23
Manuvering test
Pada test ini dilakukan pengujian untuk meentukan maneuver kapal dan
stabilitas arah kapal. Hal ini termasuk maneuver langsug, reverse spiral,
zigzag dan penggunaan Lateral Truster.
Setelah semua test itu di lakukan maka akan mendapatkan sertifikat dari
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peluncuran kapal adalah suatu proses menurunkan badan kapal dari landasan
peluncuran di galangan kapal ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada
bidang miring. Peluncuran kapal merupakan salah satu metode yang paling penting
dari seluruh proses konstruksi kapal.
Peluncuran kapal di lakukan setelah pekerjaan konstruksi badan kapal,
pemasangan instalasi permesinan kapal dan pekerjaan di bawah garis air harus
sudah selesai. Peluncuran adalah suatu tahapan dari proses pembangunan kapal
yang secara potensial berbahaya (penuh resiko) sehingga harus di rencanakan dan
dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu perilaku gerakan kapal selama peluncuran
perlu di ketahui untuk menjamin bahwa peluncuran tersebut dapat berlangsung
dengan baik dan aman. Sistem peluncuran yang di gunakan pun tergantung pada
fasilitas yang tersedia pada galangan kapal (Shipyard).
Metode-metode dalam peluncurkan terdiri dari :
1. Gravitational Type Launching
Gravitational Type Launching selanjutnya dibagi menjadi dua jenis utama,
yaitu:
1.1. End Launching , terbagi menjadi:
a. Longitudinal Oiled Slideway Launching
b. Longitudinal Steel Roller Slideway Launching
1.2. Side Slideway Launching
a. Long Side Slideway Launching
b. Short Side Slideway Launching
2. Floating- Out Type Launching
3. Mechanical Type launching
4. Air Bags Launching
25
3.2. Saran
Pada saat ingin melaunching kapal atau peluncuran kapal maka kita harus lebih
memperhatikan persyaratan atau hal-hal yang penting dalam peluncuran kapal,
sehingga kecelakaan ketika peluncuran kapal tidak terjadi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2015, Oktober). Inclining Test. Diperoleh 28 Oktober 2016, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Inclining_test
Navallovers. (2013, Agustus 11). Peluncuran Kapal. Diperoleh 28 Oktober 2016,
dari https://cyberships.wordpress.com/2013/08/11/peluncuran-kapal/
Nino Krisnan. (2012, April 20). Peluncuran dan Docking: Metode Turun-Naik
Kapal Boat dari Darat ke Air dan Sebaliknya. Diperoleh 28 Oktober 2016,
dari
http://boatindonesia.com/2012/04/peluncuran-dan-docking-metode-
naik-turun-kapal-boat-darat-ke-air-dan-sebaliknya/
Rudianto Natalegawa. (2016, September). Jenis Metode Peluncuran Kapal.
Diperoleh
dari
27