Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahaya narkoba sudah merasuk dalam kehidupan kita, bahkan telah
membahayakan bangsa. Ini memang bukan persoalan ringan karena perdagangan
narkoba telah memiliki jaringan internasional. Sampai tahun 2000, di Indonesia
tercatat 2 juta orang korban dari berbagai usia dan latar belakang. Untuk
mencegah bukanlah hal yang mudah karena harus berhadapan dengan jaringan
internasional. Dari data yang terkumpul, transaksi narkoba di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 390 miliar rupiah per hari. Jejak narkoba ada dimanamana, meskipun bersamaan dengan itu kita juga menemukan spanduk
berslogankan bebas narkoba. Di belakang spanduk-spanduk itu masih berjalan
transaksi narkoba. Pemakaiannya berasal dari berbagai tingkat usia dengan
berbagai latar belakang dan profesi.
Narkoba berperan besar dalam proses penghancuran sebuah negara. Efeknya
sangatlah dahsyat sehingga pecandu narkoba sering disebut sebagai lost
generation. Biasanya mereka yang sudah mengkonsumsi narkoba, sangat sedikit
yang bisa melepaskan diri dari narkoba alias sangat tergantung pada barang haram
tersebut. Pada saat krisis seperti sekarang ini narkoba menjadi obat penenang
sehingga bisa meninabobokan orang. Barang terlarang itu sering muncul dalam
obat yang mengandung zat adiktif.
Dalam angka memerangi narkoba itu keluarga mempunyai peran yang
sangat besar. Paling tidak melalui keluarga diharapkan dapat dilakukan
pencegahan secara dini. Lewat keluarga diharapkan dapat kembali menjadi tempat
sebagai suka dan duka, berbeda pendapat, saling menghargai dan mencintai
sehingga anggota keluarga dapat terhindar dari bahaya ini. Karena itu keluarga
harus dibekali dengan berbagai pengertian tentang bahaya narkoba.
Namun demikian krisis yang melanda bangsa dan negara telah merebak ke
dalam kehidupan keluarga. Krisis itu tidak hanya menyangkut moneter dan
ekonomi, tetapi juga krisis kepercayaan, krisis relasi antara manusia, bahkan krisis
kemanusiaan. Masa krisis itu ditandai dengan bencana yang sangat besar akibat

globalisasi, yaitu bahwa kaum muda terancam oleh narkoba, dimana hal ini berarti
penghancuran bagi masa depan bangsa.

1.2.

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana memberikan informasi yang benar tentang NAPZA
2. Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan para generasi muda menggunakan
NAPZA?
3. Bagaimana upaya dalam pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap
bahaya NAPZA pada remaja?
1.3.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :
1. Memaparkan dan menjelaskan informasi-informasi yang benar tentang
narkoba, terkait dengan definisi dan jenis-jenis NAPZA
2. Menjelaskan tentang faktor-faktor dan penyalahgunaan NAPZA
3. Memberikan gambaran tentang upaya pencegahan dan upaya penanggulangan
terhadap bahaya NAPZA

BAB II
TINJAUAN TEORI

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya (Kurniawan, 2008).
Narkoba dibagi dalam 3 jenis :
a. Narkotika
b. Psikotropika
c. Zat adiktif lainnya
1.

Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat
berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).

2.

Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan
untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 1997).

3.

Zat Adiktif Lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
a. Rokok, Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin
yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.

Pengertian NAPZA
NAPZA adalah kependekan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat

Adiktif lainnya. NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Menurut Undang-Undang No.
22 Tahun 1997 yang dimaksud NARKOTIKA meliputi :
1. Golongan Opiat : Heroin, Morfin, Madat, dll.
2. Golongan Kanabis : Ganja, Hashish.
3. Golongan Koka : Kokain, Crack.
a. Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol (Etil-alkohol).
b. Psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi :
ecstasy, shabu-shabu, Isd, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan
anti psikosis.
c. Zat Adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner car, lem atau glue),
nikotin (tembakau), kafein (kopi).
NAPZA tergolong zat psikoaktif. Yang dimaksud zat psikoaktif adalah zat
yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan pada
perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran.
Tidak semua zat psikoaktif disalahgunakan, misalnya : obat antipsikotik dan
obat anti depresi tidak mempunyai potensi disalahgunakan. Di Malaysia dikenal
dengan istilah dadah bagi semua zat yang penggunaannya adalah melawan
hukum. Sedangkan di Indonesia istilah itu disebut madat, yang kurang tepat bila
dipakai sebagai padanan kata dadah, karena madat adalah candu, yang menurut
UU nomor 22 tahun 1997 termasuk opiate, yaitu salah satu jenis narkotika saja.
Sedangkan NARKOBA adalah kependekan dari Narkotik dan Obat
Berbahaya. Dikatakan kependekan mungkin kurang tepat karena :
1. Semua obat bisa berbahaya (insulin, pensilin, adrenalin)
2. Yang disalahgunakan tidak hanya obat, melainkan Ganja, ecxtasy, heroin,
kokain, tidak digunakan sebagai obat lagi.
3. Psikotropika, yang mempunyai UU tersendiri tidak tercermin dalam akronim
itu.
Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Alkohol (semua minuman beralkohol)


Opioida (heroin, morfin, pethidin, candu)
Kanabinoida (ganja = mariyuana, hashish)
Sedativa/hipnotika (obat penenang/obat tidur)
Kokain : daun koka, serbuk kokain, creck
4

f.
g.
h.
i.
j.

Stimulansia lain, termasuk kafein, ecxtasy, dan shabu-shabu


Halusinogenika; Isd, mushroom, mescalin
Tembakau (mengandung nikotin)
Pelarut yang mudah menguap seperti : aseton, glue, atau lem.
Multiple (kombinasi) dan lain-lain, misalnya : kombinasi heroin dan shabushabu, alkohol dan obat tidur.

3.2.
Jenis-Jenis NAPZA
1. Heroin
Street name (nama jalanan) Putauw, BT, Brown Sugar, merupakan
senyawa semisintetik dengan nama kimia di asetil-morfin, tersebut dari morfin
yang terdapat dalam getah kotak biji tanaman paraver somniferum. Berupa
serbuk putih dengan rasa pahit. Dalam pasaran gelap warnanya bisa putih,
coklat, atau dadu, bergantung pada bahan pencampurannya (kakao, tawas,
kinina, tepung jagung, atau tepung susu, gula putih, gula merah). Dalam
farmakologi tergolong opioida.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,
mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2.

Ectasy
Street name (nama jalanan) : inex, xtc, hug drug, yuppie drug, essence,
clarity. Beberapa merk terkenal lainnya adalah butterfly, black heart. Nama
kimianya

adalah

methylene-dioxy

methamphetamine

(mdma).

Dalam

farmakologi tergolong sebagai psiko-stimulansia seperti amfetamin, methamphetamin, kafein, kokain, khat, nikotin. Tergolong sebagai designed
substance, yaitu senyawa yang direkayasa untuk tujuan bersenang-senang.
Jenis ini tidak digunakan dalam ilmu kedokteran.
Reaksi dari pemakaian ini memberikan sensasi energy lebih, euphoria,
rasa senang, distorsi waktu, persepsi dan kebas lidah. Ecstasy di konsumsi
dengan cara ditelan, biasanya dalam wujud tablet atau kapsul, pada mulanya
ecstasy popular di night club atau dikostik.
3.

Kokain
5

Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow/salju. Kokain
adalah zat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Eryth roxylon coca, termasuk
golongan semak tingginya mencapai 2 m. daunnya mengandung zat pembius.
Serbuk kokain warnanya putih dan rasanya pahit.
Kokain sering dihirup melalui hidung, akibat penggunaan dengan cara
dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian
dalam. Akan tetapi ada juga yang diisap dengan rokok atau jika disuntikkan
akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat cocaine terhadap fisik pemakai
adalah terhambatnya saluran darah, pupil mata membesar, panas badan
meningkat, denyut jantung meningkat, darah tinggi, perasaan gelisah, nyeri,
cemas. Menghisap crack cocaine bersama rokok akan menimbulkan
paranoia(sejenis penyakit jiwa yang meyebabkan timbul ilusi yang salah
tentang sesuatu dan akhirnya bisa bersifat agresif akibat delusi yang
dialaminya). Cocaine dapat menyebabkan kematian karena pernafasannya
tersendat lalu otak kekurangan oksigen.
4. Methamphetamine
Nama jalanan : shabu-shabu, SS, ice. Methamphetamine adalah sejenis
obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang dapat merangsang
saraf sentral. Biasanya berbentuk berupa serbuk kristal dan cairan. Dapat
dikonsumsi dengan cara dihisap dengan bantuan alat (bong). Contoh
methamphetamine yang paling popular adalah shabu-shabu.
Reaksi dari pemakaian ini memberikan rasa nikmat, euphoria, waspada,
enerjik, social & percaya diri, agitasi (mengamuk), agresi (menyerang),
berkhayal, susah tidur & banyak bicara, kehilangan nafsu makan, penurunan
berat badan yang berlebihan.
5.

Alkohol
Nama kimia dari alcohol adalah etanol atau etil alcohol. Banyak jenis
dan merek dari alkohol, yaitu bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu,
saguer, tuak, Johnny Walker (topi miring), black and white (kam-put =
kambing putih), manson house, dll.
Alkohol murni tidaklah dikonsumsi manusia. Yang sering dikonsumsi
adalah minuman yang mengandung bahan sejenis alcohol. Bahan ini dihasilkan

dari proses fermentasi gula yang dikandung dari malt dan beberapa buahbuahan seperti hop, anggur dan sebagainya.
Reaksi dari pemakaian alcohol ini memberikan euphoria (perasaan
gembira dan nyaman), lebih banyak bicara, rasa pusing, muntah, lelah, haus,
disorientasi, tekanan darah menurun, reflex melambat.
6.

Ganja (Mariyuana, Marihuana, Hashish)


Street name (nama jalanan) : gelek, cimeng, buddha stick, mary jane, dll.
Berasal dari tanaman kanabis sativa. Zat aktif : Delta-9 Tetrahydrocannabinal
(thc). Jenis ini tidak lazim digunakan dalam ilmu kedokteran. Menurut UU
nomor 5 tahun 1997 tentang Narkotika, jenis ini termasuk narkotika golongan 1
(satu). Penggunaan ganja hanya untuk tujuan ilmu pengetahuan.
Ganja mempengaruhi penggunannya dengan cara yang berbeda.
Beberapa orang mengalami reaksi lebih kuat dari yang lain. Reaksi paling
umum yang ditimbulkan ganja adalah kejang-kejang dan mabuk, ada juga
beberapa efek lain seperti : paranoid, muntah-muntah, kehilangan koordinasi,
kebingungan, meningkatkan nafsu makan, mata merah, halusinasi.

3.3. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA


Narkoba merupakan musuh nomor 1 bagi para remaja. Namun, para remaja
hingga saat ini banyak yang belum tahu mengenai narkoba sebagai musuh utama
ini. Buktinya, semakin banyak remaja terjerumus dalam rayuan maut narkoba.
Ketidaktahuan remaja tentang bahaya narkoba memang menjadi tugas berat bagi
orangtua dan guru untuk menerangkannya. Apalagi narkoba sekarang sangat
mudah didapat dan bandarnyapun memang selalu menempel pada dunia remaja.
Penyebab narkoba disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun
eksternal :
1. Faktor Internal
Adalah faktor yang berasal dari diri seseorang.
a. Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home)
maka seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi. Akibat lebih
jauh, orang akhirnya mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi
konsumen narkoba.
b. Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk
bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu,

tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk dalam
lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna narkoba.
c. Kepribadian :Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah
dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba.
2. Faktor Eksternal
Adalah faktor yang berasal dari luar seseorang, faktor yang cukup kuat untuk
mempengaruhi seseorang.
a. Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi
terjerumusnya seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari ikutikutan teman.

Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan

keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.


b. Sosial /Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan
memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba.

3.4. Dampak Negatif NAPZA


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang
akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat
tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau
kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada
fisik, psikis maupun sosial seseorang.
1. Dampak Fisik:
a. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim.
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,


seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid).
h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis
B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
2. Dampak Psikis:
a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
3. Dampak Sosial:
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.

3.5. Dampak Positif NAPZA


Selain berdampak negatif bagi manusia, ternyata narkoba juga memiliki
dampak yang positif terutama bagi kesehatan manusia. Tapi jika digunakan
sebagaimana

mestinya

dan

menurut

anjuran

dokter,

terutama

untuk

menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika


memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dan berikut ini adalah dampak
positif narkotika dari Narkoba:

a) Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa
sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
b) Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca (kokain) biasanya dikunyah-kunyah untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan
stamina serta mengurangi rasa lelah.
c) Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai bahan pembuat minyak.

3.6. Upaya Pencegahan Terhadap Bahaya NAPZA


Lebih baik mencegah dari pada menyembuhkan. Mencegah para remaja
maupun orang dewasa terhadap bahaya narkoba sebetulnya tidak rumit sama
sekali, asal kita tahu benar apa yang harus kita lakukan dan apa yang kita hadapi.
Upaya yang perlu dilakukan terhadap kelompok remaja/generasi muda
dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba dilakukan dengan 3 cara
intervensi yaitu:
1. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dan
biasanya dalam bentuk pendidikan, kampanye, atau penyebaran pengetahuan
mengenai bahaya Narkoba, serta pendekatan dalam keluarga dan lain-lain, cara
ini bisa dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat dimanapun seperti:
sekolah, tempat tinggal, termpat kerja dan tempat-tempat umum.
2. Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment) cara ini biasanya ditangani oleh lembaga
professional dibidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit dan
dokter. Tahap pencegahan sekunder meliputi: tahap penerimaan awal dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan tahap ditoksikasi dan terapi

10

komplikasi medik dilakukan dengan cara pengurangan ketergantungan bahanbahan adiktif secara bertahap.
3. Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan, upaya ini dilakukan cukup lama oleh lembaga
khususnya seperti klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang dibentuk
khusus (therapeutic community). Tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
fase stabilitasi yang berfungsi untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan fase sosial dalam masyarakat agar mantan penyalahguna
Narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat.

3.7.
Upaya Penanggulangan Terhadap Bahaya NAPZA
1. Upaya Premetif
a. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta bimbingan untuk taat
beragama serta patuh terhadap hukum kepada semua lapisan masyarakat
secara selektif dan prioritas.
b. Melaksanakan bimbingan serta menyalurkan kegiatan masyarakat terutama
generasi muda yang ada kepada kegiatan positif seperti olahraga, kesenian
dan lain-lain.
c. Melaksanakan kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktorfaktor peluang, pola hidup bebas Narkoba dan penerangan secara dini
terhadap penyalahgunaan Narkoba.
2. Upaya Preventif
a. Melaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh orang tua maupun tenaga
pendidik terhadap putra-putri dan keluarga baik di lingkungan urmah
sampai lingkungan yang lebih luas.
b. Mengadakan penertiban/lokalisir pengguna minuman keras pada tempat
keramaian termasuk pada ijin penjualan.
c. Memperketat pengawasan, patroli pada tempat rawan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba, penanaman/pengolahan serta jalur peredaran
secara ilegal ke wilayah Indonesi khususnya wilayah NTT.
3. Upaya Penegakan Hukum
11

a. Melakukan penyelidikan dan menindak dengan melibatkan instansi terkait


dan partisipasi masyarakat secara swakarsa dan terkoordinasi.
b. Melakukan proses hukum bagi pelaku penyalahgunaan danperedaran gelap
Narkoba secara obyektif, transparan, cepat, tepat tuntas dan adil oleh
penegak hukum yang profesional dan bertanggung jawab.
c. Memutuskan jalur peredaran gelap narkoba diwilayah NTT
d. Mengungkapkan jaringan peredaran gelap Narkoba
e. Melaksanakan terapi dan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan
Narkoba.

12

BAB IV
PENUTUP
4.1.kesimpulan
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan sebagainya.
Orangtua bisa berperan sebagai pemberi informasi yang benar tentang narkoba
pada anaknya, sebagai pengawas, sebagai pembimbing, mengenal teman anakanak dan bekerja dengan orang tua lain dan guru.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan
narkoba adalah dari ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota
kelompok sebaya, ketidaktahuan akan bahaya narkoba atau tidak memikirkan
akan bahaya narkoba dan adanya orang tua yang tidak acuh dan tidak mengadakan
pengawasan terhadap anaknya.
Cara melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja
yaitu dengan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, harmonis,
komunikatif, terbuka, penuh perhatian dan kasih sayang diantara anggotanya,
merupakan bagian penting dari upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
4.2.
Saran
a. Mahasiswa ataupun remaja perlu mengadakan pertahanan diri dari bahaya
narkoba yang selalu mengancam.
b. Agar mahasiswa ataupun remaja yang terlibat dalam narkoba harus selalu jujur
dan giat belajar, agar ada yang membantu supaya siswa yang terkena narkoba
jangan lagi bergaul dengan preman/pecandu.

13

DAFTAR PUSTAKA
Joewana, Satya. Lusi Margiyani, dkk. 2001. NARKOBA Petunjuk Praktis Bagi
Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media
Pressindo.

14

Anda mungkin juga menyukai