PENDAHULUAN
Petroleum System merupakan beberapa sistem yang tersusun atas unsur dan
proses yang berkesinambungan dalam pembentukan Hydrocarbon (Minyak dan Gas
Bumi). Unsur-unsur dan proses ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dimana
apabila salah satu unsur atau proses ini tidak terpenuhi, maka Hidrokarbon tidak akan
terbentuk. Secara garis besar Petroleum system dapat dibagi menjadi 3 sub systems yaitu :
1. Generative sub system
2. Migration
3. Entrapment sub system
Source rock merupakan tempat dimana awal mula minyak dan gas bumi terbentuk. Batuan
Source merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang melimpah
sehingga dapat menghasilkan minyak dan gas bumi. endapan tersebut tertimbun ribuan meter
dibawah permukaan dan terbentuklah panas yang menjadikan minyak bumi tersebut matang.
b. Thermal maturation
Di bawah pengaruh suhu, tekanan dan waktu, kerogen dalam
batuan sumber berubah, dipecah menjadi molekul yang lebih kecil dan
akhirnya menjadi minyak dan gas. Untuk memperkirakan kapan dan
berapa banyak transformasi telah terjadi (rasio transformasi), langkahlangkah kematangan digunakan. Salah satu ukuran populer adalah
vitrinit refleksi (VR). partikel vitrinit dipelajari di bawah mikroskop dan
refleksi cahaya dibandingkan dengan standar, dinyatakan sebagai
persentase. Ini bervariasi kira-kira dari nol sampai sekitar 5%. Ukuran
lain adalah warna serbuk sari, yang bekerja untuk sedimen lebih muda
dari Devonian (Gutjahr, 1966). Ukuran geokimia adalah Tmax dari
rockEval analisis. Analisis RockEval terdiri dari pemanasan sejumlah
kecil SR perlahan, meskipun jauh lebih cepat dari pada di prcess alami
pematangan. Jika SR tersebut sudah matang dengan rasio transformasi
tertentu, aspal sudah diproduksi (dan belum diusir) terdeteksi sebagai
puncak pertama dari generasi gas dengan detektor. Volume HC di
puncak ini disebut S1. Sebuah puncak kedua disebabkan oleh retak
lebih lanjut dari kerogen yang tersisa. Suhu di puncak generasi kedua
ini disebut Tmax. Volume HC di puncak ini adalah S2. Sebuah puncak
S3 ketiga terkait dengan produksi CO2 pada suhu stiill tinggi. The Tmax
dari sampel yang matang akan lebih tinggi daripada sampel dewasa,
sebagai yang terakhir menghasilkan komponen S2 sudah pada suhu
yang lebih rendah.
2. Migration
Migration merupakan proses perpindahan hidrokarbon yang telah matang dari
source rock (batuan induk) ke batuan reservoar. Migration itu sendiri dibagi menjadi
2, yaitu Primary Migration dan Secondary Migration.
a. Primary
Migration merupakan
proses
perpindahan
atau
bergeraknya
hidrokarbon yang telah matang dari batuan induk menuju ke batuan reservoar
b. Secondary Migration merupakan pergerakan hirdokarbon didalam reservoar
menuju
tempat
akumulasinya
hidrokarbon
(pergerakan
ke
arah
perangkap/trap).
Reservoir rock
b.
Seal rock
Seal rock atau batuan tudung merupan suatu batuan yang memiliki
Trap
Traps atau perangkap merupakan bentukan geometri dibawah
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
terletak di propinsi Kalimantan Timur bagian timurlaut mencakup area dengan luas
2
912 km dan secara administratif daerah Simenggaris ini termasuk dalam dua kabupaten
yang dibatasi oleh Sungai Sesayap. Di bagian utara termasuk wilayah Kabupaten Nunukan
sedangkan bagian selatan termasuk wilayah Kabupaten Bulungan. Blok Simenggaris terdiri
dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh sungai-sungai yang sangat lebar. Lebar
sungai dapat mencapai lebih dari 3,5 km. Daerahnya berupa daratan rawa-rawa,
daerah transisi dan sebagian kecil daerah laut dangkal yang ditutupi oleh tumbuhan nipah
dan mangrove dan hanya sebagian kecil berupa daratan yang ditutupi hutan tanaman
keras. Cekungan
Tarakan
Kutai di bagian timur Pulau Kalimantan yang bersama dengan berbagai cekungan lainnya
menjadi pusat pengendapan sedimen dari bagian timur laut Sunda Land selama zaman
Kenozoikum. Batas Cekungan Tarakan di bagian barat dibatasi oleh lapisan Pra-Tersier
Tinggian Kuching dan dipisahkan dari Cekungan Kutai oleh kelurusan timur-barat
Tinggian Mangkalihat (Gambar 2.1).
Proses
pengendapan
pengangkatan. Transgresi
Miosen
Cekungan
yang diperkirakan
Tarakan
terjadi
di
mulai
dari
proses
pada
Kala
Eosen
sampai
Tinggian Kuching dari barat ke timur. Pada Kala Miosen Tengah terjadi penurunan
(regresi) pada Cekungan Tarakan, yang dilanjutkan dengan terjadinya pengendapan
progradasi ke arah timur dan membentuk endapan delta, yang menutupi endapan
prodelta dan batial. Cekungan Tarakan mengalami proses penurunan secara lebih aktif
lagi pada Kala Miosen sampai Pliosen. Proses sedimentasi delta yang tebal relatif
bergerak ke arah timur terus berlanjut selaras dengan waktu.
Cekungan Tarakan berupa depresi berbentuk busur yang terbuka ke timur ke
arah Selat Makasar atau Laut Sulawesi yang meluas ke utara Sabah dan berhenti
pada zona subduksi di Tinggian Semporna dan merupakan cekungan paling utara di
Kalimantan. Tinggian Kuching dengan inti lapisan Pra-Tersier terletak di sebelah
baratnya, sedangkan batas selatannya adalah Ridge Suikersbood dan Tinggian
Mangkalihat.
Gambar 2.1 Cekungan Tarakan Kalimantan Timur (Sumber: Core-Lab G&G Evaluation Simenggaris Block)
meningkat
terutama
sebelum
Miosen
Tengah
Cekungan
Muara
bertepatan
dengan
garis
pantai
utara
sesar-sesar
turun
Tarakan).
Di
adalah
endapan-endapan
sesar-sesar
turun
paleogen.
dan
Sementara
mendatar
berarah
di
daerah
timurlaut
10
11
hasil aktifitas
tektonik
Plio
- Pleistosen.
Elemen-elemen
Melange Kapur/Eosen
Tengah di
Indonesia
dan
Malaysia.
Menurut
12
pemisahan tersebut
Sembakung.
Di
atas
group
Formasi
Sembakung
secara
Formasi Sembakung
pada Paleosen/Eosen
Awal, terdiri
Eosen Tengah yang terdiri dari batulempung berfosil, karbonan kadangkadang mikaan. Formasi-formasi tersebut merupakan sikuen yang sangat
kompak, terlipat kuat dan tersesarkan.
2.4.2 Eosen Akhir/Oligosen (siklus 1)
Sedimen siklus-1 terdiri dari Formasi Sujau, Seilor dan Mangkabua
dan ketiganya menumpang secara tidak selaras di atas group Formasi
Sembakung dan menunjukkan hubungan menjemari ke arah timur dimulai
13
Formasi
Meliat berumur
Miosen
14
2. Formasi Tabul
Formasi
Tabul
menumpang
secara
selaras
di
atas
Formasi Meliat. Penebalan terjadi pada jalur SembakungBangkudulis. Secara umum Formasi Tabul, didominasi oleh
batupasir,
batulempung/serpih,
karbonan
dan beberapa
channel dengan
bagian
tepi
barat
batubara
berkembang sebagai
menjadi
tipis-tipis
15
Sedimen
siklus-4 disusun
yaitu Formasi
1. Formasi Tarakan
Formasi Tarakan memiliki kontak erosional dengan Formasi
Santul di bawahnya dan dicirikan oleh perselingan batupasir,
batulempung dan batubara. Batupasir umumnya berbutir sedang
sampai kasar, kadang-kadang
lempungan.
atau
Batubara
berkembang
lebih. Berdasarkan
berumur
Pliosen
konglomeratan,
data
tebal
lanauan atau
hingga
palinologi,
10-16
Formasi
ft
Tarakan
litoral.
2. Formasi Bunyu
Sedimen siklus-5 diwakili oleh Formasi Bunyu yang menumpang secara
tidak
selaras
berdasarkan
diatas
data
Formasi
palinologi,
Tarakan
terdiri
berumur
dari
Pleistosen/Kwarter
batupasir,
konglomerat
16
Gambar 2.3 Kolom stratigrafi Sub-Cekungan Tarakan (Internal report PertaminaMedco E&P, 2001
BAB III
PETROLEUM SYSTEM SUB CEKUNGAN TARAKAN
17
dan Naintupo.
Wight et al (1992,
dalam
Indonesia
Basins Summaries
bahwa dari kematangan termal dan geokimia, hanya gas yang bisa didapatkan di Formasi
Tabul, Santul dan Tarakan. Migrasi bekerja pada blok-blok yang terbentuk Mio-pliocene.
18
3.2 Reservoir
Karakteristik batuan yang terdapat pada Formasi Sembakung, Meliat/Latih,
Tabul, dan Tarakan/Sanjau menunjukkan potensial sebagai reservoir. Batuan
mempunyai kastika kasar dengan geometri sedimen deltaik yang penyebarannya
terbatas. Berdasarkan Indonesia Basins Summaries (2006), Formasi Meliat, Tabul,
Santul, dan Tarakan merupakan seri delta dengan batupasir berbentuk channel
dan bar. Formasi Meliat berisi batupasir dan shale dengan lapisan tipis batubara.
Kualitas reservoir
cukup luas. Formasi Tabul berisi batupasir, batulanau, shale dengan lapisan tipis
batubara. Tebal formasi mencapai 400-1500 m dan menebal ke arah timur. Formasi
Santul merupakan
ini didominasi
fasies delta
oleh
batupasir
front proksimal.
lapisan
tipis
Formasi
batubara.
20
yang
tudung
adalah
batuan
penyusun
21
3.4 Traps
Sistem perangkap hidrokarbon yang terdapat di Cekungan Tarakan
adalah perangkap stratigrafi karena adanya asosiasi litologi batuan sedimen halus
dengan lingkungan pengendapannya delta. Namun pada umur Plio-Pleistosen,
terjadi tektonik yang memungkinkan terbentuknya struktur geologi dan dapat terjadi
perangkap hidrokarbon yang berhubungan dengan syngenetic fault dan struktur
antiklin.
3.5 Migrasi
Model migrasi yang terjadi di Cekungan Tarakan disebabkan oleh sesar
normal dan sesar naik serta perbedaan elevasi. Samuel (1980, dalam Indonesia
Basins Summaries 2006) menyebutkan bahwa migrasi hidrokarbon bekerja pada
blok- blok yang terbentuk Mio-Pliosen. Hal itu juga didukung dengan waktu yang
tepat proses pematangan hidrokarbon pada Miosen Akhir dari Formasi Tabul
dan Tarakan
akibat
intrusi batuan
beku.
Pematangan
hidrokarbon
terjadi
22
BAB IV
KESIMPULAN
Tengah-Pliosen Akhir.
Trap, berasal dari Stratigrafi.Tetapi pada Pliosen-Plistosen terjadi
23