Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENUGASAN BELAJAR MANDIRI

Nama

: ESRA YANSEN KELIAT

Jabatan

: ASISTEN TEKNIK KEBUN

Bag/Unit

: KPARO (KEBUN AEK RASO)

Judul Penugasan

: MANAJEMEN PENGOLAHAN PABRIK

Tanggal

: 18 DESEMBER 2016

A. REFERENSI BUKU
No
1

Penulis
Iyung Pahan

Ir. Sunarko, M.Si

Judul Buku
Panduan Lengkap Kelapa Sawit:
Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir
Petunjuk Praktis Budi Daya &
Pengolahan Kelapa Sawit

Penerbit
Penebar
Swadaya

Tahun
2008

AgroMedia
Pustaka

2007

B. RANGKUMAN (SUMMARY)
Elaeis Guineensis Jacq berasal dari Afrika Barat dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia.
Tahun 1848 pemerintah Belanda mendatangkan empat batang bibit kelapa sawit dari Mauritius,
Afrika Barat dan Amsterdam dan masing-masing ditanam di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya
turunannya dipindahkan ke Deli, Sumatra Utara. Tahun 1911 tanaman kelapa sawit dibudidayakan
secara komersil oleh Adrien Hallet (Belgia) di Sungai Liput (Aceh) dan Pulu Radja (Asahan) dan
selanjutnya berkembang sampai ke Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pada tahun 1977/1978
mulai diperkenalkan Pola Perusahaan Inti Rakyat dalam bentuk proyek NES/PIR yaitu PIR Lokal,
PIR Khusus, PIR Trans dan Perkebunan Rakyat Swadaya.
Pada dasarnya buah kelapa sawit terbagi atas tiga jenis varietas yaitu Dura, Tenera, Psifera
PARAMETER
DURA
TENERA
PSIFERA
Tebal Cangkang (Shell)
28
0.5 4
0.00
Persentase daging thdp buah 33 35
66 90
100
Peralihan dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) pada
usia tanaman 28 36 Bulan dan 60% TBS telah memiliki berat tandan minimal 3 kg. Jarak tanaman
kelapa sawit dilapangan 9.0 m x 7.8 m yang membentuk segitiga sama sisi. Jumlah pohon dalam
satu hektar efektifnya ditanami 143 pohon. Berikut disajikan material balance dari setiap varietas
tanaman kelapa sawit yang berkembang:
Persentase thdp TBS
Mesocarp
Nut
Fresh Kernel
Shell
Palm Oil (Rend)
Palm Kernel Oil (Rend)

DURA
CONGO
40
60
12
48
19.6
5.3

DURA
DELI
60
40
8
32
29.4
3.6

TENERA
CAMERUN
72
28
10
18
35.3
4.5

TENERA
CONGO
80
20
8
12
39.2
3.6

PISIFERA
100
0
0
0
49
0

Dalam proses pengolahan kelapa sawit material balance TBS sangat diperlukan untuk memastikan
proses produksi berjalan sesuai dengan norma dan tidak ada kehilangan (losis). Berikut disajikan
Material Balance DXP (Tenera):
FIBRE (12)

MESOCARP (51)

MINYAK (23)

BUAH
TERPIPIL
(63)
TANDAN
BUAH
REBUS
(88)
TBS
(100)

AIR (16)

KERNEL (5)
TANDAN
KOSONG(25)

BIJI (12)

KONDENSAT
(12)

CANGKANG
(7)

Kinerja pengolahan Pabrik Kelapa Sawit dapat dituangkan dalam beberapa bentuk kriteria yang
dituangkan dibawah ini:
No.
Kriteria Kinerja PKS
Formula
Norma (%)
1
Efisiensi Kapasitas Olah
Kap. Real / Kap. Terpasang
Diatas 95
2
Efisiensi Jam Olah
Jam Olah Efektif / Jam Olah tersedia Diatas 85
3
Efisiensi Pengutipan Minyak
Rend. / (Rend + Losis)
Diatas 92.6
4
Efisiensi Pengutipan Kernel
Rend. / (Rend + Losis)
Diatas 89.6
Untuk kebutuhan lahan Pabrik Kelapa Sawit 30 ton TBS/Jam extendable 60 tom TBS/Jam
diuraikan sebagai berikut:
No
Lahan Untuk
Luas Lahan (Ha)
1
Pabrik + Fasilitas (Kantor + Labor + Teknik + dsb)
7
2
Effluent Treatment
5
3
Bangunan Sosial dsb
3
4
Perumahan Staff
2
5
Perumahan Karyawan
4
Jumlah
21
ANALISA NERACA PANAS & DAYA LISTRIK PALM OIL MILL
Bahan bakar utama Pabrik Kelapa Sawit 30 ton TBS/Jam:
1. Serabut (Fibre) 17.5% x TBS = 5250 kg/jam
2. Cangkang (Shell) 7.5% x TBS = 2250 kg/jam
3. Tandan Kosong (Empty Bunch) digunakan sebagai cadangan
LVH (Low Heating Value) Serabut = 2,817.9 kcal/kg
LVH (Low Heating Value) Cangkang = 3,840 kcal/kg
Total ketersediaan kalor pada pabrik kelapa sawit 30 ton TBS/Jam adalah 23,433,975 kCal/jam

ANALISA KONSUMSI BAHAN BAKAR BOILER


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Quality Steam
Quantity Steam
Tekanan Kerja
Temp. Kerja Uap
Enthalpy Air Boiler (Hv)
Temp. Kerja Air Umpan
Enthalpy Air Umpan (Hi)
Efisiensi Boiler

: Superheated Steam (Uap Panas Lanjut)


: 25,000 kg/hour (Kapasitas Boiler)
: 21 kg/cm2
: 2700 Celc
: 2950.93 kJ/kg = 705 kCal/kg
: 700 Celc
: 294.7 kJ/kg = 70 kCal/kg
: 75% (approximation)

Konsumsi kalor (energy) pada boiler adalah:


(

25,000 (705 70)


0.75

= 21,166,666 kCal/Jam
Neraca panas sisa adalah = 23,433,975 kCal/Jam 21,166,666 kCal/Jam = 2,267,309 kCal/Jam

Pemakaian Bahan Bakar untuk pembangkit listrik/uap di PKS


No
1
2
3

Mesin
Genset
Turbin
Boiler

Bahan Bakar/Bln
Diesel
Steam
Fibre & Shell

Satuan
Liter/kWh
kg/kWh
kg/kWh

Jumlah
0.16
24
0.4

ANALISA KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK


1.
2.
3.
4.
5.

Kehilangan steam
Steam utk pompa
Steam real tersedia
Steam Consumption Rate
Total Daya Tersedia

: 500 kg/jam
: 900 kg/jam
: 25,000 900 500 = 23,600 kg/jam
: 24 kg/kWh (Specific Steam Consumption)
: 983 kW

KEBUTUHAN UAP PKS 30 TON TBS/JAM


NO
1
2
3
4
5
6
7
8

INSTALASI
Rebusan
Digester
COT
VCT
Sludge Tank
Hot Water Tank
Silo Kernel
Deaerator
Total PKS

Uap (kg/jam)
8100
2400
1050
900
1200
1500
1500
1350
18000

Uap (kg/ton TBS)


270
80
35
30
40
50
50
45
600

KEBUTUHAN AIR PKS 30 ton TBS/JAM


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
Supply
Sisa

INSTALASI
Domestik
Boiler (termasuk blow-up)
Hydrocyclone/Claybath
Cooling Water
Kebersihan Pabrik, boiler, workshop
Screw Press
Lain-lain
Jumlah

AIR (m3/Jam)
20
25
2
10
5
2
9
73
100
27

Air (m3/Ton TBS)


0.67
0.83
0.07
0.34
0.17
0.07
0.3
2.4
Sisa > 20% masih OK

PERENCANAAN KOLAM LIMBAH (IPAL)


1.
2.
3.
4.
5.

Kapasitas Olah
Jam olah /hari
Volume Limbah
BOD air limbah
Produksi air limbah/hari

No.
1
2
3

Keluar dari Kolam


PRIMER POND (PP)
SEKUNDER POND (SP)
FAKULTATIF POND (FP)

No.
1
2
3

Kolam
PP
SP
FP

: 30 ton TBS/Jam
: 20 Jam/hari
: 70% dari TBS Olah
: 20,000 mg/L = 20 kg/m3
: 30 ton TBS/Jam x 20 Jam/hari x 70% = 420 ton/hari
BOD (mg/L)
1000
500
200

Vol Limbah x Beban BOD


420 x 20
420 x 1.0
420 x 0.5

BOD (kg/m3)
1
0.5
0.2
BOD (kg)
8,400
420
210
Total

Max BOD Load (kg/m3)


0.40
0.10
0.03
Vol Kolam (m3)
21,000
4,200
7,000
32,200

Waktu retensi limbah adalah = 32,200/420 = 76.6 hari (77 hari)


Dengan catatan:
Kedalaman kolam Primer
: 5.5 meter
Kedalaman kolam Skunder
: 5.5 meter
Kedalaman kolam Fakultatif
: 3 meter
FAKTOR PENYEBAB KENAIKAN ALB (FFA)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB (asam lemak bebas) dalam
minyak sawit antara lain:
1. Pemanen buah sawit yang tidak tepat waktu
2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan
3. Penumpukan buah yang terlalu lama
4. Proses hidrolisa selama pengolahan di pabrik (maks. 0.3%) dan penyimpanan di
tangki timbun (0.2% per-bulan dalam kondisi standard)
Berikut disajikan hubungan antara efek moisture dengan kenaikan ALB selama penyimpanan di
tangki timbun pada temperature 500 Celc (ALB awal 2.43%)

No.
1
2
3
4
5

Moisture Content (%)


0.24
0.20
0.15
0.10
0.08

Kenaikan FFA pada 10 hari


terakhir
0.124
0.103
0.077
0.052
0.041

Kenaikan FFA pada 30


hari terakhir
0.39
0.32
0.24
0.16
0.12

Berikut disajikan hubungan antara efek temperature dengan kenaikan ALB pada Moisture Konstant
(ALB awal 6.44% dan Moisture 0.08%)
Kenaikan FFA pada 10 hari
Kenaikan FFA pada 30
No.
Temperatur (Celc)
terakhir
hari terakhir
1
50
0.097
0.30
2
40
0.208
0.64
3
30
0.412
1.31
KRITERIA MATANG PANEN, RENDEMEN DAN ALB VARIETAS TENERA
KRITERIA MATANG

FRAKSI

BERODOLAN
LUAR LEPAS (%)
0
1 12.5
12.5 25
25 50
50 75
75 100
Buah dalam lepas

SANGAT MENTAH
F00
MENTAH
F0
KURANG MATANG
F1
MATANG I
F2
MATANG II
F3
LEWAT MATANG I
F4
LEWAT MATANG II
F5
Berondolan Segar
Berondolan Busuk
Norma Pengutipan berondolan thdp TBS

TBS DIPANEN
MAKS (%)
0
0
20
35
30
10
5

REND
(%)
14
18
21.6
22.6
23.1
22.9
21
45
35

ALB
(%)
1.5
1.6
1.7
1.8
2.1
2.6
3.8
3.5-4.6
15

12.5

C. RENCANA TINDAK LANJUT


NO

RENCANA TINDAK LANJUT

LANGKAH PENERAPAN

JADWAL

Menerapkan sistem pengendalian


limbah IPAL Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
sesuai dengan norma dan
perundangan yang berlaku

Maret 2017

Menentukan jumlah limbah


cair real disuatu unit
tertentu
Menentukan kebutuhan
volume kolam Primer,
Skunder dan Fakultatif
Menyusun daftar satuan
penting (BOD, COD, dsb)
utk monitoring IPAL
Menyusun biaya dan
tenaga yang efektif untuk
IPAL PKS

Mengevaluasi jumlah CPO yang


dihasilkan dari pengolahan TBS
dengan menggunakan norma tahun
tanam agar tidak ada anggaran Rend
CPO & Inti yang terlalu tinggi.

Karena sering kasus kekurangan


cangkang di PKS, maka akan dianalisa
kembali material balance uap, efisiensi
teknis alat, dan ketersediaan bahan
bakar berdasarkan varietas tanaman
pada unit tertentu

Membuat data tahun


tanam dan varietas TBS
yang masuk ke suatu unit
Memberikan potensi rend
pada TBS yang diolah
diunit PKS tertentu

April 2017

Menentukan nilai pasti dari


material balance TBS
(cangkang dan fiber)
Memastikan
pendistribusian uap agar
tepat sasasran
Evaluasi perawatan dan
kinerja pesawat uap

Mei 2017

Diketahui oleh:
Atasan Langsung

Dilaporkan oleh:

MUHAMMAD NUH, SP
Manajer KPARO

ESRA YANSEN KELIAT


Asisten Teknik Kebun

Anda mungkin juga menyukai