Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap

bahwa

kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian


wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan
kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan
yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam
kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus

berbagai reaksi

psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan


jiwa yang berat.
perubahan psikologis selama masa nifas tidak terlepas dari
meningkatnya kesehatan ibu. Seorang ibu yang baru melahirkan pada
umumnya di gambarkan tampak gembira, penuh cinta kasih, dan sangat
tenang. Tetapi apakah semua ibu memiliki perasaan yang sama?
Sebenarnya, tidak semua ibu menunjukkan gambaran emosi yang sama
seperti perasaan sedih, cemas, bahkan depresi, salah satu perubahan psikis
yang umum terjadi selama masa nifas yaitu postpartum blues
Dewasa ini post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut
maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma
gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu petama setelh
persalinan dan ditandai dengan gejala-gejala seperti : reaksi deprsi/sedih,
menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan,
cenderung menyalahkan diri sendiri , gangguan tidur dan gangguan nafsu
makan . Gejala-gejala ini muncul setelah persalinan dan pada umumnya
akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari .
Namun pada beberapa kasus gejala-gejala tersebut terus bertahan dan baru
1

menghilang setelah beberapa hari, minggu atau bulan kemudian bahkan


dapat berkembang menjadi
keadaan yang lebih berat.
1.2

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

1.3

Apa saja fase perubahan psikologi pada ibu postpartum ?


Apa pengertian dari postpartum blues?
Apakah faktor penyebab postpartum blues?
Apakah gejala-gejala postpartum blues?
Bagaimana cara megatasi postpartum blues?

Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

1.4

Mengetahui fase perubahan psikologi pada ibu post partum


Mengetahui pengertian dari postpartum Blues
Mengetahui faktor penyebab postpartum
Mengetahui gejala-gejala postpartum blue
Mengetahui cara mengatasi postpartum blues

Manfaat
Kita bisa mengetahui apa yang disebut postpartum blues sehingga
kita dapat menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang
menyebabka postpartum blues sehingga ibu tidak mengalami postpartum
blues kemudian kita juga dapat mengetahui gejala-gejala yang terjadi pada
ibu yang mengalami postpartum blues sehingga kita dapat melakukan
tindakan segera sehingga postpartum blues tidak lebih buruk.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Perubahan Psikologis pada Postpartum


Fase-fase perubahan psikologi pada ibu pasca partum Seorang ibu yang

berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan


fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang
baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:

Taking in
2

Dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak
bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang
berlangsung 1 sampai 2 hari.

Taking hold
Dimana pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Fase ini berlangsung 3-10 hari.

Fase letting-go
Dimana ibu sudah dapat menyesuaikan diri,merawat diri dan
bayinya,serta kepercayaan dirinya sudah meningkat(menerima tanggung
jawab). Fase ini berlangsung 10 hari seteah melahirkan.(dewi;2013)
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi
pada seorang ibu yang baru melahirkan

2.2

Pengertian Postpartum Blues


Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi

pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan
psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga
kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum
nonpsikosis, dan psikosis pascapartum.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau
pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai
kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan
yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang
tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah
menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini
sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak
segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada
bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga
disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan
afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
3

2.3

Faktor Penyebab Postpartum Blues


Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini

belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum
karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase
yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :
1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak
atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
7. Takut tidak menarik lagi bagi suaminya
8. Kelelahan, kurang tidur
9. Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya
10. Kekecewaan emosional (hamil,salin)
11. Rasa sakit pada masa nifas awal
Cycde (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa depresi postpartum
tidak berbeda secara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan
4

emosional. Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan


penyebab tapi pencetus timbulnya gangguan emosional.
Nadesul (1992), penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan
adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan
kehamilan dan persalinan. Sarafino (Yanita dan Zamralita, 2001), faktor lain yang
dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut,
yang mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang
overprotective, kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan
dalam pernikahan. Perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan
terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan
seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan
munculnya gejala depresi.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh LlewellynJones (1994),
karakteristik wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah : wanita
yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, wanita yang berasal dari
keluarga yang kurang harmonis, wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari
suami atau orangorang terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan, wanita
yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya
kurang komunikasi dan informasi, wanita yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor penyebeb depresi
postpartum sebagai berikut :
1. Faktor konstitusional. Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas
adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta
apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi
lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita
blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi,

kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham
perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.
2. Faktor fisik. Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya
gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik
dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan
hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh
pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun
secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3. Faktor psikologis. Peralihan yang cepat dari keadaan dua dalam satu pada
akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada
penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001),
mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini
untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak..
4. Faktor sosial. Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman
yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu ibu, selain
kurangnya dukungan dalam perkawinan.
Menurut Kruckman (Yanita dan zamralita, 2001), menyatakan terjadinya
depresi pascasalin dipengaruhi oleh faktor :
1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat
kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut
terlalu cepat atau terlalu lambat.
2. Karakteristik ibu, yang meliputi :
a.

Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat
bagi seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 2030 tahun,
dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi
oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat
kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental
perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.
6

b.

Faktor pengalaman. Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang


dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa
depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,
mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan
bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat
menimbulkan stres. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters
yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan
hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi
pertama.

c.

Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi


tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang
memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar
rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari
anakanak mereka (Kartono, 1992).

d.

Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan,


serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga
semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka
akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan
perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.

e.

Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat


kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena
kehamilannya sedikit banyak berkurang.

2.4

Gejala-gejala Postpartum Blues


Gejalagejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap
seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah
melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :

Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia,

Tidak sabar,

Penakut,

Tidak mau makan,


7

Tidak mau bicara,

Sakit kepala sering berganti mood,

Mudah tersinggung ( iritabilitas),

Merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan,

Tidak bergairah,

Tidak percaya diri,

Khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati,

Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan,

Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja
dilahirkan,

Merasa tidak menyayangi bayinya,

Insomnia yang berlebihan.


Gejala gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya

akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun
jika masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut
postpartum depression.
2.5

Mengatasi Postpartum Blues

Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau


keluarga untuk selalu memperhatikan si ibu

Menu makanan yang seimbang

Olah raga ringan secara teratur

Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan
bayinya.

Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami

Rekreasi

Cukup istirahat

Menghindari perubahan hidup yang drastis

Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah dialami dan
berusaha melakukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik.

Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang profesional agar


dapat memfasilitasi faktor resiko lainnya selama nifas dan membantu
dalam melakukan upaya pengawasan.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Perubahan fase psikologi postpartum dapat dibagi menjadi empat yaitu
taking in yatu fase 1-2 hari dimana ibubanyak bercerita tentang pengalamannya,
9

taking hold fase berlangsung 3-10 hari dimana ibu merasa khawatir tidak bisa
merawat bayi dengan baik, dan fase letting-go fase yang berlangsung 10 hari
dimana ibu sudah dapat menyesuaikan diri .
Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang
bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak
tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah
menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit, bila tidak
segera diatasi bisa berlanjut pada depresi, sering tampak dalam minggu pertama
persalinan.
Faktor yang diduga menyebabkan postpartum blues adalah faktor
hormonal. faktor demografi, faktor pengalaman, faktor latar belakang, faktor
psikologis seperti takut kehilangan bayi atau kecewa dengan bayinya, lingkungan,
kurangnya support, riwayat keluarga, hubungan keluarga, suami, kelelahan,
kurang tidur, cemas, rasa sakit dan sebagainya
Gejala-gejala postpartum blues yaitu sering tiba-tiba menangsi, tidak
sabar, penakut, tidak mau makan dan bicara, sakit kepala, sering berganti mood,
mudah tersinggung, tidak bergairah, merasa tidak meyayanggi bayinya dan
sebagainya. postpartum blues bisa diatasi dengan rekreasi, istirahat yang cukup,
support keluarga dan sebagainya

3.2

Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami konsep
dasar postpartum blues dan bagaimana penerapan asuhan yang tepat diberikan
kepada pasien yang menderita masalah tersebut. Setelah diketahui bagaimana
asuhan yang benar maka diharapkan postpartum blues ini berkurang atau dapat
ditangani dengan benar. Selain itu, diharapkan pembaca dapat membagi informasi

10

ini kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan ilmunya saat di lapangan


nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
Gant, N.F & Cunningham, F.G. 2011. Dasar-Dasar Ginekologi & Obstetri.
Jakarta: EGC.
Adele Pilliters. 2002. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
11

Wiknjosastro, H, Saifudin, BR, dan Rachimhadhi, T. 1999. Ilmu Kebidanan.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Wilkinson, G. 1992. Buku Pintar Kesehatan : Depresi. Jakarta : Arcan.

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar Dftar Isi
    Kata Pengantar Dftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Dftar Isi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • SAP Hipertensi
    SAP Hipertensi
    Dokumen8 halaman
    SAP Hipertensi
    rendhut
    89% (9)
  • Kata Pengantar Dftar Isi
    Kata Pengantar Dftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Dftar Isi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Stres
    Stres
    Dokumen7 halaman
    Stres
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen18 halaman
    Isi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Dokumen7 halaman
    Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Muhamad Yusuf Pratama
    Belum ada peringkat
  • Alyn Titip Sosio
    Alyn Titip Sosio
    Dokumen3 halaman
    Alyn Titip Sosio
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Este Tika
    Este Tika
    Dokumen3 halaman
    Este Tika
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Silabus Prsit DN Mikro 2014
    Silabus Prsit DN Mikro 2014
    Dokumen4 halaman
    Silabus Prsit DN Mikro 2014
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia
    Bahasa Indonesia
    Dokumen3 halaman
    Bahasa Indonesia
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Busty NG
    Busty NG
    Dokumen6 halaman
    Busty NG
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Dokep KLP 6
    Dokep KLP 6
    Dokumen11 halaman
    Dokep KLP 6
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Role Play 4
    Role Play 4
    Dokumen4 halaman
    Role Play 4
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen3 halaman
    Materi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen4 halaman
    Agama
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia Kuliah
    Bahasa Indonesia Kuliah
    Dokumen5 halaman
    Bahasa Indonesia Kuliah
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Rematik New
    Leaflet Rematik New
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Rematik New
    Jhony Deep
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen30 halaman
    Isi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar1
    Kata Pengantar1
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar1
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Jangan Lupa Isi Air
    Jangan Lupa Isi Air
    Dokumen2 halaman
    Jangan Lupa Isi Air
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Lansia
    Pengertian Lansia
    Dokumen5 halaman
    Pengertian Lansia
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen4 halaman
    Agama
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii1
    Bab Ii1
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii1
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen18 halaman
    PEMBAHASAN
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen18 halaman
    PEMBAHASAN
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen18 halaman
    PEMBAHASAN
    Tantix's Seororo
    Belum ada peringkat