AL-FARABI
MAKALAH
diajukan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Filsafat Islam
yang dibina oleh Bapak Dr. Asep Sulaiman, M.Pd.
dan Bapak Dr. Mahpudin Noor, M.Si.
Oleh:
Fahmi Ulfa Darojat
NIM: 1135010049
Ikhsan Ramadan
NIM: 1135010063
Irmawati Fanfada
NIM: 1135010070
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam
semoga tercurah limpah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing mata kuliah Filsafat
Islam Bapak Dr. Asep Sulaiman, M.Pd. dan Bapak Dr. Mahpudin Noor, M.Si.
sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis
mengajar Filsafat Islam.
Penulis memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi
bahasa maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan
datang.
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Al-Farabi
B. Karya-karya Al-Farabi
C. Filsafat Al-Farabi
1. Metafisika
2. Jiwa
3. Psikologi dan Pengetahuan Kenabian
4. Filsafat Kenegaraan
5. Filsafat Praktis
6. Logika dan Filsafat Bahasa
3
3
4
5
6
7
7
8
9
9
11
DAFTAR PUSTAKA
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena
dilengkapi akal dan pikran sebagiman yang tidak dimiliki oleh hewan,
tumbuhan, serta makhluk yang lain. Oleh karena itu, manusia selalu memiliki
rasa ingin tahu yang besar terhadap fenomena alam yang ada disekitarnya.
Dengan
penyebab atau kebenaran yang hakiki dibalik segala fenomena alam yang terjadi.
Mulai dari sinilah, muncul yang disebut dengan filsafat. Filsafat merupakan
induk dari semua ilmu pengetahuan. Karena melaui filsafat inilah seseorang
mulai mencari kebenaran.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia. Philein yang berarti
mencintai dan shopia berarti kebijaksanaan. Jadi philosophia artinya mencintai
kebijaksanaan. (Arab: Muhibbu al-Hikmah; Inggris: Love of Wisdom). Akan
tetapi dalam lisan Arab kata Sophia dipindah kedalam bahasa mereka dengan
kata hikmah.
Kebijaksanaan atau pengetahuan sejati itu tidak didapati oleh satu orang
saja. Secara histori, setelah datang seorang folosof (orang yang berfilsafat),
kemudian muncul filosof lain yang mengoreksi temuan filosof pertama dan
mengajukan gagasan pembaruan dari yang sebelumnya, demikian seterusnya
selama kehidupan berlangsung. Ini adalah refleksi potensi kemanusiaan yang
telah dianugerahkan oelah Allah SWT yaitu akal, intuisi, alat indera, dan
kekuatan fisik.1
Jadi secara sederhana dapat dikatakan, filsafat adalah hasil kerja berpikir
dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal.
Sedangkan dalam filsafat Islam sendiri adalah hasil pemikiran filsuf tentang
ketuhanan, kenabian, manusia dan alam yang disinari oleh ajaran islam dalam
suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis yang diciptakan oleh ahli pikir
Islam.2
1 Dr. Hasyimsyah Nasution, MA. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, Hlm.
1-2.
1
Menurut sejarah banyak sekali filsuf Islam yang muncul seperti al-Kindi,
Al-Razi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Ryusd, Al-Farabi dan lain-lain. Akan tetapi
pada makalah ini, penulis akan focus membehas filsuf Islam yakni Al-Farabi.
Beliau pada zamannya termasuk seorang filsuf yang sangat terkenal bahkan ada
yang menyebutnya sebagai Muallim Assani (Guru besar filsafat kedua setelah
Aristoteles). Ia berasal dari daerah Farab wilayah Turkistan. Pada masanya,
beliau dapat dibilang filsuf terbesar yang memilki banyak keahlian di banyak
bidang keilmuan seperti bahasa, matematika, kimia, astronomi, ilmu alam,
music, manthiq dan sebagainya. Beliau juga sekaligus peletak dasar filsafat
dibeberapa cabang keilmuan yang nantinya akan dibahas oleh penulis
diantaranya yaitu tentang ketuhanan, filsafat kenegaraan, filsafat praktis serta
filsafat logika dan bahasa yang tentu akan sangat menarik jika dibahas nanti.
Berdasarkan ulasan latar belakang inilah penulis mengambil judul AlFarabi pada karya tulis ini, semoga dengan mengetahui lebih dalam tentang
cara berfilsafat al-Farabi dapat memberikan kita tambahan ilmu yang luar biasa
yang nantinya dapat kita gunakan dalam kehidupan yang Islami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Al-Farabi?
2. Apa saja dan bagaaimanakah karya-karya Al-Farabi?
3. Bagaimana Filsafat Al-Farabi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Al-Farabi
Abu Muhammad Ibn Muhammad Ibn Takhan Ibn Auzalagh atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Al-Farabi dilahirkan pada tahun 257 H atau 870 M dan
meninggal pada tahun 950 M atau pada tahun 258 H 339 H. sebagai suatu
2 Muhammad Athaif al-Iraqi, Al-Falsafah al-Islamiya, Kairo: Dar al-Maarif, 1978, Hlm.
19-20.
2
3 Poerwantana, dkk, Seluk-beluk Filsafat Islam, Bandung: Rosdakarya, 1988, Hlm. 133.
4 Dr. Hasyimsyah Nasution, MA. Ibid., Hlm. 32.
3
logika. Guru logika yang kedua yang dimiliki Al-Farabi adalah muridnya yang
bernama Yahya ibn Adi.
Al-Farabi tinggal di Bagdhat selama kurun waktu 20 tahun dan kemudian ia
pun tertarik dengan pusat kebudayaan yang lain di Aleppo. Disana, tempat
orang-orang pandai dan para sarjana. Istana Saif Al-Daulah berkumpul para
penyair, ahli bahasa, philosof dan sarjana sarjana kenamaan lainnya. Tetapi ia
memilih hidup sederhana (Zuhud) tidak tertarik dengan kemewahan dan
kekayaan.5
Al-Farabi hidup pada zaman ketika situasi politik dan kekuasaan
Abbasasiyah diguncang oleh berbagai gejolak, pertentangan dan pemberontakan.
Diperkirakan erat kaitannya dengan situasi politik yang demikian kisruh, alFarabi gemar berhalwat, menyendiri, dan merenung. Ia merasa terpanggil untuk
mencari pola kehidupan bernegara dan bentuk pemerintahan yang ideal.6
Karena begitu mendalam penyelidikanya tentang filsafat Yunani terutama
mengenai filsafat Plato dan Aristoteles, sehingga ia digelari julukan Mu alim
Tsani
kepada Aristoteles,
disebabkan usaha Aristoteles meletakkan dasar ilmu logika yang pertama dalam
sejarah dunia.
B. Karya-karya Al-Farabi
Al-Farabi dikenal sebagi filsuf Islam yang terbesar memiliki keahlian dalam
bidang keilmuan, seperti bahasa, matematika, logika, manthiq dan sebagainya.
Sebagian besar karyanya hilang, dan yang masih bisa dibaca dan dipublikasikan
kurang lebih 30 judul saja, diantaranya yaitu:
1. Al-Jamu baina Rayay al-Hakimain Alflatun wa Arissthu;
2. Tahiq Ghard Aristu fi kitab ma Bada Ath-Thabiah;
3. Syarah Risalah Zainun al-KAbir al-Yunani;
4. At-Taliqat;
5. Risalah fima Yajibu Marofat Qabla taallumi al-Falsafah;
6. Kitab Tahsil as-Saadah;
7. Risalah fi Istbat al-Mufaraqah;
8. Uyun al-Masail;
9. Ara Ahl-al-Madinah al-Fadilah;
10. Ihsa al-Ulum wa at-Tarif bi Aghradita;
11. Maqalat fi Maani Aql;
5 Dedi Supriyadi, M.Ag. Pengantar Filsafat Islam, Bandung :Pustaka Setia, 2009, Hlm. 81.
6 Ibid., Hlm. 83.
4
yang
memuaskan.
Sebaliknya
al-Farabi telah
menciptakan suatu system filsafat yang jauh lebih lengkap seperti peranan yang
dimiliki Plotinus bagi dunia Barat. 7
C. Filsafat Al-Farabi
Al-Farabi memiliki beberapa substansi pemikiran diantaranya:
1. Pemaduan Filsafat
Dalam pemikirannya al-Farabi berusaha untuk memadukan beberapa aliran
filsafat yang berkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles,
dan Plotinus, juga antara agama dan filsafat. Oleh karenanya dalam hal akhlak
dan politik ia dpengaruhi oleh Plato, dalam logika dan fisika ia dipengaruhi oleh
Aristoteles, sedangkan dalam hal metafisika ia dipengaruhi oleh Plotinus.
Ini sebenarnya adalah usaha yang dilakukan al-Farabi kea rah sinkretis.
Karena ia percaya bahwa aliran-aliran filsafat dari seorang filosof pada
hakikatnya adalah satu, meskipun hasilnya beragam.8
Adapun perbedaan antara agama denga filsafat, tidak selalu ada karena
keduanya mengacu pada kebenaran, dan kebenaran itu adalah satu, kendati
posisi dan cara mendapatkannya berbeda. Yang satu menawarkan kebenaran
yang lain mencari kebenaran. Tetapi kebenaran yang berada dalam keduanya
adalah serasi karena bersumber dari akal yang katif. Dengan demikian, filsafat
Yunani tidak bertentangan secara hakikat dengan jaran Islam. Hal ini tidak
berarti Alfarabi mengagungkan filsafat dari agama. Ia tetap mengakui bahwa
ajaran Islam mutlak kebenarannya.9
2. Metafisika
7 Ibid., Hlm. 84.
8 Ibrahim Madkour, Al-Farabi A History of Muslim Philosophy, Wiesbaden: Otto
Harrassowitz, 1963, Hlm. 456.
5
12 http://abibaba7.blogspot.com/2009/04/biografi-singkat-al-farabi.html
13 http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Farabi
14 Hasyimsyah Nasution, MA. Ibid., Hlm.44.
7
Salah satu pokok dalam karya al-Farabi adalah menguraikan antara logika
filsafat dengan tata bahasa umum. Hal ini kita bisa lihat di kitab al-Huruf dan
Kitab al-Alfazh al-Mustamalah fi al-Mantiq.
Realitas historis masuknya filsafat ke dalam bahasa Arab dari suatu bahasa
dan budaya asing , masuknya bahasa Yunani kuno dan munculnya kesulitan
akibat kebutuhan akan kosa kata filsafat dalam bahasa Arab, menjadi isu penting
bagi filsuf Arab awal, termasuk guru dan murid al-farabi sendiri. Jadi melalui
karya logika al-FarabI menggambarkan salah satu usaha sistematis untuk
menyelaraskan pendekatan-pendekatan yang saling berlawanan dalam studi
bahasa.
Oleh karenanya, al-Farabi meletakkannya dalam suatu bagian karyanya
yang terkenal Ihsha al-Ulum, engan menegaskan bahwa logika dan tata bahasa
merupakan dua ilmu berdasarkan kaidah yang terpisah, masing-masing terletak
di ruang lingkup permasalahannya sendiri.
Jadi benar apa yang dikatan oleh al Farabi bahwa, Untuk menjadi filsuf
yang betul-betul sempurna, seseorang harus memilki ilmu-ilmu teoritis dan
daya untuk menggali ilmu-ilmu itu demi kemanfaatan orang lain sesuai dengan
kapasitas mereka. 17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Abu Muhammad Ibn Muhammad Ibn Takhan Ibn Auzalagh atau yang lebih
dikenal dengan sebutan al-Farabi dilahirkan pada tahun 257 H atau 870 M dan
meninggal pada tahun 950 M atau pada tahun 258 H - 339 H. Sebagai suatu
sistem pembangunan filsafat, al-Farabi telah membaktikan hidup dan
pemikirannya pada masyarakat dunia Islam dan tidak terkecuali bagi kaum
nasrani dan yahudi. Al-Farabi merupakan seorang filusuf muslim yang menjauhi
dunia politik, keramaian dan gaungan serta kericuhan masyarakat. Ia telah
membuahkan karya dan pemikirannya yang sampai sekarang banyak dianut oleh
masyarakat barat dan timur.
Karya-karya al-Farabi diantaranya:
1. Al-Jamu baina Rayay al-Hakimain Alflatun wa Arissthu,
2. Tahiq Ghard Aristu fi kitab ma Bada Ath-Thabiah,
3. Syarah Risalah Zainun al-KAbir al-Yunani,
4. At-Taliqat,
5. Risalah fima Yajibu Marofat Qabla taallumi al-Falsafah,
6. Kitab Tahsil as-Saadah,
7. Risalah fi Istbat al-Mufaraqah,
8. Uyun al-Masail,
9. Ara Ahl-al-Madinah al-Fadilah,
10. Ihsa al-Ulum wa at-Tarif bi Aghradita,
11. Maqalat fi Maani Aql,
12. Fushul al-Hukm,
13. Risalat al-Aql,
14. As-Siyasah al-Madaniyah,
15. Al-Masail al-Falsafiyah wa al-Ajwibah Anha.
Al-Farabi berfilsafat dalam beberapa hal diantaranya, tentang metafisika,
jiwa, psikologi dan pengetahuan kenabian, filsafat kenegaraan, filsafat praktis,
logika dan filsafat bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Athaif al-Iraqi, Muhammad. 1978. Al-Falsafah al-Islamiya. Kairo: Dar al-Maarif.
Madkour, Ibrahim. 1963. Al-Farabi A History of Muslim Philosophy. Wiesbaden:
Otto Harrassowitz.
10
11