Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGUKUR KADAR AIR PADA JARINGAN TUMBUHAN

I KADEK PUTRA ASTAWA


NPM 1603010304

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2016
MENGUKUR KADAR AIR PADA JARINGAN TUMBUHAN

Oleh
I KADEK PUTRA ASTAWA, NPM 1603010304
Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hindu Indonesia, Denpasar

1. ABSTRAK
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua makhluk hidup. Air
merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang dapat mempengaruhi kualitas bahan
pangan itu sendiri. Rendahnya kadar air suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor yang
dapat membuat bahan menjadi awet (Winarno, 1983). Pengukuran kadar air dalam suatu bahan
sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar
air adalah bidang pertanian.
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan
Kata Kunci :
2. PENDAHULUAN
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua makhluk hidup. Air
merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang dapat mempengaruhi kualitas
bahan pangan itu sendiri. Peningkatan jumlah air dapat mempengaruhi laju kerusakan bahan
pangan oleh proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Rendahnya kadar air suatu bahan
pangan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat bahan menjadi awet (Winarno,
1983). Tumbuhan yang mampu memelihara turgiditas (mempertahankan air) akan memiliki
keunggulan fisiologis karena dapat melangsungkan pertumbuhan pada kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan.
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.
Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian.
Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu
beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras, mutunya
semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil
mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu
diketahui untuk biji-bijian yang lain (Winarno, 1983).
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan
kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air

seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang
dengan kelembaban relatif. Pada istilah kadar air, terdapat juga kadar air keseimbangan.
Kadar air keseimbangan adalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan ke udara
sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air keseimbangan dapat
digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat dicapai pada proses pengeringan
dengan tingkat suhu dan kelembaban udara relatif tertentu atau bisa juga disebut dengan
kadar air minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada
suhu dan kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989).
Sedangkan pada tanaman berat basah adalah berat mula-mula. Berat kering adalah
berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara
mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan
akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan
berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian
diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat
bervariasi, tergantung dari jenis tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ (Ellya,
2009). Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di gunakan
untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih
baik. (Fardiaz, Dkk, 1980).
Hasil penelitian Nurlaini (2014) tentang penentuan kadar air tumbuhan didapatkan
bahwa kadar air pada daun Allamanda cathartica adalah 0,63% dengan berat kering 3,66
gram dan daun Mimosa pudica adalah 0,61% dengan berat kering 3,87 gram dimana berat
awal semua daun yang digunakan adalah 10 gram. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk
mengetahui kadar air pada tumbuhan dilakukan sebuah percobaan dengan menggunakan
daun tumbuhan dimana sampel daun yang digunakan adalah daun jambu air, daun sirih,
daun pandan, daun rambutan, dan daun papaya dengan berat awal adalah 1 gram. Sampel
daun tersebut akan diukur berat sebelum pengeringan dan setelah pengeringan dalam oven
selama 12 jam pada suhu 70o C, dimana hasil pengukuran tersebut akan digunakan untuk
menentukan kadar air pada tumbuhan tersebut. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui kadar air dalam persen pada suatu tumbuhan.
3. BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun pucuk, daun dewasa, dan
daun tua dari daun jambu air, daun sirih, daun pandan, daun rambutan, dan daun pepaya.
Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah amplop, oven, tissue, neraca
analitik (timbangan) dan pisau.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan metode oven pengering,
dimana daun yang akan diukur kadar airnya dimasukkan kedalam oven dengan suhu 70 o C

yang digunakan sebagai penguap air yang terkandung dalam daun sehingga dapat diketahui
perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan yang akan digunakan sebagai
penentuan kadar air yang terkandung dalam daun tersebut. Pengering adalah suatu metode
untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas (Deman, 1989). Prosedur
praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Sampel daun dibersihkan dengan menggunakan tissue.
2) Sampel daun ditimbang sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca analitik.
3) Sampel daun dimasukkan ke dalam amplop dan diberikan label sesuai dengan jenis
daun (pucuk, dewasa, dan tua) dan nama daun (jambu air, sirih, pandan, rambutan, dan
papaya).
4) Sampel daun (sampel daun di dalam amplop) dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
70o C selama 12 jam.
5) Setelah sampel daun dioven selama 12 jam, sampel daun ditimbang kembali untuk
diketahui berat kering dari sampel yang digunakan.
6) Hasil penimbangan yang diperoleh dicatat.

4. HASIL PERCOBAAN
Kadar air pada tumbuhan sangat tergantung dari jenis tumbuhan, struktur dan usia
dari jaringan organ. Percobaan yang dilakukan berat awal semua sampel daun yang
digunakan adalah 1 gram. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa daun papaya tua memiliki
kadar air yang paling besar yaitu 0,8% dengan berat kering 0,2 gram. Sedangkan pada daun
jambu air dewasa memiliki kadar air yang paling kecil yaitu sebesar 0,3% dengan berat
kering 0,7 gram. Hasil pengukuran dan perhitungan kadar air pada sampel daun lainnya
dapat dilihat pada table 4.1 dan tabel 4.2.
Tabel 4.1. Berat sampel sebelum dan sesudah penguapan selama 12 jam
Sampel
Daun

Berat Sampel (g)


Pucuk

Dewasa

Tua

FW (T0)

DW (T12)

FW (T0)

DW (T12)

FW (T0)

DW (T12)

Jambu Air

0,6

0,7

0,5

Sirih

0,4

0,4

0,4

Pandan

0,5

0,6

0,5

Rambutan

0,5

0,4

0,5

0,3

0,2

Pepaya
1
0,4
Keterangan:
FW
: Fress Weight (Berat Basah)
DW : Dry Weight (Berat Kering)

T0
T12

: Waktu Awal (2 Desember 2016 pukul 20.00 Wita)


: Waktu Perlakuan Setelah 12 Jam (3 Desember 2016 pukul 08.00 Wita)

Dari data diatas didapat kadar air tumbuhan melalui rumus sebagai berikut:
Kadar Air=

( FW DW )
100
FW

Perhitungan hasil dapat dilihat pada lampiran 1.


Tabel 4.2. Kadar air pada sampel daun
Sampel Daun

Kadar Air (%)


Pucuk

Dewasa

Tua

Jambu Air

0,4

0,3

0,5

Sirih

0,6

0,6

0,6

Pandan

0,5

0,4

0,5

Rambutan

0,5

0,6

0,5

Pepaya

0,6

0,7

0,8

5. PEMBAHASAN

6. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai