Anda di halaman 1dari 7

Larutan Buffer (Larutan Penyangga)

Larutan buffer adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya dari
penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah
(konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu
menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Sifat yang khas dari larutan buffer ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Sangat banyak penggunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, karena fungsinya
yang sangat penting. Salah satu contoh larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari adalah
buffer dalam air ludah, buffer dalam darah, buffer pada bidang industri farmasi, pada bidang
industri pembuatan shampo bayi, larutan buffer juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi
kimia terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan.
Dalam reaksi-reaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil. Oleh karena itu, dibutuhkan
larutan penyangga untuk mempertahankan pH suatu zat.
Larutan buffer dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta
basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer dapat pula dibuat dari campuran asam
asam atau basa kuat dengan basa atau asam lemah, dengan ketentuan jumlah asam atau basa
lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya.

Komponen Larutan Buffer


1.

Larutan buffer yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa
konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam
lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah
berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi
dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan
seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

2.

Larutan buffer yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari
asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah
dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Fungsi Larutan Buffer
Larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obatobatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi
penerapan konsep larutan buffer ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan
tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga
utama dalam cairan intraselnya seperti H 2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu
asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir
konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata, pada bidang industri farmasi seperti
penyaluran obat ke usus12 jari harus melalui lambung terlebih dahulu. Dengan adanya
larutan buffer, obat dapat mempertahankan pH dari asam lambung sehingga obat dapat
dilepaskan dalamusus 12 jari. Buffer pada bidang industri pembuatan shampo bayi kelenjar
minyak dan keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
shampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki pH seimbang Larutan
buffer juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang kimia
analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan.
Cara Kerja Larutan Penyangga
1. Penyangga Asam & Basa Umum
Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan
penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah
kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya.
Namun, jika asam atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka
perubahan pH larutan akan sangat mencolok. Prinsip kerja dari larutan penyangga
yang dapat mempertahankan harga pH pada kisarannya adalah sebagai berikut.
A. Larutan Penyangga Asam HA/AHA (aq) --> A- (aq) + H+ (aq)

- Jika ditambah sedikit asam kuat (H+)


Ion H+ dari asam kuat akan menaikkan konsentrasi H+ dalam larutan, sehingga reaksi
kesetimbangan larutan terganggu; reaksi akan bergeser ke kiri. Namun, basa konjugasi
(A - ) akan menetralisir H+ dan membentuk HA
A- (aq) + H+ (aq) HA (aq)
Sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H +
yang berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.
- Jika ditambah sedikit basa kuat (OH-)
Ion OH- dari basa kuat akan bereaksi dengan H+ dalam larutan, sehingga konsentrasi
H+ menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan
akan terionisasi membentuk H+ dan A- , reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan.
OH-(aq) + H+(aq) H2O (l)
HA (aq) A - (aq) + H+ (aq)
Sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H+
yang nyata, pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat
menetralisir penambahan sedikit basa OH-.
HA (aq) + OH- (aq) A- (aq) + H2O (l)
- Jika larutan penyangga diencerkan
Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H2O) pada larutan. Air (H2O) akan
mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H+ dan OH-, namun H2O yang terurai
sangat sedikit. Jadi, konsentrasi H+ dan OH- sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
B. Larutan Penyangga Basa B/BH+
B (aq) + H2O (l) --> BH+ (aq) + OH- (aq)
- Penambahan sedikit asam kuat (H+)

H+ dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH- pada larutan, sehingga konsentrasi OHmenurun dan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam
larutan akan bereaksi dengan H2O membentuk asam konjugasinya dan ion OH-.
H+ (aq) + OH- (aq) H2O (l)
B (aq) + H2O (l) BH + (aq) + OH- (aq)
Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH
dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H+).
B (aq) + H+ (aq) BH + (aq)
- Penambahan sedikit basa kuat (OH-)
Adanya basa kuat (OH-) dapat meningkatkan konsentrasi OH- dalam larutan, sehingga
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Namun adanya asam konjugasi (BH +)
dapat menetralkan kehadiran OH- dan membentuk B dan H2O. Sehingga pada
kesetimbangan tidak terdapat perubahan konsentrasi OH- yang nyata, dan pH larutan
dapat dipertahankan.
BH + (aq) + OH- (aq) B (aq) + H2O (l)
- Penambahan air (pengenceran)
Penambahan H2O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H+ dan OH-,
namun konsentrasi H+ dan OH- sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.

2. Penyangga Dalam Tubuh Manusia


Dalam tubuh manusia, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga
misalnya pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan
ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. pH darah tubuh
manusia berkisar antara 7,35-7,45. Kondisi di mana pH darah kurang dari 7,35 disebut
asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara lain
penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus.
Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini

disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat
karena cemas atau histeris pada ketinggian).
Cara kerja yang akan dibahas dibawah ini hanya 3 penyangga alami dalam tubuh,
yaitu penyangga hemoglobin, penyangga karbonat, penyangga fosfat, dan penyangga
air ludah.
A. Penyangga Hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2
sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut:
HHb+ + O2 <------> H+ + HbO2
Produk buangan dari tubuh adalah CO2 yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3. Penambahan H+
dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2
dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin.
B. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2CO3) dengan
basa konjugasi bikarbonat (HCO3). Penyangga karbonat juga berperan dalam
mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangan yang terjadi sebagai berikut :
H+ (aq) + HCO (aq) <-----> H2CO3 (aq) <-----> H2O(aq) + CO2 (aq)
Perbandingan molaritas HCO3 terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk
mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO 3 yang relatif jauh lebih
banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih
banyak bersifat asam.
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah.
Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang
disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar

oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat,
sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut
dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadangkadang karena cemas dan histeris).
C. Penyangga Fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga
ini adalah campuran dari asam lemah H 2PO4 dan basa konjugasinya, yaitu HPO 42 .
Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan
segera bereaksi dengan ion HPO42 .
HPO4 (aq) + H+ (aq) <------> H2PO4 (aq)
Dan jika pada proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat
basa, maka ion OH akan bereaksi dengan ion H2PO4.
H2PO4 (aq) + OH (aq) <------> HPO4 (aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4] / [HPO42 ] selalu tetap dan akibatnya pH
larutan tetap. Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu,
penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.
D. Penyangga Air Ludah
.

Aplikasi dalam tubuh manusia, berupa air ludah. Gigi dapat larut jika dimasukkan

pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman
masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air
liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang
terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

Akibat Jika pH Penyangga Terganggu


Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama
sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal,
diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein

tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga
intensif yang dilakukan terlalu lama.
Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat,
hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau
berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang
mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka
berada di antara 7,77,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang
amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu

Anda mungkin juga menyukai