Anda di halaman 1dari 10

Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40),eksperimen merupakan penelitian yang

sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan
eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatmen atau kondisi-kondisi
eksperimental, kemudian mengobservasikan pengaruh yang diakibatkan oleh adanya
perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat
terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan, agar mendapatkan
faktor-faktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi. Penelitian
eksperimen bertujuan :
1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2) Memprediksi kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen.
3) Menarik generalisasi hubungan antar variabel
Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan
percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan
dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat
diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi
atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih
kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap
tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu bila
dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala
suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang
berbeda.
karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
(1)
Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random
(rambang).
(2)
Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
(3)
Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian.
Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.

(4)

Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian


eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
(5)
Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
(6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkahlangkah seperti berikut, yaitu:
(1)
Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
(2)
Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
(3)
Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
(4)
Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a.
Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya
kontaminasi proses eksperimen;
b.
menentukan cara mengontrol;
c.
memilih rancangan penelitian yang tepat;
d.
menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah
subjek penelitian;
e.
membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
f.
membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar
diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;
g.
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5)
Melaksanakan eksperimen.
(6)
Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7)
Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah
ditentukan.
(8)
Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
(9)
Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan
(Sukardi, 2003).
Rancangan Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan (treatment) tertentu kepada subyek, diikuti dengan pengukuran terhadap akibat
perlakuan tersebut untuk menentukan hubungan kausal (sebab akibat) antara dua fenomena,
yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian eksperimen paling sedikit ada satu variabel bebas yang
dimanipulasi, yang disebut dengan istilah variabel eksperimen (experimental variabel). Gay
1981 mengatakan bahwa metode eksperimen merupakan pendekatan yang paling valid dalam
memecahkan masalah penelitian. Melalui eksperimen akan bias menguji hipotesis yang
berkaitan dengan hubungan sebab akibat.

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas
tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitianpenelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara
ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel,
mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel
terikat.
Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan
penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi
penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
A.Karakteristik Penelitian
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1.Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk
menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai
sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi
dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2.Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan
sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau
membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3.Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui
apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel
lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
B.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan penelitian lain, yakni; memilih
dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrumen pengukuran, memilih desain

penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.


C.Validitas
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel
bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar
setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni
faktor internal dan eksternal.
1.Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas
adalah suatu hasil langsung dari variabel beas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain.
Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi
delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:
Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam
eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel
bebas.
Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang
mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran
dalam penelitian.
Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode
test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test,
apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test
yang sama.
Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen
pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana
jika dua test berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut tidak sama
tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan
skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling
tinggi pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan
dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan
penelitian dimulai.
Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup
penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi dengan hasil kelompok
lain tanpa melalui perlakuan.
2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan
kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang
lain pada waktu dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi
beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada
setiap perlakuan karena mengikuti prates.

Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak
sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan
generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana
penelitian
dilakukan
dan perasaan serta sikap subjek yang
dilibatkan.
Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih
dari satu perlakuan dalam pergantian.
Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti
mempengaruhi hasil penelitian.
D.Desain Penelitian Eksperimental
1.Pengontrolan Variabel Luar
2.Pemadanan, yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu atau lebih variabel
yang telah diidentifikasi peneliti sebagai berhubungan dengan performansi pada variabel
terikat (Emzir:2009)
3.Perbandingan Kelompok atau Subkelompok Homogen
4.Penggunaan Subjek sebagai pengendalian diri mereka sendiri
5.Analisis Kovarian, yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan kelompok yang dibentuk
secara random pada satu atau lebih variabel terkontrol.
E.Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimental
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mengemukakan kriteria-kriteria untuk suatu desain
penelitian eksperimental yang baik, diantaranya;
Kontrol eksperimental yang memadai
Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen ke non-eksperimen)
Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak
Informasi yang memadai dari data yang akan diambil untuk memutuskan hipotesis
Data yang diambil tidak terkontaminasi dan memadai dan mencerminkan pengaruh
Tidak mencampurkan variabel yang relevan agar variabel lain tidak mempengaruhi
Keterwakilan dengan menggunakan randomisasi aspek-aspek yang akan diukur
Kecermatan terhadap karakteristik desain yang akan dilakukan
Dengan demikian maka suatu desain eksperimental yang dipilih oleh peneliti membutuhkan
perluasan terutama pada prosedur dari setiap penelitian yang akan dilakukan. Emzir (2009)
mengklasifikasikan desain eksperimental dalam dua kategori yakni:
1.Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang dimanipulasi) yang
terdiri atas;
Pra-Experimental Designs (non-designs)
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh. Hal ini disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas

(independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak
dipilih secara acak (random).
Bentuk pra-experimental designs antara lain:
a.One-Shot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil
adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa
jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain a tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua
yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain
ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih
secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a.Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c.The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini
diberi posttest.
Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
experimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a.Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan
keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan.
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol.
b.Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan,
kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c.Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
2.Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu
yang
dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan
membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam
interaksi satu sama lain.
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental
dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu
variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga
dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain
eksperimental variabel tunggal.

Penelitian Non-eksperimen

Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap


sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi
(intervensi) peneliti.
Misalnya, penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa
tanggung jawab.
Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen dan Penelitian Non-eksperimen
1. Jenis Penelitian Eksperimen
Ada beberapa variasi atau jenis dari penelitian eksperimen, yaitu :
a.

Penelitian Pra-Eksperimen (Weak Eksperiment)


Penelitian pra eksperimen adalah penelitian eksperimen yang hanya mempergunakan
kelompok eksperimen saja, tanpa kelompok kontrol (pembanding) sampel subyek dipilih
seadanya tanpa mempergunakan randomisasi. Rancangan pra-eksperirnen yang sederhana ini
berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Model ini
sebaiknya hanya digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis,
disertasi atau penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijakan,

pengembangan ilmu dan sejenisnya.


b. Penelitian Eksperimen Murni (True Eksperiment)
Dalam eksperimen murni (true eksperiment) pengujian variabel bebas dan variabel
terikat dilakukan terhadap sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjeksubjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut diambil secara acak apabila subjeksubjek tersebut memiliki karakteristik yang sama. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan
karakteristik subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan. Penyamaannya dilakukan
melalui pengujian, umpamanya pengujian kecerdasan, bakat, kecakapan, ketahanan fisik dll.
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan
sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau
lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Contoh penelitian eksperimen murni adalah
Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap
murid-murid SLTP, dengan menggunakan kelompok eksperimen (yang diperkenalkan dengan
program itu), dan kelompok kontrol (yang tidak diperkenalkan dengan program itu), dan
dengan menggunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separuh dari murid-murid itu
cara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu
c.

dapat dikatakan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.


Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Eksperiment)
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari eksperimen murni, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan


eksperimen. Eksperimen kuasi digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraaan
bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan
yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang
relevan. Contohnya: Penelitian untuk menyelidiki efek dua macam cara menghafal dalam
menghafal suatu daftar kata-kata asing pada empat buah SMU pada menempatan muridmurid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu-waktu pelatihannya secara
cermat.
d. Penelitian Eksperimen Subjek-Tunggal
Dalam penelitian eksperimen subjek-tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal,
bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga diambil dari cara hasil
eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan
eksperimen dalam subjek-tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan
dan kemudian dalam perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua
kondisi tersebut.
2. Jenis Penelitian Non-Eksperimen
Adapun jenis dari penelitian non-eksperimen yaitu :
a. Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterprestasi objek dengan sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini
juga disebut sebagai non-eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan
kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskripsi, peneliti
memungkinkan

untuk

melakukan

hubungan

antar

variabel,

menguji

hipotesis,

mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal


(West, 1982). Tujuan utama penelitian ini menggamabarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
b. Penelitian Survey
Penelitian survey sebenarnya merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif
(Cohen dan Nomion, 1982). Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang
mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu:
1) Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.
2) Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3) Menetukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari
sejumlah besar orang yang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c. Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi
suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Penelitian tindakan merupakan mengembangan penelitian terpakai atau apllied
research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai :
1) Pemeran aktif kegiatan pokok.
2) Agen perubahan atau agent of change,
3) Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan
secara terencana oleh peneliti.
d. Penelitian Ex-postfacto
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah
terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada
penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas, maupun antar variabel
bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut
ingin melacak kembali jika memungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya. 1[10]
e. Penelitian korelasional
Penelitian korelasional adalah menelitian yang akan melihat hubungan antara variabel
atau beberapa variabel denga variabel lain. Variabel yang digunakan untuk memprediksi
disebut variabel prediktor atau variabel bebas, sedangkan variabel yang diprediksi disebut
variabel kriteria atau variabel terikat. Penelitian korelasional merupakan salah satu bagian
penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
f. Penelitian kausal komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab
akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi
penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis
penelitian expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaanperbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan
untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai