Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM GENETIKA

ISOLASI DNA BUAH

Kelompok 9
Nama Anggota : 1. Asri Septiana
2. Nela Sari
3. Mayang Sari
4. Widia Ningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

I. PRAKTIKUM KE

: 6 (Enam)

II. HARI/ TANGGAL

: Selasa/ 24 Maret 2016

III.JUDUL PRAKTIKUM

: Gen Terangkai Seks (Buta Warna)

IV. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal sifat genetik manusia yang di tentukan oleh gen yang terangkai
pada kromosom seks.
2. Mengetahui perbedaan jumlah penderita buta warna berdasarkan jenis
kelamin.
V. LANDASAN TEORI
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel
kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor
genetis sehingga penderita butawarna tidak mampu membedakan warna- warna
dasar tertentu.Buta warna merupakan kelainan genetik yang diturunkan dari orang
tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan
ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta
warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan
wanita. Hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta
warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta
warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan
pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak.
Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang
wanita tersebut menderita buta warna.
Retina mata memiliki hampir tujuh juta sel fotoreseptor yang terdiri dari dua
jenis sel yaitu sel batang dan sel kerucut yang terkonsentrasi di bagian tengahnya
yang disebut makula. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, dan dapat
menangkap cahaya yang lemah seperti cahaya daribintang di malam hari, tetapi
sel itu tidak dapat membedakan warna. Berkat sel batang kita dapat melihat halhal di sekitar kita di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu,
danputih. Sel kerucut dapat melihat detail obyek lebih rinci dan membedakan

warna tetapi hanyabereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut
berfungsi saling melengkapi sehinggakita bisa memiliki penglihatan yang tajam,
rinci, dan beraneka warna.
Ada tiga jenis sel kerucut pada retina. Mereka masing-masing berisi pigmen
visual (opsin) yangberbeda sehingga bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya
yang berbeda : merah, hijau dan biru. Sel kerucut menangkap gelombang cahaya
sesuai dengan pigmen masing-masing danmeneruskannya dalam bentuk sinyal
transmisi listrik ke otak. Otak kemudian mengolah danmenggabungkan sinyal
warna merah, hijau dan biru dari retina ke tayangan warna tertentu.Karena
perbedaan intensitas dari masing-masing warna pokok tersebut, kita dapat
membedakan jutaan warna. Gangguan penerimaan cahaya pada satu jenis atau
lebih sel kerucut di retinaberdampak langsung pada persepsi warna di otak.
Seseorang yang buta warna memiliki cacatatau kekurangan satu atau lebih jenis
sel kerucut.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih,
serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika
syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi,
dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan
sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi
yaitu:
1. Protanomali yang apabila yang rusak/lemah adalah bagian mata yang sensitif
warna merah,
2. Deuteromali yaitu apabila yang rusak/lemah adalah bagian mata yang sensitif
terhadap warna hijau
3. Tritanomali (low blue) yaitu apabila yang rusak/lemah adalah bagian mata
yang sensitif terhadap warna biru.

Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
1. Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan
warna merah dan perpaduannya berkurang,
2. Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
3. Tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya
semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis
typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya
sangat jarang. Buta warna dibagi dalam dua kategori, yaitu buta warna total dan
buta warna parsial. Pada buta warna total, penyandangnya tidak bisa mengenali
warna lain, kecuali hitam dan putih. Untungnya, kasus yang disebabkan ketiadaan
pigmen warna pada sel retina dan ini sangat jarang terjadi. Sementara itu, pada
buta warna parsial, penyandang mengalami defisiensi (kekurangan) pigmen dalam
sel retina sehingga tidak bisa melihat warna tertentu saja. Gabungan defisiensi
merah dan hijau adalah gangguan yang paling sering terjadi, sedangkan defisiensi
biru jarang sekali. Yang perlu diluruskan, penderita buta warna bukan tidak bisa
mengenali satu warna tertentu, tetapi ia tak bisa mengenali kombinasi atau
campuran warna. Ia bisa saja tahu warna-warna dasar, seperti kuning, merah, dan
biru, serta warna-warna sekunder, seperti hijau, jingga, dan ungu. Namun, ketika
warna-warna itu dikombinasikan lagi dengan warna lainnya, ia tidak mampu
mengenali atau bingung menentukan, apakah itu hijau tua atau biru, dan
sebagainya.
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran- lingkaran
berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang
hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.

VI. ALAT DAN BAHAN


Buku tes buta warna (Ishihara's test) dan alat tulis.
VI. PROSEDUR KERJA
1. Menguji kemampuan membedakan warna dengan menulis apa

yang

terlihat pada buku test buta warna.


2. Mencocokkan hasil yang anda peroleh dengan angka/gambar yang
seharusnya.
IX. HASIL PENGAMATAN
Halaman
Angka
yang
sebenarnya
dibaca

Angka yang telah dibaca oleh anggota


Asri

Widia

Mayang

Nela

Kesimpulan

1.

12

12

12

12

12

Normal

2.

Normal

3.

29

29

29

29

29

Normal

Normal

5.

Normal

6.

15

15

15

15

15

Normal

7.

74

74

74

74

74

Normal

8.

Normal

9.

45

45

45

45

45

Normal

10.

Normal

11.

Normal

12.

17

17

17

17

17

Normal

X. PEMBAHASAN
Pada hasi tes buta warna pada tanggal 24 Maret 2016, membahas
mengenai gen yang terangkai seks yaitu dengan tes buta warna pada seluruh
anggota kelompok 9. Buta warna sebenarnya merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk membedakan warna tertentu, yaitu suatu kondisi ketika sel-sel
retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya. Sel-sel kerucut didalam
retina mata mengalami perlemahan atau kerusakan. Orang tersebut biasanya tidak
buta semua warna melainkan warna-warna tertentu saja. Meskipun demikian ada
juga orang yang sama sekali tidak bisa melihat warna jadi hanya tampak sebagai
hitam, putih dan abu abu saja. Pada keadaan normal, sel kerucut (cone) di retina
mata mempunyai spektrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru.
Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif untuk tiga jenis warna
ini, maka ia dikatakan normal. Pada orang tertentu, mungkin hanya ada dua atau
bahkan satu atau

tidak ada sel kerucut yang sensitif terhadap warna-warna

tersebut. Pada kasus ini orang disebut buta warna. Jadi buta warna biasanya
berkaitan dengan warna merah, biru atau hijau. Gejala umum buta warna yaitu
kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi), atau
kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan). Gejala untuk
kasus yang lebih serius berupa; objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu
(kondisi ini sangat jarang ditemukan), dan penglihatan berkurang.
Berdasarkan data hasil pengamatan kelompok 9, dapat diketahui
persentase kesalahan yang diperoleh adalah 0% karena semua praktikan dapat
menuliskan jawaban seluruh plate dengan tepat. Kesalahan baca yang sering
terjadi dalam kelas kami yaitu pada gambar angka yang menulis ragu-ragu. Hal ini
tidak mempengaruhi seseorang buta warna atau tidak, karena buta warna atau
tidak tergantung jumlah kesalahan baca pada buku Ishihara.

XI. KESIMPULAN
1. Salah satu sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh gen yang
terangkai pada kromosom seks adalah buta warna.

Buta warna sebenarnya

merupakan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan warna tertentu, yaitu


suatu

kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu

merespon warna dengan

semestinya. Buta warna merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
faktor keturunan atau gen. Biasanya terjadi pada laki-laki ini dikarenakan gen buta
warna disebabkan oleh gen resesif yang terkait kromosom X. Selain karena faktor
keturunan, buta warna juga dapat disebabkan karena kelainan yang didapat selama
kehidupannya. Misalnya suatu kecelakaan pada mata
2. Kasus buta warna sering ditemukan pada laki - laki. Biasanya buta warna
disebabkan oleh faktor keturunan atau gen. Gen buta warna disebabkan oleh gen
resesif yang terkait kromosom X. Seorang perempuan yang mempunyai dua
kromosom X, sehingga apabila salah satu dari kromosomnya terdapat gen yang
menyebabkan butawarna, kromosom lainnya masih dapat berperan secara normal,
dan orang tersebut tidak menderita buta warna. Seorang laki-laki yang
mempunyai kromosom XY, akan buta warna apabila pada kromosom X nya
terdapat gen yang membawa sifat tersebut. Akan tetapi seorang dengan pembawa
sifat berpotensi menurukan faktor buta warna kepada anaknya kelak.
XII. DISKUSI
1. Mungkinkah seorang wanita menderita buta warna? Apapun jawaban anda,
bagaimana keturunannya kalau wanita tersebut kawin dengan laki-laki yang
buta warna?
Jawaban :
Seorang wanita tetap memilki kemungkinan buta warna. Apabila wanita
tersebut buta warna dan kawin dengan laki-laki buta warna, maka hampir dapat
dipastikan anak tersebut buta warna, apapun jenis kelaminnya. Namun, apabila
wanita tersebut heterozigot/carrier, maka sifat tersebut akan muncul pada anak

laki-laki dan masih memiliki kemungkinan memiliki kemungkinan mempunyai


anak perempuan yang buta warna sebesar 50%.
2. Mengapa buta warna banyak terdapat pada laki-laki?
Jawaban :
Karena buta warna merupakan sifat yang terpaut kelamin, dan dibawa oleh
genosom. Buta warna merupakan salah satu sifat resesif yang menempel pada
kromosom X. Karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, maka bila
seorang laki-laki memiliki kromosom X yang resesif, ia akan menunjukkan
sifat buta warna. Berbeda dengan perempuan yang mempunyai dua kromosom
X. Bila salah satunya memiliki sifat resesif, maka akan ditutupi oleh kromosom
X lainnya.
3. Dapatkah suami isteri yang normal menghasilkan keturunan yang buta warna?
Jawaban :
Suami istri yang normal masih mungkin menghasilkan keturunan yang buta
warna karena mungkin saja salah satu orang tuanya normal tetapi bersifat
carier (pembawa) dan jika keturunan tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Keturunan yang berjenis kelamin perempuan tidak mungkin menderita buta
warna karena memiliki dua buah sepasang kromosom X.
4. Apabila dua anak bersaudara kandung, laki-laki dan perempuan semuanya buta
warna. Bagaimanakah fenotip dan genotip kedua orang tuanya?
Jawaban :

Kemungkinan kedua orang tuanya menderita buta warna

XcXc X

Buta warna

XcY

Buta warna

Gamet

Xc, Xc

Xc, Y

XcXc (), buta warna


XcXc (), buta warna
XcY (), buta warna
XcY (), buta warna

atau
Ayah menderita buta warna sedangkan ibu adalah carier (pembawa)
sifat buta warna.

XCXc X XcY

Normal, carier
Gamet

XC, Xc

Buta warna
Xc, Y

XCXc (), normal carier


XcXc (), buta warna
XCY (), normal
XcY (), buta warna

Anda mungkin juga menyukai