Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM GENETIKA

GENETIKA POPULASI

Kelompok 9
Nama Anggota :1. Asri Septiana
2. Nela Sari
3. Mayang Sari
4. Widia Ningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

GENETIKA POPULASI
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
mengihitung frekuensi gen, sifat morfologi, dan sifat tingkah laku dengan
menggunakan metode Hardy-weinberg.
B. Dasar Teori
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang
apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari
setiap generasi (Suryo, 2011). Dari objek bahasannya, genetika populasi dapat
dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik.
Ilmu ini membicarakan implikasi hukum pewarisan Mendel apabila diterapkan
pada sekumpulan individu sejenis di suatu tempat. Berbeda dengan genetika
Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu
(atau dua kelompok individu yang memiliki genotipe yang sama), genetika
populasi berusaha menjelaskan implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik
akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi (Campbell,
2002). Genetika Populasi didasarkan pada Hukum Hardy-Weinberg, yang
diperkenalkan pertama kali oleh Wilhelm Weinberg (1908) dan, hampir
bersamaan tetapi secara independen, Godfrey Hardy (1908). Asas Hardy Weinberg
menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi
akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang
mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi
perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik,
dan aliran gen (Syamsuri, 2004).
Untuk mempelajari pola pewarisan sifat pada tingkat populasi terlebih dahulu
perlu difahami pengertian populasi dalam arti genetika atau lazim disebut juga
populasi mendelian ialah sekelompok individu suatu spesies yang bereproduksi
secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka

terjadi perkawinan sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik


ke dalam lungkang gen, yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa oleh
semua individu di dalam populasi (Welsh, 1991). Deskripsi susunan genetik suatu
populasi mendelian dapat diperoleh apabila kita mengetahui macam genotipe yang
ada dan juga banyaknya masingmasing genotipe tersebut. Sebagai contoh, di
dalam populasi tertentu terdapat tiga macam genotipe, yaitu AA, Aa, dan aa.
Maka, proporsi atau persentase genotipe AA, Aa, dan aa akan menggambarkan
susunan genetik populasi tempat mereka berada. Adapun nilai proporsi atau
persentase genotipe tersebut dikenal dengan istilah frekuensi genotipe. Jadi,
frekuensi genotipe dapat dikatakan sebagai proporsi atau persentase genotipe
tertentu di dalam suatu populasi. Dengan perkataan lain, dapat juga didefinisikan
bahwa frekuensi genotipe adalah proporsi atau persentase individu di dalam suatu
populasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu. Pada contoh di atas jika
banyaknya genotipe AA, Aa, dan aa masing-masing 30, 50, dan 20 individu, maka
frekuensi genotipe AA = 0,30 (30%), Aa = 0,50 (50%), dan aa = 0,20 (20%)
(Yatim, 1986).
C. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat tulis-menulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu data golongan
darah masing-masing praktikan.
D. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan


Data kelas dari praktikum alel ganda (penentuan golongan darah yang
telah dianalisis dan telah diketahui genotif masing-masing praktikan, di

masukkan ke dalam tiap-tiap simbol rumus lalu kemudian dihitung.


Membuat analisis dan kesimpulannya.

E. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yaitu sebagai berikut ini:
No.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan


Nama Anggota
Golongan Darah

Mahasiswa
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

INDAH
ASRI
SUNARTI
NELA
NURJANAH
AJENG
DEVI
TRI
DESI R
HIKMAH
MAYANG
MSY
YUDISCA
LASTRI
SELARAS
NITA
UTAMI
TANIA
WIWIK
HERVINA
WIDIA
ILMAN
POPPY
TRISKA
MIA
ESIH
VIVI
ELTA
ANGGIT
YUNI
MAULIDDINA
RAESTY
DIYAN
YURIKE

A
A
A
O
A
O
B
B
O
A
AB
O
O
O
A
B
B
B
B
A
B
O
A
A
AB
O
A
B
A
A
A
A
O
O

Orang Tua
Laki-laki Perempuan
A
A
AB
O
AB
O
A
O
O
A
O
O
O
B
B
AB
O
O
A
B
AB
A
B
O
A
O
O
O
A
A
AB
O
B
AB
A
AB
O
B
A
O
O
B
O
A
O
AB
A
O
AB
A
O
A
A
O
B
A
O
A
A
B
O
A
A
A
O
O
B
A

Analisis Golongan Darah Kelas (Mahasiswa)

1.
2.
3.
4.

Jumlah individu kelas bergolongan darah A = 14 orang.


Jumlah individu kelas bergolongan darah B = 8 orang.
Jumlah individu kelas bergolongan darah AB = 2 orang.
Jumlah individu kelas bergolongan darah O = 10 orang.

A. Frekuensi alel
p = alel IA
q = alel IB
r = alel IO
B. Frekuensi alel populasi kelas
r2 = Jumlah individu bergolongan darah O
Jumlah seluruh kelas
r2 = 10
34
r = 0,29 = 0,54.
(p+r)2 = Jumlah individu A+O
Jumlah seluruh kelas
= 14 + 10
34
= 24
34
(p+r ) =0,70 = 0,83
p+r = 0,83
p = 0,83 r
= 0,83 0,54 = 0,29
C. p + q + r
0,29 + q + 0,54

=1
=1
q = 1 - 0,29 - 0,54
q = 0,17
Jadi p = 0,29 ; q = 0,17 dan r =0,54.

D. Menghitung frekuensi genotipe golongan darah data kelas (mahasiswa)


Rumus = (p+q+r)2 = 1

p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2


Golongan darah A homozigot (IA IA)
p2 = (0,29)2 = 0,0841
Golongan darah A heterozigot (IAIo)
2pq = 2 (0,29 X 0,17) = 0,0986
Golongan darah B homozigot (IB IB)
q2 = (0,17)2 = 0,0289
Golongan darah B heterozigot (IB I0)
2qr = 2 (0,17 X 0,54) = 0,1836
Golongan darah AB (IA IB)
2pr = 2(0,29 X 0,54) = 0,3132
Golongan darah O (I0)
r2 = (0,54)2 = 0,2916

Dengan menggunakan rumus Hardy-Wenberg maka :


= p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2
= 0,0841 + 0,0986 + 0,0289 + 0,1836 + 0,3132 + 0,2916
=1
E. Menghitung frekuensi fenotipe
1. Golongan darah A
= Jumlah golongan darah A
X 100 %

Jumlah individu populasi


14
=
x 100 %
34
= 41,17.
2. Golongan darah B
Jumlah golongan darah B
=

x 100 %

Jumlah individu populasi


8
=
x 100 %
34
= 23,52.
3. Golongan darah AB
Jumlah golongan darah AB
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
2

x 100 %

34
= 5,88.
4. Golongan darah O
Jumlah golongan darah O
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
10

=
34
= 29,41.

x 100 %

Analisis Golongan Darah Ibu

1.
2.
3.
4.

Jumlah individu ibu bergolongan darah A = 12 orang.


Jumlah individu ibu bergolongan darah B = 5 orang.
Jumlah individu ibu bergolongan darah AB = 4 orang.
Jumlah individu ibu bergolongan darah O = 13 orang.

A. Frekuensi alel
p = alel IA
q = alel IB
r = alel IO
B. Frekuensi alel populasi kelas
r2 = Jumlah individu bergolongan darah O
Jumlah seluruh kelas
r2 = 13
34
r = 0,38 = 0,61.
(p+r)2

= Jumlah individu A+O


Jumlah seluruh kelas
= 12 + 13
34
= 25
34

(p+r ) = 0,73 = 0,85


p+r = 0,85
p = 0,85 r
= 0,85 0,61 = 0,24
C. p + q + r
0,24 + q + 0,61

=1
=1
q = 1 - 0,24 - 0,61
q = 0,15
Jadi p = 0,24 ; q = 0,15 dan r = 0,61.

D. Menghitung frekuensi genotipe golongan darah data kelas ibu


Rumus = (p+q+r)2 = 1

p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2


Golongan darah A homozigot (IA IA)
p2 = (0,24)2 = 0,0576
Golongan darah A heterozigot (IAIo)
2pq = 2 (0,24 X 0,15) = 0,072
Golongan darah B homozigot (IB IB)
q2 = (0,15)2 = 0,0215
Golongan darah B heterozigot (IB I0)
2qr = 2 (0,15 X 0,61) = 0,183
Golongan darah AB (IA IB)
2pr = 2(0,24 X 0,61) = 0,2928
Golongan darah O (I0)
r2 = (0,61)2 = 0,3721

Dengan menggunakan rumus Hardy-Wenberg maka :


= p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2
= 0,0576 + 0,072 + 0,0225 + 0,183 + 0,02928 + 0,3721
=1
E. Menghitung frekuensi fenotipe
1. Golongan darah A
= Jumlah golongan darah A
X 100 %
Jumlah individu populasi
12
=
x 100 %
34
= 35,29.
2. Golongan darah B
Jumlah golongan darah B
=

x 100 %

Jumlah individu populasi


5
=
x 100 %
34
= 14,70.
3. Golongan darah AB
Jumlah golongan darah AB
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
4

x 100 %

34
= 11,76.
4. Golongan darah O
Jumlah golongan darah O
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
13

=
34
= 38,23.

x 100 %

Analisis Golongan Darah Ayah

1.
2.
3.
4.

Jumlah individu ayah bergolongan darah A = 11 orang.


Jumlah individu ayah bergolongan darah B = 5 orang.
Jumlah individu ayah bergolongan darah AB = 5 orang.
Jumlah individu ayah bergolongan darah O = 13 orang.

A. Frekuensi alel
p = alel IA
q = alel IB
r = alel IO
B. Frekuensi alel populasi kelas
r2 = Jumlah individu bergolongan darah O
Jumlah seluruh kelas
r2 = 13
34
r = 0,38 = 0,61.
(p+r)2

= Jumlah individu A+O


Jumlah seluruh kelas
= 11 + 13
34
= 24
34

(p+r ) = 0,70 = 0,83


p+r = 0,83
p = 0,83 r
= 0,83 0,61 = 0,22
C. p + q + r
0,22 + q + 0,61

=1
=1
q = 1 - 0,22 - 0,61
q = 0,17
Jadi p = 0,22 ; q = 0,17 dan r = 0,61.

D. Menghitung frekuensi genotipe golongan darah data kelas ayah


Rumus = (p+q+r)2 = 1
p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2

Golongan darah A homozigot (IA IA)


p2 = (0,22)2 = 0,0484
Golongan darah A heterozigot (IAIo)
2pq = 2 (0,22 X 0,17) = 0,0748
Golongan darah B homozigot (IB IB)
q2 = (0,17)2 = 0,0289
Golongan darah B heterozigot (IB I0)
2qr = 2 (0,17 X 0,61) = 0,2074
Golongan darah AB (IA IB)
2pr = 2(0,22 X 0,61) = 0,2684
Golongan darah O (I0)
r2 = (0,61)2 = 0,3721

Dengan menggunakan rumus Hardy-Wenberg maka :


= p2 + 2pq + q2 + 2qr + 2pr + r2
= 0,0484 + 0,0748 + 0,0289 + 0,2074 + 0,2684 + 0,3721
=1
E. Menghitung frekuensi fenotipe
1. Golongan darah A
= Jumlah golongan darah A
X 100 %
Jumlah individu populasi
11
=
x 100 %
34
= 32,35.
2. Golongan darah B
Jumlah golongan darah B
=

x 100 %

Jumlah individu populasi


5
=
x 100 %
34
= 14,70.
3. Golongan darah AB
Jumlah golongan darah AB
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
5

x 100 %

34
= 14,70.
4. Golongan darah O
Jumlah golongan darah O
=

x 100 %
Jumlah individu populasi
13

=
34
= 38,23.

x 100 %

F. PEMBAHASAN
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara matematik
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang
apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari
setiap generasi.
Frekuensi perbandingan suatu alel setiap individu dalam suatu kelas
terhadap jumlah suatu individu. Frekuensi alel sangat penting dalam genetika
populasi karena alel dapat mengakibatkan individu memiliki sifat bervariasi.
Prinsip populasi tersebut di atas disebut dengan prinsip Equilibrum Hardy
Weinberg. Populasi yang termasuk dalam hukum Hardy Weinberg adalah
populasi yang jumlah frekuensi gen atau alel tetap pada setiap generasi. Jadi
memenuhi syarat hukum Hardy Weinberg.
Berdasarkan hasil pengamatan golongan darah untuk data kelas diperoleh
nilai frekuensi genotip golongan darah A homozigot dan heterozigot adalah
0,00841 dan 0,0986. Golongan darah B homozigot dan heterozigot adalah 0,0289
dan 0,1836. Golongan darah AB adalah 0,3132 dan golongan darah O adalah

0,2916. Adapun untuk hasil pengamatan golongan darah untuk data kelas
diperoleh nilai frekuensi fenotipe untuk golongan darah A sebanyak 14 orang
adalah 41,17%. untuk golongan darah B sebanyak 8 orang adalah 23,52%. untuk
golongan darah AB sebanyak 2 orang adalah 5,88%. Dan untuk golongan darah
O sebanyak 10 orang adalah 29, 41%. Sehingga frekuensi golongan darah
tertinggi adalah praktikan yang bergolongan darah A.
Hasil pengamatan golongan darah untuk data ibu diperoleh nilai frekuensi
genotip golongan darah A homozigot dan heterozigot adalah 0,0576 Dan 0,072.
Golongan darah B homozigot dan heterozigot adalah 0, 0215 dan 0,183.
Golongan darah AB adalah 0,2928 dan golongan darah O adalah 0,3721. Adapun
untuk hasil pengamatan golongan darah untuk data ibu diperoleh nilai frekuensi
fenotipe untuk golongan darah A sebanyak 12

orang adalah 35,29%. untuk

golongan darah B sebanyak 5 orang adalah 14,70%. untuk golongan darah AB


sebanyak 4 orang adalah 11,76%. Dan untuk golongan darah O sebanyak 13 orang
adalah 38,23%. Sehingga frekuensi golongan darah tertinggi adalah praktikan
yang bergolongan darah O.
Hasil pengamatan golongan darah untuk data ayah diperoleh nilai frekuensi
genotip golongan darah A homozigot dan heterozigot adalah 0,0484 dan 0,0748.
Golongan darah B homozigot dan heterozigot adalah 0,0289 dan 0,2074.
Golongan darah AB adalah 0,2684 dan golongan darah O adalah 0,3721. Adapun
untuk hasil pengamatan golongan darah untuk data ayah diperoleh nilai frekuensi
fenotipe untuk golongan darah A sebanyak 11

orang adalah 32,35. Untuk

golongan darah B sebanyak 5 orang adalah 14,70%. untuk golongan darah AB


sebanyak 5 orang adalah 14,70%. Dan untuk golongan darah O sebanyak 13 orang
adalah 38,23%. Sehingga frekuensi golongan darah tertinggi adalah praktikan
yang bergolongan darah O.
F. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah untuk menghitung frekunsi
gen dari data suatu populasi dapat menggunakan metode HardyWenberg dengan
persamaan rumus p2+2pq+q2+2qr+2pr+r2 = 1. Perhitungan data dari suatu
populasi menggunakan metode ini akan memenuhi syarat hukum Hardy-Wenberg
apabila memenuhi beberapa syarat penting yakni dalam suatu populasi tidak
terjadi mutasi dan migrasi, jumlah populasi besar dan dilingkungannya tidak
terjadi seleksi alam serta terjadi perkawinan secara acak.

Anda mungkin juga menyukai