BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berdasarkan Statistik Kesehatan World Health Organization (WHO) tahun
dalam penanganan darurat), serta faktor lain yang terkait dengan akses, sosial
budaya, pendidikan, dan ekonomi. 1,2
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 yang dilakukan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian
Kesehatan menunjukan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan reproduksi
umumnya rendah pada tingkat pendidikan dan ekonomi rendah, secara umum,
posisi perempuan juga masih relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil
keputusan dalam mencari pertolongan untuk diri sendiri dan anaknya. Ada budaya
dan kepercayaan di daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan
anak. Rendahnya pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih
banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan
kematian ibu dan bayi.1,2
Menurut United Nations Emergency Children Fund (UNICEF) Sekitar 61
persen perempuan usia 10-59 tahun melakukan empat kunjungan pelayanan
antenatal yang disyaratkan selama kehamilan terakhir mereka. Kebanyakan
perempuan hamil (72 persen) di Indonesia melakukan kunjungan pertama, tetapi
putus sebelum empat kunjungan yang direkomendasikan oleh Kementrian
Kesehatan.
Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil Riskesdas 2013
menunjukkan cakupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin meningkat.
Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap
pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan antenatal pertama
kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada
tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Peningkatan akses ini juga sejalan
dengan cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal pertama pada
trimester pertama kehamilan (K1 Trimester 1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010
menjadi 81,3% pada tahun 2013. Demikian pula pada tahapan selanjutnya,
cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4) juga
meningkat dari 61,4% pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013.1,2
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas, yang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1.4.1
digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai hubungan
karakteristik ibu hamil trimester III dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
1.4.2
Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan
1.4.4
pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan
2.1.1
Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FIGO), kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
2.1.2
Proses Kehamilan
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
Ovum
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
genital ridge, tiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur, ovum dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen
fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus kearah
medial, pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000
5
oogonium, jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikelfolikel, pada anak berumur 6 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada
umur 6 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 16 25 tahun
hanya 34.000 oogonium, pada masa menopause semua oogonium menghilang.
c.
Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
penyatuan itu
mungkin menghasilkan:
a. XX zigot akan menghasilkan bayi perempuan
b. XY zigot akan menghasilkan bayi laki-laki
Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah
sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang
menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama
dengan hepar, limfe, dan sumsum tulang, pada minggu kedua sampai ketiga
terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk
7
(bakal tali pusat), jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu keenam sampai
delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau doppler, pembuluh darah
pada body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena umbilikalis. Cabang arteri
dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan pertukaran
nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
Vili korialis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai
dengan pembuluh darah vena pada hari ke-10 sampai ke-11 setelah konsepsi.
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15
sampai 20 kotiledon maternal, sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta dibagi
menjadi 200 kotiledon fetus, setiap kotiledon fetus terus bercabang dan bercabang
di tengah aliran darah untuk menjalankan fungsinya memberikan nutrisi,
pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu tetapi dipisahkan
langsung oleh lapisan trofoblas dinding pembuluh darah janin, fungsinya
dilakukan berdasarkan sistem osmosis dan enzimatik serta pinositosis, situasi
plasenta demikian disebut system plasenta-hemokorial.3,4
2.1.3 Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda-tanda presumptif :
a. Amenorea (tidak mendapat haid). wanita harus mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan (TTP).
b. Mual dan muntah (nausea and vomiting). biasanya terjadi pada bulanbulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.karena sering
terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness.
c. Mengidam (ingin makanan khusus). ibu hamil sering meminta makanan
dan minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
mereka juga tidak tahan dengan suatu bau-bauan.
d. Pingsan. jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat,
e.
g.
h.
i.
hormon steroid.
j. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
dimuka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut
(linea nigra=grisea)
k. Epulis : hipertropi papila gingivalis.
l. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi dikaki, betis, dan vulva.
biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil :
a. perut membesar.
b. Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi
c.
rahim.
Tanda Hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak dalam
d.
b.
Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga bagianbagian
janin.
Denyut jantung janin:
9
10
c.
d.
2.2
2.2.1
Definisi
American Academy Of Pediatrics dan American Collage Of Obstrtericians
10
11
b)
c)
d)
Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan
mental.
e)
2.2.3
Jumlah kunjungan minimal empat kali: satu kali pada trimester I, satu kali pada
trimester II, dan dua kali pada trimester III. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara
berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :
a) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.
b) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >24 minggu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan
distribusi kontak sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu.
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-28 minggu.
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 28
minggu.
2.2.4
Jadwal pemeriksaan
Pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas:
11
12
Kunjungan Ketiga ( K3 )
Meliputi: (1) Anamnesa (keluhan/masalah), (2) Pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, (3) Konseling biaya dan kondisi kegawat daruratan.
d) Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan. (3) Pemeriksaan Psikologis. (4) Pemeriksaan
laboratorium bila ada indikasi/diperlukan. (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal,
terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi), (6)
Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah:
a)
Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
12
13
2.2.5
14
pada
perut,
area
genitalia/lipat
paha,
dan
payudara
15
Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat
penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.
Pertama tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan
tetanus toksoid (TT), bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya, ibu hamil
yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada
waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan
TT dengan jarak satu bulan, TT yang pertama diberikan pada kunjungan
antenatal yang pertama, bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali
selama kehamilan, suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit
tetanus neonatorum.3,6,10
2.2.6
A. Kebijakan Program
Kebijakan departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
AKI dan AKN pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis empat pilar
safe motherhood yaitu meliputi : keluarga berencana, anc, persalinan bersih dan
aman, dan pelayanan obstetri essensial. Pendekatan pelayanan obstetri dan
neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making pregnancy
safer (mps), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
a) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b) setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
c) setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya
komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi Kunjungan
antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) minimal satu kali pada trimester pertama (k1).
2) minimal satu kali pada trimester kedua (k2).
15
16
3) minimal dua kali pada trimester ketiga (k3 dan k4). meliputi komponenkomponen sebagai berikut:
a) mengupayakan kehamilan yang sehat
b) melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
c) persiapan persalinan yang bersih dan aman
d) perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal Rutin yang selama ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
a) deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan p4k dengan stiker dan buku kia,
dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok
kelas ibu hamil.
b) peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan
Kemitraan bidan dan dukun.
c) peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
d) peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
B. Intervensi dalam Pelayanan
Antenatal care intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan
yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun
intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :
1. Intervensi Dasar
a) Pemberian Tetanus Toxoid (TT)
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
Neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan
sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 Minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali Pada kehamilan yang lalu atau pada
masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk
menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis
pemberian yang tepat.
16
17
17
18
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.
Kerangka Konsep
Kunjungan Pemeriksaan
Kehamilan
a. Umur
b. Pendidikan
c. Paritas
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2
Definisi Operasional
No
Variabel
Defenisi
Operasional
1.
Umur
2.
Pendidikan
Lamanya masa
hidup seseorang
yang dihitung
mulai dari tahun
sejak dilahirkan
sampai saat ini.
Suatu tahapan
dalam
Alat
Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Rekam medik
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun.
Nominal
Rekam medik
Pendidikan
tinggi : jika
Ordinal
18
19
mendapatkan
ilmu
pengetahuan
yang dilihat dari
pendidikan
terakhir
seseorang.
3.
Paritas
4.
Kunjungan
Pemeriksaan
Kehamilan
3.3.
Keadaan
seorang wanita
sehubungan
dengan
kelahiran anak
yang dapat
hidup
Pemeriksaan
berkala pada ibu
hamil
Rekam medik
Rekam medik
tamat SMA,
perguruan
tinggi.
Pendidikan
rendah : jika
responden
tamatan
SD,SMP.
Primipara
Multipara
Rata-rata
kunjungan
Nominal
Rasio
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
H0 : Tidak ada hubungan usia dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan
H0 : Tidak ada hubungan pendidikan dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan
H0: Tidak ada hubungan paritas dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan
Ha : Ada hubungan usia dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Ha : Ada hubungan pendidikan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Ha : Ada hubungan paritas dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
3.4.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang bersifat
pemeriksaan kehamilan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan.
19
20
3.5
3.6.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.
Pada penelitian ini populasinya adalah semua Ibu Hamil Trimester III yang
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak
Badrul Aini Medan periode bulan November 2015 Januari 2016 .
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau mewakili dari populasi yang diteliti. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Dimana semua data
rekam medik Ibu hamil Trimester III yang memeriksakan kehamilan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan.
3.7.
21
3.8.
Pengolahan Data
Analisis data dilakukan secara manual dan selanjutnya disajikan dalam
Analisis Data
3.9.1
Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini
yaitu variabel
Independen
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes.
Pedoman
Pelayanan
Antenatal
terpadu.
Kementerian
Kesehatan.2010.
2. Depkes.2010. Factsheet Upaya Percepatan Penurunan Anggka Kematian
Ibu.
Diambil
dari
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
content/uploads/download/2013/01/Factsheet_Upaya-PP-AKI.pdf
(Diakses tanggal 26 Januari 2016)
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2011. Hal:
139-213.
4. Mochtar R. Sinopsis Obstetri.Edisi 2. Jakarta: FK UI; 2008. Hal: 367-382.
5. Williams O. Obstetrics Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC; 2005. Hal: 67116.
6. Manuaba I. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC; 2008. Hal : 1-52
7. Manuaba I. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC ; 2003. Hal: 24-63
8. Susanti N. Psikologi Kehamilan. Jakarta : EGC; 2008.Hal : 15-8.
9. Salmah, Rusmiati, Maryanah. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
EGC;2006.
10. Tanto C, Liwang F, Hanifati S. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV.
Jakarta : Media Aesculapius. 2014.
11. Purwandari,Atik.Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC.2008,33-6
12. Notoadmojo S. Kesehatan masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta;2007
13. Notoadmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta:
Rineka Cipta; 2010.
22