Partisipasi Pria
1. Pengertian
Partisipasi pria adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan kesertaan ber KB
dan Kesehatan Reproduksi, serta prilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya,
pasangannya dan keluarganya (BKKBN, 2009).
Bentuk nyata dari partisipasi pria tersebut adalah: sebagai peserta KB,
mendukung dan memutuskan bersama istri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai
motivator KB merencanakan jumlah anak dalam keluarganya (BKKBN, 2009).
2. Program dan Kegiatan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja program peningkatan
partisipasi pria maka penyelenggara program peningkatan kualitas provider dengan
mempertimbangkan perlindungan bagi klien dan provider, merumuskan sistem untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
a. Fasilitas pelayanan meliputi:
1) Tempat pelayanan di tempat kerja.
2) Peningkatan sarana dan pra sarana Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
3) Peningkatan jaringan pelayanan rujukan.
4) Peningkatan peran serta karyawan dan buruh sebagai motivator KB dan Kesehatan
reproduksi.
5) Peningkatan kualitas kegiatan promosi dan konseling KB dan Kesehatan
Reproduksi.
b. Petugas pelayanan meliputi:
1) Meningkatan kemampuan dan keterampilan provider dalam melakukan
2) Promosi dan konseling pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berwawasan
gender
3) Peningkatan komitmen politis dan operasional kepada pengambil keputusan
4) Pengembangan jaringan komunikasi, promosi dan konseling KB dan Kesehatan
Reproduksi dengan mempertajam segmentasi sasaran.
B. Keluarga Berencana
C. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah penggunaan alat-alat atau cara sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan (BKKBN, 2008).
2. Tujuan Pemakaian Kontrasepsi
Tujuan pemakaian kontrasepsi adalah:
a. Menunda kehamilan
Pada pelaksanaan vasektomi ini saluran sel mani yang berfungsi menyalurkan
sperma (sel mani) keluar, diikat atau di potong sehingga sperma tidak dikeluarkan dan
tidak bisa bertemu dengan sel telur. Dengan demikian bila suami istri melakukan
hubungan seksual tidak akanterjadi kehamilan, yang disebabkan karena tidak terjadinya
pertemuan antara sperma suami dan sel telur istri (BKKBN, 2008).
2. Efektivitas
Belfield (1997, dalam Everett, 2007, hal. 70) mengatakan bahwa
vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya
adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000.
3. Kelebihan Vasektomi (Meilani, et al.2010) :
a. Tidak mengganggu ereksi, potensi seksual, dan produksi hormon.
b. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat
digunakan seumur hidup.
c.
d.
e.
f.
g.
dokter/klinik.
6) Minum obat sesuai anjuran dokter.
7) Senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu. Jika istri tidak memakai alat
kontrasepsi, maka pada saat senggama diharuskan memakai kondom selama 20-25
kali hubungan seksual atau 3 bulan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut (Notoatmodjo. 2010.hlm. 27-28)
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui
tersebut pada situasi yang lain (Notoatmodjo. 2010.hlm. 28 )
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan
seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah analisis adalah apabila orang
tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram
(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut (Notoatmodjo. 2010.hlm. 28).
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang
untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang
logis dari komponen komponen pengetahuan yang dimiliki.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang telah ada
(Notoatmodjo. 2010.hlm. 28)
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri. (Notoatmodjo. 2010.hlm. 29)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan