Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PADASUKA
Jalan Padasuka No 3 Telp 7272113 Bandung

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PADASUKA
NOMOR : 001/SK/UKP-7/UPT PDSK/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS PADASUKA,

Menimbang : a. Bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara
menyeluruh, adil dan merata;
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Padasuka perlu disusun panduan pelayanan klinis bagi tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok


Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor
43 Tahun 1999;
2. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Undang undang RI no. 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
5. Undang undang RI no. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan ;
6. Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab./Kota;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kab./Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMAS PADASUKA

Kesatu :0. Proses pendaftaran pasien.


a. Pengkajian.
b. Keputusan Layanan klinis.
c. Rencana Layanan klinis.
d. Pelaksanaan Pelayanan klinis
e. Rencana Rujukan.
f. Pemberian Anestesi Lokal dan Sedasi.
g. Pemulangan dan Tindak Lanjut Pasien Rawat Inap.

Kedua :Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal :18 Juli 2016

KEPALA UPT PUSKESMAS PADASUKA,

Dadan Mulyana Kosasih


NIP. 19790202 200501 1 006
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMA
NOMOR : 001/SK/UKP-7/UPT PDSK/2016
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

RANGKAIAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS PADASUKA

1. Proses Pendaftaran Pasien


0. Prosedur pendaftaran dilaksanakan oleh petugas secara efektif efisien, ramah dan
responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
a. Penatalaksanaan pendaftaranmemperhatikan ketepatan identitas pasien sebagai upaya
menjamin keselamatan atau mencegah terjadinyakesalaha.
b. Pelanggan memperoleh informasi pendaftaran, sarana pelayanan, hak dan kewajiban
pasien, tahapan pelayanan klinis, serta informasi lain yang dibutuhkan.
c. Dilakukan penilaian kepuasan pelanggan terhadap proses pendaftaran melalui survey atau
mekanisme lain (kotak saran, sms, dll).
d. Terdapat mekanisme koordinasi antara petugas pendaftaran dengan unit lain agar
pasien/keluarga memperoleh pelayanan.

2. Pengkajian

0. Proses pengkajian awal dilakukan oleh tenaga yang kompeten secara paripurna,
mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
a. Pemeriksaan dan diagnosis mengaju pada standar profesi (pelayanan medis) dan standar
asuhan.
b. Praktisi klinis menjamin tidak melakukan pengulangan yang tidak perlu, baik dalam
pemeriksaan penunjang maupun pemberian terapi.
c. Prosedur pengkajian memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi, dan stabilisasi
pasien sebelum dirujuk.

3. Keputusan layanan klinis

0. Jika diperlukan penanganan secara tim, perlu dibentuk tim interprofesi yang profesional
untuk melakukan kajian.
a. Pendelegasian wewenang secara tertulis dilakukan apabila petugas pemberi layanan klinis
tidak sesuai dengan kewenangannya.
b. Adanya koordinasi dan komunikasi antar praktisi dalam pelayanan klinis
c. Proses kajian dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan, dengan menggunakan
peralatan yang sesuai standar serta menjamin keamanan pasien dan petugas.
4. Rencana Layanan Klinis

0. Pelaksanaan layanan klinis dilakukan secara paripurna dan terpadu (jika diperlukan
penanganan secara tim)
a. Terdapat prosedur yang jelas untuk menyusun rencana layanan medis dan rencana
layanan terpadu.
b. Dilakukan evaluasi kesesuaian antara pelaksanaan rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan atau prosedur.
c. Proses penyusunan rencana layanan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien. Jika memungkinkan,
pasien atau keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan.
d. Pasien atau keluarga berhak memperoleh informasi mengenai tindakan medis atau
pengobatan berisiko yang akan dilakukan.
e. Wajib dilakukan identifikasi risiko yang mungkin terjadi pada pasien, seperti : risiko
jatuh, alergi obat, dll.
f. Pendidikan atau penyuluhan kepada pasien harus dilakukan.

5. Rencana Rujukan

0. Tersedia prosedur rujukan dan persiapan rujukan untuk menjamin pasien memperoleh
layanan yang dibutuhkan ditempat rujukan pada saat yang tepat.
a. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain (sarana kesehatan rujukan) untuk
menjamin kelangsungan asuhan
b. Fasilitas rujukan diberi resume klinis tentang kondisi klinis pasien dan tindakan yang
telah dilakukan.
c. Selama proses rujukan pasien secara langsung, petugas yang kompeten terus memonitor
kondisi pasien.
6. Pelaksanaan Layanan Klinis

0. Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan sesuai rencana asuhan dengan menggunakan


pedoman atau standar yang berlaku, untuk menjamin kesinambungan dalam pelayanan.
a. Layanan yang diberikan kepada pasien maupun perubahan rencana layanan berdasarkan
perkembangan kondisi pasien, didokumentasikan dalam rekam medis. Perawat dan
petugas kesehatan lain wajib mengingatkan dokter jika terjadi pengulangan yang tidak
perlu.
b. Jika diperlukan tindakan medis, pasien atau keluarga terlebih dahulu mengisi informed
concent
c. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau beresiko tinggi dipandu oleh
prosedur yang berlaku.
d. Pelaksanaan kewaspadaan universal dalam hal pengendalian infeksi, perlu diperhatikan.
e. Penggunaan dan pemberian obat atau cairan intravena diarahkan oleh lebijakan dan
prosedur yang baku.
f. Untuk memantau dan menilai pelaksanaan layanan klinis ditetapkan indikator.
g. Keluhan pasien diidentifikasi dan ditindaklanjuti. Informasi tersebut digunakan untuk
perbaikan.
h. Pasien atau keluarga perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait
dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien termasuk PHBS dengan pendekatan
komunikasi interpersonal.
i. Pasien yang beresiko nutrisi memperoleh terapi gizi dalam kegiatan home care
j. Makanan dan nutrisi pasien rawat inap disediakan sesuai dengan rencana asuhan, umur,
budaya. Disiapkan dan disimpan dengan cara baku mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan, dan didistribusikan tepat waktu memenuhi permintaan atau kebutuhan
khusus.

7. Pemberian Anestesi Lokal dan Sedasi

0. Tersedia pelayanan anestesi lokal dan sedasi sesuai kebutuhan dengan dipandu oleh
prosedur yang jelas.
a. Jenis-jenis sedasi dan anestesi lokal yang dapat diberikan di Puskesmas adalah anestesi
subkutan, anestesi blok, dan anestesi infiltrasi.
b. Tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan anestesi lokal dan sedasi
adalah dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan.
c. Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas melakukan monitoring status
fisiologi pasien.
d. Teknik anestesi lokal dan sedasi dicatat dalam rekam medis.
e. Pelaksanaan bedah minor yang membutuhkan anestesi harus memenuhi standar dan
peraturan serta prosedur yang berlaku.
8. Pemulangan dan Tindak Lanjut Pasien Rawat Inap

0. Pemulangan dan/atau tindak lanjut pasien, baik yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan, rujukan maupun pulang, dipandu oleh prosedur standar.
a. Pasien/keluarga memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak lanjut layanan saat
pemulangan atau dirujuk ke sarana kesehatan lain.
b. Penanggung jawab dalam pelaksanaan proses pemulangan dan/atau tindak lanjut pasien
adalah petugas jaga rawat inap pada saat itu.
c. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan pemulangan dan tindak lanjut pasien adalah
setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas jaga rawat inap.
d. Tindak lanjut terhadap pasien yang dirujuk balik, sesuai dengan prosedur yang berlaku
dan rekomendasi dari sarana kesehatan rujukan.
e. Harus tersedia penanganan alternatif bagi pasien yang perlu dirujuk namun tidak
mungkin dilakukan.
f. Jika pasien perlu dirujuk, upayakan proses rujukan berjalan sesuai kebutuhan dan pilihan
pasien serta persetujuan dari pasien yang bersangkutan atau keluarganya.

KEPALA UPT PUSKESMAS PADASUKA

dr. Dadan Mulyana Kosasih


NIP. 19790202 200501 1 006

Anda mungkin juga menyukai