DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PADASUKA
Jalan Padasuka No 3 Telp 7272113 Bandung
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PADASUKA
NOMOR : 001/SK/UKP-7/UPT PDSK/2016
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara
menyeluruh, adil dan merata;
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Padasuka perlu disusun panduan pelayanan klinis bagi tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan;
MEMUTUSKAN
Kedua :Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal :18 Juli 2016
2. Pengkajian
0. Proses pengkajian awal dilakukan oleh tenaga yang kompeten secara paripurna,
mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
a. Pemeriksaan dan diagnosis mengaju pada standar profesi (pelayanan medis) dan standar
asuhan.
b. Praktisi klinis menjamin tidak melakukan pengulangan yang tidak perlu, baik dalam
pemeriksaan penunjang maupun pemberian terapi.
c. Prosedur pengkajian memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi, dan stabilisasi
pasien sebelum dirujuk.
0. Jika diperlukan penanganan secara tim, perlu dibentuk tim interprofesi yang profesional
untuk melakukan kajian.
a. Pendelegasian wewenang secara tertulis dilakukan apabila petugas pemberi layanan klinis
tidak sesuai dengan kewenangannya.
b. Adanya koordinasi dan komunikasi antar praktisi dalam pelayanan klinis
c. Proses kajian dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan, dengan menggunakan
peralatan yang sesuai standar serta menjamin keamanan pasien dan petugas.
4. Rencana Layanan Klinis
0. Pelaksanaan layanan klinis dilakukan secara paripurna dan terpadu (jika diperlukan
penanganan secara tim)
a. Terdapat prosedur yang jelas untuk menyusun rencana layanan medis dan rencana
layanan terpadu.
b. Dilakukan evaluasi kesesuaian antara pelaksanaan rencana terapi dan/atau rencana asuhan
dengan kebijakan atau prosedur.
c. Proses penyusunan rencana layanan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien. Jika memungkinkan,
pasien atau keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan.
d. Pasien atau keluarga berhak memperoleh informasi mengenai tindakan medis atau
pengobatan berisiko yang akan dilakukan.
e. Wajib dilakukan identifikasi risiko yang mungkin terjadi pada pasien, seperti : risiko
jatuh, alergi obat, dll.
f. Pendidikan atau penyuluhan kepada pasien harus dilakukan.
5. Rencana Rujukan
0. Tersedia prosedur rujukan dan persiapan rujukan untuk menjamin pasien memperoleh
layanan yang dibutuhkan ditempat rujukan pada saat yang tepat.
a. Dilakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain (sarana kesehatan rujukan) untuk
menjamin kelangsungan asuhan
b. Fasilitas rujukan diberi resume klinis tentang kondisi klinis pasien dan tindakan yang
telah dilakukan.
c. Selama proses rujukan pasien secara langsung, petugas yang kompeten terus memonitor
kondisi pasien.
6. Pelaksanaan Layanan Klinis
0. Tersedia pelayanan anestesi lokal dan sedasi sesuai kebutuhan dengan dipandu oleh
prosedur yang jelas.
a. Jenis-jenis sedasi dan anestesi lokal yang dapat diberikan di Puskesmas adalah anestesi
subkutan, anestesi blok, dan anestesi infiltrasi.
b. Tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan anestesi lokal dan sedasi
adalah dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan.
c. Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas melakukan monitoring status
fisiologi pasien.
d. Teknik anestesi lokal dan sedasi dicatat dalam rekam medis.
e. Pelaksanaan bedah minor yang membutuhkan anestesi harus memenuhi standar dan
peraturan serta prosedur yang berlaku.
8. Pemulangan dan Tindak Lanjut Pasien Rawat Inap
0. Pemulangan dan/atau tindak lanjut pasien, baik yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan, rujukan maupun pulang, dipandu oleh prosedur standar.
a. Pasien/keluarga memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak lanjut layanan saat
pemulangan atau dirujuk ke sarana kesehatan lain.
b. Penanggung jawab dalam pelaksanaan proses pemulangan dan/atau tindak lanjut pasien
adalah petugas jaga rawat inap pada saat itu.
c. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan pemulangan dan tindak lanjut pasien adalah
setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas jaga rawat inap.
d. Tindak lanjut terhadap pasien yang dirujuk balik, sesuai dengan prosedur yang berlaku
dan rekomendasi dari sarana kesehatan rujukan.
e. Harus tersedia penanganan alternatif bagi pasien yang perlu dirujuk namun tidak
mungkin dilakukan.
f. Jika pasien perlu dirujuk, upayakan proses rujukan berjalan sesuai kebutuhan dan pilihan
pasien serta persetujuan dari pasien yang bersangkutan atau keluarganya.