PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota
besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih
pesat dibandingkan pertumbuhan penduduk masyarakat desa. Persoalan banjir
seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim
penghujan tiba seperti halnya banjir besar yang baru-baru ini terjadi di ibukota
Jakarta. Banjir tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat dalam
beraktivitas, merusak badan-badan jalan dan prasarana lainnya akibat sering
tergenang air, lebih jauh dapat menimbulkan kerugian materil bahkan korban jiwa
apabila bencana banjir besar terjadi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
untuk menanggulangi permasalahan banjir perkotaan ini, hal ini berbanding lurus
dengan dana yang telah terkuras untuk masalah banjir ini, namun tetap saja belum
berhasil mengatasi ancaman banjir tersebut. Hal ini akan semakin sulit diatasi
dengan melihat kondisi buruknya infrastruktur penanganan banjir yang telah
dibangun oleh pemerintah seperti misalnya saluran drainase, sehingga
pembangunan demi pembangunan yang dilakukan dengan alasan penanganan
banjir hanya menjadi rutinitas tanpa solusi.
Kota medan, sebagai salah satu kota besar yang terdapat di Indonesia
memiliki laju kecepatan perekonomian dan sosial yang tergolong pesat.
Konsekuensinya daya dukung kota harus dapat mengimbangi hal tersebut dengan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pembangunan sarana dan prasarana baik di bidang fisik maupun di bidang non
fisik. Buruknya keadaan infrastruktur penanganan banjir salah satunya saluran
saluran drainase kerap menimbulkan genangan bahkan banjir jika hujan turun
terutama di lokasi-lokasi padat penduduk di Kota Medan. Saluran drainase
merupakan salah satu faktor yang penting dalam tata ruang suatu kota, karena
saluran drainase berperan dalam penanganan masalah banjir. Bertolak dari hal
tersebut maka pembangunan yang bertujuan untuk perbaikan saluran drainase di
Kota Medan menjadi salah satu hal penting yang menjadi perhatian pemerintah
khususnya Pemerintah Kota Medan.
Pembangunan dilaksanakan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana menuju arah yang lebih baik yang
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai bentuk realisasi dari
pembangunan nasional pembangunan Kota Medan memiliki dimensi yang luas,
hal itu disebabkan kompleksnya tuntutan, kebutuhan, dan kepentingan
masyarakat. Salah satu bentuk realisasi dari pembangunan yang dilaksanakan
berupa
pembangunan
proyek-proyek
sarana,
prasarana
yang
berwujud
yang mengadakan kontrak dengan Dinas Bina Marga Kota Medan adalah
CV.TERATAI 26. Hubungan kerja sama yang terjadi antara Dinas Bina Marga
Kota Medan dengan CV.TERATAI 26 dibuat dalam suatu perjanjian atau dalam
prakteknya lebih sering disebut kontrak. Perjanjian yang dibuat antara Dinas Bina
Marga Kota Medan dengan CV. TERATAI 26 merupakan perjanjian
pemborongan pekerjaan. Dalam hal ini pemborongan pekerjaan pembangunan
yang dilaksanakan oleh CV.TERATAI 26 sebagai pihak pemborong tersebut
diperoleh setelah memenangkan pelelangan yang dilakukan oleh Dinas Bina
Marga Kota Medan sebagai pihak yang memborongkan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan perlu dipahami mengenai
aspek hukum yang terdapat dalam perjanjian pemborongankarena pemahaman
terhadap aspek hukum akan dapat menyesuaikan dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Seperti diketahui telah banyak dari pejabat atau pengguna
barang/jasa proyek pemerintah yang menjadi korban sebagai tergugat,
tersangka/terdakwa atau terpidana dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Demikian juga halnya dengan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan
antara Dinas Bina Marga Kota Medan dengan CV.Teratai 26 juga diperlukan
pemahaman
aspek
hukum
untuk
menghindari
kemungkinan
terjadinya
B. Perumusan Masalah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
a. Apakah proses pelaksanaan Perjanjian Antara Dinas Bina Marga Kota
Medan dengan CV.Teratai 26 tidak mengandung cacat hukum?
b. Apakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian dan
bagaimana penyelesaiannya apabila terjadi perselisihan?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dari penulisan dari skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan perjanjian pemborongan
pekerjaan pembangunan saluran drainase antara Dinas Bina Marga
Kota Medan dengan CV. Teratai 26 tidak mengandung cacat hukum.
b. Untuk mengetahui apakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
perjanjian dan untuk mengetahui cara menyelesaikan perselisihan
yang terjadi.
2. Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua
sisi yaitu :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
akademisi khususnya. Untuk menambah literatur dalam bidang hukum
perdata pada umumnya dan perjanjian pemborongan pekerjaan
tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas pemasalahanpermasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan. 1
Dalam
penulisan
skripsi
ini
digunakan
metode
penelitian
dan
hal. 43.
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang
kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN
Merupakan tinjauan umum mengenai perjanjian, terdiri dari lima sub bab
yang menjelaskan mengenai Pengertian Perjanjian, Unsur-Unsur Perjanjian,
Syarat Sahnya Perjanjian, Asas-Asas dalam Perjanjian dan Wanprestasi.
BAB III TINJAUAN UMUM PERJANJIAN PEMBORONGAN
Bab ini menjelaskan tinjauan umum mengenai perjanjian pemborongan yang
terdiri dari enam sub bab yaitu, Pengertian dan Pengaturan Mengenai
Perjanjian
Pemborongan
Pekerjaan,
Sifat
dan
Bentuk
Perjanjian
dan
Pelaksanaan
Perjanjian
Pemborongan
Pekerjaan
Pembangunan antara Dinas Bina Marga Kota Medan dengan CV. Teratai
26,
Tanggung
Jawab
Para
Pihak
dalam
Pelaksanaan
Perjanjian