Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH ANALISA STRATIGRAFI

Resume Paper

Disusun Oleh :
Maghfur Zakiy A.H.
111.140.192
Kelas A

MATA KULIAH ANALISA STRATIGRAFI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

RESUME PAPER
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada lapangan C dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Zonasi batuan karbonat dengan pendekatan sekuen stratigarfi menghasilkan 3 marker
stratigrafi yaitu SB-2, MFS, dan SB-1. pada marker MFS ditandai oleh adanya perubahan pola
log dari pola log cylindrical menjadi bell shape yang menandakan terjadi fese give-up carbonat
Kendall,2003. Marker MFS ditentukan berdasarkan pola kurva log GR yang berubah dari bawah
keatas secara tiba-tiba dari harga GR yang rendah sedang kearah GR yang sedang - tinggi yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan muka air laut secara cepat dan penyebarannya luas.
Perubahan yang tiba-tiba ini akibat terjadinya kenaikan muka air laut relatif ditandai dengan
diendapkannya lapisan shale. Marker SB-1 ditentukan berdasarkan pola kurva log GR yang
berubah dari bawah keatas secara tiba-tiba dari harga GR yang sedang tinggi kearah GR yang
rendah yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan litologi dari yang imperpemeable yang
diinterpretasikan sebagai shale ke litologi yang permeabel yang diinterpretasikan sebagai
batugamping. Perubahan yang tiba-tiba ini akibat terjadinya erosi selama penurunan muka air
laut relatif. Pada marker SB-2 ini merupakan batas Formasi antara Formasi Parigi yang
merupakan daerah penelitian dengan Formasi Cisubuh.
Berdasarkan interpretasi elektrofasies dan lithofasies maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
3 fasies pada interval penelitian :
- Fasies Wackstone-Grainstone Coraline Reefal
Merupakan daerah pertumbuhan dari reef, yang sangat dipengaruhi oleh naik turunnya
muka air laut dicirikan oleh relatif seragamnya litologi yang terbentuk yang terdiri dari
batugamping wackstone-grainstone yang menunjukkan adanya peralihan energi dari
energi rendah menuju ke energi yang tinggi. Fasies ini ditunjukkan dengan harga log GR
yang relatif rendah, dengan pola log GR yang terlihat berbentuk Cylindrical. Fasies ini
diinterpretasikan terbentuk pada lingkungan reefal yang merupakan daerah peralihan
energi dari energi rendah menjadi energi tinggi. Pada fasies ini diidentifikasi sebagai
proses aggradasi dimana proses kenaikan muka air laut sebanding dengan pertumbuhan
terumbu (keep-up carbonate). Penyebaran secara lateral fasies ini adalah relatif berarah
barat-timur.
-

Fasies packstone-wackstone lagoonal


Merupakan daerah yang terisolir yang dibatasi oleh barrier, yang tidak dipengaruhi
oleh naik turunnya muka air laut dicirikan oleh relatif seragamnya litologi yang terbentuk
yang terdiri dari batugamping packstone-wackstone yang menunjukkan adanya peralihan
energi dari energi tinggi menuju ke energi yang lebih rendah. Fasies ini ditunjukkan

dengan harga log GR yang relatif tinggi, dengan pola log GR yang terlihat berbentuk Bell
shape. Fasies ini diinterpretasikan terbentuk pada lingkungan lagoonal yang dicirikan
oleh kehadiran mineral pirit yang menandakan terjadinya reduksi (pengurangan oksigen)
yang mungkin diakibatkan oleh naiknya muka air laut (transgresi) dan adanya suspensi
lempung yang terdapat pada fasies ini. Penyebaran secara lateral fasies ini adalah relatif
berarah barat-timur.
Fasies mudstone-grainstone tidal
Merupakan daerah pengendapan yang dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut,
yang ditandai dengan diendapkannya batugamping mudstone-grainstone dan dibeberapa
tempat diendapkan shale yang berselingan dengan batugamping. Dari data litologi fasies
ini menunjukkan adanya peralihan energi dari energi rendah ke energi tinggi,
keterdapatan grainstone pada fasies ini diasumsikan terbentuk akibat gelombang laut
yang menghantam tubuh suatu reef, dan dijumpai disekitar patch reef maupun dibelakang
barrier reef.Fasies ini ditunjukkan oleh harga log GR yang sedang sampai tinggi dengan
pola log Funnel shape. Fasies ini diinterpretasikan terbentuk pada lingkungan tidal flat.

Berdasarkan peta struktur yang telah dibuat maka morfologi batugamping relatif berarah
timur laut-barat daya dengan penebalan relatif berarah timur laut-barat daya. Hal ini
mempengaruhi migrasi hidrokarbon yang mengikuti bentukan morfologi batugamping.

Anda mungkin juga menyukai