Anda di halaman 1dari 2

MAKSUD DAN TUJUAN ABSTRAK

Maksud dan tujuan dari acara lapangan hidrogeologi ini PENAMPANG SUNGAI METODE CURRENT METER Acara lapangan debit sungai praktikum hidrogeologi
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
agar praktikan dapat mengetahui cara menggunakan alat dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 25 September 2016 FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
current meter serta dapat mengukur nilai dari debit Sungai PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 1 pada pukul 10.00 - 12.00 yang berlokasi di Sungai Babarsari. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
Babarsari menggunakan metode current meter dan oat, serta METODE CURRENT METER Metode perhitungan debit sungai yang dilakukan dengan YOGYAKARTA
mampu membuat permodelan atau penampang dari masing- SKALA 1:100
H:V=1:1 menggunakan pengukuran tidak langsung, yaitu metode 2016
masing metode yang digunakan 14 m pengapungan dengan menggunakan bola pingpong dan
2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m
I II III
III
IV V VI VII 0 cm stopwatch serta metode current meter. Dari hasil perhitungan
ALAT DAN BAHAN 42 cm
22 cm
14 cm 19 cm
45 cm 38 cm debit sungai, di dapatkan hasil yang berbeda antara metode
Current Meter Bola Pingpong Penggaris 1 meter p e n g a p u n g a n d a n m e t o d e c u r r e n t m e t e r.
PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 2
METODE CURRENT METER
SKALA 1:100
LANGKAH KERJA
H:V=1:1
Metode Current Meter :
14 m 1. Mengukur lebar sungai dengan membentangkan meteran
2m 2m 2m 2m
IV
2m 2m 2m 2. Membagi bentangan menjadi beberapa segmen sesuai PENGUKURAN DEBIT SUNGAI BABARSARI
Gambar 1.3.3 Penggaris 1 meter I II III V VII
Gambar 1.3.1 Stopwatch Gambar 1.3.2 Bola Pingpong
13 cm
VI 0 cm kebutuhan
34 cm 24 cm 23 cm
32 cm 42 cm
3. Mengukur kedalaman sungai pada tiap batas segmen
METODE CURRENT METER DAN FLOAT
Stopwatch Meteran Kamera
4. Melakukan pengukaran menggunakan alat current meter pada
PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 3 tiap segmen bentangan dengan kedalaman yang telah
METODE CURRENT METER
SKALA 1:100
ditentukan untuk mengetahui nilai dari kecepatan aliran sungai
H:V=1:1 (v) pada tiap titik
Gambar 1.3.6 Kamera
14 m 5. Mencatat data-data yang didapat
2m 2m 2m 2m
2m 2m 2m
6. Menghitung luas total penampang sungai (A) dan debit sungai
I
(Q), dengan rumus Q = v.A
II III IV V VI VII
0 cm
8 cm 13 cm 16 cm 15 cm 15 cm 17 cm
Gambar 1.3.4 Stopwatch Gambar 1.3.5 Meteran 25 cm
7. Membuat penampang sungai dengan skala yang telah
Alat Tulis Kertas HVS & Kalkulator ditentukan
Milimeter Block
Metode Floating :
1. Mengukur lebar garis awal sungai dengan membentangkan
Gambar 1.3.7 Alat Tulis
meteran, dan beri tanda pada tiap sisi sungai tadi
2. Membagi lebar garis awal sungai menjadi beberapa segmen
Tabulasi Debit Sungai
Gambar 1.3.8 Milimeter Block Gambar 1.3.9 Kalkulator
PENAMPANG SUNGAI METODE FLOAT dan ukur kedalaman tiap batas segmen
3. Tentukan panjang sungai (L atau s), yaitu tegak lurus dari lebar
sungai sepanjang 10 meter dengan menggunakan meteran untuk
PENAMPANG 3 DIMENSI SUNGAI BABARSARI
menentukan garis akhir sungai
METODE FLOAT 4. Mengukur lebar garis akhir sungai dengan membentangkan
SKALA 1:100 meteran, dan beri tanda pada tiap sisi sungai tadi
H:V=1:1
Gambar 1.3.10 Tabulasi Debit Sungai
5. Membagi lebar garis akhir sungai menjadi beberapa segmen
2m 2m 2m
14 m
2m 2m 2m 2m
dan ukur kedalaman tiap batas segmen
I II III
III
IV V VI VII 0 cm 6. Menghanyutkan bola pingpong pada aliran air, dimulai dari
14 cm
16 cm 22 cm 19 cm
garis awal sungai
DASAR TEORI 42 cm 45 cm 38 cm
7. Mencatat waktu yang dibutuhkan bola pingpong untuk hanyut
Hidrogeologi adalah suatu studi interaksi antara kerja mulai dari garis awal hingga ke garis akhir
kerangka batuan dan airtanah yang dalam prosesnya 8. Menghitung kecepatan aliran sungai, dengan rumus v = s/t
menyangkut aspek-aspek kimia dan sikayang terjadi di 9. Menghitung luas total penampang sungai (A) dan debit sungai
dekat atau di bawah permukaan bumi (Toth,1990). (Q), dengan rumus Q = v.A
Dalam hidrogeologi masalah penentuan debit sungai dengan 10. Membuat penampang sungai dengan skala yang telah
cara pengukuran termasuk dalam bidang hidrometri, ditentukan MAGHFUR ZAKIY A.H.
Hidrometri merupakan ilmu pengukuran tentang cara-cara 111.140.192
pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran yang
2m
I
2m
II III
2m 2m
IV V
2m
VI
2m
VII
2m

0 cm
LAMPIRAN FOTO
12 cm
34 cm 24 cm 13 cm 23 cm
42 cm
PLUG 10
mencakup data tinggi muka air, debit dan kuantitas air. 32 cm

Teori yang mendasari pengukuran debit ini adalah percobaan


Darcy, yaitu Hukum Darcy, bahwa banyaknya volumeair yang
mengalir dari suatu tubuh sungai adalah hasil kali antara
kecepatan aliran dengan luas penampang media yang
dialirinya atau luas bangun alur yang dialirinya. Dapat ditulis Gambar 2. Pengukuran kedalaman segmen
Gambar 1. Pembentangaan meteran
dengan rumus Q = v.A , dimana Q adalah Debit aliran
(m3/hari), V adalah Kecepatan aliran (m/hari), dan A adalah 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m

Luas penampang (m2). 8 cm


I

13 cm
II

16 cm
III

15 cm
IV

15 cm
V

17 cm
VI

25 cm
VII
0 cm

Pada umumnya pengukuran debit aliran air sungai


dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pengukuran ini
biasanya berkaitan erat dengan maksud untuk mencari rating
curve. Semakin banyak lokasi pengukuran debit maka Gambar 3. Pencatatan data lapangan Gambar 4. Pengukuran dengan
alat current meter
semakin akurat hasil analisis datanya.
Jumlah pengukuran debit pada waktu periode tertentu,
tergantung dari :
- Tujuan pengukuran
- Tingkat ketelitian yang ingin dicapai
Pada dasarnya pengukuran debit dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan pengukuran debit secara langsung dan Gambar 5. Pembacaan Alat Current Meter Gambar 6. Penghanyutan bola pingpong
pengukuran debit secara tidak langsung. Contoh dari
pengukuran debit secara tidak langsung adalah metode
current meter dan metode oat yang kita pakai kali ini. 1.
PERHITUNGAN DEBIT METODE CURRENT METER
Perhitungan V rata-rata : A3 = (0.24 + 0.13)/2 x 2 = 0.37 m2 Debit Penampang 2 Sungai
PERHITUNGAN DEBIT METODE FLOAT KESIMPULAN
1. Perhitungan Luas Penampang : v rata-rata Penampang 1 = 0.4373 m/s
v Rata-rata = v1 + v2 + v3 + v4 + v5 + v6 + A4 = (0.13 + 0.23)/2 x 2 = 0.36 m2 Babarsari : A = (kedalaman segmenn+ kedalaman Kegiatan Lapangan Hidrogeologi Pengukuran Debit Sungai oleh kelompok 20
Metode Current Meter v7 A5 = (0.23 + 0.32)/2 x 2 = 0.55 m2 Q1 = 0.3 x 0.46 = 0.138 m3/s segmenn+1) / 2 x lebar segmen - Kecepatan Aliran 2 Sungai Babarsari dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 25 September 2016 di Sungai Babarsari.
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur V LP. 1 = ( 0.4 + 0.3 + 0.4 + 0.1 + A6 = (0.32 + 0.42)/2 x 2 = 0.74 m2 Q2 = 0.3 x 0.58 = 0.174 m3/s - Luas Penampang 1 Sungai Babarsari : v1 = 10/8.7 = 0.57 m/s Pengukuran dilakukan menggunakan 3 Penampang yang masing-masing
besarnya kecepatan arus berdasarkan jumlah putaran kipas 0.1 + 0.5 + 0.5 )/7 = 0,32 m/s A7 = (0.42 + 0)/2 x 2 = 0.42 m2 Q3 = 0.3 x 0.37 = 0.111 m3/s A1 = (0.16 + 0.42)/2 x 2 = 0.58 m2 panjangnya adalah 14 meter, sehingga lebar setiap segmennya adalah sebesar 2
v2 = 10/8.5 = 0.59 m/s
dalam alat, setelah dihitung dari persamaan : v = (a + b) . N V LP. 2 = ( 0.3 + 0.3 + 0.3 + 0.2 + Atotal Sungai Babarsari LP. 2 = 3.48 m2 Q4 = 0.2 x 0.36 = 0.072 m3/s A2 = (0.042 + 0.22)/2 x 2 = 0.64 m2 meter. Pada masing-masing Penampang dilakukan pengukuran debit dengan cara
0.2 + 0.5 + 0.4 )/7 = 0,31 m/s v3 = 10/9.6 = 0.391 m/s
Dimana : Q5 = 0.2 x 0.55 = 0.110 m3/s A3 = (0.22 + 0.14)/2 x 2 = 0.36 m2 vrata-rata Penampang 2 = 0.4356 m/s pengukuran tidak langsung yang berupa metode current meter dan metode oating.
V LP. 3 = ( 0.5 + 0.6 + 0.4 + 0.5 + - Luas Penampang 3 Sungai Q6 = 0.5 x 0.74 = 0.37 m3/s
v = kecepatan aliran 0.6 + 0.7 + 0.4 )/20 = 0,52 m/s A4 = (0.14 + 0.19)/2 x 2 = 0.33 m2 Hasil perhitungan dengan kedua metode ini menunjukkan bahwa nilai debit air yang
Babarsari : Q7 = 0.4 x 0.42 = 0.168 m3/s A5 = (0.19 + 0.45)/2 x 2 = 0.64 m2 3. Perhitungan Debit Sungai :
a = kecepatan awal yang digunkan untuk mengatasi gesekan dilakukan pada ketiga penampang ini berbeda-beda.
A1 = (0.8 + 0.13)/2 x 2 = 0.21 m2 Qtotal Penampang 2 = 1.186 m3/s A6 = (0.45 + 0.38)/2 x 2 = 0.83 m2 Q = Atotal n + vrata-rata n
mekanis 2. Perhitungan Luas Penampang : A2 = (0.13 + 0.16)/2 x 2 = 0.29 m2 Dari data yang diperoleh berdasarkan metode Current Meter didapatkan
Debit Penampang 3 Sungai Babarsari : A7 = (0.38 + 0)/2 x 2 = 0.38 m2 - Debit Penampang 1 Sungai Babarsari
b = konstanta yang diperoleh dari kalibrasi alat A = (kedalaman segmenn+ kedalaman A3 = (0.16 + 0.15)/2 x 2 = 0.31 m2 Qpenampang 1 = 1.059 m3/s, Q penampang 2 = 1.186 m3/s, Qpenampang3 = 1.139
Q1 = 0.5 x 0.21 = 0.105 m3/s Atotal Sungai Babarsari LP. 1 = 3.76 m2 Q = 3.76 x 0.4373
N = jumlah putaran kipas perdetik. segmenn+1) / 2 x lebar segmen A4 = (0.15 + 0.15)/2 x 2 = 0.3 m2 Q2 = 0.6 x 0.29 = 0.174 m3/s m3/s, dengan rata rata Qsungai = 1.14 m3/s. Sedangkan berdasarkan metode
- Luas Penampang 1 Sungai - Luas Penampang 2 Sungai Babarsari : = 1.6442 m3/s Floating didapatkan Q1 = 1.6442 m3/s, Q2 = 1.5259 m3/s, dengan rata rata Qsungai
A5 = (0.15 + 0.17)/2 x 2 = 0.32 m2 Q3 = 0.4 x 0.31 = 0.124 m3/s A1 = (0.12 + 0.34)/2 x 2 = 0.46 m2
Selain itu dibutuhkan parameter luas penampang Babarsari : A6 = (0.17 + 0.25)/2 x 2 = 0.42 m2 = 1.5850 m3/s. Maka terdapat perbedaan debit sejumlah 0.4450 m3/s, dimana nilai
Q4 = 0.5 x 0.3 = 0.15 m3/s A2 = (0.34 + 0.24)/2 x 2 = 0.58 m2
A1 = (0.16 + 0.42)/2 x 2 = 0.58 m2 A7 = (0.25 + 0)/2 x 2 = 0.25 m2 Qsungai menggunakan metode Float lebih besar dibanding Metode Current Meter.
sungai (A) untuk menghitung debit, dimana Q = v.A Q5 = 0.6 x 0.32 = 0.192 m3/s A3 = (0.24 + 0.13)/2 x 2 = 0.37 m2 - Debit Penampang 2 Sungai Babarsari
A2 = (0.042 + 0.22)/2 x 2 = 0.64 Atotal Sungai Babarsari LP. 3 = 2.1 m2 Adanya perbedaan hasil nilai debit antara kedua metode ini antara lain
m2 Q6 = 0.7 x 0.42 = 0.294 m3/s A4 = (0.13 + 0.23)/2 x 2 = 0.36 m2 Q = 3.48 x 0.4356
Metode Float (Pengapung) 3. Mencari Debit (Metode Current Q7 = 0.4 x 0.25 = 0.1 m3/s A5 = (0.23 + 0.32)/2 x 2 = 0.55 m2 = 1.5259 m3/s disebabkan oleh karena pengukuran debit dengan metode ini seharusnya diterapkan
A3 = (0.22 + 0.14)/2 x 2 = 0.36 m2 Meter)
Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya A4 = (0.14 + 0.19)/2 x 2 = 0.33 m2 Qtotal Penampang 3 = 1.139 m3/s A6 = (0.32 + 0.42)/2 x 2 = 0.74 m2 Qrata-rata = ( Q1 + Q2 ) / 2 pada arus sungai yang laminar. Sedangkan keadaan di lapangan yang terlihat adalah
Qn = Vn x An arus pada Sungai Babarsari bukan arus laminar sehingga nilai dari debit jika
untuk menaksir secara kasar, karena hanya meliputi aliran di A5 = (0.19 + 0.45)/2 x 2 = 0.64 m2 A7 = (0.42 + 0)/2 x 2 = 0.42 m2 = (1.6442 + 1.5259 ) / 2
- Debit Penampang 1 Sungai Q rata-rata metode current = ( menggunakan metode current meter dan metode oating akan menghasilkan nilai
permukaan saja. Padahal sesungguhnya kecepatan rerata A6 = (0.45 + 0.38)/2 x 2 = 0.83 m2 Babarsari : Atotal Sungai Babarsari LP. 2 = 3.48 m2 = 1.5850 m3/s
A7 = (0.38 + 0)/2 x 2 = 0.38 m2 Q1 + Q2 + Q3 ) / 3 yang berbeda, selain itu pada metode oat sebenarnya hanya digunakan untuk
aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran Q1 = 0.4 x 0.58 = 0.232 m3/s
Atotal Sungai Babarsari LP. 1 = 3.76 m2 = 2. Perhitungan Kecepatan Aliran : menaksir secara kasar saja, karena yang dihitung merupakan kecepatan pada
bagian zat cair yang ada di permukaan saja, tetapi juga Q2 = 0.3 x 0.64 = 0.192 m3/s (1.059 + 1.186 + 1.139 ) / 3
kecepatan di setiap kedalaman sungai padahal besar Q3 = 0.4 x 0.36 = 0.144 m3/s v = s/t permukaan airnya saja sehingga bisa dikatakan kurang tepat karena kecepatan
- = - Kecepatan Aliran 1 Sungai Babarsari dibawah permukaan dan dipermukaan air memiliki kecepatan yang berbeda.
kecepatan itu berbeda-beda. Cara ini biasanya digunakan Q4 = 0.1 x 0.33 = 0.033 m3/s 1.14 m3/s
Luas Penampang 2 Sungai Babarsari : Q5 = 0.1 x 0.64 = 0.064 m3/s v1 = 10/15,19 = 0.6583 m/s Kemudian pada metode oat juga dimungkinkan adanya gangguan berupa dorongan
pada sungai dengan arus laminar dan tidak berubah-ubah. - v2 = 10/35,7 = 0.2801 m/s
A1 = (0.12 + 0.34)/2 x 2 = 0.46 m2 Q6 = 0.5 x 0.83 = 0.415 m3/s angin yang dapat menyebabkan kecepatan bola pingpong menjadi tidak sesuai
Rumus yang digunakan adalah : v = s/t A2 = (0.34 + 0.24)/2 x 2 = 0.58 m2 v3 = 10/24.19 = 0.4134 m/s
Q7 = 0.5 x 0.78 = 0.19 m3/s dengan kecepatan aliran pada permukaan sungai yang sebenarnya.
Qtotal Penampang 1 = 1.095 m3/s vrata-rata Penampang 1 = 0.4373 m/s

TABEL DATA METODE CURRENT METER TABEL DATA METODE FLOAT DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3.1.1 Pengukuran Penampang Sungai 1 Metode Current Meter Tabel 3.1.2 Pengukuran Penampang Sungai 2 Metode Current Meter Tabel 3.1.3 Pengukuran Penampang Sungai 1 Metode Current Meter Tabel 3.2.1 Pengukuran Penampang Sungai 1 Metode Float Tabel 3.2.2 Pengukuran Penampang Sungai 2 Metode Float

No. Lebar V V Luas Dalam No Lebar V V Luas Dalam No. Lebar V V Luas Dalam No. Lebar V V Luas Dalam
Tim Hidrogeologi UPN Veteran Yogyakarta, 2016,
Debit No. Lebar V V Luas Dalam
Sungai Juml Pada rata- Penampang Sungai . Sungai Lebar Dalam
Jumlah Waktu Pada rata- Penampang
(m3-
Sungai Sungai Lebar Dalam
Juml Pada rata- Penampang Debit Sungai Sunga Lebar Dala Pada rata- Penam
Debit Sungai Sunga Pada rata- Penam Sungai
Buku Panduan Praktikum HIDROGEOLOGI,
Lebar Dalam
ah Waktu Debit (m) (m)
nya
putaran (detik) titik
rata Sungai (m)
ah Waktu mnya
Jumlah Waktu
titik pang Lebar Dala
Jumlah Waktu Debit
(m) (m)
nya
putar (detik) titik rata Sungai (m3/s) (m) kincir
/s) (m) (m)
nya
kincir
putar (detik) titik rata Sungai (m3/s) (m) i (m) (m) kincir
putaran (detik) rata
Sungai (m3/s) (m) i (m) (m)
mnya
putaran (detik) titik rata pang
(m3/s) (m) Yogyakarta: Program Studi Teknik Geologi
kincir
an (m2) an
(cm2)
kincir
Sungai
(cm2) (m2) (m2) FTM UPN Veteran Yogyakarta
0. 12
0. 16 0. 12
0. 16 0.3 0.13 0. 16 0.6583
1. 8 34 15.9 0.4849 Anonim, 2016, Debit (Hidrologi),
0,4 0,4 1. 5800 42 20.62
0.3 1. 34 (https://id.wikipedia.org/wiki/Debit_(hidrologi)
1. 5800 0.232 42 1. 5800 0.232 42 4600
2. 4600 0.17 24 0,3 ), diakses pada 26 September 2016
0,3 2. 6400 22 2. 24
0.3 4 5800
2. 6400 0.192 22 3. 5800 13
2. 6400 0.192 22
0,4 0,4 3. 3600 14 3. 13 Bayu, Raharja, 2011, Pengukuran Debit dan
0.2 0.11 3700
3. 3600 0.144 14 4. 3700 1 23 3. 3600 0.144 14 35.7 1.6442 25.2 1.5159 P e n g a m b i l a n S a m p e l ,
4. 14 2 - - 0.2801 0.4373 3300 19 4. 14 2 - - 0.3968 0.4356 23
0,1 0.2 0,1 m3/s 3600 m3/s (https://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13
14 2 - - - 0,31
4. 14 2 - - 0,32 3300 0.033 19 5. 3600 0.07 32 4. 14 2 - - 0,32 3300 0.033 19 5. 6400 45 5. 32 /pengukuran-debit-dan-pengambilan-sampel/),
0,1 0.5 2 0,1 5500 diakses pada 26 September 2016
5.
0,5
6400 0.064 45 6.
0.4
5500
0.11
42 5.
0,5
6400 0.064 45 6. 8300 38 6.
7400
42 NILAI
7. 7400 0 0 24.19 23.3
6. 8300 0.415 38 6. 8300 0.415 38 7. 0.4134 3800 0 7. 0.4292
4200
0
0,5 . 4200 0.37 0,5
7. 3800 0.19 0 7. 3800 0.19 0
Qtotal = 1.6442 m3/s Atotal= 3.76 m2 Qtotal = 1.5159 m3/s Atotal= 3.48 m2
0.16
8
Qtotal = 1.095 m3/s Atotal = 3.76 m2 Qtotal = 1.186 m3/s Atotal = 3.48 m2
Qtotal = 1.095 m3/s Atotal = 3.76 m2
PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 1
METODE CURRENT METER
SKALA 1:100
H:V=1:1
14 m
2m 2m 2m
III
2m 2m 2m 2m
III IV
I II V VI VII 0 cm
14 cm 19 cm
22 cm
42 cm 45 cm 38 cm

PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 2


METODE CURRENT METER
SKALA 1:100
H:V=1:1
14 m
2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m
I II III IV V VII
VI 0 cm
24 cm 13 cm 23 cm
34 cm 42 cm
32 cm

PENAMPANG SUNGAI BABARSARI 3


METODE CURRENT METER
SKALA 1:100
H:V=1:1
14 m
2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m
I II III IV V VI VII
0 cm
8 cm 13 cm 16 cm 15 cm 15 cm 17 cm 25 cm

PENAMPANG 3 DIMENSI SUNGAI BABARSARI


METODE FLOAT
SKALA 1:100
H:V=1:1
14 m
2m 2m 2m
III
2m 2m 2m 2m
III IV
I II V VI VII 0 cm
14 cm 19 cm
16 cm 22 cm
42 cm 45 cm 38 cm

2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m
I II III IV V VII
VI 0 cm
12 cm 24 cm 13 cm 23 cm
34 cm 42 cm
32 cm

2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m
I II III IV V VI VII
0 cm
8 cm 13 cm 16 cm 15 cm 15 cm 17 cm 25 cm

Anda mungkin juga menyukai