Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Pukul
I.

: Diare pada Anak


: Masyarakat Desa
: Dsn. Bandung Krajan-Sari Ds. Bandung Kec. Diwek Jombang
:
:

Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan
mengenai diare pada anak.

II.
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
Menyebutkan pengertian diare
Menyebutkan penyebab diare
Menyebutkan tanda dan gejala diare
Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
Mengetahui cara pencegahan diare

1.
2.
3.
4.
5.

Materi
Pengertian diare
Penyebab diare
Tanda dan gejala diare
Cara mengatasi diare di rumah
Pencegahan diare

III.

IV.
Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
V.

Media
1. Flipchart
2. Leaflet

VI.

Pengorganisasian
Pembimbing Klinik
: Yuanita Karyawati, S.Kep.,Ns
Pembimbing Pendidikan : Anis Satus Sarifa, S.Kep., Ns., M.Kes
Penyaji
: Anggota Kelompok
Moderator
: Anggota Kelompok
Observer
: Anggota Kelompok
Fasilitator
: Anggota Kelompok

Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji
: Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan
VII.

Kegiatan Penyuluhan
1

NO

WAKTU
3 menit

15 menit

5 menit

4 menit

3 menit

Jumlah

KEGIATAN PENYULUHAN
Pembukaan
a) membuka
kegiatan
dengan
mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
Pelaksanaan
Penyampaian materi oleh pemateri:
a) Menggali pengetahuan peserta tentang
diare
b) Menjelaskan tentang pengertian diare
c) Menyebutkan penyebab diare
d) Menyebutkan tanda dan gejala diare
e) Menjelaskan tentang penanganan diare
di rumah
f) Menjelaskan tentang pencegahan diare
Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
Penutup
a) Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
b) Ucapan terima kasih
c) Salam penutup
30 menit

KEGIATAN PESERTA
Mendengarkan pembukaan
yang disampaikan oleh
moderator.

Mendengarkan
dan
memberikan umpan balik
tehadap
materi
yang
disampaikan.

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mendengarkan
seksama dan
salam

dengan
menjawab

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Dsn. Bandung Krajan-Sari
Ds.Bandung Kec.Diwek Jombang.
Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
c) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

VIII.

Lampiran

MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE
1

PENGERTIAN
Beberapa pengertian diare
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat bercampur lender dan darah (Ngastiyah, 1997).
PENYEBAB
1). Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
c. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi
dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
2). Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
3). Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

PATOFISIOLOGI

TANDA DAN GEJALA


1). Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
2). Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3). Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4). Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
5). Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun),
ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6). Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
7). Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8). Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam (Kusmaul).

KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat diklasifikasikan,
1. Diare akut terbagi atas :
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dehidrasi
3. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

KOMPLIKASI
1). Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
2). Renjatan hipovolemik.
Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakangerakan tangan kaki.
3). Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiagram).
4). Hipoglikemia.
5). Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan vilimukosa, usus halus.
6). Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7). Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:

1) Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap
habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2) Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar
tidak ada lalat.
3) Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4) Makanan harus selalu tertutup
5) Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk
tidak membeli makanan di jajanan terbuka
6) Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain
air harus bersih juga harus dimasak
7) Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap
mau digunakan
8) Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu.
8

PENATALAKSANAAN DI RUMAH
1) Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
2) Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
3) Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah
sayur, air tajin atau air matang.
4) Berikan oralit , dengan cara
a. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
b. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
c. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10
menit, kemudian berikan lagi
Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari
5 hari atau semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong
supaya segera dibawa berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk
mencegah agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan
agar pasien terus diberi minum untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai
berikut:
a. Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare
dengan dehidrasi berat.
b. Demam
c. Adanya lender dan darah dalam tinja

PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT


1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
a. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan

tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
b. Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
Untuk anak umur 1 bulan - 2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 ttsatau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infuse set
berukuran 1 ml=15 ttsatau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,
jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1
ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
c. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.
d. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

Anda mungkin juga menyukai