Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel
darah putih manusia yang merupakan bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Virus ini hidup di dalam darah penderita HIV, virus ini juga tidak memandang usia, warna kulit,
orientasi seksual, agama maupum faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV hidup dalam tubuh
kita, itu artinya kita sudah terinfeksi virus ini, dan sejauh ini belum ada obat untuk memusnahkan
virus HIV ini, namun masih banyak upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari
virus HIV.
Pada tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS)
memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV/AIDS. Pasien baru
meningkat 47 persen sejak 2005. Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena hanya
8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral
(ARV).[3] Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu
sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah
penduduk yang banyak. Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di
bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan
tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit
antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita
itulah yang disebut AIDS Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS
adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii
pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposis sarcoma (KS). Biasanya
penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS.
Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan
orang yang tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah
tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah
sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa
inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat
penularan) sampai timbulnya penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian HIV ?
2. Bagaimana sifat-sifat HIV?
3. Bagaimana structur dan komposisi HIV ?
4. Bagaimana klasifikasi HIV?
5. Bagaimana replikasi HIV?
6. Bagaimana pathogenesis HIV ?
7. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian HIV ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian HIV
2. Untuk mengetahui sifat-sifat HIV
3. Untuk mengetahui structur dan komposisi HIV
4. Untuk mengetahui klasifikasi HIV
5. Untuk mengetahui replikasi HIV
6. Untuk mengetahui pathogenesis HIV
7. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengendalian HIV

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HIV
Virus imunodifisiensi manusia[1] (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV )
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.[2] Virus ini menyerang manusia dan
2

menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah
terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.[2] Penyaluran virus HIV bisa melalui
penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh
sel-sel

penting

yang

dibutuhkan

oleh

manusia,

salah

satunya

adalah Sel

pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.

B. SIFAT-SIFAT HIV
Virus ini adalah anggota keluarga retrovirus, yakni virus yang umumnya bereplikasi
dengan menggunakan reverse transcription. Virus ini memiliki materi genetik berupa RNA dan
saat menginfeksi inang, RNA akan diubah menjadi DNA dengan memanfaatkan enzim-enzim
dari sel inangnya

Ciri-ciri virus HIV antara lain [Sumber: HIV AIDS, Oxford Journal]:
1. Berbentuk dasar bulat (spherical)
3

2. Berdiameter 120nm, ukuran ini lebih kecil dari sel darah manusia, namun cenderung
lebih besar dibandingkan virus lain
3. Materi berupa RNA berantai tunggal
4. Kapsulnya terdiri dari 2000 protein p24 dan beberapa senyawa lipid seperti fosfolipid
yang diperoleh sel inangnya lisis
5. Memiliki

berbagai

gen

penyandi enzim seperti reverse

transcriptase, protease,

ribonuklease dan integrase pada RNA-nya untuk membantu proses infeksi HIV pada sel
inang. Dan inangnyalah yang akan menyintesis enzim dari gen-gen tersebut

HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval
karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal
dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung
terdapat bagian yang disebut protein matriks. Bagian internal dari HIV terdiri dari dua
komponen utama, yaitu genom dan kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti
virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan, kapsid adalah protein yang
membungkus dan melindungi genom.

Berbeda dengan sebagian besar retrovirus yang hanya memiliki tiga gen (gag, pol,
dan env), HIV memiliki enam gen tambahan (vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef). Gen-gen
tersebut disandikan oleh RNA virus yang berukuran 9 kb. Kesembilan gen tersebut
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan fungsinya, yaitu gen penyandi protein
struktural (Gag, Pol, Env), protein regulator (Tat, Rev), dan gen aksesoris (Vpu hanya
pada HIV-1, Vpx hanya pada HIV-2; Vpr, Vif, Nef)

C. KLASIFIKASI HIV
Taksonomi
Kingdom

: Virus
Unassigned Viruses
Retro-transcribing v iruses

Familia

: Retroviridae

Subfamilia

: Orthoretrovirinae

Genus

: Lentivirus
Primate lentivirus group

Spesies

: Human immunodeficienc y virus 1

Spesies

: Human immunodeficiency virus 2

Kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari
Afrika barat dan tengah, berpindah dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal
sebagai zoonosis. HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency virus (SIVcpz)
yang ditemukan dalam subspesiessimpanse, Pan troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2
merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty
mangabey, monyet dunia lama Guinea-Bissau. Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan
oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat.
Berdasarkan susunan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M,
N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N
5

dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya. ] Namun,
kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8
jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda.
Apabila beberapa virus HIV dengan subtipe yang berbeda menginfeksi satu individu yang
sama, maka akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi (circulating recombinant forms CRF) (bahasa Inggris:circulating recombinant form, CRF). Bagian dari genom beberapa subtipe
HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu genom utuh yang baru. Bentuk
rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG dari Afrika tengah dan barat,
kemudian

rekombinan

AGI

dari Yunani danSiprus,

kemudian

rekombinan

AB

dari Rusia dan AE dari Asia tenggara. Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia, sebanyak
47% kasus disebabkan oleh subtipe C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa subtipe B, 5.3%
adalah subtipe D dan 3.2% merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal dari subtipe dan CRF
lain

D. REPLIKASI HIV
Untuk berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Virus hanya dapat
berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan
tumbuhan). Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka
virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk berkembangbiak mereka harus
menginfeksi sel inang.
Sel CD4 berperan sebagai koordinator sistem imun. Celakanya Sel CD4 juga merupakan
sasaran utama HIV. HIV merusak sel-sel CD4 sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi porakporanda. Berbeda dengan bakteri, misalnya Mycobacterium tuberculosis yang berkembang-biak
dengan membelah diri, maka HIV sebagai retrovirus butuh sel hidup untuk memperbanyak
dirinya. Sel yang jadi sasaran adalah sel-sel CD4. HIV akan menempel di Sel CD4, memasuki
dan menggunakannya sebagai mesin fotokopi untuk memperbanyak diri. Replikasinya begitu
cepat, bisa mencapai jutaan setiap harinya, sekaligus merusakkan Sel CD4 yang digunakan
sebagai host atau inang.

Replikasi Hiv Di Dalam Sel Cd4

Proses replikasi HIV meliputi 7 tahap sebagai berikut:


1. HIV menempelkan diri (fusi) ke sel inang yang dalam hal ini adalah Sel CD4
2. Setelah berfusi, selanjutnya RNA HIV, enzim reverse transkriptase dan integrase serta
protein-protein virus lainnya memasuki sel inang (CD4)
3. DNA Virus terbentuk dengan batuan enzim reverse transkriptase
4. DNA Virus bergerak ke nucleus Sel CD4 dan dengan bantuan enzim integrase
berintegrasi dengan DNA sel inang (CD4)
5. Virus RNA baru digunakan sebagai genom (genetik informasi) RNA untuk membuat
protein virus
6. Virus RNA baru dan protein bergerak ke permukaan sel dan terbentuklah virus muda
7.

yang baru
Virus HIV baru dimatangkan oleh enzim protease yang dilepas dari protein HIV, dan siap
memasuki sel CD4 lainnya.

E. PATOGENESIS HIV
Dasar utama patogenesis HIV adalah kurangnya jenis limposit T helper/induser yang
mengandung marker CD 4 (sel T 4). Limfosit T 4 merupakan pusat dan sel utama yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi-fungsi imunologik. Seperti
virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang. Siklus
hidup HIV diawali dengan penempelan partikel virus (virion) dengan reseptor pada permukaan
sel inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV
adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga. Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan
kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.
Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi dinoda
limpa.
Setelah menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi
partikel virus akan terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang dimiliki
HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi DNA. Kemudian, DNA virus akan
dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA
manusia. DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat
bertahan cukup lama di dalam sel. Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel
inang akan memproses provirus sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi
mRNA. Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk membuat
protein dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus yang merupakan genom RNA
virus.] Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan enzim hingga menjadi virus
utuh. Pada

tahap

perakitan

ini, enzim

protease virus

berperan

penting

untuk

memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang menyusun inti virus. Apabila HIV utuh
telah matang, maka virus tersebut dapat keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya.
Proses pengeluaran virus tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus akan
mendapatkan selubung dari membran permukaan sel inang.
Infeksi oleh virus HIV menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak yang mengakibatkan
daya tahan tubuh berkurang atau hilang, akibatnya mudah terkena penyakit-penyakit lain seperti
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, dan jamur dan juga mudah terkena
penyakit kanker seperti sarkoma kaposi. HIV mungkin juga secara langsung menginfeksi sel-sel
8

syaraf, menyebabkan kerusakan neurologis. Infeksi virus HIV harus melalui beberapa tahapan
sebelum menimbulkan gejala AIDS. Gejala AIDS berupa menurunnya fungsi sistem imun tubuh
manusia dengan drastis dan diikuti dengan serangan infeksi dan mematikan serta tumor. Hal ini
disebabkan oleh sel CD4-T dan monosit yang bertanggung jawab dalam mengenali dan
mengatasi serangan patogen.
Tahapan berikut merupakan tahapan infeksi HIV yang telah dirumuskan oleh Centers for
Disease Control pada tahun 1993 lalu.
1. Gejala Serokonversi Gejala ini timbul setelah seminggu hingga enam minggu setelah
infeksi. Gejalanya mirip dengan gejala flu yakni demam dan pilek.
2. Infeksi tanpa gejala Setalah tahap serokonversi, jumlah dan aktivitas replikasi virus
cenderung melambat. Pada tahap ini, jumlah sel darah putih terutama CD4 dan CD8
cenderung normal. Tahap ini dapat berlangsung beberapa tahun tanpa menimbulkan
gejala yang serius
3. Persistent generalised lymphadenopathy (PGL) Pembengkakan nodus limfatik tanpa
alasan jelas, tahap ini dapat berlangsung selama satu hingga lebih dari tiga bulan
4. Infeksi dengan gejala Pada tahap ini, gejala mulai muncul, terutama infeksi oportunistik
seperti flu, diare. Tahapan ini sering disebut AIDS-related complex dan merupakan
tahapan AIDS
5. AIDS Pada tahapan ini, sistem imun penderita mulai menurun drastis. Gejala utama
adalah gejala infeksi yang mematikan dan tumbuhnya jaringan tumor. Sel CD4-T
menurun jumlahnya hingga dibawah 200 sel/mm3.
F. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Pencegahan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS, yaitu:
Memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi

kepada seluruh masyarakat tentang

HIV/AIDS, melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS,


melakukan seminar-seminar terbuka atau melalui iklan diberbagai media massa baik itu media
cetak maupun media elektronik. Penyaluran-penyaluran ini harus dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan kepada semua lapisan masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui
bahaya HIV/AIDS, sehingga berusaha menghindari diri dari sesuatu yang dapat menyebabkan
HIV/AIDS. Bagi seseorang yang menderita AIDS sebaiknya selalu memeriksakan darahnya
9

sekitar 3-6 bulan sekali demi keselamatan pasangan seksualnya, selalu mendekatkan diri pada
Tuhan, dan bagi masyarakat harusnya memberi dukungan pada penderita AIDS agar penderita
AIDS ini lebih semangat menjalani sisa hidupnya. Dengan adanya usaha-usaha di atas, niscaya
masalah AIDS dapat diatasi, dan paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada
partisipasi dari semua pihak.

Pengendalian
Hindari hubungan seksual diluar nikah, dan usahakan hanya berhubungan dengan satu

pasangan seksual saja, gunakan kondom untuk mengurangi resiko penularan HIV saat
berhubungan badan, ibu yang terinfeksi HIV saat hamil sebaiknya melakukan terapi atau
vaksinasi agar kemungkinan kecil bayi yang dikandungnya tidak terinfeksi HIV juga, bagi
penderita HIV sebaiknya tidak melakukan donor darah, penggunaan jarum suntik seperti
akupuntur, tato, tindik harus dijamin sterilisasinya.

BAB III
PENUTUP

10

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas antara lain :
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang
sel darah putih manusia yang merupakan bagian terpenting dalam sistem kekebalan
tubuh manusia.
2. Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga dapat melekatkan
dirinya pada permukaan sel hidup atau organism
3. Untuk berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Virus hanya
dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan,
jaringan tumbuhan). Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat
bermetabolisme, maka virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk
berkembangbiak mereka harus menginfeksi sel inang.
4. Dasar utama patogenesis HIV adalah kurangnya jenis limposit T helper/induser yang
mengandung marker CD 4 (sel T 4). Limfosit T 4 merupakan pusat dan sel utama yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi-fungsi
imunologik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014. ciri-ciri-virus

diakse dari

https://mikrobio.net/mikrobiologi/ciri-ciri-virus-

hiv.html.
11

Anonim.2014. ciri-ciri-virus .diakse dari .www.niaid.nih.gov/.


Campbell, N.A. 1997. Biology. Fourth Edition. California: The Benjamin/Cummings
Publishing Company Inc.
Clin.Microbiol. Rev. 1 penyakithivaids.com/1: 614-627
Widoyono.

2005.

Penyakit

Tropis: Epidomologi,

penularan,

pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series.

12

pencegahan,

dan

Anda mungkin juga menyukai