PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman menjadikan makhluk hidup khususnya manusia telah banyak
mempelajari bahkan melakukan penelitian dan pengembangan (researchanddevelopment)
terhadap alam kehidupan ini. Hal ini dilakukan karena banyak faktor, yang kemudian
mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya terutama
mengenai asal usul kehidupan. Kajian ini diuraikan melalui beberapa peneliti dengan
berbagai teorinya, yang kemudian diikutsertakan beberapa bantahan dengan analisis yang
bersifat ilmiah.
Salah satunya tentang asal-usul kehidupan yang dapat dijadikan kajian dalam
pembelajaran, karena hal itu menjadi masalah yang menarik untuk dipecahkan dan sangat
cocok menjadi kajian dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran berbasis
masalah ( problem based learning ). Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri, yang
kemudian dibuktikan dengan sebuah penelitian sederhana untuk memperoleh kesimpulan
dari masalah mengenai asal-usul kehidupan yang dalam penelitian ini berjudul Penyebab
Munculnya Mikroorganisme (belatung) pada Daging Sapi.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
C. TUJUAN
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal mula kehidupan menurut para ahli
A. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae)
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. Orang yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 322
SM). Teori ini diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya
cacing berasal dari tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Namun, semakin banyak orang
mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori abiogenesis. Keraguan tersebut
berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada abad ke-17. Leeuwenhoek
menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan mikroorganisme, sperma, sel darah,
dan mikroorganisme lainya.
B. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidupberasal
dari makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian.
1. Percobaan Francesco Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi melakukan
percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk
melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, francesco redi menggunakan 2 buah toples
yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua
diisi dengan daging dan di biarkan terbuka. Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada
toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya
mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang
terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut
bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas dan menjadi
ulat.
Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis,
karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk, sehingga
kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya, maka francesco
redi melakukan percobaan yang kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan
pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa sehigga udara masih dapat masuk, tetapi
lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan tersebut adalah daging membusuk dan pada
daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang diambl dari percobaan ini adalh bahwa
ulat tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang hinggap di kain
kasa dan telurnya jatuh di atas daging.
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy,
Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme
yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani
melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang
dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai
15C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga
mendidih (100C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan
didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu
sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung
mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah
beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari
percobaan
spallanzani
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
aktivitas
Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak
terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.
1. Hasil penelitian
P
ar
i/
ta
al
B
otol I
n
W
o
l
B
ot
ol
III
asih
as
segar
ih
is
se
ga
20
32
0
1
5
idak
B
T
bau
u
K
d
i
s
idak
id
ada
T
o
n
idak
berlen
ak
ba
u
T
dir
i
id
ak
ad
T
id
a
t
b
L
be
ak
u
T
rle
nd
ir
b
e
a
T
i
i
e
r
d
i
r
W
asih
segar
at
/
0
32
0
1
5
idak
a
B
1
3-
as
ih
se
ga
bau
a
u
K
n
d
idak
berlen
ba
u
ak
ad
T
id
ak
dir
id
ada
idak
a
T
l
id
t
L
e
m
b
a
b
be
u
T
e
r
d
a
k
a
d
a
rle
nd
/
b
ak
ir
e
r
d
i
r
W
ulai
ec
bt
kecokl
ok
u/
atan
lat
an
40
32
0
1
5
B
erbau
T
a
u
K
n
d
n
B
e
a
M
a
t
id
a
u
ad
ak
ba
berlen
dir
ak
t ulat
elum
id
erdapa
ul
ai
be
rle
nd
ir
b
a
r
/
r
W
in
oklat
tua
g
u/
0
32
erbau
1
5-
a
u
K
o
n
ec
ok
lat
an
M
erdapa
ul
t ulat
T
idak
ba
a
B
berlen
e
ai
u
T
1
5
dir
id
ak
ad
u
A
erl
en
di
u
l
a
t
L
e
a
e
r
/
b
e
r
l
e
n
d
i
r
W
oklat
ni
tua
n/
1
32
0
1
5
erbau
a
B
60
2x
B
anyak
ulat
ok
lat
an
ering
B
au
u
a
B
n
d
ec
lipat
u
K
i
u
l
a
u
L
e
m
l
a
t
erl
en
u
A
ak
ad
e
b
id
di
r
l
e
n
d
i
r
W
el
oklat
as
tua
a/
1
32
0
1
5
erbau
a
B
70
2x
B
anyak
ulat
d
i
ec
ok
lat
an
ering
B
au
u
a
B
u
l
e
m
b
erl
en
u
A
ak
a
r
a
id
ad
e
b
lipat
u
K
l
a
t
k
di
r
r
a
i
r
/
b
e
r
l
e
n
d
i
r
W
oklat
tua
u/
1
32
0
1
5
erbau
80
a
u
K
o
n
d
i
ec
ok
lat
an
B
idak
au
ada
K
ering
u
a
B
a
u
A
id
ak
ad
a
B
erl
en
k
u
e
t
L
e
m
b
a
b
/
b
e
r
a
i
r
/
b
e
r
l
e
n
d
i
r
Keterangan:
Botol I
: Dibiarkan terbuka.
Botol II
: Ditutup dengan kain kasa.
n
g
di
r
Botol III
: Ditutup rapat.
2. Pembahasan
Pada botol selai I yang diisi dengan daging tanpa ditutup, daging tersebut berbau
sehingga lalat hinggap diatas daging, beberapa hari kemudian terdapat banyak belatung
diatas daging dan sebagian menempel pada botol. Kondisi daging juga lembab, bau yang
menyengat dari daging merupakan proses pembusukan yang dilakukan oleh bakteri
pengurai. Ketika daging mulai membusuk maka datanglah lalat di sekitar botol selai.
Beberapa hari kemudian terlihat beberapa ekor belatung. Begitupun pada botol selai II
yang diisi daging dan ditutup dengan kain kasa, daging tersebut juga berbau sehingga
lalat hanya hinggap diatas kain kasa beberapa hari kemudian muncul belatung diatas kain
kasa begitupun didaging. Sedangkan pada botol selai III yang diisi daging dan ditutup
rapat tidak terdapat belatung. Hal ini disebabkan kerena sulit untuk dihinggapi lalat,
belatung muncul jika lalat hinggap pada daging untuk bertelur. Percobaan ini
membuktikan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati,
tetapi semua makhluk hidup terbentuk dari makhluk hidup juga.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pada percobaan Fransisco Redi menggunakan daging, pada mulanya hanya berupa daging tetapi
lama-kelamaan muncul belatung akibat lalat yang hinggap pada daging untuk bertelur
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.ucmp.berkeley.edu/history/evolution.html
Http://www.literature.org/Works/Charles Darwin/origin/
Http://Books.Nap.Edu/Htm/Creationism/
Http://Www.Emc.Maricopa.Edu/Faculty/Farabee/Biobk/Biobookevolii.Html
Http://Nmnhwww.Si.Edu/Virtualtour/Tour/First/Human/
Kusumawati
Rohana,
Retnaningati,
Luthfi
Hidayat.
M,
Detik-Detik
Ujian
Biologi,
Strategi
Tembus
SMU
Favorit
dan
Sukses
UAN
SLTP/MTs,