Anda di halaman 1dari 3

Kinerja Pak Polisi Dibidang Jasa Raharja Sekarang Patut

Diacungi Jempol
Pak Polisi kerja dibidang Jasa Raharja? Yang bener saja? Bukan begitu sobat. Itu
hanya istilah yang umum dipakai oleh masyarakat saja. Maksudnya adalah kinerja
Pak Polisi dalam hal pengurusan asuransi atau santunan dari Jasa Raharja ketika
terjadi kecelakaan di jalan raya.
Setiap kali ada yang posting di medsos tentang santunan Jasa Raharja untuk orang
yang kecelakaan di jalan raya aku selalu mencibir. Pasalnya dulu aku pernah
mengalami pengalaman pahit ketika mengurusnya. Sekitar tahun 2004 ada saudara
yang mengalami kecelakaan di jalan raya hingga meninggal dunia. Ketika kami
(keluarganya) mengurus ke kantor polisi (sebelum ke Jasa Raharja), prosesnya
begitu ribet, dan endingnya surat pengantar dari kepolisian tidak keluar. Karena
kejadiannya sudah 12 tahun yang lalu tentunya aku sudah agak lupa kronologi
detailnya. Tetapi intinya karena surat pengantar dari Pak Polisi (dengan seribu satu
macam alasan) tidak bisa keluar, maka proses pengurusan santunan kematian tidak
bisa dilanjutkan. Padahal surat-surat saudara saya yang meninggal itu lengkap lo.
Dari situlah, setiap kali ada yang menshare tentang santunan kecelakaan dari Jasa
Raharja di media sosial baik itu facebook, BBM, WA maupun yang lainnya, saya
selalu bergumam dalam hati. Ngapusi, teorinya memang seperti itu, tapi kita akan
dihambat prosesnya di kepolisian.
Tetapi sejak negara api menyerang, semua berubah.
Gara-garanya adalah cerita nyata dari temanku. Gara-gara ceritanya, aku jadi tahu,
ternyata Pak Polisi yang sekarang berbeda dengan Pak Polisi yang dulu. Khususnya
untuk santunan kecelakaan (Jasa Raharja) di jalan raya.
Begini ceritanya sodara-sodara.
Satu minggu yang lalu, tepatnya hari Jumat pagi, pertengahan bulan November,
kakaknya temanku mengalami kecelakaan. Waktu beliau mau pergi ke kota
bersama istrinya, ada anak muda naik motor ngebut dan nyalib kanan dari arah
depan. Karena jalan sempit dan pas tikungan, jadinya ndak muat dan brakkk.
Nabrak kakak temanku itu.
Keempat jari tangan kanan kakak temanku luka parah. Tulang Kaki kanan istrinya
patah. Pokoknya parah banget dech. Siapapun ndak akan tega untuk melihatnya.
Sedangkan yang nabrak, malah luka ringan.
Pada saat kejadian ada Pak Polisi lewat. Oleh Pak Polisi, semua korban kecelakaan
dilarikan ke Rumah Sakit. Dan entah bagaimana caranya, keluarga yang di rumah
bisa diberi kabar.
Di Rumah Sakit, kakak temanku dan istrinya di operasi. Tentu saja sudah ditunggui
oleh keluarganya, yaitu temanku. Sedangkan Pak Polisinya sudah kembali ke
kantornya.

Habis asar, Pak Polisi datang lagi untuk meminta identitas korban pada keluarga,
meminta foto korban ketika di Rumah Sakit, dan berkas-berkas lain yang
dibutuhkan. Katanya untuk pengurusan Jasa Raharja alias santunan kecelakaan di
jalan raya. pihak keluarga yang masih bingung dan sedih tentu saja memberikan
semua informasi yang dibutuhkan, termasuk SIM dan STNK juga diminta.
Keesokan harinya, pihak Rumah Sakit memanggil teman saya. Katanya Jasa Raharja
sudah siap diurus, sebab berkas dari Pak Polisi sudah lengkap. Petugas Rumah Sakit
juga bertanya, mau diurus sendiri atau diuruskan Rumah Sakit. Karena masih
bingung,apa itu Jasa Raharja, apalagi cara mengurusnya, temanku minta diuruskan
saja oleh pihak Rumah Sakit. Selanjutnya pihak Rumah Sakit memberi beberapa
berkas yang harus dimintakan tanda tangan ke Balai Desa.
Satu minggu kemudian, perawatan selesai, kakak temanku dan istrinya sudah
diperbolehkan pulang. Ketika melakukan proses pembayaran, oleh petugas Rumah
Sakit diberitahukan bahwa biaya untuk operasi kakaknya tidak perlu membayar,
sebab uang dari Jasa Raharja sudah cukup, bahkan masih sisa. Padahal habisnya
sekitar 6juta rupiah. Uang sisanya tidak boleh diambil tetapi ddigunakan untuk
berobat jalan atau kontrol selanjutnya.
Sedangkan untuk kakak iparnya, uang Jasa Raharja masih kurang, sebab biaya
operasi patah tulang kaki mencapai 14an juta rupiah. Sehingga diminta untuk
nambah.
Alhamdulillah.. temanku rasanya ingin sujud syukur saat itu juga, namun ditahan,
lagi pula lokasinya tidak memungkinkan. Meski dapat cobaan yang begitu berat
tetapi pertolongan dari Allah melalui Pak Polisi, Rumah Sakit, dan Jasa Raharja
cukup membuatnya bahagia. Ternyata Pak Polisi sekarang kinerjanya sudah berbeda
dengan Pak Polisi yang dulu. Rumah Sakit yang katanya tidak bersahabat dengan
rakyat biasa, ternyata melayani pasiennya dengan sangat baik.
Aku yang mendengar cerita itu, nyaris tidak percaya. Tetapi karena yang cerita
adalah pelakunya sendiri, aku jadi yakin. Lagi pula apa untungnya dia cerita yang
tidak benar padaku.
Terima kasih Pak Polisi. Sepenggal cerita temanku ini telah memulihkan kembali
kepercayaanku padamu. Aku yakin ke depan engkau ssemakin profesional dan
semakin merakyat. Aku menunggu cerita-cerita selanjutnya mengenai kebaikanmu
pada masyarakat. Tentu saja kebaikan dalam koridor hukum yang benar.
Akhirul kalam. Mohon maaf tidak mencantumkan nama Rumah Sakitnya, sebab
takut kalau ada salah kata. Juga tidak mencantumkan nama Pak Polisinya, karena
memang tidak tahu. Cerita ini adalah cerita lisan temanku yang aku tuliskan
kembali seingatku. Untuk detailnya waktu mungkin saja ada yang salah, tapi insya
Allah tidak mempengaruhi inti ceritanya.
Barvo pak Polisi.

Anda mungkin juga menyukai