Jurnal
Jurnal
Diajukan oleh :
ADRIANUS JOSIMAN
NIM : 08130301
PENDAHULUAN
Beberapa penyakit infeksi sudah dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga bila kelak terpajan oleh antigen yang
sama tidak terjadi penyakit karena adanya memori imunologi atau dapat mengurangi beratnya penyakit.
Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak agar tidak terserang penyakit tetapi
akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan
adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum dimasyarakat (Ranuh et. al., 2001). Tahun 1977 ditentukan
sebagai fase persiapan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, Difteri, Campak, Pertusis, Polio
serta Hepatitis B (Depkes, 2005).
Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit
yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Pertusis, Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B yang
termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan
Hepatitis B. Imunisasi lain yang tidak diwajibkan oleh pemerintah tetapi tetap dianjurkan antara lain terhadap
penyakit gondongan (mumps), rubella, tifus, radang selaput otak (meningitis), HiB, Hepatitis A, cacar air
(chicken pox, varicella) dan rabies (Theophilus S., 2000). Cakupan imunisasi di Yogyakarta tahun 2010 yaitu
untuk
imunisasi
karena selain pengetahuan, status social ekonomi juga mempengaruhi pemberian imunisasi terhadap
anak.
Berdasarkan data 1 tahun terakhir (September 2010-September 2011) dari Puskesmas Depok I Yogyakarta
bahwa imunisasi yang diterima oleh bayi tidak lengkap dan imunisasi yang tidak pernah dilakukan adalah DPT 1,
DPT 2, DPT 3, Hepatitis B1 (bayi< 24 jam), hepatitis B1 > 7 hari , Hepatitis B2dan Hepatitis B3. Presentase
imunisasi yang ada di wilayah puskesmas depok 1 terus menurun dari bulan ke bulan dari jumlah bayi (328 bayi)
yang mendapatkan imunisasi lebih kurang 170 bayi ( 51,82%). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30
November 2011 dengan beberapa ibu yang mengikuti kegiatan imunisasi, dari enam ibu yang diwawancara
hanya 3 ibu (50%) yang benar-benar memahami tentang imunisasi baik itu pengertian, jenis imunisasi, manfaat,
tujuan dan waktu diberikannya imunisasi pada bayi.
Hampir 50 % para ibu sudah paham tentang imunisasi, hanya saja masih banyak ibu yang belum memahami
tentang imunisasi yaitu 50 %. Petugas kesehatan menyatakan antusiasme para ibu untuk mengikuti kegiatan
imunisasi sudah cukup baik. Petugas kesehatan juga mengatakan mungkin saja para ibu datang
mengimunisasikan anaknya karena melihat ibu-ibu yang lain dan masih banyak ibu yang tidak menghadiri
kegiatan imunisasi, baik karena lupa ataupun karena tidak mengetahui jadwal imunisasi. Dari uraian tersebut
diatas maka peneliti, tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Imunisasi Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Depok 1 Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek. Hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang satu
dengan variabel yang lain (Notoatmojo, 2002).
Penelitian ini dilakukan di posyandu-posyandu yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1
Yogyakarta meliputi 7 kelurahan atau desa yaitu Catur Tunggal, Condong Catur, Wedomartani, Minomartani,
Purwomartani, Selomartani dan Kali Tirto. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 Mei 2012.
Populasi adalah totalitas dari semua objek yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti (Hasan, 2002). Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia > 9 bulan
usia balita dan anaknya terdaftar menjadi sasaran program imunisasi di posyandu-posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Depok 1 Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 170 ibu yang
mempunyai bayi yang berusia >9 bulan usia balita yang wajib diimunisasi dasar.
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang terdaftar menjadi
sasaran imunisasi di posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta yang memenuhi
criteria inklusi dan eksklusi.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Quota Sampling. Quota Sampling adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan (Sugyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah lebih kurang 170 anak.
Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item pertanyaan dalam kuesioner. hasilnya
dibandingkan dengan nilai r table dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika r table > r hitung maka butir
pertanyaan dikatakan valid. Berdasarkan uji validitas yang diolah dengan uji statistik hasil kuesioner tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi yang terdiri dari 20 butir pertanyaan, yang valid sebanyak 19 dan tidak
valid 1 pertanyaan.
Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Depok II, Yogyakarta.
Dilakukan pada 20 responden. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa nilai cronbach alpha untuk
kuesioner tingkat pengetahuan ibu adalah r hitung = 0,879 > r table= 0,444, sehingga kuesioner dalam
penelitian ini reliable.
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 62 reponden. Karakteristik umur ibu,
pendidikan, pekerjaan, umur bayi dan jenis kelamin bayi sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Puskesmas Depok I
Yogyakarta
Karakteristik
Rincian
Frekuensi
Persentase
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
< 20
0,0
20-35
43
69,4
> 35
19
30,6
Tamat SD
3,2
Tamat SLTP
9,7
Tamat SLTA
39
62,9
Tamat D3
15
24,2
Bekerja
12
19,4
Tidak Bekerja
50
80,6
>0,9 1 tahun
27
43,5
1-2
21
33,9
>2
14
22,6
Laki-laki
37
59,7
Perempuan
25
40,3
Total
62
100,0
responden (59,7%), sedangkan sebagian kecil berjenis kelamin perempuan sebanyak 25 responden (40,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenis kelamin balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta
sebagian besar laki-laki yang secara kebetulan bertemu pada saat penelitian.
3. Analisis Univariat
Tingkat
Responden
Imunisasi
1
2
Pengetahuan
tentang
Frekuensi
Persentase
Cukup
40
64,5
Kurang
22
35,5
Jumlah
62
100,0
Status
Kelengkapan
Imunisasi Dasar
Frekuensi
Persentase
Lengkap
56
90,3
Tidak Lengkap
9,7
62
100,0
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar responden yang status imunisasi dasarnya lengkap
yaitu sebanyak 56 responden (90,3%), sedangkan sebagian kecil responden yang status imunisasi dasarnya
tidak lengkap yaitu sebanyak 6 responden (9,7%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di
Puskesmas Depok I Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap.
4. Analisis Bivariat
Tabel 4.4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi dengan Status
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Puskesmas Depok I Yogyakarta
Kelengkapan Imunisasi
Total
Variabel
Pengetahuan
Total
Tidak
Lengkap
Lengkap
Cukup
34
40
Kurang
22
22
56
62
ChiSquare
(c)
p-value
3,654
0,046
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Hasil karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 43
responden (69,4%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur responden di Puskesmas Depok I
Yogyakarta sebagian besar usia produktif. Umur dalam tahun dan dikelompokkan Kurang dari 20 tahun,
20-35 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal ini juga sesuai dengan Soetjiningsih (2004) dimana usia responden
masa produktif yaitu pada umur > 20-35 tahun, sedangkan usia tidak produktif < 20 tahun dan > 35 tahun.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin tua, semakin banyak
informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
Kebanyakan responden dengan pendidikan SLTA sebanyak 39 responden (62,9%).
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta, memiliki
pendidikan tingkat menengah. Pendidikan pada dasarnya adalah segala upaya yang terencana untuk
mempengaruhi memberikan perlindungan dan bantuan sehingga peserta memiliki kemampuan sesuai
harapan. Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai proses pendewasaan pribadi. Tingkat pendidikan
merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya responden menyerap, termotivasi dan memahami
informasi yang diperoleh. Tingkat pendidikan responden membentuk nilai-nilai bagi seseorang terutama
dalam menerima hal-hal baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin mudah ia menyerap
informasi tentang status kelengkapan imunisasi dasar pada bayinya.
Diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar tidak bekerja atau sebagai IRT
yaitu sebanyak 50 responden (80,6%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pekerjaan responden di
Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar tidak bekerja atau mengurus rumah tangganya. Pekerjaan
adalah perbuatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah yang memiliki
banyak tantangan, sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak memerlukan waktu
dan tenaga. Bekerja bagi responden-responden akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya
terutama berpengaruh terhadap pendapatannya. Sebagian besar balitanya berusia >0,9 bulan-1 tahun
sebanyak 27 responden (43,5%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur balita responden di Puskesmas
Depok I Yogyakarta sebagian besar usia awal balita dan diketahui sebagian besar balitanya berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 37 responden (59,7%). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenis kelamin
balita responden di Puskesmas Depok I Yogyakarta sebagian besar laki-laki yang secara kebetulan bertemu
pada saat penelitian.
2. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi
cukup yaitu sebanyak 40 responden (64,5%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan
responden tentang imunisasi di Puskesmas Depok I Yogyakarta adalah cukup. Petugas kesehatan
mengatakan para responden yang datang mengimunisasikan anaknya karena melihat responden-responden
yang lain dan banyak responden yang tidak menghadiri kegiatan imunisasi, baik karena lupa ataupun
karena tidak mengetahui jadwal imunisasi. Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati (2002) yang
melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden terhadap
Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi di Puskesmas Tegalrejo kota Yogyakarta cukup. Menurut
hasil penelitian Cahyono (2003), seorang anak memiliki kesempatan lebih besar tidak di imunisasi lengkap
terutama bagi yang tinggal di pedesaan dengan pendidikan rendah dan kurang pengetahuan serta tidak
memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat), tidak punya akses ke media masa (surat kabar, majalah, radio,
televisi). Semakin banyak jumlah anak semakin besar seorang ibu tidak mengimunisasikan anaknya dengan
lengkap.
Peran seorang responden pada program imunisasi sangatlah penting karena orang terdekat dengan bayi
dan anak adalah responden. Demikian juga tentang pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan
responden. Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan seorang responden akan mempengaruhi
kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status
imunisasinya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan responden dalam program imunisasi bayinya
tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu
diberikan (Ali, 2002 ).
3. Status Kelengkapan Imunisasi Dasar
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang status imunisasi dasarnya lengkap
yaitu sebanyak 56 responden (90,3%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata balita responden di Puskesmas
Depok I Yogyakarta status imunisasi dasarnya adalah lengkap. Hasil penelitian ini didukung oleh
Satrinawati (2002) yang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Responden terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa imunisasi dasar balita di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta lengkap. Imunisasi
dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang pelindungan.
Imunisasi diberikan kepada bayi antara umur 0-12 bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT (1,2,3),
Polio (1,2,3,4), Hepatitis B (1,2,3), dan Campak (Pedoman penyelenggaran imunisasi, 2005). Perbedaan
imunisasi pada kurun waktu yang berbeda di beberapa fasilitas kesehatan yang melayani imunisasi, tidaklah
begitu dipermasalahkan selama jadwal tersebut berada didalam rentang umur yang dianjurkan oleh
Program Pengembangan Imunisasi (PPI Depkes) maupun Satgas Imunisasi PD IDAI (Soedjatmiko
2003 cit. Ranuh dkk, 2005). Menurut Jose (2005) cit. Ranuh dkk (2005) setiap dokter atau tenaga para
medis yang memberikan imunisasi mempunyai sistem untuk mengingatkan orang tua untuk melakukan
vaksinasi berikutnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi dengan
Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan responden tentang
imunisasi berhubungan signifikan dengan status kelengkapan imunisasi dasar (p-value = 0,046 < Level of
Significant = 0,05). Keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dengan
status kelengkapan imunisasi dasar, rendah (c = 0,359). Hasil penelitian ini didukung oleh Satrinawati
(2002) yang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden
terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta dimana hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku responden terhadap
imunisasi bayinya.
KESIMPULAN
1.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi termasuk dalam kategori
cukup yaitu 64,5%.
2.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
3.
4.
rendah (c = 0,359).
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan status kelengkapan imunisasi dasar memiliki hubungan yang signifikan (p-value = 0,046 <
Level of Significant = 0,05).
SARAN
1. Bagi Puskesmas Depok I Yogyakarta
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan tambahan informasi bagi Puskesmas Depok I Yogyakarta
terutama mengenai hal yang berkaitan dengan status kelengkapan imunisasi pada bayi. Juga untuk
meningkatkan derajat kesehatan bayi dengan memantau kelengkapan imunisasi bayi, dan secara rutin
2.
menginformasikan tentang imunisasi pada ibu agar para ibu datang mengimunisasikan anaknya.
Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO
Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai
referensi bagi mahasiswa tentang imunisasi dasar pada bayi dan diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan bagi proses belajar mengajar terutama yang berhubungan dengan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, A. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : PT Eresco
5.
6.
7.
8.
9.
Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2006. Modul Materi Dasar I Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta :Depkes RI.
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2006. Jakarta
Depkes RI. 2008 Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta
Gust, D.A.,Strine, T.W., Maurice, E., Smith, P., Yusuf, H., Wilkinson, M., Battaglia,
M., Wright, R. &
Schwartz, B. 2004. Under Immunization among Children:
effects
of
vaccine
safety
concern
Lengkap
of
Balita