Anda di halaman 1dari 7

BAB II.

BENTONIT

II.1. Pengertian Bentonit


Bentonit dalam ilmu mineralogi tergolong ke dalam kelompok
besar tanah lempung. Nama bentonit pertama kali digunakan di tahun
1890 untuk mengidentifikasi mineral bersifat plastis yang ditemukan di
Fort Benton, Wyoming, Amerika Serikat.
Bentonit terbentuk dari transformasi hidrotermal abu vulkanik, yang
mayoritas komponennya tergolong ke dalam kelas mineral smektit
(struktur lembaran), yaitu montmorillonit. Mineral lain yang tergolong ke
dalam smektit adalah hektorit, saponit, beidelit dan nontronit.
Smektit adalah mineral yang terdiri dari tiga lapis struktur aluminium
silikat hidrat, yaitu dua lembar silika tetrahedral dan satu lembar alumina
oktahedral. Pada montmorillonit, lembaran yang berbentuk tetrahedral
merupakan kombinasi dari silika tetrahedron yang terdiri dari atom Si
dikelilingi oleh ion oksigen pada keempat ujung-ujungnya, sedangkan
untuk lembaran yang berbentuk oktahedral, merupakan kombinasi dari
alumina oktahedron. Alumina oktahedron terdiri dari atom Al yang
dikelilingi oleh hidroksi (dapat berupa ion aluminium, magnesium, besi
dan atom lainnya).
Lapisan silika tersebut bermuatan sedikit negatif yang dikompensasi
dengan keberadaan kation di antara lapisannya yang dapat tertukar. Pada
umumnya adalah Ca+, Mg2+ dan/atau Na+. Inilah karakteristik penting
pada bentonit yang mempengaruhi kegunaan dan sifatnya. Selain
montmorillonit, komponen yang umumnya ditemukan dalam bentonit
adalah kaolin, felspar, kristoballit, illit, kuarsa, dan kalsit.

II.2. Gambar Bentonit

II.3. Berdasarkan kandungan mayoritas kation di dalam strukturnya


Terbagi dua :
3.1) Natrium Bentonit (Na-bentonit)
Bentonit dengan kandungan natrium sebagai kation utama yang dapat
ditukar (dikenal dengan istilah exchangeable cation)[3], mampu
mengalami pengembangan volume hingga beberapa kali bila kontak
dengan air (dikenal dengan istilah swelling), membentuk koloid, bernilai
viskositas tinggi, dan mampu mengikat air. Karakteristik tersebut
membuat natrium bentonit dapat diaplikasikan pada bidang konstruksi
dan teknik sipil, pengeboran minyak dan gas, serta pengecoran logam.
Deposit terbesar dari natural Na-bentonit adalah yang ditemukan di
negara bagian Wyoming, Amerika Serikat.
3.2) Kalsium Bentonit (Ca-bentonit)
Bentonit dengan kandungan kalsium sebagai kation utamanya yang dapat
ditukar, memiliki kemampuan pengembangan volume yang rendah di
dalam air. Sebagian besar deposit bentonit yang ditemukan merupakan
Ca-bentonit dan sebagian lagi adalah campuran antara Ca-bentonit dan
Na-bentonit.

II.4. Pengolahan dan Aplikasi Bentonit


Oleh karena memiliki sifat struktur yang unik, bentonit dapat diolah
menjadi produk yang bernilai tambah dan digunakan dalam aplikasi yang
sangat luas. Proses pengolahan bentonit dibagi menjadi dua:
4.1) Proses Pengolahan Asam
Aktivasi asam dilakukan dengan mereaksikan asam dengan bentonit
sehingga terjadi pertukaran antara mineral kation (Al3+, Ca2+, Mg2+)
dengan ion H+. Secara bersamaan, asam juga mengekstrak alumina dari
struktur bentonit sehingga meningkatkan luas permukaan internal
bentonit. Tergantung dari dari tingkat aktivasinya, luas permukaan dapat
meningkat hingga 45 kali lipat. Natural bentonit yang terdapat di alam
secara umum memiliki luas permukaan berkisar antara 5070 m2/g,
sedangkan bentonit hasil aktivasi asam dapat memiliki luas permukaan
120320 m2/g tergantung dari tingkat aktivasinya.
Dengan meningkatnya luas permukaan, maka kapasitas adsorpsi pun
bertambah, sehingga bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan
pengadsorpsi (adsorben) yang mempunyai daya pemucat. Tanah pemucat
(dikenal dengan istilah Bleaching Earth) digunakan secara luas pada
proses pemurnian minyak tumbuhan untuk menyerap pengotor yang
terdapat didalam minyak mentah. Pengotor dapat berupa fosfolipid,
pigmen (karotena, klorofil), kandungan ion logam, dan senyawa organik
teroksidasi.
Kegunaan lain bentonit jenis ini yang berkaitan dengan adanya ion H+
hasil aktivasi asam adalah sebagai katalis pada proses pemurnian senyawa
aromatik (benzena, toluena, ksilena) dari olefin.
4.2) Proses Pengolahan Basa
Aktivasi basa dilakukan dengan cara menambahkan garam natrium. Pada
proses ini terjadi penggantian ion kalsium dengan ion natrium, sehingga
menghasilkan bentonit teraktivasi yang memiliki karakteristik seperti
natural natrium bentonit, yaitu sifat koloidal di dalam air, kemampuan
mengembang, dan sifat pengikat air.
Penambahan garam natrium pada proses pengolahannya menyebabkan
nilai konduktivitas material meningkat. Natural bentonit memiliki nilai

konduktivitas sekitar 50140 S. Tetapi, setelah proses aktivasi, nilai


konduktivitasnya meningkat menjadi 300500 S.
Pada proses aktivasi basa, luas permukaan bentonit tidak bertambah
sehingga tidak dapat digunakan sebagai adsorben dan tidak mempunyai
daya pemucat. Bentonit jenis ini (dinamakan Activated Sodium
Bentonite) digunakan secara luas pada industri dibawah ini :

Pengecoran
Bentonit digunakan sebagai material pengikat pada persiapan cetakan
pasir yang digunakan untuk mencetak besi, baja, dan pengecoran nonbesi. Sifat khas dari Bentonit menghasilkan pasir cetak dengan
kemampuan mengalir dan memadat yang baik, serta stabil pada suhu
tinggi.

Proses pembuatan pelet bijih besi


Bentonit digunakan sebagai material pengikat dalam produksi bijih besi.
Melalui proses ini, bijih besi yang halus diubah menjadi pelet bulat yang
cocok digunakan sebagai material dasar dalam tanur tinggi untuk
produksi besi kasar.

Konstruksi dan teknik sipil


Sifat tiksotropik lumpur Na-bentonit digunakan untuk menahan dinding
diafragma dan lubang pondasi agar tidak runtuh sebelum dimasukkan
campuran semen. Selain itu, bentonit digunakan juga pada pengeboran
yang arahnya horizontal dan pengeboran minyak bumi sebagai media
pembawa tanah hasil pengeboran keluar ke permukaan.

Bahan tambahan dalam deterjen


Sifat bentonit yang membentuk lapisan nano pada kain digunakan industri
deterjen untuk memberi efek lembut pada serat kain.

Proses pembuatan kertas


Bentonit digunakan untuk mengurangi kehilangan bubur kertas dalam
proses, mempermudah proses pengeringan bubur kertas pada mesin

penggiling kertas, dan mencegah penggumpalan getah/mikrolignin


sehingga gulungan kertas tidah mudah putus.

II.5. Rumus Kimia Bentonit


(Mg, Ca) xAl 2O3 , ySiO2, nH2O dengan nilai n sekitar 8 dan x,y adalah
nilai perbandingan antara Al 2O3 dan SiO2. Penyusun lainnya adalah
yaitu canpuran Kristobalit, Feldspar, Kalsit, Gypsum, Kaolin, plagioklas,
illit.

BAB III. KAOLIN

III.1. Pengertian kaolin


Kaolin adalah semacam tanah liat yang efektif untuk mengobati
diare dan juga peradangan kulit tertentu. Kaolin merupakan suatu masa
batuan yang kemudian tersusun dari material lempung yang mempunyai
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kakoin ini merupakan tanah liat halus bewarna putih yang
digali dari tanah. Kaolin dibersihkan dengan cermat dan dimurnikan
sebelum menjadii obat. Manfaat utamanya sebagai obat pereda serangan
diare ringan pada orang dewasa. Kaloin kadang-kadang juga digunakan
sebagai osion untuk mengobati lecet, bisul, dan peredangan kulit,
walaupun sudah digantikan oleh krim antiseptik dan antibiotik. Alergi
kulit terhadap losion kaolin jarang terjadi, tetapi orang dengan kulit yang
peka pada umumnya harus menghindari pemakaian losion karena losion
apa pun dapat mengiritasi kulit.

III.2. Gambar kaolin

III.3. Cara kerja Kaolin


Keefektifan Kaolin adalah bergantung pada sifat penyerapan cairan.
Untuk mengobati diare, kaolin menyerap berbagai zat yang meniritasi
lambung dan toksin penyebab diare. Dengan cara kerja yang demikian,
maka kaolin efektif untuk diare yang disebabkan oleh zat yang
mengiritasi usus, seperti diare karena makan makanan asam dan pedas.
Karena sebab keefektifan kaolin dalam menyerap cairan tersebut, kaolin
membuat luka tetap kering. Kaolin dapat digabungkan dengan bahan lain.
Campuran paling umum adalah kaloin dan pektin walaupun kaolin juga
daat dicampur dengan air kloroform, natrium bikarbonat dan air
pappermint, yang semuanya menjadikan rasanya lebih enak.

III.4. Manfaat Kaolin


Berikut ini merupakan manfaat dari kaolin:

Obat untuk diare


Obat muntah yang parah
Obat gangguan pencernaan
Untuk lossion atau bedak tabur untuk luka

III.5. Rumus Kimia


Secara kimia kaolin mempunyai rumus kimia Al2O3 2SiO4 .2H2O.

Anda mungkin juga menyukai