Anda di halaman 1dari 9

LaporanTutorial:SumberDayaManusiaKesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
tersedianya sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan
(SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan.
Pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Tenaga
kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan,
berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya
kesehatan. Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang
meliputi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif adalah sangat penting. Tenaga kesehatan
harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan
kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan
efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan?
2 Apakah ada Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan?
3 Aspek aspek apa saja yang digunakan untuk Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan?
4 Apa saja hambatan-hambatan yang mungkin timbul dari Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
5 Bagaimanakah Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan?
1.3 Tujuan Masalah
1 Mampu menjelaskan definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
2 Mampu menjelaskan Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang
Kesehatan
3 Mampu menjelaskan Aspek Aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
4 Mampu menjelaskan Hambatan-Hambatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
5 Mampu menjelaskan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Berdasarkan World Health Organization ( WHO ), Sumber Daya Manusia Kesehatan
adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan.
Mereka terdiri atas orang orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat, apoteker, manajemen, serta tenaga dukungan seperti bagian keuangan, sopir
ambulance, dsb. WHO memperkirakan terdapat 59, 8 juta tenaga kesehatan didunia dan dari
jumlah tenaga kesehatan 39,5 juta atau dua pertiga dan sepertiganya 19,8 juta merupakan
tenaga pendukung.
Definisi lain dari tenaga kesehatan ini ialah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang melalui pendidikan
dibidang keehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan keweangan untuk melakukan upaya
dibidang kesehatan. Ditetapkan bahwa tenaga kesehatan terdiri atas tenaga medis ( dokter dan
dokter gigi ), tenaga keperawatan ( perawat dan bidan ), tenaga kefarmasian ( apoteker,
analisis, farmasi dan anlisis apoteker ), tenaga kesehatan masyarakat ( epidemiolog
kesehatan, enthomolog kesehatan, penyuluh kesehatan , mikrobiolog kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian ), tenaga gizi ( nutrisionis dan defisionis ), tenaga keterapian
( fisioterapi ) serta tenaga ketekhnisian medis ( tekhnisi gigi, radiographer, dll ).
SDM kesehatan menurut SKN tahun 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk
tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan non profesi , serta tenaga pendukung atau
penunjang kesehatan , yang ter;libat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan
manajemen kesehatan. Unsure unsure Sumber Daya Manusia Kesehatan meliputi SDM
kesehatan itu sendiri, sumber daya pengembangan dan pembertdayaan SDM kesehatan, serta
penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan.
Dari beberpa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan adalh setiap orang
yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang mendedikasikan diri
dalam berabagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan, serta meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2.2 Perbedaan Kualitas Kerja antara Lulusan S1 dan D3 di Bidang Kesehatan
Secara garis besar perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat tergambarkan
melalui table perbedaan dibawah ini
Tabel Perbedaan
Lulusan Diploma 3
Lulusan Strata 1
Lebih banyak mempelajari skill
Lebih
banyak
mempelarai
kerja di bidang kesehatan .
pengetahuan

pengetahuan
Teori yang biberikan hanya 40 % di bidang kesehatan
Teori yang diberikan lebih banyak
sedangkan
untuk
juga
praktikum 60 %
yakni 60 % dan praktikum hanya
Banyak pengenalan pengenalan 40 %
Mempelajaripengenalan ilmu ilmu
imu ilmu dasar tentang kesehatan
di bidang akademik yang tidak dasar di bidang kesehatan
diajarkan
Lebih banyak dilatih ketrempilan
Lebih diarahkan ke bidang riset
mejadi praktisi sehingga lulusan dan disiapkan untuk melanjutkan
D3 ini diharapkan siap kerja ke bidang yang lebih tinggi

karena seudah memiliki keahlian

sampai
jenjang
akademis
doctor dilatih untuk untuk
menjadi akademisi, ahli, dll.

Pembekalan praktik lebih banyak

Mendapatkan pendalaman teori


yang
kuat
dan
memilikin
kemampuan anal;isis mendalam
sehingga cara berpikir lebih
sistematis serta lebih kritis

Orientasi lebih ke manajemen


Oriantasi lebih ke manajemen pengembangan dan perencanaan
penanganan
pasien
yang kesehatan.
membutuhkan keterampilan

Namun hal ini tidak bias dijadikan acuan untuk menetapkan bahwa lulusan S1 lebih baik
daripada luluan D3 atau bahkan sebaliknya karena kualitas kerja yang dimilki akan lebih
bagus jika memang sesuai dengan bidangnya. Biasanya lulusan D3 yang melanjutkan ke
jenjang strata 1 akan lebih memiliki kualitas kerja yang bagus karena selain dibekali dengan
kemampuan
praktek
juga
teori.
2.3 Aspek Aspek Penilaian Sumber Daya Manusia Kesehatan
Aspek penilaian dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
Attitude
Attitude merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari hari . seseorang yang bersikap sopan santun belum tentu memiliki attitude
yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki attitude yang tinggi belum tentu juga
memilki sopan santun. Sehingga diperlukan keseimbnagan antara attitude dan sopan santun
agar setiap manusai bisa menjadi manusia yang bermoral baik.
Attitude bekerja dengan hati nurani. Apabila attitude diterapkan pada kehidupan seharihari, kita mendapatkan tanggung jawab yang besar akan hasil dan menimbulkan pengaruhnya
kepada masyarakat. Sama halnya dengan IQ dan EQ. Keduanya mesti seimbang, apabila
salah satu lebih besar akan berakibat buruk.
Melalui pemahamn attitude diatas kita ketahui bahwa penilaian kulitas Sumber Daya
Manusi Kesehatan dapat kita nilai dari tingkat kedisiplinan dalam bekerja, misalnya : seorang
dokter gigi yang sering mengabaikan tugasnya atau sering melimpahkan tugasnya kepada
perawat tanpa alasan yang jelas ataupun dokter gigi yang sering absen pada saat jam kerja
serta dokter gigiyang sering menunda nunda untuk menyelasikan tugas tigas yang
dimilki merupakan ciri dokter gigi yang tidak disiplin baik disiplin waktu maupun pekerjaan.
Penilaian dari segi attitude ini juga dapat dilihat dari cara dan bagaiman seorang dokter
gigi tersebut bekerja, misalnya dokter gigi yang bekerja secara rapi dan bersih juga
menunjukkan bahwa seorang dokter gigi memiliki attitude yang bagus dalam bekerja.
Penilaian attitude ini juga dapat dilihat dari ketaatan dokter gigi terhadap peraturan sehingga
dokter gigi gigitresbut tidak akan menyalahkan wewenang yang ada, tidak adanya laporan

negative dari masayarat ataupun pegawai yang lain dalam khususnya dalam satu lingkungan
kerja.

Skill
Secara garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill meraupakan
kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus, namun
dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat
dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk
mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan
terkadang uang.
Skill ini sendiri terbagi menjadi dua yakni konseptual skill dan technical skill.
Konseptiual skill merupakan kemampuan dalam mengolah informasi ataupun pengetahuan,
sedangkan technical skill merupakan keterampilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan
tugas tugas.
Penilaian kualitas kerja berdsarklan skill ini dapat dilihat dari waktu yang diperlukan
seorang dokter atau dokter gigi dalam menyelesaikan tugas tugasnya, misalnya : seorang
dokter gigi yang mampu melakukan perawatan kepada pasien dalam waktu yang lebih
singkat dan dengan hasil yang memuaskan menunjukkan bahwa dokter gigitersebut
mempunyai skill yang cukup tinggi di bidang perawatan terhadap pasien. Tinggi rendahnya
skil ini jug dapat dilihat dari masa kerja dokter gigi tersebut karena sokter gigi yang memliki
masa kerja dalam menangani pasien lebih lama kemungkinan memilki skill yang lebih bagus
daripda dokter gigi yang masa kerjanya lebih pendek karena dokter tersebut telah terlatih
kemampuannya dalam menagani pasien.
Ability
Pengertian ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis besar yakni ability of
intellectual dan ability of physic. Ability of intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan
kemampuan nerpikir, nlar, dan memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan
ataupun stamina yang dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas
yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari kemampuan
yang dimilliki.

Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman,
berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan
bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengankebenaran, yaitu
kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Tingggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes
wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di
bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal soal dengan cara member
jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan seseorang
memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga lebih banyak.

Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga memungkinkan seseorang
tersebut memiliki knowledge yang lebih banyak.
2.4 Hambatan dari Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Permasalah dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup
banyak. SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan
yang dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
a. Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi
kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
b. Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan
belum didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
c. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan
pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
d. Daya pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan sanksi
belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya Manusia
Kesehatan kesehatan masih terbatas.
e. Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya
Manusia Kesehatan masih kurang.
Selain permasalah diatas, berbagai permasalahn umum dalam Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Indonesia antara lain
a. Lemahnya kebijakan tentang Sumber Daya Manusia Kesehatandan implementasinya.
b. Kurangnya kuantitas dan kualitas v
c. Rendahnya mutu dan jumlah pendidikan dan pelatihan untuk Sumber Daya Manusia
Kesehatan
d. Kuranmgnya akses terhadap sumber pengetahuan dan infornasi
e. Rendahnya motivasi kerja
f. Lemahnya pembinanaan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan
Adanya sanksi yang kurang tegas dari atasan.
2.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Perencanaan tidak terkepas dari aktivitas individu maupun organisasi. Pada organisasi
yang berskala besar maupun kecil, perencanaan merupakan hasil dari pengembangan
organisasi tersebut. Semakin besar suatu organisasi, maka semakin kompleks pula tugas
perencanaan yang harus dilakukan. Dalam perencanaan, kita dituntut untuk mennetukan
tindakan masa depan yang tepat dengan menyediakan alternative pilihan melalui suatu
proses. Setidaknya kita sudah memilki gambran arah pengembangan atau target organisasi
yang kita ikuti. Setelah itu kita tentukan pilihan tindakan yang akan kita lakukan dengan
menyediakan rasional dari masing masing pilihan tersebut.
Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perencanaan aktivitas
Merupakan perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka kerja
yang bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b. Perencanaan Alokatif

a)
b)
c)
d)
e)

Merupakan perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang


bagaiman seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan alokatif sangat sering dipakai
di bidang kesehatan. Komponen terpenting dari perencanaan alokatif tersebut ialah
Kemana kita akan pergi ? ( tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan )
Dengan apa ? ( sumber daya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan Sumber Daya
Manusia Kesehatan )
Bagaimana ? ( implementasinya sesuai dan efisien )
Kapan? ( kapan pengembangan kesehatan dimulai dan kapan tercipta Sumber Daya Manusia
Kesehatan yang berkualitas
Tingkat formalisasi dari proses ( jelas, sistematis, dan sesuai metode ) dari proses.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan:
1. Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditujukan
untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang orang yang memberikan
pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, manajemen, serta tenaga dukungan
seperti bagian keuangan, sopir ambulance, dsb.
2. Secara garis besar perbedaan kualitas kerja antara lulusan S1 dan D3 dapat tergambarkan
melalui table perbedaan dibawah ini
Tabel Perbedaan
Lulusan Diploma 3
Lulusan Strata 1
Lebih banyak mempelajari skill
Lebih
banyak
mempelarai
kerja di bidang kesehatan .
pengetahuan

pengetahuan
Teori yang biberikan hanya 40 % di bidang kesehatan
Teori yang diberikan lebih banyak
sedangkan
untuk
juga
praktikum 60 %
yakni 60 % dan praktikum hanya
Banyak pengenalan pengenalan 40 %
Mempelajaripengenalan ilmu ilmu
imu ilmu dasar tentang kesehatan
di bidang akademik yang tidak dasar di bidang kesehatan
diajarkan
Lebih banyak dilatih ketrempilan
Lebih diarahkan ke bidang riset
mejadi praktisi sehingga lulusan dan disiapkan untuk melanjutkan
D3 ini diharapkan siap kerja ke bidang yang lebih tinggi
karena seudah memiliki keahlian
sampai
jenjang
akademis
doctor dilatih untuk untuk
menjadi akademisi, ahli, dll.

Pembekalan praktik lebih banyak

Mendapatkan pendalaman teori


yang
kuat
dan
memilikin
kemampuan anal;isis mendalam

sehingga cara berpikir


sistematis serta lebih kritis

lebih

Orientasi lebih ke manajemen


Oriantasi lebih ke manajemen pengembangan dan perencanaan
penanganan
pasien
yang kesehatan.
membutuhkan keterampilan

3. Aspek penilaian dilihat dari segi attitude, skill, ability dan knowledge
Attitude
Attitude merupakan sikap, tingkah lau atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Attitude ini sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari hari . seseorang yang bersikap sopan santun belum tentu memiliki attitude
yang bagus, sebaliknya seseoramng yang memilki attitude yang tinggi belum tentu juga
memilki sopan santun. Sehingga diperlukan keseimbnagan antara attitude dan sopan santun
agar setiap manusai bisa menjadi manusia yang bermoral baik.

Skill
Secara garis besar skill ini sama dengan keahlian. Namun secara teoritis skill meraupakan
kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus, namun
dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat
dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk
mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi, waktu dan
terkadang uang.
Ability
Pengertian ability sama dengan kemampuan yakni kecakapan atau potensi seseorang
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaa. Dengan kata lain ability ini merupakan suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Sama halnya dengan skill ability ini juga dibagi menjadi secara garis besar yakni ability of
intellectual dan ability of physic. Ability of intelektuan atau kemapuan intelektual merupakan
kemampuan nerpikir, nlar, dan memecahakan masalah. Ability of physic merupakan kekuatan
ataupun stamina yang dimiliki seseorang dlam menyelesaikan tugas.
Penilaian yang ditinjau darti aspek ability dapat dilihat dari penyelesain terhadap tugas
yang diberikan dan hasil dari penyelesaian tugasnya merupakan tolak ukur dari kemampuan
yang dimilliki.
Knowledge
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman,
berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan
bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengankebenaran, yaitu

4.

a.
b.
c.

d.

kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada
objek. Tingggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seseoarang dapat dinilai melalui tes
wawancara tentang kesehatan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang dimilki di
bidang kesehatan. Bisa juga dengan cara memberikan soal soal dengan cara member
jawaban yang paling benar. Masa kerja yang lebih lama juga memungkinkan seseorang
memilki ilmu yang lebih bnyak karena informasi yang diperoleh juga lebih banyak.
Seseorang yang sering mengikuti berbagasi macm seminar juga memungkinkan seseorang
tersebut memiliki knowledge yang lebih banyak
Permasalah dibidang pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini cukup
banyak. SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan yang
dihadapi saat ini dan kedepan yaitu :
Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan belum dapat memenuhi
kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pemangunan kesehatan.
Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia Kesehatan masih lemah dan
belum didukung system informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memadai.
Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Kualitas hasil pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatandan
pelatihan kesehatan pada umumnya masih belum memamadai.
Daya pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, pemertaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, system penghargaan dan sanksi
belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung S Sumber Daya Manusia
Kesehatan kesehatan masih terbatas.
Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatandan dukungan Sumber Daya
Manusia Kesehatan masih kurang.

5. Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green. A 1999 terbagi menjadi dua yaitu :
a. Perencanaan aktivitas
Merupakan perencanaan yang berhubugan denganpengaturan jadwal dan kerangka
kerja yang bisa dimonitor untuk implementasi sebelum aktivitas dilakukan.
b. Perencanaan Alokatif
Merupakan perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang
bagaiman seharusnya sumber daya dialokasikan. Perenacanaan alokatif sangat sering dipakai
di bidang kesehatan
3.2 Saran
Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan
pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan kekuatan dan kelemahannya. Metode
penyusunan
rencana
kebutuhan
SDM
kesehatan
harus
mempertimbangkanskill,ability,knowledge,attitude dari petugas kesehatan dalam upaya
pelayanan kesehatan yangbermutu dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed.6. Bumi Aksara : Jakarta
2. Kurniati, Ana dan Ferry Effendi. 2012 . Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Salemba
Medika : Jakarta Selatan
Astiena, dr. Adila Kasni, MARS . 2009 . Materi Kuliah Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai